Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Ke-3

MK.Dietetika Penyakit Infeksi


dan Defisiensi Gizi

Tanggal
: 25 November 2015
Tempat: Lab.Kulinari dan
Dietetik 1

TATALAKSANA DIET RENDAH SISA I PADA PASIEN DIARE


DENGAN DEHIDRASI BERAT

Oleh:
Kelompok 11C
Annisa Dwi Wahyuni
Bernadette Victoria

I14130037
I14130120

Asisten Praktikum:
Wiwi Febriani, S.Gz
Dini Kurnianingsih
Koordinator Mata Kuliah:
Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PENDAHULUAN
Diare merupakan kondisi terjadinya frekuensi defekasi yang berlebih
(lebih dari 3 kali sehari) serta adanya perubahan jumlah dan konsistensi feses
yang cair (Baughman dan Hackley 2000). Diare dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, keracunan makanan, infeksi kuman atau mikroorganisme lain, maupun
bakteri atau amuba (parasit). Hal lain yang dapat menyebabkan diare antara lain
mengonsumsi makanan atau minuman tertentu yang tidak cocok bagi usus, alergi
terhadap makanan atau minuman tertentu, efek samping obat-obatan, adanya
penyakit usus, atau pun malabsorpsi (Wirawan 2013).
Diare dapat dibedakan menjadi dua macam, diare akut dan diare kronis.
Diare akut disebabkan oleh infeksi atau keracunan makanan atau pun kelainan
usus. Pemeriksaan fisis pada diare akut menunjukkan adanya kekurangan cairan
(dehidrasi) disertai takikardia dan hipotensi postural sehingga membutuhkan
cairan intravena. Diare kronis merupakan diare yang sebagian besar disebabkan
oleh infeksi, biasanya dapat sembuh dalam 2-3 minggu. Pemeriksaan fisis pada
diare kronis antara lain adanya penurunan berat badan, perubahan kuku
(koilonikia, leukonikia), lidah dan mulut didapatkan glossitis, keilitis, ulkus, dan
memar (Davey 2005).
Salah satu penyebab diare pada anak adalah rotavirus, yang sering
menyebabkan muntah dan keluarnya diare cair yang cukup banyak sehingga
menyebabkan anak berpotensi terkena dehidrasi (Wirawan 2013). Dehidrasi
terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dari pada yang diperoleh.
Keadaan tersebut dapat timbul pada penyakit diare yang berat atau pun penyakit
berat lainnya. Dehidrasi berat dapat menyebabkan denyut nadi cepat dan lemah.
Tanda-tanda dehidrasi berat antara lain mata cekung dan tidak ada air mata, urin
sedikit dan berwarna kuning gelap, mulut kering, serta kelenturan kulit
menghilang (Werner et al. 2010).
Jenis dehidrasi menggambarkan kehilangan cairan dan elektrolit
berdasarkan pada kadar natrium serum atau osmolalitas plasma. Dehidrasi
hipotonik atau hiponatremik terjadi bila kadar natrium serum kurang dari 130
mEq/L, dehidrasi isotonik atau isonatremik terjadi bila kadar natrium serum 130150 mEq/L, dan dehidrasi hipertonik atau hipernatremik bila kadar natrium serum
lebih dari 150 mEq/L. Dehidrasi hiponatremik menyebabkan hasil akhir
penurunan volume ekstraseluler berat yang secara klinis tampak sebagai dehidrasi
berat yang mengakibatkan kegagalan sirkulasi. Pemeriksaan laboratorium dapat
bermanfaat untuk mengevaluasi sifat dan beratnya dehidrasi. Peningkatan kadar
hemoglobin, hematokrit dan protein plasma dapat menjadi perkiraan beratnya
dehidrasi dan monitor respon rehidrasi (Behrman et al. 2000). Patofisiologi
penyakit Os tersaji pada Gambar 1.

