Ornament and crime dalam arsitektur merjadi salah satu termologi yang digunakan
banyak arsitek untuk menyerang penggunaan ornamen dalam arsitektur.
Terminologi ini merupakan judul dari salah satu artikel Adolf Loos pada tahun 1908
yang dengan brilliant membangun pencittraan mengenai bagaimana seharusnya
masyarakat modern hidup ; dan membangun manifestasi cara hidup tersebut dalam
budaya yang juga modern. Dalam artikel tersebut Loos menyerang penggunaan
ornament-ornament dalam arsitektur saat itu, melalui perumpamaan penggunaan
tato sebagai ornament dalam masyarakat terbelakang, serta menegaskan bahwa
arsitektur dan seni terapan harus bekerja tanpa melibatkan ornament apapun.
Ada beberapa cara pandang yang membuat terciptanya Terminologi Ornament And
Crime ini, seperti yang disampaikan oleh Benevolo ([1], 1977)
1. Loos melihat nilai manusia dalam setiap elemen arsitektural. Oleh karena
itu ia membenci , baik secara teknis dan moral, semua bentuk
kemubaziran, yang barangkali menjadi alasan dasar polemiknya terhadap
kerumitan dan terhadap teori Raumplan.
2. Loos melihat ruang (Space) di mana manusia beraktivitas, hampir
menyerupai koin berharga untuk dibelanjakan dengan cara yang paling
hati-hati sekalipun.