PERCOBAAN II
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
OLEH :
NAMA
NIM
: F1F1 13 061
KELAS
:B
ASISTEN
: SARIPUDDIN, S.Si
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar asam salisilat
secara spektrofotometri UV.
B. Landasan Teori
Spektrofotometri adalah cabang analisis instrumental yang mencakup
seluruh metoda pengukuran berdasarkan interaksi antara suatu spektrum sinar
(Radiasi Elektro Magnetik/REM) dengan larutan molekul
atau atom.
j. Sendok tanduk
k. Spektrofotometer UV-Vis
l. Tabung reaksi
m. Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a) Asam salisilat
b) Aquades
c) Kloroform
d) Sampel obat yang mengandung asam salisilat
e) Tissue
3. Uraian bahan
1. Akuades (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi
: Aqua Destillata
Nama Lain
: Air Suling
RM/BM
: H2O/18,00
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai pelarut
2. Kloroform (Ditjen POM, 1979 : 151)
Nama Resmi
: Chloroformum
Nama Lain
: Kloroform
RM/BM
: CHCl3/119,38
Pemerian
: Cairan mudah menguap; tidak berwarna, bau khas;
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan Induk
Asam Salisilat
Digojog
Diambil 100 l
Larutan standar
Ditentukan kadarnya
E. Hasil Pengamatan
1. Grafik Panjang Gelombang
Smooth: 0
ABS
Deri.: 0
0.19
0.18
0.17
0.16
0.15
0.14
0.13
0.12
0.11
0.10
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
nm
350
3 .0
2 .5
2 .0
1 .5
1 .0
0 .5
0 .0
ppm
0 .0
0 .1
0 .2
0 .3
0 .4
0 .5
0 .6
0 .7
0 .8
0 .9
1 .0
1 .1
S td . C a l. P a ra m e te rs
K 1:
6 .1 3 1 9
K 0:
0 .5 7 4 2
R :
0 .4 7 3 3
R 2:
0 .2 2 4 0
Absorbansi
0.002
0.0145
-0.0048
0.8
0.9
1
-0.016
0.0387
0.0561
4. Kurva Baku
0.8
1.2
Konsentrasi (ppm)
Konsentrasi
(ppm)
6.3854
7.1843
7.8313
Absorbansi
0.9477
1.078
1.1835
x
=32,17
Jadi, dapat diketahui kadar asam salisilat pada sediaan yang masing-masing
mengandung asam salisilat secara berturut-turut adalah 25,7 mg/ml, 29,28 mg/ml,
dan 32,17 mg/ml.
F. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan metode yang dilakukan dengan menggunakan
alat spektrofotometri yang didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultra
violet (UV) dan sinar tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis
dengan metode ini jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah
tampak. Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan
kromofor, sedangkan untuk melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak,
senyawa harus memiliki warna.
Pada percobaan ini sampel yang akan ditentukan konsentrasinya adalah
asetosal dengan menggunakan alat spektronik 20 D dengan panjang gelombang yang
berbeda yaitu 214 nm. Prinsip dari alat ini yaitu didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube.
Langkah awal yaitu sebanyak 0,1 gram tiap sampel dilarutkan dengan
menggunakan kloroform. Tujuan digunakannya kloroform yaitu karena sampel yang
digunakan merupakan senyawa semipolar sehingga kelarutannya akan lebih baik jika
dilarutkan dengan pelarut semipolar juga, sesuai prinsip like dissolve like. Kloroform
merupakan salah satu pelarut semipolar yang sering digunakan selain alkohol. Setelah
dilarutkan, larutan baku yang telah selesai dikerjakan kemudian diencerkan lagi
dengan kloroform dalam labu takar hingga 100 mL. Tujuan pengenceran ini adalah
agar konsentrasi sampel tidak terlalu pekat, sehingga absorbansi sampel dapat terbaca
pada alat spektronik. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang,
yaitu 214 nm.
Dengan menggunakan metode spektrofotometri, dapat ditentukan nilai
konsentrasi suatu sampel. Hal ini sesuai dengan hukum Lambert-Beer dimana sampel
yang encer dan disinari cahaya monokromatik, absorbansi berbanding lurus dengan
konsentrasi dan ketebalan sel. Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer
hendaknya berkisar antara 0,2-0,6. Anjuran ini beranggapan bahwa pada kisaran nilai
absorbansi tersebut, kesalahan fotometrik yang terjadi adalah yang paling minimal.
Pada panjang gelombang 214 nm, nilai absorbansi larutan sampel asam
salisilat adalah 0,9477, 1,078, dan 1,1835. Dengan data yang diperoleh ini dan
menggunakan persamaan Lambert-Beer, maka nilai absorptivitas molar () kedua
sampel pada dua panjang gelombang dapat ditentukan.
Penentuan kadar asam salisilat dalam campuran asetosal dan asam salisilat
kemudian dapat ditentukan. Hasil yang diperoleh untuk konsentarasi asam salisilat
sebesar 6,3854, 7,1843, dan 7,8313. Kecilnya nilai konsentrasi yang diperoleh karena
cuplikan yang diambil dari kedua larutan sampel yang digunakan telah diencerkan
terlebih dahulu, sehingga konsentrasinya menjadi kecil.
Penentuan kadar asam salisilat dalam sampel obat kemudian dapat ditentukan.
Hasil yang diperoleh untuk kadar asam salisilat pada absorbansi 0,9477 adalah 25,7
mg/mL, pada nilai absorbansi1,0780 kadar yang diperoleh adalah 29,28 mg/ml dan
pada nilai absorbansi1,1835 kadar yang diperoleh adalah 32,17. Kecilnya nilai
konsentrasi yang diperoleh karena cuplikan yang diambil dari kedua larutan sampel
yang digunakan telah diencerkan terlebih dahulu, sehingga konsentrasinya menjadi
kecil.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
kadar asam salisilat dalam obat yang dianalisis yaitu untuk kadar asam salisilat pada
absorbansi 0,9477 adalah 25,7 mg/mL, pada nilai absorbansi1,0780 kadar yang
diperoleh adalah 29,28 mg/ml dan pada nilai absorbansi1,1835 kadar yang diperoleh
adalah 32,17.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Fatima, I. 2003. Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri
Derivatif. Universitas Islam Indonesia. Logika. Vol. 9, No. 10. Jakarta.
Gunawan, S.G., Rianto S.N., 2009, Farmakologi dan Terapi, Uviversitas Indonesia,
Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.
Henry, A., Suryadi, MT., Arry Y. 2002. Analisis Spekrofotometri Uv-vis pada Obat
Influenza dengan Menggunakan aplikasi Sistem Persamaan Liear. Universitas
Gunadarma. Jakarta.
Khopkar,S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Terjemahan: Saptorahardjo,
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Rohman, A., Rohman. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Cetakan Pertama Penerbit
Pustaka pelajar. Yogyakarta.
Sirait, R.S., 2009, Penerapan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Pada Penetapan
Kadar Nifedipin Dalam Sediaan Tablet, Skripsi, Universitas Sumatera
Utara : Medan.
Sulistyaningrum, S.K., Hanny Nilasari, dan Evita Halim Effendi. 2012. Penggunaan
Asam Salisilat dalam Dermatologi. Artikel Pengembangan Pendidikan
Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). Vol. 62, No. 7. Jakarta.