Pola makan salah:


Konsumsi jajanan
di pinggir jalan

Tanda dan gejala:


-BAB cair, frekuensi
lebih dari 20 kali
-Tinja cair dan bau
anyir
-Perut mulas (kolik)
-Terdapat
bakteri
Vibrio cholera
di
feses

Diare

Hipoglikemia

Tanda dan gejala:


-Lemah
-Mata cekung
-Turgor
-Tonus lemah
-Tidak BAK
-Bibir dan mulut
kering
-Menangis
tetapi
tidak keluar air mata
-Takikardia

Dehidrasi

Hiponatremia

Hematokrit tinggi

Sumber: Davey (2005)


Gambar 1 Patofisiologi penyakit diare dengan dehidrasi berat

TATALAKSANA DIET RENDAH SISA I PADA PASIEN DIARE


DENGAN DEHIDRASI BERAT

NRM
Nama
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Tanggal Kasus
Diagnosis Medis

: 003001
: An. F
: Perempuan
: N/A
: 18 November 2015
: Diare dengan dehidrasi berat e.c.cholera
Asesmen Gizi

Antropometri
BB
: 23 kg (BBI : 23 kg)
TB
: 121 cm

Lingkar Lengan Atas : N/A cm


Tinggi Lutut
: N/A cm

Biokimia

Parameter
Hemoglobin (Hb)
Hematokrit (Hct)
Glukosa
Natrium
Kalium

Tabel 1 Hasil pemeriksaan biokimia Os


Hasil
Nilai Rujukan
Interpretasi
13 g/dL
12-15 g/dL
Normal
55%
40-48%
Tinggi
70 g/dL
110 g/dL
Rendah
110 mg/dL
135-147 mg/dL
Rendah
3.5 mg/dL
3.5-5 mg/dL
Normal

Klinis dan Fisik


Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis dan fisik Os
Parameter
Hasil
Nilai Rujukan
Interpretasi
Pemeriksaan Klinis
Suhu
360C
36-370C
Normal
Respiratory rate
25 x/menit
16-18 x/menit
Tinggi
Denyut nadi
130 x /menit
60-80 x /menit
Tinggi
Pemeriksaan Fisik
Frekuensi lebih dari
BAB
20 kali.
Tinja
cair, bau
anyir, dan seperti air
cucian beras.
Cekung
Mata
Menangis
tetapi
tidak keluar air
mata.

Parameter
Bibir dan mulut
Abdominal
Mual dan muntah

Hasil
Kering
Mulas
(-)

Nilai Rujukan

Interpretasi

Riwayat Gizi
Os tidak suka mengonsumsi sayur dan buah serta sering mengonsumsi
jajanan di pinggir jalan. Tabel asupan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Os
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Asupan SMRS Os
Zat Gizi
Kebutuhan
SMRS
% SMRS
Energi (kkal)
2153
777
36.1
Protein (g)
80.7
25.1
31.1
Lemak (g)
59.8
19.0
31.8
Karbohidrat (g)
322.9
81.1
25.1
Tabel 3 menunjukkan bahwa asupan energi, protein, lemak, dan
karbohidrat Os sangat rendah yaitu di bawah 70% dari persen SMRS. Menurut
WNPG (2004), persentase asupan zat gizi makro dapat dikatakan baik jika
berkisar antara 80-110%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa asupan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat Os tergolong defisit.
Riwayat Personal
Riwayat Penyakit

: N/A

Diagnosa Gizi
Domain Intake :
NI 2.1 Makanan melalui oral tidak adekuat berkaitan dengan diare dan
dehidrasi berat ditandai oleh tinja seperti air cucian beras, berbau anyir, perut
mulas, tidak mual dan muntah, sangat lemah, mata cekung, turgor, tonus lemah,
tidak buang air kecil sejak diare, bibir, mulut kering serta menangis tetapi tidak
keluar air mata.
Domain Clinis :
NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (natrium dan glukosa)
berkaitan dengan dehidrasi dan diare ditandai oleh nilai natrium yang rendah (110
mmol/L) dan glukosa yang rendah (70 g/dL).
Domain Behaviour :
NB 1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurang
terpaparnya informasi mengenai gizi ditandai oleh konsumsi makanan yang tidak
seimbang dan kebiasaan makan makanan di pinggir jalan.
Perkiraan Kebutuhan Gizi
AMB

