Anda di halaman 1dari 3

Gaya minimalis semakin populer di kalangan masyarakata sekarang ini.

Di
Indonesia pun banyak bangunan yang menggunakan gaya arsitektur minimalis.
Minimalis dipahami sebagai desain yang bersih (clean), presisi, dan dengan
finishing yang mahal. Sehingga dianggap ebagai gaya arsitektur kalangan
menengah-atas.
Sementara itu, ada pendapat lain yang menganggap gaya minimalis ini berasal
dari arsitektur menengah-bawah sehingga bangunannya memiliki bentuk yang
sederhana, dengan ukuran yang secukupnya, murah bahan bangunannya, dan
mudah pelaksanaannya.
Sebuah desain seharusnya disesuaikan dengan konteks lokasi bangunannya.
Namun, banyak bangunan rumah tinggal, terutama di kawasan perumahan
bergaya minimalis di Indonesia mengacu pada filosofi barat yang sebenarnya
tidak cocok dengan kondisi di Indonesia. Misalnya penggunaan atap datar yang
disesuaikan dengan iklim barat, padahal iklim di Indonesia adalah iklim tropis
dengan musim hujan dan kemarau yang mempunyai intensitas curah hujan yang
tinggi. Hal ini sangat beresiko terjadi kebocoran. Selain itu, banyaknya
penggunaan material kaca dan dinding yang diekspos beresiko cepat tumbuhnya
jamur dan lumut karena iklim tropis di Indonesia.
Minimalis adalah pola pikir, kerja, dan cara hidup. Sebuah sudut pandang baru
dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba
praktis, dinamis, efisien, dan penuh kesederhanaan.
Rumah-rumah modern minimalis hadir dengan karakter geometris yang kuat,
dengan desain sederhana, ruang-ruang kosong yang minim ornamen dan
furnitur. Furnitur yang dipilih pun bersifat multifungsi, sehingga dapat
mengakomodasi seluruh kebutuhan pemilik rumah tersebut.
Menurut John Pawson, karya desain rumah minimalis menampilkan suasana yang
hening, minim garis, dan mengutamakan kerapian.
Intinya, poin-poin penting yang harus ada dalam gaya modern minimalis adalah:
-

Fungsional : hanya menampilkan hal yang memang berguna dan


diperlukan
Clean/bersih : tidak banyak menggunakan bentuk yang berlekuk
(ornamen) karena karakter pengguna desain minimais yang simpel
Praktis : tidak perlu banyak perawatan dan lebih mengutamakan
ketahanan/durabilitas sebuah desain.

Minimalis dalam arsitektur adalah metode merancangyang menyatukan estetika


dan fungsionalitas melalui elemen yang paling mendasar. Tujuannya untuk
mengakomodasi kehidupan dengan sederhana, tetapi tetap berkelas.
Dalam konteks keruangan, minimalis mengesankan kelurusan (linierity),
kesederhanaan tekstur, dan penerapan logis elemen struktur sehingga dapat
menciptakan sensasi ruang yang baru melalui desain yang minimum.

Arsitektur tradisional nusantara pun sebenarnya memiliki nilai filosofi minimalis.


Filosofi tersebut berasal dari budaya, sikap hidup, dan filosofi hidup nenek
moyang yang menghargai kesederhanaan dalam kehidupan dan keserasian
dengan alam.
Menurut Marcos, metode desain arsitektur minimalis antara lain:
-

Material lokal
Penggunaan material lokal adalah sikap desain yang mengakar pada
konteks lokasi. Secara ekonomi, material lokal lebih murah dan layak.
Simbolisasi logis
Nilai-nilai yang ingin dicerminkan dalam desain tercermin secraa logis dan
sederhana.
Kontekstual terhadap iklim
Pendekatan desain sesuai dengan iklim dan menghasilkan desain yang
fungsional.
Reduksi material
Mereduksi material banguan memberi kesan bangunan lebih sederhana,
bersih dan ringan. Seringkali, gaya minimalis mereduksi elemen bangunan
seperti kusen, furnitur, pintu, partisi ruang, sehingga kegiatan terlihat
menyatu.
Reduksi Bentuk
Reduksi bentuk mengarah pada pengembalian komposisi geometrik utuh
sebagai massa pembentuk bangunan.

Sedangkan menurut elemen bangunan, minimalis memiliki ciri sebagai berikut :


-

Struktur
Desain struktur pada arsitektur minimalis cenderung memiliki nilai logis,
tepat guna, dan tidak menjadikan struktur sebagai ornamentasi
bangunan.
Sirkulasi
Sirkulasi jelas. Selasar, koridor, maupun arcade terlihat jelas dan langsung.
Fungsi
Fungsi direduksi sehingga hanya terdapat ruang inti dan tidak memiliki
kebutuhan akan hirarki ruang.
Dinding Pembatas (enclosural)
Dinding berupa bidang utuh, yang biasanya tidak memiliki ornamen atau
corak yang ramai. Dinding didesain polos, hanya menggunakan satu
warna. Bukaan dinding atau jendela pun didesain serupa tidak jauh dari
kesan formil. Kaca yang berkesan ringan sering digunakan pada desain
minimalis sebagai pembatas ruang, ukurannya besar, dan penuh
memnatasi ruang.
Massa
Komposisi massa menggunakan bentuk geometrik murni, memberi kesan
masif dan monolit.
Material
Material yang digunakan berasal dari lokal dan alami, maksudnya didapat
dari bahan yang ada di sekitar bangunan. Pada arsitektur tradisional
Indonesia pun tercermin sikap minimalis. Rumah-rumah tradisional
menggunakan kayu karena mudah didapat.

Cahaya
Desain pencahayaan mencerminkan perbedaan yang kontra, tetapi
berkesan dramatis. Cahaya dimainkan dengan komposisi sehingga
menghasilkan efek jatuh bayangan yang indah.
Tatanan
Tatanan sebagai elemen artikulasi menunjukkan artikulasi menunjukkan
repetisi atau pengulangan yang jelas.
Volume
Bongkahan massa yang dikomposisikan menjadi suatu bangunan memiliki
proporsi yang jelas dan mencerminkan keutuhan bentuk.
Lansekap
Pengolahan lansekap dalam arsitektur minimalis banyak dibuat sebagai
elemen penting. Bangunan minimalis banyak digunakan sebagai vista
terhadap elemen lansekap yang ebrada di dalamnya. Lansekap dibuat
menyatu dengan bangunan dan menonjolkan konsep minimalis
seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai