Anda di halaman 1dari 19

MINI-CEX II

SEORANG ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONI, DATTD, KEJANG


DEMAM SIMPLEKS, DAN STATUS GIZI BAIK

Pembimbing:
dr. Z. Hidajati, Sp.A
dr. Hartono, Sp.A
dr. Slamet Widi, Sp.A
Dr. Lilia Dewiyanti, Sp.A

Disusun Oleh :
Meili Eka Listiani (01.208.5710)
Afifatul Hakimah (01.209.5822)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
1

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. AZK

Umur

: 4 bulan

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Klipang Pesona Asri III, Blok F, Semarang

Nama Ayah

: Tn. A

Umur

: 24 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMA

Nama Ibu

: Ny. Y

Umur

: 23 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMA

Bangsal

: ICU

No CM

: 26.70.64

Masuk RS

: 27September 2013

B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu penderita dilakukan pada tanggal 30 September 2013
pukul 08.00 WIB di ICU dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama

: sesak nafas

Keluhan tambahan : mencret, batuk, pilek, demam, kejang

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum Masuk Rumah Sakit

3 hari sebelum masuk RS pasien batuk berdahak, dahaknya tidak


bisa dikeluarkan, tidak berdarah, tidak ngekel, tidak begitu sering
dan waktunya tidak menentu, bisa pagi, siang, sore atau malam dan
selain itu pasien juga pilek, sekret yang keluar berwarna bening,
tidak tampak sesak nafas, tidak tampak hidung kembang kempis.
Pasien demam semlenget, tidak disertai kejang, tidak menggigil,
tidak mengigau, dan tidak berkeringat di malam hari.,

tidak

terlihat kebiruan di bibir dan ekstremitas. Pasien masih mau minum


susu formula seperti biasa. Kencing seperti biasa, lancar, jumlah
cukup. Berak seperi biasa, lembek, berwarna kuning, 1x sehari.

2 hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien mengatakan anak


masih demam tinggi terus-menerus tapi tidak menggigil, tidak
mengigau, tidak kejang dan tidak berkeringat di malam hari. Batuk
bertambah parah, ngekel, tapi dahak sulit dikeluarkan, pilek
dengan sekret

kuning kental. Pasien juga mengalami sesak

napas,hidung pasien tidak tampak kembang-kempis dan berbunyi


grok-grok saat bernapas. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas
anak, anakterlihat kesulitan saat minum susu formula dari botol,
tidak terlihat kebiruan di bibir dan ekstremitas.Makan dan minum
berkurang. Berak seperti biasa, kencing lancar, 3-4 kali sehari.

1 hari sebelum masuk rumah sakit,ibu pasien mengatakan anak


masih demam tinggi terus-menerus tapi tidak menggigil, tidak
mengigau, tidak kejang dan tidak berkeringat di malam hari. Batuk
bertambah parah, ngekel, dahak masih sulit dikeluarkan, pilek
dengan sekret

kuning kental. Pasien juga mengalami sesak

napas,hidung pasien tampak kembang-kempis dan berbunyi grokgrok saat bernapas. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas anak,

anak terlihat kesulitan saat minum susu formula dari botol, tidak
terlihat kebiruan di bibir dan ekstremitas

3 jam sebelum masuk rumah sakit ibu pasien mengeluh anaknya


demam semakin tinggi, batuk bertambah parah, terlihat sesak
nafas, hidung nampak kembang kempis, tidak tampak kebiruan
pada bibir dan ekstremitas. Pasien masih pilek. Ibu pasien juga
mengatakan anaknya mencret 6x dalam sehari, mencret sebanyak
gelas belimbing, cair, warna kuning, tidak ada lendir, berwarna
kuning, ada ampas, tidak nyemprot, tidak ada darah. Berbau amis
dan tengik disangkal, dan anak tidak menangis sebelum dan
sewaktu buang air besar dan saat membersihkan dubur tidak
tampak kemerahan. Ibu pasien juga mengeluh anaknya muntah 3x
dalam sehari, muntah cair berisi susu yang diminum. Kencing
seperti biasa, lancar, 3-4 kali sehari.Kemudian ibu pasien
membawa pasien ke IGD RSUD Semarang pada tanggal 27
September 2013 pukul 00.30 dan disarankan rawat inap oleh
dokter.

Setelah masuk rumah sakit :

Setelah 1 hari perawatan di RS panas mulai turun, sesak nafas


sudah berkurang, hidung tidak terlalu kembang kempis seperti
kemarin,

nafas berbunyi grok-grok mulai berkurang, namun

pasien masih batuk dan pilek dengan dahak sulit keluar. Pasien
sudah mulai mau makan dan minum. Namun saat di bangsal pasien
masih mencret 3x sehari, mencret sebanyak gelas belimbing,
cair, warna kuning, tidak ada lendir, berwarna kuning, ada ampas,
tidak nyemprot, tidak ada darah. Berbau amis dan tengik disangkal,
dan anak tidak menangis sebelum dan sewaktu buang air besar dan
saat membersihkan dubur tidak tampak kemerahan. Pasien sudah
tidak muntah dan minum susu formula seperti biasanya. Kencing
seperti biasanya, lancar, dan volume cukup.
4

Hari kedua ( 28 September 2013) di bangsal Arimbi, pasien berak


3x dalam sehari, kira2 gelas belimbing, sudah lembek, ada
ampas, tidak ada lendir, berwarna kuning, tidak nyemprot, tidak
ada darah. Berbau amis dan tengik disangkal, dan anak tidak
menangis sebelum dan sewaktu buang air besar dan saat
membersihkan dubur tidak tampak kemerahan. Pasien masih batuk,
pilek, dan sesak bertambah, tidak ada kebiruan pada bibir dan
ekstremitas. Pasien kembali demam dengan suhu 39 C (suhu
axilla) dan pasien kejang pada malam hari selama lebih kurang 3
menit. Sebelum kejang anak sadar, saat kejang tidak sadar, badan
kaku diikuti kelojotan seluruh badan, mata melirik ke atas, mulut
tertutup rapat dan tidak keluar busa. Setelah kejang pasien sadar
dan menangis.

Tanggal 29 September 2013 sekitar pukul 13.00 pasien


dipindahkan ke ICU. Sore hari demam turun (suhu axilla 36,8 C),
pasien tidak kejang pada hari itu. Sesak pasien berkurang, tidak
tampak hidung kembang kempis dan retraksi dada, tidak tampak
kebiruan pada bibir dan ekstremitas. Pasien berak 2x sehari,
lembek, berwarna kuning, kira gelas belimbing setiap kali berak,
tidak ada lendir, tidak nyemprot, tidak ada darah. Pasien tidak
muntah, mau minum susu formula seperti biasa, dan kencing
seperti biasa, lancar, 3-4 kali sehari.

Tanggal 30 September 2013 pagi hari pasien demam (suhu axilla


38 C) dan pasien kembali kejang lebih kurang 5 menit. Sebelum
kejang anak sadar, saat kejang tidak sadar, badan kaku diikuti
kelojotan seluruh badan, mata melirik ke atas, mulut tertutup rapat
dan tidak keluar busa. Setelah kejang pasien sadar dan menangis.
Pasien masih batuk dan pilek, sesak nafas berkurang, tidak tampak
hidung kembang kempis dan retraksi dada, tidak tampak kebiruan
pada bibir dan ekstremitas. Pasien berak 2x sehari, lembek,
berwarna kuning, kira gelas belimbing setiap kali berak, tidak
5

ada lendir, tidak nyemprot, tidak ada darah. Pasien tidak muntah,
mau minum susu formula seperti biasa, dan kencing seperti biasa,
3-4 kali sehari.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasientidak pernah mengalami kejang sebelumnya.

Riwayat tersedak disangkal

Riwayat sesak napas sebelumnya disangkal, sesak napas dengan bunyi


ngik-ngik disangkal.

Riwayat batuk pilek diakui.

Riwayat terpapar asap rokok dan obat nyamuk bakar diakui.

Riwayat batuk-batuk lama dan minum obat selama 6 bulan disangkal ibu
pasien.

Riwayat jatuh dan mendapat benturan di kepala disangkal. Riwayat


tertusuk benda tajam dan kotor disangkal. Luka terjatuh yang kotor
disangkal.

Riwayat pernah keluar cairan dari telinga yang didahului panas disangkal.

Riwayat alergi, tersedak saat makan dan minum disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat batuk-batuk lama yang tidak sembuh-sembuh dan dalam

pengobatan 6 bulan didalam keluarga, disangkal.


Riwayat penyakit asma dalam keluarga disangkal.
Riwayat kejang dalam keluarganya disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi :

Ayah penderita bekerja swasta dengan penghasilan Rp. 1.000.000. Ibu


pasien bekerja sebagai pegawai pabrik dengan penghasilan Rp.
1.200.000. Menanggung 1 oranganak. Biaya pengobatan ditanggung oleh
Jamsostek
Kesan : Sosial ekonomi kurang
6

Riwayat Pemeliharaan Prenatal :

Pemeriksaan selama kehamilan

: > 4x selama hamil di bidan

Penyakit selama kehamilan

: Disangkal

Perdarahan selama kehamilan

: Disangkal

Obat diminum selama kehamilan

: vitamin

Imunisasi selama kehamilan

: 2 kali (Suntik Tetanus Toksoid)

Kesan : Riwayat pemeliharaan prenatal baik


Riwayat Kelahiran

Persalinan

: Lahir spontan di Bidan

Usia dalam kandungan

: 38 minggu

Berat badan lahir

: 3000 gram

Panjang badan

: 51 cm

Kesan : Riwayat kelahiran normal


Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala dan lingkar
dada ibu tidak ingat. Berat badan sekarang 7.8 kg, panjang badan sekarang 67 cm.
Perkembangan :

Senyum

: 2 bulan

Miring

: 2 bulan

Tengkurap

:4 bulan

Saat ini anak berusia 4 bulan dan tidak ada gangguan perkembangan, anak
tampak baik sesuai umur.
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal.
Riwayat Makan dan Minum Anak :
-

ASI diberikan sejak lahir sampai usia 2 bulan


7

Mulai usia 2 bulan diberikan susu formula, karena ASI ibu sedikit dan ibu
harus bekerja setiap hari.

Kesan : Kualitas dan kuantitas gizi kurang baik.


Riwayat Imunisasi :
BCG

: 1 x ( umur 1 bulan, scar + di lengan kanan atas)

DPT

: 2 x (umur 2 bulan, umur 4 bulan)

Polio

: 3 x (saat lahir, umur 2 bulan, umur 4 bulan)

Hepatitis B

: 3 x (saat lahir, umur 2 bulan, umur 4 bulan)

Kesan

: Imunisasi dasar sesuai dengan umur dan tepat waktu.

Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu mengikuti program KB.
Data Keluarga :
Perkawinan ke
Umur saat menikah
Agama
Pendidikan terakhir
Keadaan kesehatan

Ayah
1
22 th
Islam
SMA
Sehat

Ibu
1
21 th
Islam
SMA
Sehat

Data Perumahan :
Kepemilikan rumah : rumah orang tua pasien.
Keadaan rumah : dinding rumah tembok, 3 kamar tidur, tiap kamar terdapat
jendela dan lubang ventilasi, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 dapur.
Limbah dibuang ke selokan sekitar. Sumber air minum adalah air tanah
yang direbus sendiri, sumber air untuk mencuci juga dari air tanah.
Keadaan lingkungan : jarak antar rumah berdekatan kurang lebih dua
meter.
2. Pemeriksaan Fisik
8

Tanggal 30 September 2013 pukul 08.00 WIB di ruang ICU.


Keadaan umum: composmentis, tampak sakit sedang.
Tanda vital :

Tekanan darah

: tidak dilakukan

HR (Nadi)

: 144x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR (Laju Nafas) : 32x/menit, reguler

Suhu

: 37,1oC (axilla)

Status Internus
o Kepala

: mesocephale, UUB tidak cekung

o Rambut

: hitam, terdistribusi merata

o Mata

: sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), cowong (-/-)

o Hidung

: terpasang O kanul 2 liter/menit, simetris, epistaksis

(-/-),sekret (+/+), nafas cuping hidung-/o Telinga

: Nyeri tekan tragus (-/-), sekret (-/-)

o Mulut

: bibir sianosis (-), bibir kering (-),

o Lidah
o Leher
o Thorak

: tidak kotor
: simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru
Inspeksi

: Pergerakan hemithorax kanan dan kiri simetris

Retraksi epigastrium (-), retraksi suprasternum (+), intracosta (-)


Palpasi

: Stem fermitus hemithorax kanan dan kiri tidak

dapat dinilai (pasien rewel)


Perkusi

: Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi

Suara nafas

: Suara dasar vesikuler

Suara tambahan

: rhonki basah halus nyaring di seluruh

lapang paru (+/+), wheezing (-/-), hantaran (+/+)


Jantung
Inspeksi

: Pulsasi ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tidak melebar, tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung sulit dinilai (pasien rewel)

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular,Murmur (-),Gallop (-)


Abdomen
Inspeksi

: Cembung

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Perkusi

: Tympani

Palpasi

: Supel, turgor kembali cepat < 2

Hepar

: dalam batas normal

Lien

: dalam batas normal

Genitalia

: perempuan

Anus

: (+), tidak ada kelainan

Ekstremitas:
Ektremitas
Akral dingin
Sianosis
Capilarry refill

Superior
(-)/(-)

Inferior
(-)/(-)

(-)/(-)

(-)/(-)

<2 detik

<2 detik

Kulit

: turgor kembali cepat

Pemeriksaan neurologis

: reflex primitive (+)

3. Pemeriksaan Penunjang

10

Tanggal
27/09/13

Pemeriksaan
Hematologi rutin

Hasil

Leukosit

15.1 /l

Hb

10.9 g/dl

Ht

34.50 %

Trombosit
Serologi

270.000 /l

S. Typhi O

S. Typhi H
Kimia Klinik

GDS

121 mg/dl

Natrium

153.0 mmol/L

Kalium

4.10 mmol/L

Calsium
Feses Rutin

1.19 mmol/L

Makroskopis
Warna

Kuning

Konsistensi

Lembek

Bau

Khas

Lendir

Negatif

Darah

Negatif

Mikroskopis
Protein feses

Negatif

Karbohidrat

Negatif

Lemak

POS 2 +

Eritrosit

0-1

Amoeba

Negatif

Telur Cacing

Negatif

Leukosit

0-2

11

29/09/13

Hematologi rutin

30/09/13

Leukosit

4.100 /uL

Hb

10.1 g/dL

Ht

28.70 %

Trombosit
Hematologi rutin

156.000 /uL

Leukosit

8.300 /uL

Hb

8.6 g/dL

Ht

30.60 %

Trombosit

208.000 /uL

Foto thorax AP (30/09/2013)


Cor

: Letak, bentuk, dan ukuran normal

Pulmo : Corakan bronkovaskular meningkat, tampak bercak-bercak di


perihiler-perikardial paru kanan dan kiri. Tak tampak penebalan
hilus
Diafragma & sinus costophrenicus kanan dan kiri normal
Kesan : Cor normal, pulmo bronkopneumonia
4. Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri :
Anak Perempuan, usia 4 bulan
Berat badan

: 7.8 kg

Panjang badan : 67 cm
Pemeriksaan status gizi (Z score) :
WAZ = BB median =7.86.7=1.2(normal)
SD

0.9

HAZ = PB median = 68 63.7= 1.5(normal)


SD

2.7

WHZ = BB median = 7.8 7.5= 0.3 (normal)


SD

0.8

Kesan : status gizi baik dan perawakan normal seusianya.


12

Scoring TB
Parameter

Sko

Kontak TB
Uji Tuberkulin
BB/Keadaan Gizi
Demam Idiopatik 2 minggu
Batuk kronik 3 minggu
Limfadenopati colli, axilla, inguinal: 1 cm, jumlah > 1, tidak nyeri
Bengkak tulang/sendi panggul, lutut, phalang
Foto thorax
TOTAL
Kesan : hasil scoring TB = 0 tanpa tes tuberkulin

r
0
0
0
0
0
0
0
0
0

C. RESUME
Riwayat Penyakit Sekarang

3 hari sebelum masuk RS pasien batuk batuk berdahak, selain itu pasien
demam semlenget. 2 hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien mengatakan
anak masih demam tinggi terus-menerus. Batuk bertambah parah, ngekel, tapi
dahak sulit dikeluarkan, pilek dengan sekret

kuning kental. Pasien juga

mengalami sesak napas, berbunyi grok-grok saat bernapas.1 hari sebelum


masuk rumah sakit, ibu pasien mengatakan anak masih demam tinggi terusmenerus. Batuk bertambah parah, ngekel, tapi dahak sulit dikeluarkan, pilek
dengan sekret

kuning kental. Pasien juga mengalami sesak napas,hidung

pasien tampak kembang-kempis dan berbunyi grok-grok saat bernapas.

3 jam sebelum masuk rumah sakit ibu pasien mengeluh anaknya demam
semakin tinggi, batuk bertambah parah, terlihat sesak nafas, hidung nampak
kembang kempis. Pasien masih pilek. Ibu pasien juga mengatakan anaknya
mencret 6x dalam sehari, mencret sebanyak gelas belimbing, cair, warna
kuning, berwarna kuning, ada ampas. Ibu pasien juga mengeluh anaknya
muntah 3x dalam sehari, muntah cair berisi susu yang diminum. Kencing
seperti biasa, lancar, 3-4 kali sehari. Kemudian ibu pasien membawa pasien ke
13

IGD RSUD Semarang pada tanggal 27 September 2013 pukul 00.30 dan
disarankan rawat inap oleh dokter.

Setelah 1 hari perawatan di RS panas mulai turun,

sesak nafas sudah

berkurang, hidung tidak terlalu kembang kempis seperti kemarin,

nafas

berbunyi grok-grok mulai berkurang, namun pasien masih batuk dan pilek
dengan dahak sulit keluar. Pasien sudah mulai mau makan dan minum. Namun
saat di bangsal pasien masih mencret 3x sehari, mencret sebanyak gelas
belimbing, cair, warna kuning, berwarna kuning, ada ampas. Pasien sudah
tidak muntah dan minum susu formula seperti biasanya. Kencing seperti
biasanya, lancar, dan volume cukup.

Hari kedua ( 28 September 2013) di bangsal Arimbi, pasien berak 3x dalam


sehari, kira2 gelas belimbing, sudah lembek, ada ampas, berwarna kuning.
Pasien masih batuk, pilek, dan sesak bertambah. Pasien kembali demam
dengan suhu 39 C (suhu axilla) dan pasien kejang pada malam hari selama
lebih kurang 3 menit. Sebelum kejang anak sadar, saat kejang tidak sadar,
badan kaku diikuti kelojotan seluruh badan, mata melirik ke atas, mulut
tertutup rapat. Setelah kejang pasien sadar dan menangis.

Tanggal 29 September 2013 sekitar pukul 13.00 pasien dipindahkan ke ICU.


Sore hari demam turun (suhu axilla 36,8 C), pasien tidak kejang pada hari itu.
Sesak pasien berkurang. Pasien berak 2x sehari, lembek, berwarna kuning,
kira gelas belimbing setiap kali berak, dan kencing seperti biasa, lancar, 3-4
kali sehari.

Tanggal 30 September 2013 pagi hari pasien demam (suhu axilla 38 C) dan
pasien kembali kejang lebih kurang 5 menit. Sebelum kejang anak sadar, saat
kejang tidak sadar, badan kaku diikuti kelojotan seluruh badan, mata melirik
ke atas, mulut tertutup rapat dan tidak keluar busa. Setelah kejang pasien sadar
dan menangis. Pasien masih batuk dan pilek, sesak nafas berkurang. Pasien
berak 2x sehari, lembek, berwarna kuning, kira gelas belimbing setiap kali
berak, dan kencing seperti biasa, 3-4 kali sehari.

14

Pemeriksaan Fisik
Anak perempuan, usia 4 bulan. Berat badan 7,8 kg. Panjang badan 67 cm.
Keadaan umum: composmentis, kurang aktif, tampak sesak dan gizi baik.
Tanda vital :

Tekanan darah

: tidak dilakukan

HR (Nadi)

: 144x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR (Laju Nafas) : 32x/menit, reguler

Suhu

: 37,1oC (axilla)

Status Internus
o Hidung

: terpasang O kanul 2 liter/menit, simetris, epistaksis (-/-),

sekret (+/+), nafas cuping hidung -/o Paru


Inspeksi

: Pergerakan hemithorax kanan dan kiri

simetris Retraksi epigastrium (-), retraksi suprasternum (-),


intracosta (-)
Auskultasi

Suara nafas

: Suara dasar vesikuler

Suara tambahan

: rhonki basah halus nyaring di

seluruh lapang paru (+/+), wheezing (-/-), hantaran (+/+)

Pemeriksaan Penunjang
o Laboratorium

: Leukositosis

o Rontgent thorax : corakan bronkovaskuler meningkat, tampak bercak-bercak


di perihiler-perikardial paru

kanan dan kiri. Diafragma & sinus

costophrenicus kanan dan kiri normal.


15

Kesan : Gambaran Bronkopneumonia


Pemeriksaan Khusus
o Pemeriksaan antropometri didapatkan status gizi normal.
D. DIAGNOSIS BANDING
I.

Observasi Sesak
1. Ekstra pulmonal
a. Penyakit jantung bawaan
b. Hipertermi
c. Gangguan elektrolit
d. Anemia
2. Intra pulmonal
a. Bronkiolitis
b. Bronkopneumonia
i. Simplek
1. Spesifik
2. Non spesifik
ii. Duplek
1. Spesifik
2. Non spesifik
II.
Kejang
1. Cerebral
a. Akut sesaat
Infeksi
Ekstrakranial
o KDK
o KDS
Intrakranial
o Meningitis
o Ensephalitis
o Abses Otak
b. Kronik berulang
Epilepsi
2. Non Cerebral
a. Tetani
b. Tetanus
III.
Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasi
- Menurut Patofisiologi :
1. Diare Osmotik
16

2. Diare Sekretorik
- Menurut Onset:
1. kronik
2. persisten
3. akut
- Menurut Etiologi
1. Non infeksi
2. Infeksi
- Parenteral

: OMA, ISPA

- Enteral (gastroenteritis) :

IV.

Jamur : Kandida
Parasit: Entamoeba Histolytica, Giardia Lamblia
Bakteri
: E. Coli, Salmonella, Shigella
Virus : Rotavirus, Adenovirus

Status Gizi Baik

J. DIAGNOSIS SEMENTARA
I.

Bronkopneumonia Duplex non spesifik

II. Kejang Demam Simpleks


III. Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasi
IV. Status Gizi Baik
K. TERAPI (MEDIKAMENTOSA DAN DIETETIK)

Terapi medikamentosa :

O2 kanul 2L/menit

Infus RL10 tpm

Injeksi
o Drip Midazolam 0,1 mg / kgBB / jam
o Cefotaxim 3 x 250 mg iv
o Gentamycin 2 x 20 mg
o Dexametason 3 x 1/3 amp
17

o Paracetamol 3 x 100 mg ( jika T > 39C)


o Diazepam 0,3 mg/kgBB IV bila kejang

PO :
o Paracetamol syrup 3 x 3/4 cth
o Luminal 2 x 15 mg
o Ambroxol 3 x 4 mg
o Metil prednisolone 3 x0,5 mg

m f pulv 3 x 1

o Salbutamol 3 x 0,8 mg
o Lacto-Bacillus 2 x sach
o Zinc 1 x 10 mg

Diet
-

Susu formula diberikan semau anak.

BBI

: 6,5 kg

Kebutuhan cairan

: 780 cc/hari

Kebutuhan kalori

: 780 kkal/hari

Kebutuhan protein

: 13 gr/hari

L. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad sanam

: ad bonam

Quo ad fungsionam

: ad bonam

M. USULAN
Fisioterapi
Konsul spesialis mata
Cek darah rutin ulang, Feses rutin
Pemeriksaan mikrobiologi (kultur sputum)
N. NASEHAT
1. Jika anak demam segera bawa ke pusat kesehatan.
2. Di rumah sedia : termometer, penurun panas, jika bisa diazepam per rectal.
18

3. Minum obat penurun panas jika panas. Jangan sampai anak panas tinggi, bila
perlu kompres.
4. Jika Sesak, minum obat untuk sesak, jika tidak berhenti, segera bawa ke
pelayanan kesehatan
5. Hindari anak dari asap rokok dan polusi
6. Buka jendela setiap hari
7. Jika anak kejang :
- Tetap tenang dan jangan panik.
- Kendorkan pakaian yang ketat terutama sekitar leher
- Pastikan anak anda aman, baringkan anak anda di tempat yang datar dan
tidak mungkin jatuh dengan posisi kepala miring
- Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
- Jangan memasukkan benda apapun dalam mulut.
- Ukur suhu, amat dan catat lama dan bentuk kejang.
- Tetap bersama pasien saat kejang.
- Berikan obat anti kejang melalui dubur. Dan jangan diberikan bila kejang
telah berhenti
-

Jangan berikan obat penurun panas saat anak masih dalam keadaan

kejang.
- Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih
8. Hindarkan dari orang yang menderita batuk lama atau pilek.
9. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan.

19

Anda mungkin juga menyukai