= BB ideal x kebutuhan energi berdasarkan AKG sesuai umur

= 23 x 60 = 1380
Kebutuhan Energi

= AMB x FA x FS
= 1380 x 1.2 x 1.3 = 2153 kkal
= (1938 - 2368) kkal

Toleransi 10%
Kebutuhan Protein

= (15% AKE) / 4
= (15% x 2153 kkal) / 4
= 80.7 g
= (72.6 - 88.8) g

Toleransi 10%
Kebutuhan Lemak

= (25% AKE) / 9
= (25% x 2153 kkal) / 9
= 59.8 g
= (53.8 - 65.8) g

Toleransi 10%
Kebutuhan Karbohidrat
Toleransi 10%

= (60% AKE) / 4
= (60% x 2153 kkal) / 4
= 322.9 g
= (290.6 355.2) g
Intervensi Gizi

Tujuan
Tujuan pemberian diet rendah sisa I pada kasus, yaitu untuk:
1. Meningkatkan asupan cairan dengan cara pemberian makanan
berkonsistensi lunak dan rendah serat yang diberikan secara bertahap
dimulai dari 70% dari kebutuhan energi.
2. Mencegah hiponatremia dan hipoglikemia.
3. Memberikan edukasi mengenai pedoman gizi seimbang dan konsumsi
makanan yang memiliki sanitasi baik.
Implementasi
Diberikan diet rendah sisa I sebesar 2153 kkal yang diberikan secara
bertahap mulai dari 70% kebutuhan energi harian Os yaitu 1500 kkal energi, 56.2
g protein, 42.7 g lemak, dan 225 g karbohidrat. Diet diberikan dalam bentuk
makanan saring dan lunak dengan frekuensi tiga kali makanan utama dan dua kali
makanan selingan melalui jalur peroral.

Golongan
Makanan pokok
Pangan hewani
Pangan nabati
Sayur
Buah

SP
1.4
4.2
1.8
2.3
3.0

Tabel 4 Distribusi menu sehari


Pagi
Selingan 1 Siang
0.5
0.3
0.25
1.0
0.0
2.0
0.0
0.0
0.3
2.0
0.0
0.2
1.0
0.0
1.0

Selingan 2
0.1
0.2
1.0
0.0
0.0

Malam
0.25
1.0
0.5
0.1
2.0

Golongan
Gula
Minyak

SP
7.0
2.6

Pagi
3.0
0.0

Selingan 1
1.0
1.0

Siang
1.0
1.0

Selingan 2
0.0
0.5

Malam
2.0
0.1

Susunan menu dalam sehari


Tabel 5 Susunan menu sehari berdasarkan DBMP
Ukuran
Waktu
makan

Nama
menu

Oatmea
l
Makan
pagi
(27.17%
)

Telur
rebus
Sari
wortel

Bahan
makanan

Bera
t (g)

URT

Havermou
t

24.5

3 sdm

88

2.0

0.0

20.0

Gula pasir

13

1 sdm

50

0.0

0.0

12.0

25

bh

25

0.0

0.0

6.0

55

1 btr

75

7.0

5.0

0.0

Wortel

200

1 bj

50

0.0

0.0

10.0

Gula pasir

26

2 sdm

100

0.0

0.0

24.0

388

9.0

5.0

72.0

Pisang
ambon
Telur
ayam

SUBTOTAL
Selingan
1
(11.06%
)

Roti
bakar

Makan
siang
(24.09%
)
Bening
bayam
Sari
jeruk
SUBTOTAL

KH
(g)

Roti

23

1 ptg

58

1.3

0.0

13.3

Margarin

1 sdt

50

0.0

0.0

5.0

Meses

13

1 sdm

50

0.0

0.0

12.0

158

1.3

5.0

25.3

SUBTOTAL

Bubur
ayam

Kandungan Gizi
E
P
L
(kkal
(g) (g)
)

Beras

100

gls

44

1.0

0.0

10.0

Ayam

40

1 ptg

50

7.0

2.0

0.0

Tahu

30

ptg

20

1.4

0.8

1.9

Telur
puyuh

55

4 bh

75

7.0

5.0

0.0

Minyak

1 sdt

50

0.0

5.0

0.0

Bayam

20

1/5 gls

0.2

0.0

1.0

Jeruk

110

2 bh

50

0.0

0.0

12.0

Gula pasir

13

1sdm

50

0.0

0.0

12.0

344

16.
6

12.
8

36.9

Serat
(g)
0.85
9
0.00
0
0.22
5
0.00
0
0.00
0
0.00
0
1.08
4
0.23
3
0.00
0
0.00
0
0.23
3
0.06
3
0.00
0
0.15
1
0.00
0
0.00
0
0.65
3
0.00
0
0.00
0
0.86
7

