Walaupun tidak jauh dari rumahnya ada Praktek Dokter Keluarga mandiri, ibu Rini
ditemani tetangga rumahnya dengan cemas membopong anak perempuannya ke klinik
Merdeka untuk meminta pertolongan dr. Rino. Ibu Rini mengatakan pada dr. Rino bahwa
Leni (anak perempuannya) sebelumnya mengeluh sakit perut, sudah diberikan obat maag
yang biasa dikonsumsi di rumahnya namun sakit perut semakin menjadi dan kemudian tibatiba menjadi lemas seperti ini.
Klikik Merdeka, adalah klinik DOGA yang memiliki 3 Dokter Keluarga yang telah
memiliki sarana dan prasarana lengkap sesuai dengan persyaratan klinik DOGA kategori C
(minimal). Ibu Rini telah mengenal dr. Rino sebagai dokter datang sering memberikan
penyuluhan di Balai Kecamatan dan juga sering berkunjung ke rumah rumah yang ada di
desa mereka bila ada yang sakit.
Setelah melengkapi persyaratan administratif dan pemeriksaan darah, Leni dibawa ke
ruang periksa dan diperiksa langsung oleh dr. Rino dan sebagai dokter keluarga yang
memiliki kompetensi dan kewenangan dokter keluarga serta memiliki keterampilan teknis
medis dan pelayanan dalam situasi spesifik dr. Rino mendiagnosis Leni menderita usu buntu
akut.
Dr. Rino memanggil ibu Rini dan mengatakan Leni harus segera dibawa dan dirujuk ke
RSUD, namun ibu Rini tidak mau dan tetap meminta dr. Rino mengobati di Klinik Merdeka.
Setelah berulang kali ibu Rini meminta Leni tetap dirawat dan diobati di Klinik Merdeka, dr.
Rino tetap ingin merujuj ke RSUD Mandiri, akhirnya ibu Rini setuju.
.
I.
KLARIFIKASI ISTILAH:
1.
yang
berada
dalam
wilayah
institusi.
: satuan organisasi pelayanan kesehatan primer yang
kategori C
menyelenggarakan
pelayanan
kedokteran
keluarga
3. Maag
(minimum).
: peradangan lambung; rasa tidak nyaman di ulu hati.
5. RSUD
6. Dokter keluarga
komunitas
8. Penyuluhan
9.
Kompetensi dan
kewenangan DOGA
10. Kunjungan rumah
1.
Walaupun ada Praktek Dokter Keluarga Mandiri ibu Rini tetap membawa Leni, anak
2.
3.
sakit.
Setelah melengkapi persyaratan administratif dan pemeriksaan darah, Leni dibawa ke
ruang periksa dan diperiksa langsung oleh dr. rino dan sebagai dokter keluarga yang
memiliki kompetensi dan kewenangan dokter keluarga serta memiliki keterampilan
teknis medis dan pelayanan dalam situasi spesifik dr. Rino mendiagnosis Leni
menderita usu buntu akut.
4. Dr. Rino mengatakan Leni harus segera dibawa dan dirujuk ke RSUD, namun ibu
Rini menolak dan tetap meminta dr. Rino mengobati di Klinik Merdeka.
Bagaimana standar atau kriteria klinik Dokter Keluarga (kategori A, B dan C)?
Bagaimana perbedaan praktek dokter keluarga mandiri dengan klinik dokte
3.
4.
5.
6.
7.
IV. HIPOTESIS
Praktek dokter keluarga mandiri kurang melakukan pelayanan promotif dan preventif
sehingga ibu Rini lebih memilih untuk membawa anaknya berobat ke klikik dokter
keluarga kategori C yang lebih jauh.
V. SINTESIS
Klinik Dokter Keluarga
Klinik dokter keluarga adalah suatu satuan organisasi pelayanan kesehatan primer yang
menyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarga.
Bentuk praktek dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic).
Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau
bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter
keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola
secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter
keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernenyang
sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut
secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk
kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu
sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem
informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan
diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971):
a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola
secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar
menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena
waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah
4
dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya
hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter
keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.
b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola
secara berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan
non medis dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu,
karena pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan
lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan
penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil
dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga
yang lebih terjangkau
2. Klinik keluarga merupakan bagian dari rumah sakit (satelite family clinic).
Salah satu tujuan klinik dokter keluarga satelit adalah untuk menopang pelayanan dan
juga penghasilan rumah sakit.Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah
suatu klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya
klinik dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan
rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau
dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut.
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice).
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama
dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter
keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsipprinsip
pelayanan
dokter
keluarga
pada
pelayanan
kedokteran
yang
diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua
macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo
practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara
berkelompok (group practice).
Dalam membentuk suatu klinik dokter keluarga, terdapat beberapa hal esensial yang harus
dipenuhi, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan dokter keluarga.
Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus pelatihan khusus
pembantu dokter keluarga.
dipilih yaitu Praktik Dokter Keluarga (PDK), Klinik Kesehatan Keluarga (KKK), dan
Jejaring.
Pelayanan di PDKM dapat dilaksanakan dengan baik bila diselenggarakan oleh suatu
tim yang dapat terdiri dari dokter keluarga, perawat, bidan, apoteker/asisten apoteker, analis
laboratorium, dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga lain seperti psikolog, nutrisionist, kader
PKK, kader posyandu, PLKB dll. Pengertian tim tidak berarti harus menjadi staf/pegawai
PDKM, dapat saja tenaga kesehatan tersebut merupakan entitas terpisah yang kemudian
saling mengikatkan diri dalam kerja sama dengan PDKM untuk menghindari tumpang tindih
dalam pelayanan kesehatan di satu wilayah.
Idealnya PDKM dapat menyediakan 21 jenis pelayanan dengan mutu dan standar yang sama
pada setiap mitranya, yaitu
1. Penilaian status kesehatan pribadi
2. Program proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus
3. Pendidikan kesehatan
4. Imunisasi
5. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita
6. Pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah
7. Pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi
8. Pemeliharaan kesehatan lansia
9. Pemeriksaan ante dan postnatal
10. Konsultasi dan pengobatan
11. Peresepan obat
12. Tindakan medis (tindakan bedah kecil, injeksi, resusitasi, dan persalinan normal)
13. Konseling
14. Penunjang diagnostik (laboratorium, elektrokardiografi, ultrasonografi, dll)
15. Layanan kesehatan gigi dan mulut
16. Rehabilitasi medik
17. Kunjungan rumah
18. Perawatan di rumah
19. Kunjungan ke rumah sakit
20. Kayanan mendesak/gawat darurat
21. Kmbulans
Dokter Keluarga
Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi masa kini dan kecenderungan
pelayanan kedokteran sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, telah ditetapkan kebijakan
untuk mengembangkan sistem pelayanan kedoteran terpadu (SKPT) dengan dokter keluarga
sebagai ujung tombak pelayanan.
Dokter keluarga didefinisikan sebagai dokter yang memperoleh pendidikan lanjutan
khusus untuk menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dengan cakupan ilmu dan
keterampilan yang lebih luas dan lebih dalam sebagai dokter layanan kesehatan strata
pertama.Dokter keluarga adalah dokter yang pertama kali ditemui pasien bila ia menemui
7
masalah kesehatan. Dokter keluarga memberikan pelayanan yang sinambung, tidak terbatas
pada satu episode penyakit saja, tetapi juga sinambung ditinjau dari tahap kehidupan yaitu
mulai dari anak, dewasa, sampai usia lanjut. Dokter keluarga memberikan pelayanan
komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan penekanan
yang besar agar pasiennya tetap sehat. Pelayanannya bersifat personal dan berfokus pada
pasien bukan pada penyakit pasien. Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar
kompotensinya , dokter keluarga bekerjasama dengan tenaga medis lain untuk mengatasi
masalah kesehatan pasiennya. Bila diperlukan, dokter keluarga akan mendelegasikan
pengelolaan pasiennya kepada pihak lain yang memiliki kompotensi yang sesuai dengan
kebutuhan medis pasien.
Bentuk Praktek Dokter Keluarga
a. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based).
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter
keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke
rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata
membutuhkan pelayanan spesialistis, barukemudian dirujuk kebagian lain yang ada
b.
dirumah sakit.
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic).
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center).
Dalam sistem ini kontak pertama pasien dengan dokter akan terjadi di KDK yang selanjutnya
akan menentukan dan mengkoordinasikan keperluan pelayanan sekunder jika dipandang
perlu sesuai dengan SOP standar yang disepakati. Pasca pelayanan sekunder, pasien segera
dirujuk balik ke KDK untuk pemantauan lebih lanjut. Tata selenggarapelayanan seperti ini
akan diperkuat oleh ketentuan yang diberlakukan dalam skema JPKM/asuransi.
dukungan infrastruktur di klinik, dimana dokter keluarga bekerja seadanya, yang tidak
mendukung untuk melaksanakan kewenangan sebagai dokter keluarga.
4. Tidak adanya model sistem pembiayaan.
Selama ini masih berdasarkan swakelola, yang sebenarnya seperti proyek dengan
pertanggungjawaban proyek orang per orang. Dokter keluarga melakukan kegiatan
utamanya yang terkait dengan kegiatan luar gedung seperti kunjungan rumah,
pembinaan
kelompok
lebih
didasarkan
karena
ada
dana
yang
harus
Tenaga pelaksana
Tenaga pelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya.
Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter
keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila
sarana pelayanan tersebut adalah rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat,
maka jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika
pelayanan dokter keluarga tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter
keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter
keluarga memang dapat diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga
(solo practice) ataupun oleh sekelompok dokter keluarga (group practice). Telah
disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua, yakni
yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.
b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter
11
keluarga, baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga
paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk
setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedic
terlatih.
c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua
katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan
untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social
worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan
dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan
tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu
orang tenaga administrasi serta satu orang pekerja sosial.
Pembiayaan Pelayanan Dokter Keluarga
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan
tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan prasarana
medis dan non medis yang diperlukan (investment cost), tetapi juga untuk membiayai
pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan (operational cost) Seyogiyanyalah semua
dana yang diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien dan atau keluarga yang memanfaatkan
jasa pelayanan dokter keluarga. Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah
tanggung jawab masing-masing orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat
mengatasi masalah kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga
bersedia membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.
Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak
macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama,
pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kali pasien datang berobat
diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan melalui program asuransi
kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien datang berobat tidak perlu
membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga, yang
dalam hat ini adalah badan asuransi.
Tentu tidak sulit dipahami, tidaklah kedua cara pembiayaan ini dinilai sesuai untuk
pelayanan dokter keluarga. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang dinilai
sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui program asuransi
12
kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil risiko biaya, program asuransi
sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing) dengan penyelenggara pelayanan,
yang untuk mencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut,
kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, dan atau mencegah para anggota
keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidaksampai jatuh sakit. Prinsip kerja yang
seperti ini adalah juga prinsip kerja dokter keluarga.
Batasan
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan program asurans kesehatan (health
insurance) perlulah dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan asuransi (insurance). Pada
saat ini batasan asuransi banyak macamnya. Dua antaranya :
1. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinankemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Breider and Breadles, 1972)
2. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung dengan menerima suatu premi
meningkatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada si tertanggung yang mungkin di
derita karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidak pastian dan yang akan
mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (kitab UU
Hukum dagang, 1987)
Untuk indonesia, sekalipun pengertian yang berlaku adalah sesuai dengan ketentuan
KUH Dagang, jadi hanya merupakan suatu perjanjian antara si penanggung dengan si
tertanggung, namun pada akhir-akhir ini mulai timbul banyak pendapat seyogiyanya
pengertian asuransi lebih diperluas. Pengertian asuransi tidak terbatas hanya pada
memberikan perlindungan kepada si penanggung saja, melainkan juga kepada seluruh
anggota masyarakat. Pengertian asuransi yang seperti ini dikenal dengan nama asuransi sosial
(socialin insurance), yang asuransi kesehatan termasuk ke dalamnya.
