Anda di halaman 1dari 1

BAB III

KESIMPULAN
Respiratory distress atau gangguan napas merupakan masalah yang sering dijumpai pada
hari-hari pertama kehidupan bayi baru lahir, ditandai dengan takipnea, napas cuping hidung,
retraksi interkostal, sianosis, dan apneu.(1) Respiratory distress adalah salah satu alasan paling
sering seorang bayi dirawat di unit perawatan intensif neonatal. Gangguan napas yang paling
sering pada bayi baru lahir adalah TTN (Transient Tachypnea of Newborn), RDS (Respiratory
Distress Syndrome) atau HMD (Hyaline Membrane Disease), Aspirasi Mekonium, dan infeksi.(3)
Penyebab dari respiratory distress bermacam-macam dari saluran napas, gangguan pada
rongga dada, kelainan mediastinum dan parenkim paru, penyakit jantung, kelainan neurologis,
dan penyebab lainnya.(1)
Faktor risiko tertentu meningkatkan kemungkinan penyakit pernapasan neonatal. Faktorfaktor ini termasuk prematuritas, ketuban bercampur mekonium, sectio caesaria, diabetes
gestational,

korioamnionitis

maternal,

atau

temuan

ultrasonografi

prenatal,

seperti

oligohidramnion atau kelainan paru-paru.(2) Namun, memprediksi bayi mana yang akan menjadi
simptomatik tidak selalu mungkin dilakukan sebelum kelahiran.
Terlepas dari penyebabnya, jika tidak dikenali dan dikelola dengan cepat, respiratory
distress dapat menjadi berat hingga gagal nafas dan henti jantung. Oleh karena itu, penting
bahwa setiap praktisi kesehatan yang berperan dalam merawat bayi yang baru lahir dapat dengan
mudah mengenali tanda-tanda dan gejala dari respiratory distress, membedakan berbagai
penyebabnya, dan memulai strategi manajemen untuk mencegah komplikasi yang signifikan atau
kematian.

Anda mungkin juga menyukai