Anda di halaman 1dari 14

RESIKO BUNUH DIRI

1. Pengertian
Bunuh diri adalah upaya yang disadari untuk mengakhiri kehidupan individu secara
sadar dan berupaya untuk melaksanakan hasratnya untuk mati.( Yosep, 2007). Bunuh diri
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri atau
melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa (Fitria,2009). Bunuh diri merupakan
tindakan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang untuk mengakhiri kehidupannya.
Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya
adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang di inginkan (Stuart dan
Sundeen, 1995). Menurut Keliat (1991) bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri
sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri ini dapat berupa keputusan terakhir dari
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Bunuh diri adalah tindakan untuk
membunuh diri sendiri (Vide Beck, 2008). Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang
dengan sengaja yang tahu akan akibatnya yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam
waktu singkat (Maramis,1998)
2. Manifestasi klinis
1. Isyarat bunuh diri
a. Objektif
1) Sedih, murung dan menangis
2) Marah dan emosi labil
3) Banyak diam dan kontak mata berkurang
4) Tidur kurang
b. Subjektif
1) Mengatakan akan pergi jauh dan tidak kembali
2) Mengungkapkan perasaan bersalah, sedih, marah, putus as, dan tidak berdaya.
3) Menggambarkan harga diri rendah
2. Ancaman bunuh diri
a. Objektif
1) Banyak melamun

2) Menyiapkan alat untuk rencana bunuh diri


3) Gelisah dan emosional
4) Sedih, murung dan menangis
5) Jalan mondar-mandir
b. Subjektif
1) Mengungkapkan ingin mati
2) Mengungkapkan rencana untuk mengakhiri hidup
3) Mengungkapkan dan menyiapkan alat sesuai rencana
3. Percobaan bunuh diri
a. Objektif
1) Aktif melakukan percobaan bunuh diri seperti gantung diri, minum racun dan
lain-lain.
b. Subjektif
1) Mengatakan mau mati
2) Mengungkapkan jangan ditolong dan lain-lain
3. Etiologi
a. Faktor yang mempengaruhi risiko bunuh diri : (Yosep, 2010)
1. Faktor mood dan biokimiawi otak
Ghanshyam pandey beserta timnya dari University of Illinois, Chicago,
menemukan bahwa aktivitas enzim di dalam pikiran manusia bias mempengaruhi
mood yang memicu keinginan mengakhiri nyawa sendiri. Pandey mengetahui
fakta tersebut setelah melakukan eksperimen terhadap otak 34 remaja yang 17
diantaranya meninggal akibat bunuh diri.
2. Faktor riwayat gangguan mental
3. Faktor meniru, imitasi dan pembelajaran
Dalam kasus bunuh diri, dikatakan ada proses pembelajaran. Para korban
memiliki pengalaman dari salah satu keluarganya yang pernah melakukan
percobaan bunuh diri atau meninggal karena bunuh diri.tidak hanya itu, bias juga
terjadi pembelajaran dari pengetahuan lainnya.
4. Faktor isolasi dan human relations

Menurut Rohana Man tingkah laku itu menyebabkan pelajar terasing karena tidak
mempunyai kumpulan sendiri disekolah. Ia merasa dirimya tidak diterima
disekolah dan tidak mempunyai teman. Tambahnya, tingkah laku pelajar
tersingkir akan menjadi buruk apabila berasa diri mereka juga tidak dipedulikan
oleh keluarga.
5. Faktor hilangnya perasaan aman dan ancaman kebutuhan dasar
Menurut prayitno bahwa banyak kasus bunuh diri yang disebabkan factor
pengangguran, kemiskinan, malu dan ketidakmampuan bersaing dalam kehidupan
atau karena tekanan-tekanan lainnya.
6. Faktor religious
Bunuh diri sebagai gejala tipisnya iman atau kurang begitu memahami ilmu
agama. Dalam ajaran islam, bunuh diri termasuk perbuatan haram dan dianggap
mendahului ketentuan Tuhan.
4. Jenis risiko bunuh diri (Diktat. Syaparuddin Daud,2010)
1. Suicide threat (Ancaman Bunuh Diri)
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk
mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh
diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini
pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan.
Kesempatan sedikit saja dimaafkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
2. Suicide Gesture (Isyarat Bunuh Diri)
Isyarat bunuh diri ditunjukan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin
bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: Tolong jaga anak-anak karena saya akan
pergi jauh! atau Segala sesuatuu akan lebih baik tanpa saya. Pada kondisi ini pasien
mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan
ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan
seperti rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/ tidak berdaya. Pasien juga mengungkapka
hal-hal negative tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah
3. Suicide Attempt (Percobaan Bunuh Diri)

Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari
tempat yang tinggi.
5. Pohon masalah ( Ade Herman, 2011)
Effect
Core problem

Cause

Bunuh diri
Risiko
bunuh diri
Isolasi
sosial

Harga diri
rendah kronis

6. Respon tindak kekerasan (Ade Herman, 2011)


Rentang Respon Protektif Diri

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Peningkatan

Beresiko

diri

Destruktif

Destruktif diri
tidak langsung

Pencederaan
diri

Bunuh
diri

1. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahankan diri secara wajar terhadap
situasional yang membutuhkan pertahankan diri. Sebagai contoh seseorang
mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap
pimpinan di tempat kerjanya
2. Berisiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau berisiko mengalami perilaku destruktif atau
menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri,
seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal
terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal
3. Destruktif tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptive) terhadap situasi
yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Missal, karenaa pandangan
pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak
masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
4. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya
harapan terhadap situasi yang ada.
5. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.
7. Asuhan Keperawatan pasien dengan resiko perilaku kekerasan (Diktat, Syaparuddin Daud,
2010)
A. Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenai tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
1. Suicide threat (Ancaman Bunuh Diri)

Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan


untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan
alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan
rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dimaafkan pasien
untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
2. Suicide Gesture (Isyarat Bunuh Diri)
Isyarat bunuh diri ditunjukan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: Tolong jaga anak-anak karena
saya akan pergi jauh! atau Segala sesuatuu akan lebih baik tanpa saya. Pada
kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya,
namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien
umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/
tidak berdaya. Pasien juga mengungkapka hal-hal negative tentang diri sendiri
yang menggambarkan harga diri rendah
3. Suicide Attempt (Percobaan Bunuh Diri)
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri
untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh
diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus
dikaji pada tiap jenisnya.setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan
diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat risiko dilakukan bunuh diri (lihat
pembagian tiga macam perilaku bunuh diri ). Jika ditemukan data bahwa pasien
menunjukan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul aslah
Harga diri rendah. Bila telah merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan
yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien.
B. Diagnosis keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri,
masalah keperawatan yang muncul: Risiko Bunuh Diri..
C. Tindakan keperawatan
A. Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri


a. Tujuan: pasien tetap aman dan selamat
b. Tindakan: melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka
saudara dapat melakukan tindakan berikut:
1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat di pindahkan ketempat
yang aman.
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
SP 1 Pasien: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini!
Orientasi:
Assalamualaikum A kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas di ruang Mawar
ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai 2 siang
Bagaimana perasaan A hari ini?
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan selama ini.
Dimana dan berapa lama kita bicara?
Kerja :
Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi?Apakah dengan bencana ini A
merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Apakah A
merasa tak beharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa
bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atauberharap
bahwa A mati? Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya? Bagaimana
caranya/ Apa yang A rasakan? Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera
lanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien misalnya dengan
mengatakan: Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup. Saya memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada
benda-benda yang membahayakan A.
Nah A, Karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.
Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Klau keinginan itu muncul

maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini
dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakana pada
perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.
Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?
Terminasi:
Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?
Coba A sebutkan lagi cara tersebut
Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang
(jangan meninggalkan pasien)
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri
a. Tujuan : Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri
b. Tindakan:
1) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendiri
2) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya disekitar pasien
3) Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri
4) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur

SP 2 keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini!
Orientasi:
Assalamualaikum Bapak/Ibu, kenalkan saya B yang merawat putra bapak dan ibu
dirumah sakit ini
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar A tetap selamat
dan tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincangnya
Pak/Bu? Sambil kita awasi terus A.
Kerja:
Bapak/Ibu A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat
karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin mengakhiri hidupnya.
Karena kondisi A yang dapat mengakhiri kehidupannya sewaktu-waltu, kita semua perlu
mengawasi A terus-menerus. Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi ya.. pokoknya kalau alam
kondisi serius seperti ini A tidak boleh di tinggal sendirian sedikit pun.

Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan
A untuk bunuh diri, seperti tali tambang,pisau silet, tali pinggang. Semua barang-barang
tersebut tidak boleh ada disekitar A.
Selain itu, jika bicara dengan A focus pada-pada hal positif, hindarkan pernyataan
negativ.
Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seperti melakukan hobinnya bermain
sepak bola, dll supaya tidak sempat melamun sendiri.
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?
Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebut . baik, mari sama-sama kita temani A,
sampai keinginan bunuh dirinya hilang.

B. Isyarat Bunuh diri dengan diagnosa harga diri rendah


1. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri
a. Tujuan
1) Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungan
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
b. Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
pemyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik.
SP 2 Pasien: Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini!
Orientasi

Assalamualaikum B!, masih ingat dengan saya kan? Bagaimana perasaan B hari ini?
O.. jadi B tidak perlu lagi hidup didunia ini. Apakah B ada perasaan ingin bunuh diri?
Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi
keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana ?Disini saja ya!
Kerja
Baiklah, tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isis kamar B ini untuk memastikan tidak
ada benda-benda yang membahayakan B.
Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mrngakhiri
hidup B, maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.
Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawatnatau keluarga
dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian ya..
Terminaasi
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa yang
telah kita bicarakan tadi? Bagus B. Bagaimana masih ada dorongan untuk bunuh diri? Kalau
masih ada perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat lain.
Kalau sudah tidak ada keinginan bunuh diri saya akan ketemu B lagi, untuk membicarakan
cara meningkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.

SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini!
Orientasi
Assalamualaikum B! Bagaimana perasaan B saat ini? Masih adakah dorongan
mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita akan
membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih B miliki. Mau berapa
lama? Dimana?
Kerja
Apa saja dalam hidup B yang perlu di syukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan
rugi kalau B meninggal.coba B ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan B. keadaan

yang bagaimana yang membuat B merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan B masih ada
yang baik yang patu B syukuri. Coba B sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan
selama ini. Bagaimana kalau B mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.
Terminasi
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa
yang B patut syukuri dalam hidup B? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan B
jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan (affirmasi). Bagus B. coba B ingat-ingat lagi halhal lain yang masih B miliki dan perlu disyukuri! Nanti jam 12 kita bahas tentang cara
mengatasi maslah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah. Tapi kalau ada perasaanperasaan yang tidak terkendalikan segera hubungi saya ya!.
Sp 4 pasien: Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan
masalah pada pasien insyarat buntuh diri.
Orientasi :
Assalamualaikum B bagaimana perasaannya? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal pistif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang
bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. ,au berapa lama?Disini aja
ya?
Kerja:
Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, apa lagi
kira-kira jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan
kerugian cara-cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling
menguntungkan!. Menurut B cara yang mana? Ya saya setuju, B bisa coba!, mari kita buat
rencana kegiatan untuk masa depan..
Terminasi:
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah
yang B akan lakukan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah dengan cara yang
dipilih B tadi. Besok dijam yang sama kita akan bertemu kagi disini untuk membahas
pengalaman B menggunakan cara yang dipilih.
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri
a. Tujuan: keluarga mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diri.

b. Tindakan keperawatan:
1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
a) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah
muncul pada pasien.
b) Mendiskusikan tentang tana dan gejala yang umumnya muncul pada
pasien beresiko bunuh diri.
2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari prilaku bunuh diri
a) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
b) Menjelaskan tentang cara cara melindungi pasien, antara lain:
- Memberikan tempat yang ama, menempatkan pasien ditempat yang
mudah diawasi, jangan biarkan pasien mengunci diri dikamarnya atau
jangan meninggalkan pasien sendirian dirumah.
- Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh
diri.jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk
bunuh diri misalnya: tali, bahan bakar minyak atau bensin, api, pisau
atau benda tajamlainnya, zat yang berbahaya seperti obatnyamuk atau
racun serangga.
- Selalu engadakan pengawasan dan meningkatkan apabila tanda dan
gejala

bunuh

diri

meningkat

jangan

pernah

melonggarkan

pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan tanda dan gejala


untuk bunuh diri.
3) Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri antara lain:
a) Mencari bantuan pada tetangga sekitar ataupemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
b) Segera membawa pasien kerumah sakit atau puskesmas untuk
emndapatkan bantuan medis.
4) Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien
a) Memberikan informasi tentang nomor telefon darurat tenaga kesehatan
b) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/control
secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh diri.
c) Menganjurkan keluarga untuk embantu pasien meminum obat sesuai
prinsip

lima

benar,

yaitu

benar

orangnya,

penggunaannya, benar waktu penggunaannya.

obat,

dosis,

cara

Sp 3 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien resiko bunuh diri/ isyarat bunuh diri
Orientasi:
Assalamualaikum pak,bu, sesuia janji kta minggu lalu sekarang kita bertemu lagi
Bagaimana pak, bu ada pertanyaan dengan cara merawat yang kita bicarakan minggu
lalu?
sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?
Kita akan coba kesini dulu setelah itu kita akan coba ke B ya?
Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?
Kerja:
Sekarang anggap saya B yang mengatakan ingin mati saja, coba bapak dan ibu
peraktekan cara bicara yang benar bila B dalam keadaan sedang seperti ini
Bagus, betul begitu caranya
sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada B
Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan
positif sesuai jadwal?
Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B
Bagaimana kalau sekarang kita mencoba langsung kepada B?
(ulangi semua yang diatas kepada pasien)
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B dirumah?
setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk B
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancer melakukannya
jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak,bu.

Sp 4 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga dengan pasien resiko bunuh
diri.
Orientasi:
Assalamualaikum pak, bu hari ini B sudah boleh pulang, maka sebaiknya kita
membicarakan jadwal B selama dirumah Berapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita
diskusikan.
Kerja:
Pak, bu ini jadwal B selama dirumah sakit, coba perhatikan, dapatkah dilakukan
dirumah? ToloNg dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum
obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh B selama dirumah. Kalau B misalnya terusmenerus mengatakan ingin bunuh diri, tampak gelisah dan tidak terkendali serta tidak
memperlihatkan

perbaikan,

menolak

minum

obat

atau

memperlihatkan

prilaku

membahayakan orang lain, tolong bapak dan ibu segera hunungi suster H dipuskesmas Ingin
Jaya, puskesmas terdekat dari rumah ibu ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651)853xxxx, selanjutnya suster H yang akan membantu memantau perembangan B.
Terminasi:
Bagaimana pak/bu? Ada yang blum jelas? ini jadwal kegiatan harian B untuk
dibawa pulang. Ini surat untuk perawa K dipuskesmas Indra Jarang lupa control kepuskesmas
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesaikan administrasi.

Anda mungkin juga menyukai