Anda di halaman 1dari 33

Traumatologi & Kegawatdaruratan Medis

Modul 1
Sesak Nafas
Tutor : dr. Sugiarto ,Sp.PA
Kelompok 9
Ade Faisal
Galuh Kinanti Kusuma Ayu
Haifa Auriana Sagita Putri
Kindi Faruqi
Linda Yulianingsih
Nida Amalia Syahidah
Rifa Imaroh
Risky Agviola
Silvia Aslami
Yudianto

SKENARIO 2

Seorang perempuan usia 4 tahun dibawa ke


puskesmas dengan keluhan sesak napas
penderita terlihat, pucat dan kebiruan. Nadi
teraba cepat dan lemah. Penderita tidak batuk
dan tidak demam

Kata Sulit

Kata Kunci

Perempuan, 4 th

Sesak napas

Terlihat pucat kebiruan

Nadi teraba cepat dan lemah


Tidak batuk dan tidak demam

ANALISA PERMASALAHAN
Anak Perempuan
Usia 4 tahun

Tanda-tanda Shock Hipovolemik

Alergi

SAL PERNAFASAN &


PARU-PARU :
1. Pneumonia
2. TB Paru
3. Bronkiolitis
4. ISPA
5. Bronkhitis
6. Efusi Pleura
7. Flu Burung
8. Pertusis
9. ASTHMA
SALURAN CERNA :
1. Diare

PERMASALAHAN LAIN
Status Gizi : Gizi Buruk

Kongenital Trauma

KELAINAN
JANTUNG :
1. VSD
2. ASD
3. TOF

A.
B.
C.

EMERGENCY SIGNS
PRIORITY SIGNS
NON-URGENT
Periksa Kesadaran

Sesak Nafas, nadi cepat & lemah


, kebiruan
Infeksi &

Mengidentifikasi
kegawatdaruratan ke dalam
Beberapa kategori , yaitu :

Pneumothora
ks
Hydropneum
othorax
Aspirasi
benda asing
Shock

Tidak ada
demam
dan Batuk

LIHAT ! Tanda
Kegawatdaruratan
KONSEP (CAB)

PERTANYAAN
1. Jelaskan etiologi sesak napas dan gejala serta tanda sesak napas karena
trauma atau non trauma!
2. Jelaskan patoanatomi sianosis!
3. Jelaskan patofisiologi dan biokimia sesak napas!
4. Jelaskan tindakan kegawatdaruratan yang harus dilakukan pada pasien
dalam skenario! (tanpa alat dan dengan alat)
5. Jelaskan cara pemberian O2 berdasarkan usia pasien pada skenario!
6. Bagaimana cara menstabilisasi penderita sesak napas yang disebabkan
oleh trauma?
7. Jelaskan cara pemakaian obat-obatan darurat untuk penderita sesak napas!
(dosis anak dan dewasa)
8. Jelaskan tindakan lanjut apabila tindakan awal mengalami kegagalan!
9. Bagaimana cara memberikan resusitasi apabila terjadi kegagalan sirkulasi?
10. Bagaimana syarat-syarat melakukan transportasi dan rujukan bagi
penderita kegawatdaruratan?

Penyebab Teradinya
Sesak Napas
Trauma
Fraktur muskulofasial
Pneumothoraks
Trauma laring
Trauma thoraks
Trauma abdomen

Non-Trauma
Penyakit Infeksi
Asma
Keracunan makanan
Obesitas
Aspirasi benda asing
Penyakit kongenital

Gejala sesak nafas yang dapat


mengancam jiwa

Hipoksia

Hiperkarbia

Bingung

Pernafasan cepat

Gelisah

Sensitif

Pernafasan dangkal

Gangguan mental

Pernafasan tambahan

Pernafasan tercekik

Merasa dada sempit

Sianosis

Berkeringat berlebihan

Takikardi

Sakit kepala

Ngantuk

Sedasi

Vasodilatasi pembuluh darah

Penilaian gangguan pernafasan


dapat di lihat dari

Batuk

Dan penggunaan otot pernafasan tambahan

Adanya penigkatan usaha untuk


bernafas.