Bentuk-Bentuk Pembiayaan Pra-Upaya
Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pad a saaat
ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebutbanyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk
pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:
1.
tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh
badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi
penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah
peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan.
2. Sistem paket (packet system)
Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan
tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh
badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh
macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam
satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem
pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok
diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama
diterapkan.
3. Sistem anggaran (budget system)
Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan
penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem
anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.
Pengendalian Biaya Kesehatan
Dengan diterapkannya sistem pembayaran pra-upaya, maka telah merupakan kewajiban bagi
penyelenggara pelayanan untuk berupaya mengendalikan biaya kesehatan (cost containment)
yang sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga resiko pembiayaan dapat diperkecil. Untuk
dapat mengendalikan biaya kesehatan ini, ada beberapa prinsip pokok yang harus
diperhatikan oleh penyelenggara pelayanan. Prinsip pokok yang dimaksud adalah:
1. Mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit
Prinsip pokok pertama yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pelayanan adalah
lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit, bukan pelayanan penyembuhan
14
penyakit. Apabila prinsip pokok ini dapat diterapkan, pasti akan besar peranannya
dalam upaya mengendalikan biaya kesehatan. Karena memanglah biaya pelayanan
pencegahan penyakit memang jauh lebih murah dari pada biaya pelayanan
penyembuhan penyakit. Bentuk-bentuk pelayanan penceghan penyakit yang dapat
dilakukan banyak macamnya. Yang terpenting di antaranya ialah melakukan
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala, imunisasi serta pelayanan
keluarga berencana.
2. Mencegah pelayanan yang berlebihan
Prinsip pokok yang diperhatikan oleh penyelenggara petayanan adalah mencegah
pelayanan yang berlebihan. Jika memang tidak ada indikasinya, pemeriksaan
penunjang tidak perlu dilakukan. prinsip yang sarna juga berlaku untuk tindakan dan
ataupun pernberian obat. Dengan perkataan lain, pelayanan kedokteran yang
deselenggarakan harus memenuhi serta sesuai standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
3. Membatasi konsultasi dan rujukan
Pelayanan konsultasi dan apalagi rujukan, memerlukan biaya tambahan. Untuk
mencegah biaya kesehatan, penyelenggara pelayanan harus berupa untuk membatai
konsultasi atau rujukan. Pelayanan konsultasi atau rujukan tersebut hanya dilakukan
apabila benar-benar diperlukan saja. Apabila ketiga prinsip diatas dapat diterapkan,
manfaatnya bukan saja akan besar dalam memperkecil risiko biaya penyelenggara
pelayanan, tetapi juga badan asuransi kesehatan. Apabila keadaan yang seperti ini
dapat diwujudkan, pada gilirannya juga akan menguntungkan penyelenggara
pelayanan sendiri. Karena sesungguhnyalah pada program asuransi yang menerapkan
sistem pembiayaan praupaya, sering diterapkan sistem intensif, antara lain dalam
bentuk bonus bagi para dokter yang berhasil menghemat pengeluaran. Dalam keadaan
yang seperti ini kedudukan penyelenggara pelayanan adalah sebagai penjaga gawang
(gate keeper) program asuransi kesehatan.
Manfaat
Apabila sistem pembiayaan program asuransi kesehatan dalam bentuk praupaya ini dapat
diselenggarakan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud secara
umum dapat dibedakan atas dua macam:
1. Manfaat penerapan program asuransi kesehatan
15
b.
c.
d.
diterapkannya
pembiayaan
secara
pra-upaya,
penyelenggara
Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk
Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan
Kesehatan.
Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke
Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter
yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat
informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan yang
dilakukan oleh dokter keluarga.
Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib
memberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya,
harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih sesuai.
18
Berdasarkan skenario bila menghadapi keadaan darurat seperti appendiksitis akut rujukan
dapat dilakukan melalui telepon. Bentuk rujukan yang idela adalah menemani sendiri pasien
pada waktu memperoleh pelayanan rujukan.
Pembagian wewenang dan tanggungjawab
1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya
kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu
tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan
dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
19