2.1
Kajian pustaka
2.1.1.
proses yang menentukan kebutuhan sumber daya manusia dan cara memenuhinya,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Perencanaan Sumber Daya manusia menurut John B. Miner dan Mary
Green Miner yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003:250) adalah :
Perencanaan Sumber Daya manusia dapat diuraikan sebagai suatu proses yang
berusaha menjamin jumlah dan jenis pegawai yang tepat akan tersedia pada
tempat yang tepat pada waktu yang akan datang, mampu melakukan hal-hal yang
diperlukan agar organisasi dapat terus mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut Malayu Hasibuan (2003:249) :
Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja
didefinisikan sebagai proses meramalkan sumber daya manusia dari suatu
organisasi untuk waktu yang akan datang, agar langkah-langkah dapat diambil
untuk menjamin bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perencanaan sumber daya manusia atau
perencanaan tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu proses menentukan
kebutuhan
akan
tenaga
kerja
berdasarkan
peramalan,
pengembangan,
11
12
kerja
merupakan
serangkaian
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
13
14
dapat
diibaratkan
sebagai
inti
manajemen,
karena
15
kegiatan-kegiatan
personalia
dan
tujuan-tujuan
2.2.
2.2.1.
para karyawan ke dalam budaya perusahaan agar mereka dapat menjadi karyawan
yang produktif dan efektif. Para karyawan baru biasanya telah mempunyai
16
kecakapan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan. Tidak jarang juga karyawan
baru yang diterima tidak mempunyai kemampuan secara penuh untuk
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan mereka. Bahkan para karyawan yang sudah
berpengalaman pun perlu belajar dan menyesuaikan dengan organisasi orangorangnya, kebijakan-kebijakannya, dan prosedur-prosedurnya. Mereka juga
mungkin memerlukan latihan lebih lanjut untuk mengerjakan tugas dengan lebih
baik lagi meskipun program pelatihan memerlukan waktu dan biaya, tapi hampir
semua perusahaan melaksanakannya, dan menyebut biaya-biaya tersebut sebagai
investasi dalam sumber daya manusia.
Karyawan
baru
dapat
dibedakan
menjadi
pegawai
baru
yang
17
18
2.2.2
diantaranya :
1. Instruktur
Instruktur adalah seorang pengajar yang cakap memberikan bantuan
yang sangat besar kepada suksesnya program pelatihan. Instruktur
menjelaskan secara keseluruhan tujuan dari pekerjaan kepada peserta
pelatihan kemudian menjelaskan tugas-tugas khusus untuk melihat
relevansi dari masing-masing pekerjaan dan mengikuti prosedur kerja
2.
3.
4.
5.
19
dilakukan
dengan
sebaik-baiknya.
Dalam
bagian
tentang
20
Program pelatihan akan memperbaiki iklim dan mengurangi keteganganketegangan yang terjadi didalam organisasi, sehingga akan menimbulkan
reaksi-reaksi yang positif bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
e. Sebagai balas jasa tidak langsung
Dengan memberikan kesempatan kepada seorang tenaga kerja untuk
mengikuti program pelatihan dan pengembangan dapat diartikan sebagai
pemberi balas jasa kepada tenaga kerja yang bersangkutan atas prestasi
kerjanya dimasa lalu, karena dengan mengikuti pelatihan berarti tenaga
kerja tersebut berkesempatan untuk mengembangkan dirinya. Secara
financial, semua biaya yang dikeluarkan organisasi untuk keperluan
pelatihan dan pengembangan seorang tenaga kerja merupakan balas jasa
yang bersifat tidak langsung.
f. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
Pelatihan yang baik dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja didalam organisasi, sehingga akan menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman dan memberikan ketenangan dan
stabilitas pada sikap mental tenaga kerja.
g. Mencegah kedaluwarsaan
Program pelatihan dapat mendorong inisiatif dan kreativitas tenaga kerja,
sehingga
dapat
mencegah
terjadinya
sifat
kedaluwarsaan.
Sifat
21
Tujuan Pelatihan
Tujuan Umum
Produktivitas
Kualitas
Perencanan tenaga kerja
Semangat/morale
Balas jasa tidak langsung
Kesehatan dan keselamatan kerja
Cegah kedaluwarsaan
Pengembangan diri
Tujuan Khusus
Meningkatkan efisiensi
efektifitas organisasi
dan
22
3. Pelatihan pengawas
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenai pemeriksaan,
pengawasan, dan pelatihan tenaga kerja.
4. Pelatihan manajemen
Bertujuan untuk memberikan latihan yang diperlukan dalam jabatan
manajemen puncak.
5. Pengembangan pemimpin
Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memimpin bagi tenaga
unsure pimpinan dalam suatu organisasi.
dengan
instruktur
maupun
sesama
peserta
dan
langsung
23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penilaian
identifikasi
kebutuhan
dan
Sasaran-sasaran
Pelatihan
Isi program
Prinsip-prinsip
belajar
Gambar 2.2
Langkah-langkah Pendahuluan Dalam Persiapan Latihan
1. Penilaian kebutuhan mendiagnosa masalah lingkungan yang dihadapi
organisasi, kemudian manajemen mengidentifikasi berbagai masalah dan
tantangan yang dapat diatasi melalui pelatihan.
2. Setelah evaluasi kebutuhan-kebutuhan pelatihan dilakukan, maka sasaran
dinyatakan dan ditetapkan. Sasaran ini mencerminkan perilaku dan kondisi
yang diinginkan.
3. Isi program hendaknya memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi dan
peserta. Isi program berupaya untuk mengajarkan berbagai keterampilan
tertentu, menyampaikan pengetahuan yang dibutuhkan.
4. Prinsip-prinsip belajar hendaknya bersifat partisipatif dan memberikan umpan
balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.
24
2.3
25
Produktivitas sangat erat kaitannya dengan efektivitas dan efisiensi. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Husein Umar ( 2003:9 ) bahwa:
Produktivitas mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang
mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target
yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi kedua yaitu
efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau sebagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Dengan kata lain produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu efisiensi dan
efektivitas. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada
keluaran. Jadi pengertian produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Efektivitas menghasilkan keluaran
Produktivitas =
Efisiensi penggunaan masukan
26
27
2.
3.
Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan
lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.
Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan ( ability )
dan pengalaman (experience) yang cukup.
28
4.
Manajamen
Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan sistem yang
diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta
mengendalikan staf/bawahannya.
5.
6.
Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan
konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan produktivitas.
7.
29
Jaminan sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada
pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan
semangat kerja.
9.
Sarana produksi
Mutu sarana produksi
berpengaruh
terhadap
peningkatan
12.
Kesempatan berprestasi
Apabila terbuka kesempatan berprestasi, maka akan menimbulkan
dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan
potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
30
mental
dan
keterampilan
sangat
besar
perannya
dalam
meningkatkan produktivitas, oleh sebab itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk
memantapkan sikap mental serta meningkatkan keterampilan karyawan, guna
mewujudkan produktivitas kerja.
Organisasi merupakan suatu tempat dimana karyawan memperoleh
pengalaman kerja dan kesempatan meningkatkan keterampilan. Tanggung jawab
peningkatan keterampilan melalui pengalaman dan kesempatan atau tergantung
dari pimpinan organisasi.
31
32
6. Inovatif
Suatu bentuk perubahan yang diberikan karyawan untuk kemajuan
perusahaan.
7. Efisiensi
Dalam melakukan pekerjaan individu/karyawan dapat memilih alternatif,
metode, tehnik, prosedur, atau teknologi yang dapat menghindari segala
bentuk pemborosan yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan.
8. Efektivitas
Kemampuan untuk menetapkan tujuan yang tepat atau kemampuan untuk
melakukan pekerjaan yang benar.
antara
pelaksanaan
sekarang
dengan
33
output total
input total
34
output parsial
jam tenaga kerja
pekerja
gaji dan upah
35
waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu
dikerjakan, bagaimana dan dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang
bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaannya.
Semua
ini
memerlukan
memperoleh
keuntungan-keuntungan
seperti
dikemukakan
oleh
36
mereka.
Sedangkan
manfaat
yang
diperoleh
keseluruhan
37
setelah menduduki jabatan tertentu tidak terjadi (gap) antara kemampuan yang
diminta oleh perusahaan dengan keahlian yang dimiliki karyawan.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Achmad Djamil
38
mereka dapat bekerja dengan baik dan mampu merealisasikan tujuan organisasi
sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Salah satu aspek dalam memanfaatkan sumber daya manusia harus mampu
melakukan perencanaan tenaga kerja agar pencapaian tujuan/kinerja karyawan
dapat dicapai secara optimal dengan cara merencanakan kebutuhan akan tenaga
kerja untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Untuk mengarahkan daya potensi karyawan agar efektifitas kerjanya
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka pelaksanaan perencanaan
tenaga kerja yang dilaksanakan oleh pemimpin perusahaan perlu dilaksanakan
dengan baik. Adapun pengertian perencanaan tenaga kerja / SDM menurut H.
Malayu S.P Hasibuan (2005:249) adalah sebagai berikut :
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
perencanaan tenaga kerja merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi
diwaktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga
kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa manusia merupakan sumber daya
manusia yang sangat penting bagi perusahaan, hal ini dikarenakan Sumber Daya
Manusia memiliki pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dan keterampilan yang
39
dengan
menunjukkan
perubahan
pelatihan
dalam
keahlian,
40
mempunyai
peranan
vital
dalam
meningkatkan
41
Perencanaan
Tenaga Kerja
(X1)
Budi Setiadharma
www.wartaekonomi.com
Pelatihan Tenaga
Kerja
(X2)
Gambar 2.3
Paradigma Penelitian
2.6. Hipotesis
Berdasarkan
uraian
kerangka
pemikiran
tersebut,
maka
hipotesis