Anda di halaman 1dari 20

A.

Manajemen nyeri non farmakologik


1. Stimulasi dan masase Kutaneus
- bertujuan menstimulasi
serabut2 yg mentransmisikan sensasi tdk
nyeri dgn memblok atau menurunkan
transmisi impuls nyeri (teori gate)
- Metode; Menggosok Kulit
- Masase adl stimulasi kutaneus tubuh
secara umum dipusatkan pd punggung
dan bahu.
- Masase membuat ps lebih nyaman
karena masase membuat relaksasi otot.

2. Terapi Es dan Panas


- Bekerja dgn menstimulasi reseptor tdk nyeri
( non-nosiseptor) dlm bidang reseptor yg sama.
- Terapi Es dpt menurunkan prostaglandin yg
memperkuat sensitivitas reseptor nyeri pd tempat
cedera dgn menghambat proses inflamasi.
- Caranya: Es diletakkan pd tempat cedera
segera stlh cedera tjd.
- Terapi Panas: meningkatkan aliran darah ke
suatu area dan menurunkan nyeri dgn
mempercepat penyembuhan.
- Penggunaan terapi es maupun panas hrs
digunakan hati2 dan dipantau untuk menghindari
cedera kulit.

3. Stimulasi Saraf Transkutan (Stimulasi Saraf


Elektrik Transkutan/ TENS)
- Alat dengan elektroda yang dipasang pada
kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan ,
menggetar atau mendengung pada area
nyeri.
- TENS telah digunakan baik pada nyeri akut
dan kronik.
- TENS diduga dapat menurunkan nyeri dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (nonnosiseptor) dalam area yang sama seperti
pada serabut yang menstrasmisikangate
kontrol

4. Distraksi (mengalihkan perhatian)


- memfokuskan perhatian pasien pada
sesuatu selain pada nyeri, dapat menjadi
stategi yang sangat berhasil dan mungkin
merupakan mekanisme yang bertnggung
jawab pada teknik kognitif efektif lainnya
(Arntz dkk., 1991; Devine dkk.)

5. Teknik Relaksasi.
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat
menurunkan nyeri dengan merilekskan
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Ada
banyak bukti yang menunjukkan bahwa relaksasi
efektif dalam meredakan nyeri punggung (Tunner
dan Jensen, 1993; Altmaier dkk. 1992).
- Tehnik relaksasi:
* Bernapas dgn peru dgn frekuensi lambat,
beirama.
* Minta ps untuk memejamkan matanya dan
bernapas dgn perlahan dan nayaman.
* Irama yg konstan dpt dipertahankan dgn
menghitung dlm hati dan lambat bersama setiap
inhalasi ( hirup dua, tiga, hembuskan)

6. Imajinasi Terbimbing
- menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara
yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
positf tertentu.
- Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi
dan meredakan nyeri dapat terdiri atas
menggabungkan suatu napas berirama lambat
dengan suatu bayangan mental relaksasi dan
kenyamanan
- Caranya: Dengan mata terpejam instruksikan pasien
untuk membayangkan bahwa dgn setiap napas yg
dihembuskan secara lambat ketegangan otot dan
ketidaknyamanan dikeluarkan. Dan setiap kali
menghirup napas ps harus membayangkan energi
penyembuhan dialirkan ke bag. Yg tdk nyaman.
Authorized
www.ruslanpinrang.blogspot.com

7. Hipnosis efktif dalam meredakan nyeri atau


menurunkan jumlah analgesik yang
dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Teknik
ini mungkin membantu dalam memberikan
peredaan pada nyeri terutama dalam situasi
sulit ( mis., luka bakar ). Mekanisme
bagaimana kerjanya hipnosis tidak jelas.

Authorized
www.ruslanpinrang.blogspot.com

2. Manajemen nyeri dengan pendekatan


farmakologik
- Merupakan tindakan kolaboratif dgn dokter
atau pemberi perawatan utama lainnya dan
pasien.
Ada tiga kelompok utama obat yang
digunakan untuk menangani rasa nyeri :
a. Analgetika golongan non narkotika
b. Analgetika golongan narkotika

Konsep Askep Pada Kebutuhan


Nyaman Nyeri
PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Fisik
- Respon Fisiologis
- Respon Perilaku

Ad 1. Riwayat Kesehatan
a. Intensitas Nyeri
- Dengan Menggunakan skala verbal
(mis: tdk ada nyeri, sedikit nyeri, nyeri
hebat, sangat hebat) atau (skala 010).
- Skala Intensitas Nyeri

Skala Intensitas Nyeri Deskriptif

Sederhana
Tdk ada
Neri Ringan Nyeri Sedang
terkontrol
Nyeri

Nyeri Hebat Nyeri sgt hebat

Nyeri tdk

Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10


0
1
2
Tdk ada
Neri Ringan
Nyeri

4
5
Nyeri Sedang

6
7
8
9
10
Nyeri Berat Terkontrol Nyeri Berat
Tdk terkontrol

Pedoman untuk menggunakan skala


pengkajian:
- Untuk pasien yg nyeri hebat gunakan skala 010
- Untuk pasien yg tdk dpt bahasa indonesia
butuh bantuan keluarga sebagai penerjemah
- Skala dpt digunakan sebelum dan sesudah
intervensi

b. Karakteristik Nyeri
- Letak/ Lokasi Nyeri
- Durasi: Menit, jam, hari, bulan dsb.
- Irama: Terus-menerus, Hilang timbul,
Periode bertambah dan berkurangnya
Intensitas Nyeri
- Kualitas Nyeri: Nyeri ditusuk, terbakar
dll.

c. Faktor-faktor yg meredakan nyeri


- Gerakan, Kurang Bergerak, Istirahat, obat
bebas dll.
- apa yg dipercayai pasien dpt membantu
mengatasi nyeri trial & error.
d. Efek nyeri thd aktifitas kehidupan seharihari
- Tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi
dgn orang lain, gerakan fisik, bekerja atau
aktifitas santai.
- Nyeri akut cendrung timbul kecemasan
- nyeri akut Depresi

e. Kekhawatiran Individu ttg nyeri


- Beban ekonomis
- Prognosis
- Pengaruh thd peran dan perubahan
citra diri

Ad 2. Pemeriksaan Fisik
a. Respon Fisiologis
- Frekuensi nadi meningkat
- Pernapasan meningkat
- Pucat/ bibir kering
- Berkeringat banyak
b. Respon Perilaku
- Pernyataan verbal
- Perilaku vokal ( menangis,
merintih, marah)
- Ekspresi wajah
- Gerakan tubuh
- Kontak fisik dgn orang lain

DX. KEP. YG BERHUB. DGN MASALAH KEB. RASA NYAMAN NYERI


1.
Nyeri akut
2.
Nnyeri Kronis
Ad. 1. Nyeri dan Ketidaknyamanan
a. Definisi
keadaan dmn individu mengalami dan melaporkan adanya
ketidaknyamanan beat dan sensasi tak nyaman berakhir 1 detik sampai
< 6 bln.
b. Kemungkinan data yg ditemukan
- data subyektif: Komunikasi (verbal atau
kode) pasien ttg gambaran nyeri.
- data obyektif:
* Perilaku Distraksi (merintih, menangis, gelisah,
mondar-mandir)
* Wajah tampak menahan nyeri (meringis, mata tdk
bersemangat)
* Keringat dingin, perubahan TTV: nadi meningkat, RR
menurun., pupil dilatasi

c. Kemungkinan Penyebab/ Etiologi


* Gangguan sirkulasi
* Kontraksi Otot
* Trauma Jaringan
* Refleks spasme otot
d. Kemungkinan masalah klinis
* Pre aterm
* Pembedahan
* Fraktur
* Luka Bakar
e. Tujuan dan Kriteria Hasil
- Nyeri dan ketidaknyamanan reda dgn
kriteria:
* Pasien tenang/ rileks
* Pasien mengidentifikasi aktifitas yg dpt
menurunan nyeri
* TV Normal

INTERVENSI
INTERVENSI
1.

2.

3.

4.

RASIONALLISASI

Yakinkan ps bahwa anda


1.
mengetahui nyeri yg dialami ps
nyata dan akan membantunya
dan membantunya dlm
menghadapinya.
Gunakan skala pengkajian
2.
nyeri untuk mengidentifikasi
intensitas nyeri
Kaji dan catat nyeri dan
3.
karakteristik nyeri: Lokasi,
Kualita, Frekuensi, dan Durasi.
Kolaborasi Dgn dokter dlm
pemberian analgesik untuk
meredakan nyeri.

4.

Rasa takut thd nyeri dpt


meningkatkan ketegangan dan
rasa cemas yg nyata.

Nilai dasar digunakan untuk


mengkaji perubahan dlm tkt.
nyeri dan mengevaluasi nyeri.
Data dpt membantu
mengevaluasi nyeri dan
peredaan nyeri serta
mengidentifikasi jenis nyeri.
Analgetik lebih efektif bila
diberikan pada awal siklus
nyeri.

INTERVENSI Lanjutan
INTERVENSI

RASIONALISASI

5. Identifikasi dan dorong pasien


5. Mendorong penggunaan strategi
untuk menggunakan strategi yg
peredaan nyeri yg sudah
menunjukkan keberhasilan pd
dikenal dan dpt diterima oleh
nyeri sebelumnya.
pasien.
6. Ajarkan pasien strategi tambahan 6. Penggunaan strategi ini sejalan
untuk meredakan nyeri dan
dgn analgesik dpt
ketidanyamanan : Distraksi,
menghasilkan peredaan yg
Imajinasi Terbimbing,
lebih efektif.
Relaksasi, Stimulasi Kutaneus.
7. Jelaskan pada pasien dan
7. Mengantisipasi dan mencegah
keluarga ttg kemungkinan efek
efek samping sehingga pasien
samping analgetik dan
tidak melanjutkan penggunaan
pencegahan serta
anlgesik.
penatalaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai