Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS

Definisi
Diabetes mellitus merupakan sindrom homeostasis gangguan energi yang disebabkan
oleh defisiensi insulin atau oleh defisiensi kerjanya dan mengakibatkan metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak tidak normal. Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010,
diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya.
Kelainan ini merupakan gangguan metabolic-endokrin masa anak dan remaja yang paling lazim
dengan konsekuensi penting pada perkembangan fisik dan emosi. Individu yang menderita
diabetes tergantung insulin menghadapi beban serius yang meliputi kebutuhan mutlak insulin
eksogen setiap harinya, kebutuhan untuk memonitor pengendalian metabolik dirinya, dan
kebutuhan untuk memperhatikan terus menerus pada masukan diet. Morbiditas dan mortalitas
yang berasal dari kekacauan metabolic dan dari komplikasi jangka panjang yang mempengaruhi
pembuluh kecil dan besar serta menyebabkan retinopati, nefropati, penyakit jantung iskemik, dan
obstruksi arteri dengan gangrene tungkai. Manifestasi klinis akut dapat sepenuhnya dimengerti
dalam lingkungan pengetahuan sekarang tentang sekresi dan kerja insulin, pertimbangan genetic
dan etiologi lain yang mengarah pada mekanisme autoimun sebagai faktor pada kejadian
diabetes tipe I, dan ada konsensus yang muncul bahwa komplikasi jangka panjang terkait dengan
gangguan metabolik.
Klasifikasi
Diabetes mellitus bukan suatu wujud tunggal tetapi agaknya merupakan kelompok
kelainan heterogen yang ada perbedaan pola genetic serta mekanisme patofisiologi dan etiologi
lain yang menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Tiga bentuk utama diabetes dan beberapa
bentuk intoleransi karbohidrat.
DIABETES TIPE I (Diabetes Mulai-Juvenil)
Keadaan ini ditandai dengan insulinopenia berat dan ketergantungan pada insulin
eksogen untuk mencegah ketosis dan agar tetap hidup; karenanya diabetes ini juga disebut
diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM [insulin dependent diabetes mellitus]). Riwayat

alamiahnya penyakit ini menunjukkan bahwa ada fase tidak tergantung insulin, praketotik, baik
sebelum dan setelah diagnosis awal. Meskipun mulainya terjadi terutama pada masa anak,
penyakit ini dapat timbul pada usia kapanpun. Karenanya istilah seperti diabetes juvenile,
diabetes cenderung ketosis, dan diabetes rapuh harus dihilangkan diganti diabetes tipe I atau
IDDM. Diabetes tipe I secara jelas berbeda karena hubungannya dengan antigen
histokompatibilitas (HLA); adanya antibody terhadap komponen sitoplasma dan komponen sel
permukaan sel pulau dalam sirkulasi; antibody terhadap insulin pada tidak adanya pemajanan
terhadap injeksi insulin eksogen sebelumnya; antibody terhadap asam glutamate dekarboksilase
(glutamic acid decarboxylase [GAD]), enzim yang mengubah asam glutamat menjadi asam
gamma aminobutirat (gamma aminobutyric acid [GABA]), ditemukan secara berlebihan pada
inervasi pulau pancreas; infiltrasi limfosit pulau pada awal penyakit; dan penyakit autoimun lain.
Dengan beberapa pengecualian, diabetes pada anak adalah tergantung insulin dan masuk dalam
kategori tipe I.
DIABETES TIPE II
Pasien dalam subkelas ini dahulu dikenal dengan diabetes yang mulai maturitas (maturity
onset diabetes [MOD]) atau diabetes stabil adalah tidak tergantung insulin dan jarang
berkembang menjadi ketosis, namun beberapa memerlukan insulin untuk perbaikan
hiperglikemia bergejala, dan ketosis dapat timbul pada beberapa penderita selama infeksi berat
atau stress lain. Ini biasanya disebut diabetes mellitus tidak tergantung insulin (non-insulin
dependent diabetes mellitus [NIDDM])
Kadar insulin serum dapat normal atau menurun sedang; biasanya kurang bila
dibandingkan dengan kadar pada kontrol sesuai berat badan, usia, dan masa puberta. Pada
sebagian besar keadaan, mulainya diabetes mellitus tidak tergantung insulin terjadi setelah usia
40 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes ini jarang pada masa anak dan
remaja, ketika diabetes ini menjadi Nampak sebagai toleransi glukosa abnormal, biasanya pada
individu gemuk. Tampak ada sekresi insulin yang cukup, tetapi juga ada resistensi terhadapnya,
dan pada beberapa individu, diabetes ini dapat merupakan diabetes mellitus tipe I yang
berkembang secara perlahan. Sebagai pendekatan awal, penurunan berat badan terindikasi pada
anak yang gemuk. Toleransi karbohidrat abnormal juga dapat terjadi pada anak yang memiliki
riwayat keluarga diabetes tipe II yang kuat dalam pola yang mengesankan pewarisan dominan;

pola diabetes ini dibentuk MODY (maturity onset diabetes of the young), dan memerlukan
pengobatan dengan insulin. Yang paling penting, pada tipe diabetes ini tidak ada hubungan
dengan antigen leukosit manusia (human leukocyte antigens [HLA]), autoimunitas, dan/atau
antibody sel pulau. Meskipun MODY mungkin heterogen, kelainan genetic tertentu melibatkan
mutasi gen yang mengkode sel pancreas dan glukokinase hati yang merupakan penyebab
hiperglikemia pada banyak keluarga yang terkena. Glukokinase mutan dapat menyebabkan
hiperglikemia dengan meningkatkan kadar ambang glukosa yang bersirkulasi yang menginduksi
sekresi insulin. Defek pada gen yang mengatur transportasi glukosa ke dalam sel pancreas,
pengangkut GLUT-2, dapat menyebabkan bentuk-bentuk lain diabetes mellitus tidak tergantung
insulin. Dasar genetic molecular NIDDM kini meliputi defek pada glukokinasi, pengangkut
glukosa GLUT-2, glikogen sintase, reseptor insulis, rad (ras yang berkaitan dengan diabetes), dan
kemungkinan apoliprotein C-III.
DIABETES SEKUNDER
Subkelas ini terdiri dari berbagai tipe diabetes, karena beberapa darinya diketahui ada
hubungan etiologi. Contoh termasuk diabetes akibat penyakit eksokrin pancreas, seperti kistik
fibrosis; penyakit endokrin selain penyakit pancreas (misalnya; cushing sindrom), dan penelanan
obat-obat atau racun tertentu (misalnya rodentisid vacor). Sindrom genetic tertentu, yang
termasuk sindrom dengan kelainan reseptor insulin, juga dimasukkan ke dalam kategori ini.
Tidak ada kaitan dengan HLA, autoimunitas, atau antibody sel pulau pada wujud dalam subdivisi ini.
Diabetes Mellitus Tipe I
Epidemiologi
Insidens DM tipe-1 sangat bervariasi baik antar negara maupun di dalam suatu negara.
Insidens tertinggi terdapat di Finlandia yaitu 43/100.000 dan insidens yang rendah di Jepang
yaitu 1,5-2/100.000 untuk usia kurang 15 tahun. Insidens DM tipe-1 lebih tinggi pada ras
kaukasia dibandingkan ras-ras lainnya. Berdasarkan data dari rumah sakit terdapat 2 puncak
insidens DM tipe-1 pada anak yaitu pada usia 5-6 tahun dan 11 tahun. Patut dicatat bahwa lebih
dari 50 % penderita baru DM tipe-1 berusia > 20 tahun. Faktor genetik dan lingkungan sangat
berperan dalam terjadinya DM tipe-1. Walaupun hampir 80 % penderita DM tipe-1 baru tidak

mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit serupa, namun faktor genetik diakui berperan
dalam patogenesis DM tipe-1. Faktor genetik dikaitkan dengan pola HLA tertentu, tetapi sistim
HLA bukan merupakan faktor satu-satunya ataupun faktor dominan pada pathogenesis DM tipe
1. Sistim HLA berperan sebagai suatu susceptibility gene atau faktor kerentanan. Diperlukan
suatu faktor pemicu yang berasal dari lingkungan (infeksi virus, toksin dll) untuk menimbulkan
gejala klinis DM tipe-1 pada seseorang yang rentan.
Etiologi dan Pathogenesis
Penyebab dasar temuan klinis awal pada bentuk diabetes dominan ini pada masa anak
adalah sekresi insulin yang menurun tajam. Meskipun kadar basal insulin dalam plasma dapat
normal pada penderita yang baru didiagnosis, produksi insulin dalam responnya terhadap
berbagai sekretagoga yang kuat diturunkan dan biasanya hilang setelah berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, jarang melebihi 5 tahun. Pada penderita tertentu yang dianggap berisiko tinggi
terhadap perkembangan diabetes tipe I, seperti kembar identik yang tidak terkena diabetes,
penurunan progresif pada kapasitas mengsekresi insulin telah diketahui selama berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun sebelum muncul gejala diabetes klinis, yang biasanya menjadi Nampak
pada waktu cadangan sekresi insulin 20% atau kurang dari normal.
Mekanisme yang menyebabkan kegagalan fungsi sel pancreas semakin ke arah
kemungkinan kerusakan autoimun pada pulau-pulau pancreas pada individu yang mempunyai
kecenderungan. Diabetes tipe I telah lama diketahui mengalami peningkatan prevalensi pada
orang-orang dengan kelainan seperti penyakit Addison, tiroiditis hashimoto, dan anemia
pernisiosa, dimana mekanisme autoimun diketahui adalah patogenik. Keadaan ini, juga diabetes
mellitus tipe I tergantung insulin, juga diketahui terkait dengan peningkatan frekuensi HLA
tertentu, terutama HLA-B8, -DR3, -BW15, dan DR4. Dilokasikan pada kromosom 6, sistem
HLA adalah kompleks histokompatibilitas mayor, yang terdiri dari kelompok gen yang
mengkode transplantasi antigen dan memainkan peran sentral pada respons imun.
Kerentanan yang meningkat

Anda mungkin juga menyukai