Sebab

Tanda dan Gejala

Trauma thoraks

Hipoksia

Gangguan
napas

Nyeri dada, Sesak nafas atau nyeri pada waktu bernapas, Sianosis,
Tanda trauma torak atau jejas pada dadanya.
Sesak napas, Takikardi, Sianosis, Lemah, Lelah, sering menguap,
Sulit berkonsentrasi, Sakit kepala

jalan 1. Akibat tersedak : Kesulitan bernapas yang tiba-tiba disertai batuk,


Intensitas suara yang rendah atau tidak bisa bersuara, Adanya
refleks memegang leher

Keracunan gas

2.

Akibat tenggelam, Sianosis, Takikardi, Pernapasan cepat sampai


apnea, Hipotermi, Edema paru

1.

Keracunan gas CO, Dyspnea, Sakit kepala, Takikardi, Penurunan


kesadaran ,Hipoksia, Sianosis, Lemas
Keracunan Organophosfat, Dyspnea, Batuk, Disertai gejala : Sakit
kepala, Mual, Muntah, Hipersalivasi, Kesadaran menurun

2.

Edema laring

Stridor akibat sumbatan jalan napas, Suara serak (Dysfoni) atau

Pemeriksaaan

Primer (Primary Survey)

Menurut konsensus terbaru American Heart


Association 2010, penanganan dalam Basic Life
Support menjadi D-R-C-A-B.
D-

danger

R-

response (respon)

(bahaya)

C-

(sirkulasi

A-

nafas)

circulation
perdarahan)
airway (jalan
control

B-

breathing

(oksigenasi)

+
+

kontrol
servical

American Heart Association, 2010

Danger Do No Further Harm, jangan membuat


cedera lebih lanjut.

Prinsipnya jangan menambah cedera pada korban. Langkah :

Perkenalkan diri & memakai pelindung diri


Membubarkan kerumunan dan memastikan lokasi
Aktifkan respons emergency panggil ambulan
polisi
Respons
e

1.
2.

aman
(118) atau

Respon panggil : Pak, Pak, bagaimana keadaan Bapak?


Respon sentuh: Lakukan dengan menepuk pundak atau pipi (jika
keadaan memungkinkan), jangan menggoyang-goyangkan bahu jika
curiga terdapat cedera tulang belakang.
3. Respon nyeri : tekan daerah antara kuku jari tangan korban dan
kulitnya, atau tekan daerah sternum (taju pedang) korban dengan jari
tangan.
Penilaian A-V-P-U

Alert (sadar)
Verbal : disorientasi tapi masih ada respon
Painful : memberi respon pada nyeri

Circulation
Bila korban mengalami henti
jantung, segera lakukan RJPOResusitasi Jantung Paru Otak
sebagai pertolongan awal. Jika
ada denyut nadi namun tidak
ada napas, berikan pernapasan
buatan sambil terus mengecek
denyut nadi Carotis.

Menentukan titik tumpuh pijat


jantung:
dengan
menyusuri
tulang
rusuk
paling
bawah
sampai ke ulu hati tambahkan
dua jari di atasnya.

Airway
TANPA BANTUAN ALAT

Head-tilt chin-lift
Tatalaksana Jalan
Napas Jika Tidak Ada
Trauma Leher

Back Blow

Untuk korban tidak


sadar, penilaian
airway dapat
dilakukan dengan
Lihat, Dengar,
Rasakan (Look,
Listen, Feel).
Perbaikan
Airway:
1. Buka jalan
nafas
2. Membersihkan
jalan nafas

Abdominal Thrust

Chest Thrust

manuver jawTatalaksana Jalan


thrust
Napas Jika Ada
Trauma Leher

Finger sweep

DENGAN BANTUAN ALAT

1. Pemasanagan pipa

Pipa Orofaring
2. Penghisapan Benda
Cair (Suctioning)

Suction
3. Membuka jalan nafas
dengan Krikotiroitomi
Krikotiroitomi

Endotracheal
Tube (ETT)

Breathing
Tanpa alat

Dengan alat

Memberikan
pemafasan buatan
dengan alat "ambu
bag" (self inflating
bag). Pada alat
tersebut dapat pula
ditambahkan oksigen.

ambu
bag

TATALAKSANA PEMBERIAN CAIRAN


INFUS PADA ANAK SYOK

Resusitasi cairan : (Kanulasi Intravena Perifer)


Masukkan

larutan ringer laktat /garam normal; pastikan


aliran infus berjalan lancar
Alirkan cairan infus 20ml/kgBB secepat mungkin
Pemberian pertama diberi cairan kristaloid 20-40 cc/kgBB,
habis dalam 1 jam pertama. Bila belum ada perbaikan, bisa
diulangi sekali lagi.
Nilai Kembali setelah pemberian kedua

jika tidak ada perbaikan, ulangi 20 ml/kgBB aliran


secepat mungkin

Nilai

kembali setelah pemberian ketiga

Periksa apakah ada tanda pedarahan nyata yang


berarti : pertimbangkan syok hipovolemik. Bila
telah stabil bisa di rujuk ke Rumah Sakit rujukan

Oksigen

Cara
pemberian
Kanula hidung
Pasang aliran oksigen
sebanyak 1-2
liter/menit. Yaitu 3040 Flow rate yang
diberikan cukup 2-4
liter, oksigen tidak
sepenuhnya terhirup
dan sebabkan ititasi
mukosa serta kurang
nyaman untuk anak.
Fraksi yang dicapai

Tujuan :
Meningkatkan ekspansi dada
Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi
kekurangan oksigen
Membantu kelancaran metabolisme
Mencegah hipoksia
Menurunkan kerja jantung
Menurunkan kerja paru paru pada klien dengan
dyspnea
Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi
napas pada penyakit paru

Sungkup
sederhana
Fraksi oksigen
yang dapat
dicapai yaitu 40 60 %. Flow rate
yang diberikan 412 L/menit.

Sungkup dengan
Reservoir
Rebreathing
Fraksi oksigen yang
dapat dicapai yaitu
40- 80 %

Secondary Survey
Anamnesis
A : Alergi
M : Medikasi (obat yg diminum saat ini)
P : PastIllness (penyakit penyerta) /
Pregnancy
L : Last Meal
E : Event / Environment yg berhubungan
dg kejadian perlukaan

Exploring From Head to Toe


TTV (Tanda-tanda Vital)

No

Nama Obat

Golongan
Obat

Cara Pemberian

Dosis

Indikasi

Efek samping

1.

Epinefrin

Bronkodilator
kerja-cepat

Subkutan

0,01
ml/kg (1
mg dalam
10 ml)
320 g
per puff

Mengobati
vasodilatasi akut
dan syok serta
bronkospasme
pada anafilaksis

Takikardi,
aritmia,
perburukan
angina pektoris

Aritmia jantung

Inhalasi
Bronkodilatasi max.
15 menit selama 60
-90 menit
2.

Isoproterenol

Bronkodilator
Kuat

Inhalasi
Bronkodilatasi max.
5 menit selama 60
-90 menit

80-120
g per
puff

Bronkospasme

3.

Albuterol
Terbutalin
Metaprotere
nol
Pirbuterol

Agonis
Adenoresepto
r SelektifBeta2

Inhaler
Bronkodilatasi max.
15-30 menit selama
3-4 jam

100-400
g

Diencerkan dalam
saline diberikan
melalui Nebulizer

2,5-5,0
mg
0,15-0,3
mg/kg

Melemaskan otot Takikardi dan


polos saluran
tremor otot
napas dan
rangka
menghambat
pelepasan
mediator
bronkokonstriksi
Hanya
digunakan bila
pasien tdk
mampu
mengkoordinasi
inhalasi

Nama

Golonga

Cara

Obat

n Obat

Pemberian

4.

Albuterol
Terbutali

Oral
Agonis
Adenoresep
tor
SelektifBeta2

1 tablet, Melemaskan
2-3
otot polos
kali/hari saluran napas
dan
menghambat
pelepasan
mediator
bronkokonstri
ksi

Suntikan
Agonis
Adenoresep subkutan
tor
SelektifBeta2

80-120

5.

Terbutalin

Dosis

Indikasi

Efek
samping

g per
puf

Mengobati
vasodilatasi akut
dan syok serta
bronkospasme
pada anafilaksis
Asma berat
yang
memerlukan
terapi darurat
ketika terapi
aerosol tidak

Tremor otot
rangka,
gelisah, dan
kelemahan

Aritmia
jantung

STABILISASI
Adalah proses untuk
menjaga kondisi dan
posisi penderita/ pasien
agar tetap stabil selama
pertolongan pertama

Prinsip Stabilisasi
Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak
sehubungan dengan keadaan yang dialami
Menjaga korban agar pernafasannya tetap stabil
Menjaga agar posisi patah tulang yang telah
dipasang bidai tidak berubah
Menjaga agar perdarahan tidak bertambah.
Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak
jatuh pada keadaan yang lebih buruk lagi

Pertahankan posisi
korban tetap datar
selama diangkut

Cara mengangkat begini merusak


tulang belakang yang cedera

TUNGGU! SEBELUMNYA,
LAKUKAN...
Primary Survey
Secondary Survey

SYARAT MELAKUKAN
TRANSPORTASI

Syarat
Transportas
i Penderita

Syarat Alat
Transportas
i

Cara
Transportas
i

TRANSPORTASI
PENDERITA
Memenuhi syarat

Selama
Tranportasi
Monitor:

Ggn Pernapasan & CV telah


ditanggulangi Resusitasi
bila perlu

Kesadaran

Perdarahan dihentikan

Pernapasan

Luka ditutup

Tekanan Darah dan


Denyut nadi

Patah tulang di Fiksasi

Daerah perlukaan

SYARAT ALAT TRANSPORTASI


Kendaraan

Darat (Ambulance,Pick up,


truck,gerobak,dll)

Laut
(perahu,rakit,kapal,perahu
motor dll)

Udara (Pesawat
terbang,helikopter)

Yang terpenting adalah:


Penderita dapat terlentang
Cukup luas minimal untuk 2 penderita & petugas dapat
bergerak leluasa
Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus dapat
jalan
Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan
rumah sakit
identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan
lain

CARA TRANSPORTASI
Bagi Petugas Ambulance berlaku

Waktu
berangkat
mengambil
penderita,
ambulan jalan paling cepat 60 km/jam. Lampu
merah (rorator) dinyalakan, sirine kalau perlu
di bunyikan
Waktu kembali kecepatan maksimum 40
km/jam, lampu merah (rorator) dinyalakan dan
sirine tidak boleh dibunyikan
Semua peraturan
dilanggar

lalu

lintas

tidak

boleh

AMBULANS
ambulans

adalah kendaraan untuk


transportasi orang sakit atau terluka , dari
atau antara tempat-tempat pengobatan
untuk penyakit dan cedera dan dalam
beberapa kasus juga akan memberikan
keluar dari perawatan rumah sakit medis
kepada pasien.

IDEAL AMBULANCE

TAIL LIFT

KESIMPULAN

Pasien anak 4 tahun dengan keluhan sesak


napas,pucat dan kebiruan. Nadi teraba cepat dan
lemah,Penderita tidak batuk dan tidak demam
harus segera diberikan penanganan awal yang
tepat karena termasuk dalam kasus emergensi.
Setelah keadaan stabil tetap di evaluasi dan
melakukan anamnesis, serta pemeriksaan
penunjang yang tepat untuk menentukkan
diagnosa pasti dari keluhan pasien.

REFERENSI

Harrison

MJG.
Coma.
Medicine
International, 1987; 2; 1908-11.
Katzung, Bertram G. 2010. Farmakologi
Dasar dan Klinik, Ed. 10. Jakarta: EGC
Sharvon
SD. Neurological Emergencies.
London: Current Medical Literature Ltd,
1989.
http
://jasmine-pratiwi.blogspot.com/2011/09/thi
amin-b1-dan-sindrom-wernicke.html
www.slideshare.net/.../ruang-8-kasus-1-modul
-

Anda mungkin juga menyukai