Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAK

HUBUNGAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN PELAKSANAAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MURID
KELAS V SDN 11 MEURAH MULIA KABUPATEN
ACEH UTARA
39 Halaman + VI Bab + 6 Tabel + 2 Gambar + 12 Lampiran
Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu upaya promotif dalam pelaksanaan
program UKS di sekolah. Penyuluhan kesehatan pada anak usia sekolah dasar
merupakan upaya yang paling efektif untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyuluhan
kesehatan dengan pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid
kelas V SDN 11 Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. Penelitian ini
bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di SDN 11
Meurah Mulia dari bulan April sampai dengan Desember Tahun 2014 dengan
populasi seluruh murid kelas V SDN 11 Meurah Mulia. Metode pengambilan sampel
adalah total populasi. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 38 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode penyebaran kuesioner. Pengolahan data dilakukan melalui tahap editing,
coding dan tabulating, sedangkan analisa data yang dilakukan ada dua, yaitu analisa
univariat dan analisa bivariat menggunakan program SPSS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar murid (55%) mendapatkan penyuluhan
kesehatan dengan kategori baik dan 45% murid dengan kategori kurang baik.
Sebagian besar murid (57,9%) mempunyai perilaku tidak ber-PHBS dan 42,1% berPHBS. Hasil uji statistik menunjukkan x = 11,617 dan p-value = 0,001 (<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
penyuluhan kesehatan dengan pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
pada murid kelas V SDN 11 Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014.
Disarankan kepada murid, untuk mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Disarankan kepada tenaga kesehatan dan guru
penjaskes untuk lebih meningkatkan lagi frekuensi dan materi penyuluhan kesehatan
di sekolah.
Daftar Bacaan : 23 Buku (2002 - 2014) + 2 Internet
Kata Kunci : Penyuluhan Kesehatan, PHBS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan
mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada peserta didik yang
dilakukan secara menyeluruh dan terpadu (Kemenkes RI, 2011). Dalam Undangundang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79 disebutkan bahwa
Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) wajib di selenggarakan di sekolah
(Depkes RI, 2009). Keberhasilan pembinaan program UKS tercermin pada
perilaku hidup dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik. Hal ini dikarenakan
UKS merupakan wadah dan program untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) serta meningkatkan derajat kesehatan peserta didik
(Kemendikbud, 2012).
Kenyataannya pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
anak usia sekolah di Indonesia masih sangat rendah. Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 mengidentifikasi terjadinya peningkatan perilaku tidak
sehat yang terjadi pada anak usia sekolah. Pada tahun 2007, anak usia sekolah
yang mulai merokok sebesar 10,3%. Pada tahun 2010, terjadi peningkatan yang
cukup signifikan yaitu 17,5%. Selain perilaku merokok, pelaksanaan PHBS
lainnya juga masih kurang, seperti kurang makan buah dan sayur, serta perilaku
mencuci tangan dan menggosok gigi yang tidak benar (Handoyo, 2013).
Secara umum praktik PHBS di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke
tahun. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan praktik PHBS di Indonesia

adalah 38,7%. Hasil Riskesdas tahun 2013 turun menjadi 32,3%. Provinsi Aceh
menempati peringkat dua yang paling rendah pencapaiannya, yaitu sebesar 19,6%
(Kemenkes RI, 2013). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka terjadi
penurunan praktik PHBS di Provinsi Aceh, dimana praktik PHBS di Provinsi Aceh
tahun 2012 adalah 28,6% (Depkes RI, 2012).
Pelaksanaan PHBS yang masih rendah tersebut, terutama pada anak usia
sekolah akan beresiko mereka mengalami berbagai penyakit, seperti diare,
kecacingan, penyakit kulit dan gigi berlubang (Depkes RI, 2008). Laporan WHO
tahun 2003 menunjukkan bahwa tiap anak Indonesia rata-rata memiliki 2,2 gigi
berlubang (WHO, 2003). WHO juga melaporkan bahwa setiap tahun 100.000
anak Indonesia meninggal akibat diare. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001 diketahui bahwa prevalensi penyakit kecacingan pada anak
SD mencapai 60-80% (Depkes RI, 2007).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar agar terhindar
dari berbagai penyakit adalah dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan di
sekolah (Kemendikbud, 2012). Penyuluhan kesehatan pada anak usia sekolah
dasar merupakan upaya yang paling efektif untuk membudayakan PHBS, karena
pada usia dini perilaku anak cenderung mencontoh dan pengetahuan yang didapat
akan lebih langgeng (Purnamasari, 2005). Penyuluhan kesehatan di sekolah dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau guru penjaskes yang sudah dilatih. Guru

penjaskes dapat menjalankan penyuluhan kesehatan dengan cara memasukkan


materi tentang kesehatan kedalam mata pelajaran penjaskes.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan di
sekolah memberikan pengaruh terhadap beberapa indikator PHBS pada murid
sekolah. Untuk indikator memberantas jentik nyamuk, penelitian Pulungan (2008)
mengungkap bahwa penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan secara signifikan
pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah (PSN-DBD). Penelitian Widyawati (2010) mengungkap bahwa terdapat
perbedaan rerata nilai pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar dalam
pencegahan demam berdarah dengue sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
kesehatan.
Penelitian Ahmady (2010) yang meneliti tentang salah satu indikator PHBS
murid sekolah, yaitu mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah mengungkap
bahwa penyuluhan efektif untuk menurunkan angka rata-rata pola konsumsi
jajanan anak sekolah yang mengandung pemanis buatan. Penelitian Hariani (2010)
tentang pengaruh penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur terhadap
pengetahuan dan sikap siswa SD di Medan menyimpulkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa SD tentang
konsumsi buah dan sayur.
Penelitian Lusiani (2010) tentang efektifitas penyuluhan yang dilakukan oleh
perawat gigi dan guru orkes dalam meningkatkan perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi pada murid SD di Medan mengungkap bahwa sesudah penyuluhan terjadi

kenaikan rata-rata nilai yang signifikan pengetahuan, sikap dan tindakan murid SD
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya.
B. Rumusan Masalah
Dikarenakan masih banyaknya murid yang mengalami masalah kesehatan
dan rendahnya pelaksanaan PHBS, maka yang menjadi permasalahan penelitian
ini adalah apakah ada hubungan antara penyuluhan kesehatan dengan pelaksanaan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid kelas V SDN 11 Meurah
Mulia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan kesehatan dengan pelaksanaan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid kelas V SDN 11 Meurah
Mulia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai