Anda di halaman 1dari 2

1/1/2016

Sawahlunto Tuan Rumah Seminar Internasional Kota Pusaka - ANTARA Sumatera Barat

Sawahlunto Tuan Rumah Seminar Internasional Kota


Pusaka
Rabu, 21 Oktober 2015 18:09 WIB

Pewarta : Rully Firmansyah

Sawahlunto, (Antara) - Kota Sawahlunto Sumatera Barat dipercaya sebagai tuan rumah
Seminar Intenasional Kota Pusaka Menuju Warisan Dunia tahun 2015, yang dipusatkan di
Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Kota Sawahlunto, Rabu.
Dalam sambutannya Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, melalui Sekretaris Daerah
setempat, Rovanly Absdam, di Sawahlunto, Rabu, mengatakan, seminar yang diikuti
utusan daerah yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tersebut,
merupakan sebuah penghargaan besar dan kontribusi yang sangat berarti dalam
mendukung upaya kota itu dalam meraih predikat sebagai Kota Pusaka Warisan Dunia
dari UNESCO.
Dia mengatakan, Kota Sawahlunto sejak awal 2001 telah merencanakan pembangunan
yang dituangkan dalam peraturan daerah nomor 2 tahun 2001, yang memuat tentang visi
kota itu sebagai kota wisata tambang yang berbudaya.
"Dalam perkembangannya, mempertahankan bangunan-bangunan bersejarah serta
beberapa potensi wisata alam menjadi pilihan utama pemerintah daerah disamping terus
menggeliatkan ikon-ikon wisata tak benda seperti Songket Silungkang yang saat ini
reputasinya juga sudah mendunia," kata dia.
Namun, lanjutnya, dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut khususnya berbentuk
warisan pusaka benda seperti gedung-gedung tua serta instalasi pertambangan
peninggalan Belanda pada yang dibangun pada abad ke-19, masih menemui kendalakendala cukup bersifat prinsip yang harus mendapatkan perhatian bersama seperti
adanya beberapa aset yang masih dikuasai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT
Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin dan PT Kereta Api Indonesia, yang merupakan
bangunan bersejarah dimana pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk melindunginya.
"Kondisi tersebut juga mempengaruhi pengelolaan manajemen aset pemerintah kota ini,
terkait penguasaan aset sehingga menghalangi Kota Sawahlunto untuk meraih opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari pemerintah pusat," ujar dia.
Disamping itu, sebutnya, upaya perbaikan infrastruktur jalan interkoneksi ke beberapa
kota dan kabupaten sekitar, juga sering menjadi kendala karena perbedaan pendekatan
dalam perencanaan wilayah pembangunan oleh masing - masing daerah tersebut.
Dia meminta semua pihak dapat mencarikan jalan keluar terhadap kendala yang dihadapi
itu, sehingga pengembangan potensi kepariwisataan melalui cagar budaya benda dan tak
benda di kota itu yang saat ini diusulkan oleh pemerintah pusat sebagai warisan dunia
http://www.antarasumbar.com/berita/160894/sawahlunto-tuan-rumah-seminar-internasional-kota-pusaka.html?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_ca

1/2

1/1/2016

Sawahlunto Tuan Rumah Seminar Internasional Kota Pusaka - ANTARA Sumatera Barat

kepada UNESCO, dapat terwujud sesuai harapan serta mampu memberikan kontribusi
bagi pembangunan provinsi Sumatera Barat kedepan.
"Langkah-langkah sudah kami siapkan dan untuk melaksanakan setiap tahapan tersebut
membutuhkan dukungan dan partisipasi semua pihak terkait," kata dia.
Sementara itu, budayawan berkebangsaan Australia, Gaura Mancacaritadipura, dalam
paparannya mengatakan pengakuan-pengakuan yang diraih suatu daerah tehadap
potensi sejarah dan budaya yang dimilikinya, memiliki manfaat yang besar dalam
peningkatan ekonomi masyarakat.
Salah satunya, jelas dia, nilai sejarah dan budaya yang dimiliki tersebut diperkirakan
mampu menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut.
"Kota Sawahlunto adalah salah satu daerah yang memiliki kekayaan nilai-nilai sejarah dan
budaya, mulai dari pusaka budaya tak benda seperti Songket Silungkang serta pusaka
budaya berbentuk benda seperti Museum Goedang Ransum yang unik dan tidak dimiliki
oleh negara-negara lainnya di dunia," kata dia.
Menurutnya, kesemua itu membutuhkan perlindungan, pengembangan serta pemanfaatan
dengan menyempurnakan bentuk atau fungsi pusaka budaya tanpa merusak atau
menghilangkan bentuk,esensi atau fungsi aslinya.
Hal tersebut, lanjutnya, sudah dituangkan dalam konvensi UNESCO tentang perlindungan
benda-benda pusaka bersejarah dan pusaka tak benda lainnya pada tahun 2003, dan
untuk pemerintah negara Indonesia sendiri konvensi tersebut juga sudah dituangkan
dalam bentuk regulasi melalui Undang-Undang Cagar Budaya nomor 10 tahun 2011.
"Pada akhirnya, upaya pelestarian melalui perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari
lembaga-lembaga dunia dan Indonesia, akan berbanding lurus pada meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenang sejarah dan melestarikannya sebagai
sebuah kebanggaan bagi daerah serta mampu menjadi dasar kegiatan dalam melakukan
upaya-upaya perlindungan dan pemanfaatannya bagi peningkatan ekonomi masyarakat,"
kata dia. (*)

http://www.antarasumbar.com/berita/160894/sawahlunto-tuan-rumah-seminar-internasional-kota-pusaka.html?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_ca

2/2

Anda mungkin juga menyukai