Ukuran
Waktu
makan

Selingan
2
(8.96%)

Nama
menu

Bahan
makanan

Bera
t (g)

URT

Tahu

110

1
bj
75
bsr

5.0

3.0

7.0

KH
(g)

Ayam

1/5 ptg

10

1.4

0.4

0.0

Minyak

2.5

sdt

25

0.0

2.5

0.0

Terigu

1/10
sdm

18

0.4

0.0

4.0

128

6.8

5.9

11.0

Tahu isi

SUBTOTAL
Apel

170

2 bh

100

0.0

0.0

24.0

Gula pasir

25

2 sdm

100

0.0

0.0

24.0

Bubur

Beras

25

gls

44

1.0

0.0

10.0

Telur
rebus
Pepes
tahu

Telur
ayam

55

1 btr

75

7.0

5.0

0.0

Tahu

55

bj

38

2.5

1.5

3.5

Tauge

10

1/10
gls

0.1

0.0

0.5

Minyak

1 sdm

50

0.0

Sari
apel
Makan
malam
(28.72%
)

Kandungan Gizi
E
P
L
(kkal
(g) (g)
)

Tumis
tauge
SUBTOTAL

410

TOTAL

1428

10.
6
44.
3

10.
0
16.
5
45.
2

0.0
62.0
207.
2

Serat
(g)
0.55
5
0.00
0
0.00
0
0.07
5
0.63
0
0.00
0
0.00
0
0.06
3
0.00
0
0.27
7
0.60
5
0.00
0
0.94
5
3.75
9

Berdasarkan Tabel 5, diet Os sehari mengandung energi sebesar 1428 kkal,


protein 44.3 g, lemak 45.2 g, karbohidrat 207.2 g, dan serat 3.759 g. Menu makan
pagi memenuhi 27.17% dari kebutuhan energi total sehari, sedangkan menu
makan selingan 1, makan siang, selingan 2, dan makan malam berturut-turut
memenuhi 11.06%, 24.09%, 8.96%, dan 28.72%.
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring
Monitoring Biokimia
Pemeriksaan biokimia Os menunjukkan hasil kadar natrium dan glukosa
yang rendah serta hematokrit yang tinggi. Monitoring biokimia dilakukan untuk
menaikkan kadar natrium dan glukosa serta menurunkan hematokrit.
Monitoring Klinis dan Fisik

Pemeriksaan klinis dan fisik menunjukkan bahwa Os mengalami


takikardia dan laju pernapasan yang tinggi serta adanya turgor, mata cekung, dan
tonus lemah. Monitoring terkait gejala klinis dan fisik perlu dipantau agar dapat
menormalkan denyut nadi, laju pernapasan, turgor dan tonus, serta menormalkan
bentuk mata Os yang cekung akibat dehidrasi.
Monitoring Asupan
Monitoring asupan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian Os
dan membuat Os tidak mengalami diare dan dehidrasi.
Monitoring Perilaku
Os merupakan anak yang gemar makan makanan di pinggir jalan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan monitoring perilaku untuk memantau ketaatan Os
terhadap diet yang diberikan.
Evaluasi
Evaluasi menu makanan sehari untuk Os sudah cukup baik. Akan tetapi,
tekstur oatmeal pisang pada menu sarapan kurang encer dan kurang cocok jika
dipadukan dengan telur rebus, namun dari segi rasa sudah enak. Sari wortel yang
dibuat pada menu sarapan sebaiknya dipadukan dengan bahan makanan lain agar
tidak bau anyir serta dilakukan blanching terlebih dahulu untuk meningkatkan
bioavailabilitas di dalam tubuh. Menu makan siang dan selingan sudah baik dari
segi rasa, tekstur maupun porsi. Sedangkan, untuk menu makan malam, bubur
beras yang dibuat kurang air atau terlalu kental, rasa pepes tahu terlalu asin, dan
tampilan keseluruhan warna menu kurang menarik, namun dari segi rasa sudah
enak, dan porsi serta tekstur makanan sudah tepat. Berikut adalah Tabel 6 susunan
menu sehari berdasarkan DKBM.
Tabel 6 Susunan menu sehari berdasarkan DKBM
Waktu
makan

Menu
Makana
n

Oatmeal
Pagi
Sari
wortel
Telur
rebus

Bahan
Pangan

Ukuran
Bera
URT
t (g)

Havermou
t

24

3 sdm

Gula pasir

39

3 sdm

Pisang
ambon

30

bh

Wortel

200

2 gls

Telur
Ayam

48

1 btr

SUBTOTAL
Selinga
n1

Roti
bakar

Roti

23

Margarin

1 ptg
sdg
1 sdt

Kandungan Zat Gizi


P
L
KH Serat
(g)
(g)
(g)
(g)
34.
0.85
88
1.8 16.4
1
9
0.00
142 0.0 0.0 36.7
0
0.22
22 0.3 0.0
5.8
5
0.00
74 2.1 0.5 16.4
0
0.00
70 5.3 5.0
0.3
0
41.
1.08
396
7.3 75.6
8
4
0.23
58 1.8 0.3 11.5
3
36 0.0 4.0
0.0 0.00

E
(kkal)

Waktu
makan

Menu
Makana
n

Bahan
Pangan
Meses

Ukuran
Bera
URT
t (g)
13

1 sdm

Beras

25

gls

Ayam

40

1 ptg

Tahu

30

ptg

Telur
Puyuh

55

4 bh

Minyak

1 sdt

Bayam

20

1/5
gls

Jeruk

55

2 bh

Gula

13

1 sdm

SUBTOTAL

Bubur
ayam
Siang
Bening
bayam
Sari
jeruk

SUBTOTAL

Selinga
n2

1 bj
bsr
1/5
ptg

Tahu

117

Ayam

14

Minyak

2.5

sdt

Terigu

1/10
sdm

Apel

136

2 bh

Gula pasir

26

2 sdm

Bubur

Beras

25

gls

Telur
rebus
Pepes
tahu

Telur
ayam

55

1 btr

Tahu

55

Tauge

25

Minyak

Tahu Isi

SUBTOTAL
Sari apel
Malam

Tumis
Tauge

SUBTOTAL

bj
bsr
1/10
gls
1 sdt

Kandungan Zat Gizi


E
P
L
KH Serat
(kkal) (g)
(g)
(g)
(g)
0
0.00
47 0.0 0.0 12.0
0
0.23
141 1.8 4.3 23.5
3
0.06
44 0.5 0.0 10.2
3
0.00
70 4.2 5.8
0.0
0
0.15
20 2.3 1.4
0.5
1
0.00
63 4.7 4.5
0.3
0
0.00
45 0.0 5.0
0.0
0
0.65
5 0.2 0.1
1.0
3
0.00
25 0.0 0.0 12.0
0
0.00
47 0.5 0.1
6.2
0
12. 16.
0.86
319
36.9
4
9
7
0.55
80 9.1 5.4
1.9
5
0.00
24 1.5 2.0
0.0
0
0.00
23 0.0 2.5
0.0
0
0.07
18 0.4 0.1
4.0
5
0.63
145
11
10
5.9
0
0.00
70 0.4 0.5 17.8
0
0.00
95 0.0 0.0 24.0
0
0.06
44 0.5 0.0 10.0
3
0.00
80 6.0 5.7
0.3
0
0.27
37 4.3 2.5
0.9
7
0.60
6 0.7 0.1 44.5
5
0.00
45 0.0 5.0
0.9
0
13.
0.94
377 11.9
98.4
8
5

Waktu
makan

Menu
Makana
n

Bahan
Pangan

Ukuran
Bera
URT
t (g)

TOTAL

Kandungan Zat Gizi


E
P
L
KH Serat
(kkal) (g)
(g)
(g)
(g)
78. 52. 240. 3.75
1378
9
3
3
9

Berdasarkan Tabel 6, tingkat ketersediaan zat gizi dapat dihitung dengan


cara membandingkan kandungan zat gizi yang tersedia pada diet yang disajikan
dengan kebutuhan zat gizi Os. Berikut merupakan grafik tingkat ketersediaan
energi, lemak, protein, dan karbohidrat pada Os.
100
90
80
70
60
50
Pe rse ntase
40
30
20
10
0
Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kandungan Gizi

Gambar
2 Grafik persentase tingkat ketersedian zat gizi
Grafik persentase ketersediaan antara penyajian dengan kebutuhan Os
pada Gambar 2 menunjukkan bahwa persentase ketersediaan zat gizi energi,
protein, lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar 64.0%, 97.7%, 87.5%, dan
74.4%. Menurut WNPG (2004), persentase asupan zat gizi makro dapat dikatakan
baik jika berkisar antara 80-110%. Zat gizi yang sudah sesuai dengan rentang
persentase adalah protein dan lemak. Sedangkan, persentase ketersediaan energi
dan karbohidrat masih berada di bawah rentang ketersediaan baik. Intervensi yang
diberikan memang belum dapat memenuhi 100% kebutuhan pasien, karena pada
kasus diare dengan dehidrasi berat tidak memungkinkan pasien untuk
mengonsumsi makanan saring dalam jumlah yang banyak sesuai dengan tingkat
kebutuhannya. Makanan diberikan secara bertahap sampai memenuhi kebutuhan
100% dari makanan saring sampai makanan biasa. Perbandingan persentase zat
gizi antara perencanaan (DBMP) dan penyajian (DKBM) disajikan pada Gambar
3 berikut.

100
90
80
70
60
Persentase 50
40
30
20
10
0

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Serat

Kandungan Gizi
DBMP

DKBM

Gambar 3 Grafik perbandingan zat gizi DBMP dan DKBM


Perbandingan persentase kandungan gizi diperoleh dengan cara
membandingkan kandungan gizi pada DBMP dan DKBM dengan kandungan gizi
berdasarkan kebutuhkan Os sehari. Gambar 3 menunjukkan bahwa kandungan
protein, lemak, dan karbohidrat mengalami kenaikan, sedangkan kandungan
energi mengalami penurunan, yang semula 66.3% menjadi 64.0%. Perbedaan ini
dikarenakan adanya perubahan berat bahan pangan yang direncanakan dengan
yang disajikan dan mayoritas berat bahan pangan yang digunakan saat pengolahan
mengalami kenaikan berat.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Os didiagnosis mengalami diare dengan dehidrasi berat. Kebutuhan energi,
lemak, protein, dan karbohidrat Os berturut-turut adalah 2153 kkal, 80.7 g, 59.8 g,
dan 322.9 g. Jenis diet yang diberikan pada Os adalah diet rendah sisa I makanan
saring dan lunak dengan tujuan meminimalisir kandungan serat pada makanan
sehingga tidak memberatkan kerja usus Os dan membantu memperbaiki keadaan
Os. Kandungan zat gizi pada diet Os yaitu energi sebesar 1500 kkal, protein 56.2
g, lemak 42.7 g dan karbohidrat 225 g. Tingkat ketersediaan protein dan lemak
dalam diet yang disajikan sudah mencukupi kebutuhan Os, sedangkan energi dan
karbohidrat masih berada di bawah kebutuhan Os. Makanan diberikan dalam
bentuk makanan saring dan lunak dengan frekuensi tiga kali makanan utama dan
dua kali makanan selingan melalui jalur peroral.

Saran
Praktikum berikutnya sebaiknya lebih diperhatikan lagi mengenai
pemilihan bahan makanan, rasa dan tampilan menu, serta variasi menu sehari
yang akan disajikan.

DAFTAR PUSTAKA
Baughman DC, Hackley JC. 2000. Keperawatan Medical-Bedah: Buku Saku
Untuk Brunner dan Suddarth. Asih Y, penerjemah. Jakarta(ID): EGC.
Terjemahan dari: Handbook for Brunner and Suddarths Textbook of
Medical-Surgical Nursing.
Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson
Vol.1. Wahab AS,penerjemah. Jakarta(ID): EGC. Terjemahan dari: Nelson
Textbook of Pediatrics.
Davey P. 2005. At a Glance Medicine. Rahmalia A dan Novianty C, penerjemah.
Jakarta(ID): Erlangga. Terjemahan dari: Medicine at A Glance.
Werner D, Thuman C, Maxwell J. 2010. Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada
Dokter. Yogyakarta(ID): ANDI Yogyakarta.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2004. Jakarta(ID): Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Wirawan IMC. 2013. Kata Dokter. Jakarta(ID): PandaMedia.

LAMPIRAN

Gambar 4 Menu makan pagi

Gambar 5 Menu makan siang

Gambar 6 Menu makan malam

Gambar 7 Menu selingan 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai