Anda di halaman 1dari 7

BUPATI BADUNG

PERATURAN BUPATI BADUNG


NOMOR 31 TAHUN 2012
TENTANG
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) PEMBANGUNAN
DAN PENGOPERASIAN KAWASAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG,
Menimbang

: a. bahwa setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan


infrastruktur berpotensi dapat menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta angkutan jalan,
maka perlu dilakukan analisis dampak lalu lintas ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Analisis Dampak Lalu lintas
(ANDALALIN) Pembangunan dan Pengoperasian Kawasan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655) ;
2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844 ) ;
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 132);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
5. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan


Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61);
8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2/PD/DPRD/1974
tentang Tata Ruang untuk Pembangunan;
9. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4/PD/DPRD/1974
tentang Tata Ruang untuk Pembangunan
10. Peraturan Daerah propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Bali;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun
1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Daerah
Tingkat II Badung;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN BUPATI TENTANG


ANALISIS DAMPAK LALU
LINTAS (ANDALALIN) PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN
KAWASAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Badung
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Badung.
4. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Badung.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Badung
6. Penilai Dinas Perhubungan adalah Staf teknis di lingkungan Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung yang
mempunyai tugas dan memiliki sertifikat andalalin untuk melakukan
penilaian dan evaluasi terhadap dokumen andalalin dan perencanaan
pengaturan lalu lintas.
7. Tim adalah Tim yang keanggotaannya terdiri dari staf staf teknis
dilingkungan Dinas dan/atau instansi teknis pada Pemerintah Daerah yang
mempunyai tugas dan memiliki sertifikat pelatihan andalalin untuk
melakukan penelitian dan evaluasi terhadap dokumen andalalin dan
perencanaan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
8. Analilis Dampak Lalu Lintas yang selanjutnya disebut Andalalin adalah
studi/Kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau usaha
tertentu yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen Andalalin atau
perencanaan pengaturan Lalu Lintas.
9. Dampak Lalu Lintas adalah pengaruh yang mengakibatkan perubahan
tingkat pelayanan lalu lintas menjadi tingkat yang lebih rendah, diakibatkan
oleh suatu kegiatan dan/atau usaha pada unsur-unsur jaringan transportasi
jalan.
10. Tingkat Pelayanan lalu lintas adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan kondisi operasional lalu lintas.
11. Kegiatan dan/atau usaha adalah Kegiatan dan/atau usaha berkaitan dengan
pemanfaatan ruang di dalam suatu kawasan atau lokasi.

12. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk dan keluar rata-rata
perhari atau selama jam puncak yang dibangkitkan oleh suatu kegiatan
dan/atau usaha.
13. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
pelengkapnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum yang berada pada
permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah
dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.
14. Dokumen Andalalin adalah hasil studi/Kajian mengenai dampak suatu
kegiatan dan/atau usaha tertentu terhadap lalu lintas yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan yang terdiri dari dokumen kerangka acuan,
dokumen analisis kinerja lalu lintas, serta dokumen manajemen dan
rekayasa lalu lintas jalan.
15. Perencanaan Pengaturan Lalu Lintas adalah perencanaan manajemen dan
rekayasa lalu lintas terhadap kegiatan dan/atau usaha tertentu yang meliputi
pengaturan sirkulasi di bagian dalam suatu kegiatan dan/atau usaha sampai
dengan jalan disekitar suatu kegiatan dan/atau usaha yang merupakan jalan
akses suatu kegiatan dan/atau usaha tersebut.
16. Syarat zoning/keterangan rencana kabupaten adalah penyesuaian kedudukan
suatu bangunan/kegiatan/usaha terhadap rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Badung.
17. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah Serangkaian usaha dan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan,
dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan, dalam rangka mewujudkan,
mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas.
18. Pemrakarsa adalah orang atau badan yang bertanggung jawab atas kegiatan
dan/atau usaha.
BAB II
STUDI ANDALALIN
Pasal 2
(1) Setiap pemrakarsa yang akan/sudah melalukan suatu kegiatan dan/atau
usaha yamg dapat mempengaruhi tingkat pelayanan lalu lintas jalan di
selitarnya wajib memiliki Andalalin yang meliputi :
a. dokumen andalalin yang telah memperoleh persetujuan Bupati; dan
b. perencanaan pengaturan lalu lintas yang telah memperoleh persetujuan
Bupati.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan hasil penilaian dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Badung/Tim.
(3) Bupati dapat melimpahkan kewenangan untuk menetapkan persetujuan
Andalalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepada Kepala Dinas.
(4) Penyusunan Andalalin dilakukan setelah pemrakarsa mendapatkan syarat
zoning/keterangan rencana kabupaten dan sebelum memiliki Izin
Mendirikan Bangunan.

Pasal 3
(1) Kriteria kegiatan atau usaha yang wajib memiliki Andalalin antara Lain :
a. Perumahan;
b. Apartemen/Kondotel;
c. Toko/rumah toko/kantor/rumah kantor;
d. Pusat perbelanjaan/perkantoran;
e. Hotel/motel/penginapan/rumah sewa;
f. Rumah sakit/klinik;
g. Industri/pergudangan;
h. Sekolah/perguruan tinggi;

i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

Tempat kursus;
Restoran/rumah makan;
Gedung pertemuan/tempat hiburan/pusat olah raga;
Terminal/pool kendaraan/gedung parkir;
Pelabuhan/bandara;
Bengkel kendaraan bermotor; dan/atau
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum/Gas;
Perpaduan/kombinasi antara huruf a sampai dengan o;
Bangunan yang menimbulkan masalah terhadap dampak lalu lintas
berdasarkan geometrik simpang,akses lokasi dan transportasi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

BAB III
KUALIFIKASI PENYUSUNAN DOKUMEN ANDALALIN
Pasal 4
(1) Penyusunan dokumen Andalalin sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(4) dilaksanakan oleh tenaga ahli atau kelompok tenaga ahli yang ditunjuk
oleh pemrakarsa.
(2) Penyusun dokumen Andalalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki pengetahuan dibidang teknik perencana transportasi, teknik
manajemen dan rekayasa lalu lintas.
BAB IV
PENILAIAN ANDALALIN
Pasal 5
Andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan oleh Pemrakarsa
kepada Bupati melalui Kepala Dinas untuk dilakukan penilaian.
Pasal 6
(1) Penilaian Andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan oleh
Penilai Dinas Perhubungan.
(2) Penetapan sifat kompleks suatu kegiatan atau usaha yang wajib memiliki
Andalalin ditentukan oleh Kepala Dinas.
(3) Untuk penilaian Andalalin yang bersifat komplek sebagaimana dimaksud ayat 2
dilakukan oleh tim.
(4) Tim sebaimana dimaksud pada ayat (3) beranggotakan dari unsur :
a. Dinas perhubungan komunikasi dan informatika kabupaten badung;
b. Kepolisian resor kota denpasar;
c. Kepolisian resor badung;
d. Badan perencana pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan
kabupaten badung;
e. Badan pengelola lingkungan hidup kabupaten badung;
f. Dinas cipta karya kabupaten badung;
g. Dinas bina marga dan pengairan kabupaten badung; dan
h. Dinas kebersihan dan pertamanan kabupaten badung;
(5) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi :
a. Kondisi kawasan/lokasi;
b. Konsep pembangunan/perkembangan kawasan/lokasi;
c. Kondisi kinerja lalu lintas dan peramalannya; dan

d. Rencana manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam konteks sistem


transportasi daerah
(6) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) berupa
rekomendasi Kepala Dinas.
BAB V
TATA CARA PENGAJUAN REKOMENDASI
ANDALALIN
Pasal 7
(1) Pengajuan rekomendasi dilakukan secara tertulis oleh pemohon kepada Bupati
u.p. Kepala Dinas
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan :
a. Gambar desain bangunan;
b. Peta lokasi dan detail tanah bangunan;
c. Data-data lokasi bangunan, meliputi :
1. Luas tanah;
2. Luas bangunan;
3. Luas pelataran parkir;
4. Jumlah personel pegawai dan penghuni;
5. Jumlah pengunjung yang dapat ditampung; dan
6. Fasilitas pendukung.
d. Rencana Pengembangan; dan
e. Kajian Andalalin oleh tenaga ahli.
(3) Dinas Perhubungan melakukan pengecekan lapangan, menilai dan kesesuaian
kajian dampak lalu lintas serta upaya pemecahannya pada lokasi
pembangunan/kegiatan yang direncanakan.
Pasal 8
(1) Berdasarkan Andalalin sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2), Dinas
Perhubungan mengeluarkan rekomendasi dan penetapan rekayasa lalu lintas
sebagai bagian dari rencana pembangunan.
(2) Rekomendasi dan penetapan rekayasa lalu lintas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan satu kesatuan dengan perijinan tata ruang dan perijinan
penggunaan lokasi.
Pasal 9
Persetujuan terhadap Andalalin memuat kewajiban yang wajib dilaksanakan oleh
pemrakarsa.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Pasal 10
Evaluasi terhadap Andalalin dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali.
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Dinas
Perhubungan.
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati
melalui Kepala Dinas.
Berdasarkan hasil evaluasi, Bupati dapat memberikan kewajiban-kewajiban
baru yang wajib dilaksanakan oleh pemrakarsa.
Bupati dapat melimpahkan kewenangan pemberi kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) kepada Kepala Dinas.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan persetujuan Andalalin
dilakukan oleh Bupati.
(2) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan diatur dengan
keputusan Bupati.

(1)

(2)

(3)
(4)

BAB VII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 12
Bupati berwenang menghentikan pelaksanaan kegiatan dan/atau usaha yang
melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1), Pasal 3
ayat (1), Pasal 9 dan/atau Pasal 10 ayat (4).
Bupati berwenang memberikan peringatan, membekukan dan/atau mencabut
persetujuan Andalalin dalam hal pemrakarsa melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4).
Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat
dilimpahkan kepada Kepala Dinas.
Setiap pemrakarsa yang melakukan kegiatan dan/atau usaha yang melanggar
ketentuan Pasal 2, Pasal 3 ayat (1), Pasal 9 dan/atau Pasal 10 ayat (4) dapat
dikenakan sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp. 50.000.000
(lima puluh juta rupiah).

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 13
Untuk kegiatan dan/atau usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
yang telah ada dan beroperasi sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, wajib
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 pada saat dilakukan
evaluasi terhadap Andalalin.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Badung.

Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 19 April 2012
.

BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG

Diundangkan di Mangupura
pada tanggal 19 April 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,
ttd.
KOMPYANG R.SWANDIKA
BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012 NOMOR 30

Anda mungkin juga menyukai