Anda di halaman 1dari 4

POLA HIDUP SEDERHANA DAN PERINTAH

MENYANTUNI PARA DUAFA


A. AL-QURAN SURAH AL-QASAS AYAT 79-82

Terjemahan
Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dalam kemegahannyaberkatalah orangorang yang menghendaki kehidupan dunia berkata, Mudah-mudahan kiranya kita mempunyai
harta kekayaan seperti apa yang telah di berikan kepada karun; sesungguhnya ia mempunyai
keberuntungan yang besar.
Tetapi orang-orang yang di anugerahi ilmu berkata "celakalah kamu!Ketahuilah, pahala
Allah lebih baik bagi orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar)
itu hanya di peroleh oleh orang-orang yang sabar.
Maka kami benamkan dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang akan menolongnya selain Allah. Dan tiadalah ia termasuk
orang-orang yang dapat membela diri.
Dan orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata :
Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari
hamba-hambaNya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya); kalau
Allah tidak melimpahkan karuniaNya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula.
Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari ( nikmat Allah). (Q.S AlQasas:79-82)
Isi kandungan ayat

a.

Ayat diatas (79) mengandung mengandung makna suatu kisah unat terdahulu, yaitu
Qarun yang hidup dengan bergelimang harta. Qarun hidup pada zaman Nabi Musa a.s., bahkan
suatu riwayat mengatakan bahwa Qarun adalah anak paman Nabi Musa. Oleh Allah SWT. Qarun
dikarunia harta melimpah. Begitu banyaknya harta yang dimiliki Qarun sehingga kunci anaka
gudang hartanya itu tidak bisa diangkat oleh puluhan oramg kuat. Namun sayangnya, harta yang
melimpah itu membuat Qarun lupa diri dan menjadi takabur. Dia mengatakan bahwa hartanya
yang banyak itu berkat hasil usahanya semata, bukan karena adanya rahmat Allah atau
pemberian-Nya.
Pada suatu hari, Qarun keluar dari istana (rumahnya) dengan segala kemegahannya,
dikawal oleh para punggawanya. Tujuannya adalah untuk memamerkan kekayaannya kepada
masyarakat dan menunjukkan kehebatan dirinya dalam berusaha. Qarun berhasil memperdaya
sebagian masyarakat dan diantara mereka ada yang berkata; Alangkah senangnya seandainya
kita diberi harta yang melimpah seperti Qarun, kita dapat menikmati hidup ini dengan sepuas
puasnya.
Dinyatakan pada ayat berikutnya (80) bahwa orang yang mempunyai ilmu dan akal sehat,
sama sekali tidak tertarik oleh harta yang dipamerkan Qarun tersebut. Apalah artinya harta jika
tidak dapat mendatangkan kebahagiaan diakhirat. Mereka bahkan mengatakan bahwa pahala
Allah SWT. Jauh lebih penting dan bernilai daripada harta melimpah bagi orang yang beriman
dan beramal saleh. Sebab, harta yang tidak berkah seperti harta kekayaan Qarun tersebut hanya
akan mendatangkan azab dari Allah SWT. Mereka yakin bahwa Allah hanya akan memberikan
pahala kepada orang orang yang beriman dan beramal saleh.
Selanjutnya (ayat 81 82), Allah menegaskan bahwa akibat kesombongan dan
ketakaburannya, Qarun ditenggelamkan beserta seluruh harta kekayaannya ke dasar bumi dan
tidak ditemukan bekas bekasnya. Akhirnya, menjadi sebutan orang, setiap menemukan sesuatu
yang bernilai dari dalam tanah, kita sering menyebutnya harta karun.
Ditenggelamkannya Qarun ke dasar bumi merupakan azab Allah yang harus diterimanya
atas kesombongannya. Ketika azab Allah itu datang, tidak ada seorangpun yang mampu
memberikan pertolongan kepadanya. Bahkan dia sama sekali tidak mampu menolong dirinya
sendiri., apalagi menolong orang lain. Harta kekayaan yang disombongkannya juga tidak mampu
berbuat apa apa, kecuali ikut hancur musnah ditelan bumi.
Atas kejadian tragis yang menimpa Qarun beserta para pengikut setianya itu maka
masyarakat yang sebelumnya menginginkan harta melimpah seperti yang dimiliki Qarun menjadi
sadar dan kembali bertobat kepada Allah. Mereka menyadari bahwa harta benda sama sekali
tidak bisa menolong dari azab Allah. Ia hanyalah titipan dan amanah yang harus digunakan
sesuai dengan kehendak Allah. Jika tidak, maka harta itu akan mendatangkan bencana bagi
pemiliknya, seperti halnya yang menimpa Qarun. Nauzubillahi!
Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
Islam tidak melarang umatnya memiliki harta sebanyak banyaknya, bahkan sangat
dianjurkan untuk berusaha sekuat tenaga mendapatkan harta yang banyak dan halal, dan
menggunakannya sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Berdasarkan ayat diatas, ada beberapa
perilaku orang muslim yang mengamalkan isi kandungannya, yang dapat diidentifikasi dalam
perilaku kehidupan sehari hari, diantaranya sebagai berikut :
Tidak bersikap sombong dengan harta yang dimilikinya
Kebiasaan manusia, ketika memiliki suatu kelebihan selalu bersikap sombong dan angkuh.
Namun, itu hanya dilakukan oleh orang orang yang tidak beriman. Adapun bagi mereka yang

memiliki keimanan yang kuat serta mengamalkan isi kandungan ayat Al-Quran, niscaya tidak
bersikap sombong atas harta yang dimilikinya. Meskipun harta kekayaannya tersebut sangat
melimpah ruah, tak terhitung jumlahnya dan tak ternilai harganya, namun ia tetap bersikap
rendah hati, sopan dalam ucapan, santun dalam perbuatan, dan selalu bersikap dermawan kepada
sesame. Dengan demikian, hartanya mendatangkan berkah dari Allah SWT.
b. Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT.
Harta adalah titipan AllahSWT, yang harus digunakan sesuai dengan kehendak pemberinya.
Seorang yang beriman dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran , niscaya menjadikan harta
sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT, baik dengan cara bersedekah, berzakat,
maupun cara cara lainnya. Jadi, semakin banyak harta yang dimilikinya, akan semakin rajin
ibadahnya kepada Allah SWT.
c. Menjadikan harta sebagai media untuk mencari ilmu
Menyadari betapa pentingnya ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun umum, tentu
setiap muslim wajib mencari ilmu dan mempelajarinya sepanjang hayat. Untuk mencari ilmu
dip;erlukan biaya yang cukup, maka adanya harta kekayaan dapat digunakan sebagai media atau
alat untuk mencari ilmu. Semakin banyak harta seorang muslim, hendaknya semakin tinggi ilmu
dan pendidikan yang didapatnya. Sebab dengan harta itu, peluang untuk mendapatkan ilmu dan
pendidikan semakin terbuka luas.
d. Menghindari sikap boros
Harta memang manis dan sangat menyenangkan. Kita dapat melakukan apa saja dengan harta
yang dimiliki. Tetapi seorang muslim yang beriman dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran,
niscaya tidak akan melakukan perbuatan foyafoya, hurahura, dan menghambur-hamburkan
harta yang dimilikinya. Melainkan semakin bertambah hartanya, hidupnya semakin sederhana
dan hatinya semakin merendah. Ia akan menggunakan hartanya sesuai keperluan dan sesuai
petunjuk Allah SWT.

a)
b)
c)
d)
e)

Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana


terkandung dalam ayat di atas
Setelah mempelajari isi kandungan ayat diatas, hendaknya kamu dapat menerapkan
perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa dalam kehidupan dehari-hari.
Untuk dapat menerapkan perilaku terpuji seperti disebutkan diatas, hendaknya kamu perhatikan
terlebih dahulu beberapa hal berikut ini.
Tanamkan keyakinan bahwa harta itu tidak ada yang abadi, ia hanya titipan sementara dari Allah
SWT. Cepat atau lambat, pada saatnya akan diambil oleh Allah.
Tanamkan keyakinan bahwa harta hanya akan mendatangkan manfaat dan berkah jika digunakan
sesuai dengan petunjuk Allah SWT, dan jika tidak maka harta akan mendatangkan azab dan
bencana bagi pemiliknya.
Tanamkan keyakinan bahwa di dalam harta yang kita miliki, terdapat hak orang lain, yaitu kaum
duafa, seperti fakir miskin, anak yatim, dan terlantar. Mereka mempunyai hak atas harta yang
kita miliki, dan hak itu harus diberikan kepada mereka.
Biasakanlah bergaul dengan orang yang memiliki perilaku hidup sederhana agar kita dapat
meneladaninya pada kemudian hari.
Hindari bergaul dengan orang yang suka hura-hura dan menghamburkan hartanya, sebab kita
akan terbawa arus pergaulannya.

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Kesimpulan
Pada suatu hari Qarun keluar memamerkan harta kekayaannya secara berlebih-lebihan dengan
sikap yang sombong dan congkak serta ingkar tehadap nikmat Allah. Sebagaimana ada juga dari
kaumnya bercita-cita memiliki harta seperti yang dimiliki Qarun, mereka menganggap apa yang
dimiliki Qarun itu sesuatu keberuntungan besar.
Adapun orang-orang yang cerdik pandai menganggap hal yang demikian itu adalah suatu
kekeliruan besar dan menimbulkan bencana yang nyata. Mereka menyakini bahwa pahala yang
disediakan oleh Allah adalah jauh lebih baik.
Allah membenamkan Qarun beserta semua harta kekayaannya ke dalam bumi. Dia sendiri tidak
dapat membela diri, demikian pula harta kekayaannyayang dia banggakan itu tidak dapat
menolongnya sama sekali.
Orang-orang tadi yang menghendaki kaya rayaseperti Qarun, setelah menyaksikan siksa yang
dialami Qarun, akhirnya timbul kesadaran bahwa Allah yang melapangkan rizki seseorang dan
menyempitkannya bagi siapa yang dikehendakin-Nya.
Dengan cita-cita tidak berkesampaian itu mereka merasa suatu karunia Allah, karena apabila
terlaksana mereka akan mengalami nasib sebagaimana yang dialami Qarun, yaitu mendapat
siksa.
Sikap hidup yang berlebih-lebihan tanpa mensyukuri nikmat Allah, tidak akan memperoleh
keberuntungan bahkan siksalah yang akan dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai