BAB I
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Nama
: Ny. AY
Umur
: 83 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempua
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Gedubang Aceh
Suku
: Aceh
No CM
: 57.99.09
Tanggal Masuk
: 18 Desember 2015
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama
: Sesak nafas
Keluhan Tambahan
: Nyeri dada
Telaah
:
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Langsa, dengan keluhan sesak
nafas yang dirasakan sejak 7 dan memberat dalam 2 hari ini.Pasien
mengeluhkan sesak nafas setiap kali melakukan aktifitas biasa. Pasien juga
mengeluhkan sering terbangun pada malam hari karena sesak dan batuk
pada malam hari dan pasien juga mengaku pada saat tidur harus
mengunakan 2 bantal. Rasa letih (+), berkeringat dingin (+), mual (+),
muntah (-) pusing (+) . BAB (+) normal padat, BAK (+) normal jernih.
RPT
: Hipertensi (+)
RPK
: Disangkal
RPO
: Captropil
RKS
:-
STATUS PRESENTS
I.
KEADAAN UMUM
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
: Lemas
: Compos Mentis
: 140/100 mmHg
: 130 X/menit,
: 26 X/menit
: 37,20C
II.
KEADAAN PENYAKIT
- Anemis
: (-)
- Ikterus
: (-)
- Sianose
: (-)
- Dispnoe
: (+)
- Edema
: (+)
III.
PEMERIKSAAN FISIK
1. KEPALA
a. Muka
: simetris (+)
b. Mata
: reflek cahaya (+/+), konjungtiva bulbi pucat (-/-), `
c.
d.
e.
f.
2. THORAK
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
: Simetris
: Fremitus taktil kanan = kiri
:
d. Auskultasi
:
- Paru-paru
:
Suara pernafasan
: vesikuler (+) diseluruh lapang paru
Suara tambahan
Rhonki basah : (+) lap bawah
Rhonki kering : (-) lap atas/ tengah/bawah
-
Cor
Heart rate
: 130 x/menit
Suara katup
: BJ I > BJ II
Bising (-)
3. ABDOMEN
a. Inspeksi
: simetris
b. Palpasi
:
- Soepel
: (+)
- Deffens muskular
: (-)
- Nyeri tekan
: (-)
- Lien
: tidak teraba
- Ren
: tidak teraba
- Hepar tidak teraba, pinggir (-) konsistensi permukaan (-) nyeri
tekan tidak ada
c. Perkusi
d. Auskultasi
: timpani (+)
: peristaltik normal
4. GENITALIA
5. EXTERMITAS
- Atas
- Bawah
-
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Irama
Heart rate
Axis
Kelainan
Kesimpulan
: Aritmia
: 130 x/menit
: Normoaxis
: Tampak jarak R-R tidak reguler pada Lead II,
Tampak adanya RBBB pada V1,
Tampak adanya ST elevasi pada V4
Tampak adanya LVH pada V5
: Aritmia + Takikardi + Iskemik pada bagian
Anterior + LVH + RBBB
Foto Thorax
Kesimpulan Foto :
Cor
Pulmonal
Laboratorium
Darah Rutin
Test
Hasil
Unit
Normal
haemoglobin
5,6
9/100 ml
Male 14-18
Female 12-16
Haematocryte
22,7
Male 40-50
Female 37-47
Erythrocyte
5,2
105
Male 4,5-5,5
Female 4 5
leucocyte
6.600
103
Adults 4 9
Thrombocyte
215.000
103
150-350
Kimia Darah
Test
Hasil
Unit
Normal
Glucose
77
mg/dl
70 140
Uric Acid
7,5
mg/dl
2,4 - 7,0
Urea UV
30
mg/dl
10 50
Creatine
1,2
mg/dl
0,6 - 1,4
Billirubin Total
1,3
mg/dl
< = 1,20
AST/GOT
20
u/L
<= 46
ALT/GPT
18
u/L
<= 49
Alkaline Phosphathase
294
u/L
64 306
V.
-
DIAGNOSA BANDING
CHF
Gagal ginjal Kronik
Emboli Paru Akut
VI.
DIAGNOSA
CHF
VII.
TERAPI
- Posisikan pasien dengan posisi Semi fowler
- Segera berikan O2 4 liter/ menit
- Pasang Infus RL 10gtt/menit
- Berikan Furosemit 1amp/12 jam
- Berikan Captropil 25mg 3x1
- Berikan Digoxin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Bagian Cardiologi Fakultas Kedokteran Abulyatama 2015 2015
kiri, demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu
ventrikel kanan dan ventrikel kiri.2
Secara skematis, urutan perjalanan darah dalam sirkulasinya
pada manusia, yaitu : Darah dari seluruh tubuh bertemu di muaranya pada
vena cava superior dan inferior pada jantung bergabung di Atrium kanan
masuk ke ventrikel kiri arteri pulmonalis ke paru keluar dari paru melalui
vena pulmonalis ke atrium kiri (darah yang kaya O2) masuk ke ventrikel
kiri, kemudian dipompakan kembali ke seluruh tubuh melalui aorta. Keluar
masuknya darah, ke masing-masing ruangan, dikontrol juga dengan peran 4
buah katup di dalamnya, yaitu :
1. Katup trikuspidal (katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan).
2. Katup mitral (katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri).
3. Katup pulmonalis (katup yang terletak antara ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis).
4. Katup aorta (katup yang terletak antara ventrikel kiri ke aorta).
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri, karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila
arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau
yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction
dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan
dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga
atau miokardiac infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari
sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup
aorta atau tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner dibagi dua,yaitu: Arteri
koroner kanan dan Arteri koroner kiri.2
Bagian Cardiologi Fakultas Kedokteran Abulyatama 2015 2015
kongenital (VSD,PDA)
Hipertensi pulmonal
Embolisme paru masif
Gagal output tinggi
Kelainan miokardium
Penyakit jantung iskemik
Kardiomiopati
Amyloidosis
Aritmia
Peningkatan
tekananpengisian
Hipertensi sistemik
Stenosis katup
Semua menyebabkan gagal
Inkompetensi katup
Anemia
Malformasi arteriovenous
Overload volume plasma
terjadinya
gagal
jantung.
Peradangan
dan
penyakit
10
beban
kerja
jantung
dan
pada
gilirannya
dianggap
sebagai
kompensasi
karena
meningkatkan
6. Faktor sistemik
Terdapat
perkembangan
sejumlah
dan
besar
beratnya
faktor
gagal
yang
jantung.
berperan
dalam
Meningkatnya
laju
11
Kelas
II
Kelas
III
istirahat, tetapi symtom akan muincul begitu ada aktitfitas fisik yang lebih
ringan dari biasa.
Kelas
Rasa tidak nyaman setiap kali melakukan aktifitas fisik apapun, symtom
IV
Tahap B
Tahap C
12
Tahap D
13
14
berarti ada peningkatan peregangan dari serat otot jantung, lebih optimal
pada filamen aktin dan miosin, dan resultannya meningkatkan tekanan
pada kontraksi berikutnya. Pada keadaan normal, mekanisme FrankStarling mencocokan output dari dua ventrikel.3
Pada gagal jantung, mekanisme Frank-Starling
membantu
15
ginjal,
memicu
peningkatan pelepasan
renin
dari
reseptor
angiotensin I
akan
mengakibatkan
16
17
c. Stres oksidatif
Pada pasien gagal jantung terdapat peningkatan kadar
reactive oxygen species (ROS).Peningkatan ini dapat diakibatkan
oleh
rangsangan
dari
ketegangan
miokardium,
stimulasi
sirkulasi
perifer
dengan
cara
menurunkan
bioavailabilitas NO.3
d. Remodelling dan hipertrofi ventrikular
Model neurohormonal yang telah dijelaskan diatas gagal
menjelaskan progresivitas gagal jantung. Remodeling ventrikel kiri
yang progresif berhubungan langsung dengan bertambah buruknya
kemampuan ventrikel kiri di kemudian hari. Proses remodeling
mempunyai efek penting pada miosit jantung, perubahan volume
miosit dan komponen nonmiosit pada miokard serta geometri dan
arsitektur ruangan ventrikel kiri.3
Remodeling berawal dari adanya beban jantung yang
mengakibatkan meningkatkan
rangsangan
pada
pada
otot
jantung.
secara
seri
pada
sarkomer
18
19
20
Kriteria minor3
a. Edema ekstremitas
b. Batuk malam hari
Bagian Cardiologi Fakultas Kedokteran Abulyatama 2015 2015
21
c.
d.
e.
f.
g.
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardi (>120/menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tekanan darah dan Nadi
Tekanan darah sistolik dapat normal atau tinggi pada HF
ringan, namun biasanya berkurang pada HF berat, karena adanya
disfungsi LV berat. Tekanan nadi dapat berkurang atau menghilang,
menandakan adanya penurunan stroke volume. Sinus takikardi
merupakan tanda nonspesifik disebabkan oleh peningkatan aktivitas
adrenergik.
Vasokonstriksi
perifer
menyebabkan
dinginnya
ekstremitas bagian perifer dan sianosis pada bibir dan kuku juga
disebabkan oleh aktivitas adrenergik berlebih. Pernapasan CheyneStokes disebabkan oleh berkurangnya sensitivitas pada pusat
respirasi terhadap tekanan PCO2. Terdapat fase apneu, dimana terjadi
pada saat penurunan PO2 arterial dan PCO2 arterial meningkat. Hal ini
merubah komposisi gas darah arterial dan memicu depresi pusat
pernapasan, mengakibatkan hiperventilasi dan hipokapnia, diikuti
rekurensi fase apnea. Pernapasan Cheyne-Stokes dapat dipersepsi
oleh keluarga pasien sebagai sesak napas parah (berat) atau napas
berhenti sementara3
b. Jugular Vein Pressure
Pemeriksaan vena jugularis memberikan informasi mengenai
tekanan atrium kanan. Tekanan vena jugularis paling baik dinilai jika
pasien berbaring dengan kepala membentuk sudut 300. Tekanan vena
jugularis dinilai dalam satuan cm H2O (normalnya 5-2 cm) dengan
memperkirakan jarak vena jugularis dari bidang diatas sudut sternal.
Pada HF stadium dini, tekanan vena jugularis dapat normal pada
waktu istirahat namun dapat meningkat secara abnormal seiring
dengan peningkatan tekanan abdomen (abdominojugular reflux
Bagian Cardiologi Fakultas Kedokteran Abulyatama 2015 2015
22
23
24
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh
mana gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti :
hati, ginjal dan lain-lain. Pemeriksaan hitung darah dapat menunjukan
anemia,
karena
anemia
ini
merupakan
suatu penyebab
gagal
25
2. Terapi farmakologi
a. Algoritme6
26
27
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
Perananannya
telah Dihubungkan
dengan
Hydrochlorothiazide
dikembangkan
Indapamide
Chlorthalidone
LOOP DIURETICS:
Furosemide
Ethacrynic acid
Bumetamide
dalam hypomagnes-aemia,
atau
hyperlipidaemia.
hyper-
menyebabkan
hypokalemia
atau
hypomagnesaemia
dihubung-kan
dengan
kekurang
patuhan
POTASSIUM-SPARING
pemakaian obat.
Hasil positif terhadap Dapat
menyebabkan
DIURETICS:
28
Spironolactone
pemakaian
Amiloride
lactone;
Triamterene
kehilangan
dan magnesium
Tabel 5 : Jenis Obat Deuretik6
b. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors
ACE-Inhibitors sekarang dipakai sebagai dasar (cornerstone)
terapi untuk penderita dis-fungsi sistolik, dengan tidak memandang
beratnya gejala.Tetapi,dengan pertimbangkan side effects
seperti simtomatik hipotensi, perburukan fungsi ginjal, batuk dan
angioedema, maka terdapat hambatan pada pemakaiannya baik
underprescribing maupun underdosing obat tersebut, khususnya pada
orang-orang tua. Pada penelitian klinik menunjukkan bahwa hal
yang menimbulkan ketakutan-ketakutan tersebut tidak ditemui,
dikarenakan obat tersebut diberikan dengan dosis yang rendah dan
ACE inhibitor diindikasikan pada semua pasien gagal jantung sistolik, tanpa
memandang beratnya simptom.
Awali pengobatan dengan dosis yang rendah dan dititrasi sampai dosis
maksimum yang dapat ditoleris dalam 3-4 minggu.
29
30
Dua penelitian besar lain (the CHARM Added Trial and the
Valsartan
Heart
Failure
Trial
(Val-Heft)
meneliti
impact
d. Receptor Blockers
Hampir semua pengobatan standard penderita gagal
jantung, mempunyai mekanisme kerja memperbaiki hemodinamika
dan simptomatik secara akut. Efek segera dari -bloker sebaliknya
dapat memperburuk hemodinamik, kadang-kadang menyebabkan
peburukan gejala yang berat, makanya sudah sejak lama pemakaian
obat ini di-kontra-indikasikan pada pasien-pasien CHF. Meskipun
demikian, bukti-bukti bahwa pemberian secara kronik dari -bloker
memperbaiki fungsi jantung
pemakaian -
31
adalah
32
merupakan porsi
J. PROGNOSIS
CLASS
SYMPTOMS
asymptomatic
left
1-YEAR
None,
ventricular
II
dysfunction
Dyspnoea or fatigue on moderate physical
MORTALITY*
5%
10 %
33
III
IV
exertion
Dyspneoea or fatigue on normal daily
10 % - 20 %
activities
Dyspnoea or fatigue at rest
40 % - 50 %.
Tabel 7. New York Heart Association Classification5
BAB III
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia Anderson Price, RN, Phd; Lorraine Mccarty Wilson, RN, PhD. 2005.
Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC: Jakarta
2. Huon H.Gray; Keith D. Dawkins, John M.Morgan; dkk. 2003.Lecture Notes
Kardiologi. Erlangga : Jakarta
3. Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. V.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
4. Dickstain A, Filippatos G, Cohen SA, et al. 2008. Guidelines for the
diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure . European
heart journal.
5. http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview . Di akses
23 Juli 2012
Bagian Cardiologi Fakultas Kedokteran Abulyatama 2015 2015
35
36