Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NEPHROLITIASIS

Di susun oleh :
1. Fajar Nurhayati

13.014

2. Ignatia Maria Y

13.019

3. Asri Ramonaningrum

13.006

4. Tri Agung

13.038

AKADEMI KEPERAWATAN YAKPERMAS BANYUMAS


Jl. Raya Jompo Kulon, Sokaraja 53181
2015

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Sistem Perkemihan

Gambar 2.1 Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih,
dua otot sphincter, dan uretra.

1. Ginjal

Gambar 2.2 Ginjal


Kedudukan ginjal di belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada
dinding abdomen.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau
abdomen.Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah
hati dan limpa.Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal
(juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang
peritoneum yang melapisi rongga abdomen.Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3.Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal
dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang.Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air

dalam bentuk urin.Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan


penyakitnya disebut nefrologi.
a. Lapisan ginjal
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa
jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan ginjal terbagi atas :
lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam
lagi disebut medulla.Bagian paling dalam disebut pelvis.Pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang
merupakan bukaan saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
b. Unit Fungsional Ginjal

Gambar 2.3 Nefron Ginjal


Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia
dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah,
kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan
tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan

pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan


arus dan kotranspor.Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut
urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang
disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.Setiap
glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.Dinding kapiler
dari

glomerulus

memiliki

pori-pori

untuk

filtrasi

atau

penyaringan.Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang


berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan
dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman.Bagian
yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut
tubulus konvulasi proksimal.Bagian selanjutnya adalah lengkung
Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap

kembali

glukosa,

asam

amino,

dan

berbagai

ion

mineral.Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam


tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem
pengumpul yang terdiri dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen
disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel

juxtaglomerular.Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis


dan sekresi renin.Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus
dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke
kandung kemih melewati ureter.
c. Persyarafan pada ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf
ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam
ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal
2. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil
penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesica urinaria.Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal,
masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter laki-laki melintas di bawah lig.umbilikal lateral dan ductus
deferens sedangkan pureter oerempuan melintas di sepanjang sisi cervix
uteri dan bagian atas vagina
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca
communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis,
lalu

melengkung

secara

ventro-medial

untuk

mencapai

vesica

urinaria.Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah


memasuki kandung kemih.Terdapat beberapa tempat di mana ureter
mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura
marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria.Tempat-tempat
seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis,
a.iliaca

communis,

a.testicularis/ovarica

serta

a.vesicalis

inferior.Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2


melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus
superior dan inferior.
3. Vesika Urinaria

Gambar 2.4 Vesika Urinaria


Vesika urinaria atau kandung kemih adalah satu kantung berotot yang
dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis.Kandung kemih
mempunyai tiga muara, yaitu dua muara ureter dan satu muara
uretra.Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos
yang di sebut muskulus destrusor. Di dinding kandung kemih terdapat
scratch reseptor yang akan bekerja memberikan stimulus sensasi berkemih
apabila volume kandung kemih telah mencapai kurang lebih 150 cc.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar.Terdapat beberapa perbedaan uretra pada
pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan
dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra
pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandun kemih dan
bersifat volunter).

Gambar 2.5 Uretra pria


Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika,
pars membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum
vesicae dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika
dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut
dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan

simpatis.
Pars prostatika

(3-4

cm),

merupakan

bagian

yang

melewati/menembus kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat

berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.


Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek
dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju
bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos
dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di

bawah kendali volunter (somatis).


Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung
kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di
bagian luarnya.

Gambar 2.6 Uretra wanita


Letak uretra wanita berada di bawah simphis pubis dan bermuara
disebelah anterior vagina.Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra
diantara kelenjar skene.Kurang lebih 1/3 medial uretra, terdapat sfingter
uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris.Tonus otot sfingter uretra
terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsimempertahankan
urine tetap berada di dalam buli pada saat perasaan ingin miksi.Miksi
terjadi jika tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat
kontraksi otot destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

B. Fisiologi Sistem Perkemihan


Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan
ekstrasel dalam batas batas normal.Komposisi dan volume cairan ekstra sel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerolus, reabsorpsi dan sekresi tubulus. Untuk lebih
jelasnya fungsi dasar ginjal dapat dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :

Fungsi Eksresi
a. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m-osmol dengan
mengubah ubah eksresi air.
b. Mempertahankan kadar masing masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
c. Mempertahankan Ph plasma sekitar 7.4 dengan mengeluarkan H+dan
membentuk kembali HCO3- .

d. Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein,

terutama urea, asam urat dan kreatinin.


Fungsi Non Eksresi
a. Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah.
b. Menghasilkan eritripoetin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sum sum tulang.
c. Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktif.
d. Degradasi insulin, sekitar 20 % dari insulin dibentuk oleh pankreas dan
didegradasi oleh sel sel tubulus ginjal, akibatnya penderita diabetes
yang menderita payah ginjal mungkin membutuhkan insulin yang

jumlahnya sedikit. (Suharyanto, Toto & Abdul Madjid. 2009:18)


1. Pembentukan Urine
Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam
mempertahankan homeostasis tubuh.Pembentukan urine berlangsung
dalam tiga tahap yaitu :
a. Filtrasi glomerulus
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat
glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman .
Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula,
urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk
ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong
air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati
pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan
molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati
lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman.Hasil
filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat
glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air,
protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion
anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
b. Reabsorpsi
Reabsorpsi yaitu proses penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi
yang masih diperlukan tubuh misalnya vitamin, glukosa & asam
amino. Dimulai dari tubulus kontortus proksimal, reabsorpsi
dilakukan

oleh

dinding

usus

secara

difusi

&

transfor

10

aktif.Dinamakan reabsorpsi obligat, dimana 80% air diserap


kembali di tubulus ini.Filtrat yang keluar dinamakan urine
sekunder/filtrat tubulus. Lalu masuk melewati lengkung henle
desenden(turun) terjadi reabsorpsi 6% air dan lengkung henle
asenden(naik) terjadi reabsorosi Na+ & Cl-. Akhirnya masuk ke
tubulus kontortus distal, terjadi penambahan dan pengurangan
filtrat. Reabsorpsi Na+, Ca2+ & air dikontrol oleh hormon
antideuretik(ADH), reabsorbsi ini dinamakan reabsorpsi fakultatif
karena reabsorpsinya disesuikan dengan kebutuhan.
c. Sekresi
sekresi beberapa zat dari darah dikapiler ke filtrat berupa ion K+,
PO3-, keratin, obat-obatan dan senyawa toksik terjadi di tubulus
kontortus distal, lalu mengalir ke duktus kolektifus akan terjadi
reabsorpsi air dan ion Na+ dipengaruhi oleh ADH & aldesteron dan
augmentasi ion K+ dan ion bikarbonat. Kemudian urine diampung
di katung kemih, daya tampungnya 300 cc, tekanan ke dinding
katung menyababkan ingin buang air kencing..
C. Nefrolitiasis
1. Pengertian

Gambar 2.7 Nefrolitiasis

11

Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih


baik dalam ginjal,ureter maupun buli-buli.
Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis
renal, pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat
dan kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga
membentuk kalkulus ( batu ginjal ).
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini
terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit
(Patofisiologi keperawatan, 2000 ).
Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang
menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri
karena adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal.

2. Etiologi
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu
seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat.Batu juga
dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang
secara normal mencegah kristalisasi dalam urine. Kondisi lain yang
mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan
pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).
Penyebab terbentuknya batu digolongkan dalma 2 faktor :
a. Factor endogen :
Hyperkalsemia
: Meningkatnya kalsium dalam darah
Hyperkasiuria
: Meningkatnya kalsium dalam urin
Ph urin
Kelebihan pemasukan cairan dlam tubuh yang bertolak belakang
dengan keseimbangan cairan yang masuk dalam tubuh
b. Factor eksogen :
Air minum
Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan
terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal akibat ketidak
seimbangan cairan yang masuk

12

Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran
keringat,yang akan mempermudah pengurangan produksi urin dan

mempermudah terbentuknya batu.


Makanan
Kurangnya mengkonsumsi protein

dapat

menjadi

factor

terbentuknya batu
Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu

proses pembentukan urine


3. Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus
darah, jaringan yang tidak vital dan tumor.Komposisi dari batu ginjal
bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin
dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan
juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin
ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan
adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang
berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
a. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap
menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
b. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan
penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.
c. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang
melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat
pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan
penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini
maka akan mudah terjadi pengendapan.
d. Teori epistaxi

13

Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,


salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk
pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan
dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan
urat sebagai inti pengendapan kalsium.
e. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

4. Jenis-jenis Batu dan Komposisi Batu


Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium: kalsium
oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP),
xanthyn, da sistin, silikat dan senyawa lainnya. Data mengenai kandungan /
komposisi zat yang terdapat pada batu sangat penting untuk usaha pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
a. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak di jumpai, yaitu kurang lebih 70 - 80%
dari seluruh batu saluran kemih.Kandungan batu jenis ini terdiri atas

14

kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur


itu.Faktor terjadinya batu kalsium adalah hiperkalsiuri, hiperoksaluri,
hiperurikosuria, dan hipositraturia
b. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya
batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman
penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau urea
splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine
menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah :
Proteusspp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan
Stafilokokus. Meskipun E coli banyak menimbulkan infeksi saluran
kemih tetapi kuman ini bukan termasuk pemecah urea.
c. Batu Asam Urat
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antaranya 75-80% batu asam urat terdiri atas asam murni dan sisanya
merupakan campuran

kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat

banyak diderita oleh pasien-pasien gout, penyakit mieloproliferatif,


pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak
mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah sulfinpirazone,
thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi
protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan
penyakit ini.
5. Tanda dan Gejala
Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar
biasa, akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia.Pasien merasa selalu
ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasive batu.Batu yang terjebak dikandung
kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuria.
Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
a. Hematuria
b. Piuria
c. Polakisuria/fregnancy

15

d. Urgency
e. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus
pada daerah pinggang.
f. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahanlahan.
g. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah,
selanjutnya ke arah penis atau vulva.
h. Anorexia, muntah dan perut kembung
i. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan
adanya batu leukosit meningkat.
6. Komplikasi
Menurut guyton, 1993 komplikasi dari nefrolitiasis adalah :
a. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh
darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena
suplai oksigen terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika
dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan
infeksi pada peritoneal.
c. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena
penumpukan urin
d. Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga
terjadi kematian jaringan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Urin
PH lebih dari 7,6
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
Biakan urin
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b. Pemeriksaan darah
Hb turun
Leukositosis

16

Urium krestinin
Kalsium, fosfor, asam urat
c. Pemeriksaan Radiologist
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan
rontgen saluran kemih / IVP (Intranenous Pyelogram) untuk melihat
lokasi batu dan besar batu
d. CT helikal tanpa kontras
CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan
pada pasien yang diduga menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan teknik pencitraan
lainnya, antara lain: tidak memerlukan material radiokontras; dapat
memperlihatkan bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen
(seperti batu asam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2
mm; dan dapat mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intraabdomen selain batu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala pada
pasien. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang
datang ke UGD dengan nyeri pinggang, CT helikal memiliki
sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, dan nilai prediktif negatif 97%
untuk diagnosis batu ureter.
c. USG abdomen
Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi,
tetapi teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa
memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif
pada 123 pasien menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan CT
Helikal sebagai gold standard, ultrasonografi memiliki sensitivitas
24% dan spesifisitas 90%. Batu dengan diameter lebih kecil dari 3 mm
juga sering terlewatkan dengan ultrasonografi.
8. Penatalaksanaan Medis
Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis
terdiri dari :
a. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi
pembentukan batu yang baru.
b. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).

17

c. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.


d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu
kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong
terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi
makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacangkacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan
tersebut dikurangi.
f. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis
tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan
pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.
g. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena
makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di
dalam air kemih.
h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
i. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena
itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa
diberikan kalium sitrat.
j. Dianjurkan untuk banyak minum air putih.
Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasin
adalah :
a. Terapi Medis dan Simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan
batu.Tetapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri.Selain itu
dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian
diuretik.
b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi
perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde ke batu yang ada di
ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan
yang paling sering dilakukan adaah ESWL. ESWL (Extracorporeal
Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan memecah batu yang
ditembakkan dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut
yang dapat memecahkan batu menjadi pecahan yang halus, sehingga

18

pecahan tersebut dapat keluar bersama dengan air seni. Keutungan dari
tindakan ESWL ini yaitu tindakan ini dilakukan tanpa membuat luka,
tanpa pembiusan dan dapat tanpa rawat inap.
c. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan
bedah lain adalah operasi Kecil pengambilan batu ginjal / PCNL
(Percutaneous

Nephrolithotomy).

PCNL

merupakan

tindakan

menghancurkan batu ginjal dengan memasukkan alat endoskopi yang


dimasukkan kedalam ginjal sehingga batu dapat dihancurkan dengan
alat tersebut. Tindakan ini memerlukan pembiusan dan rawat inap.

DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, R % Jong Wim De. 1998. Buku ajar bedah. Jakarta : EGC
Suddarth&Brunner.1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Mosby.St.louis.
Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta EGC

19

Anda mungkin juga menyukai