Anda di halaman 1dari 22

DESAIN VENTILASI SEBAGAI PENGENDALIAN PENCEMAR UDARA

Secara prinsip, ruang menjadi nyaman jika terjadi aliran udara. Kondisi ruang dalam
rumah akan terasa nyaman jika udara mengalir pada kecepatan 0,1-0,15 m/det (angin terasa
sepoi-sepoi). Apabila lebih rendah dari nilai tersebut, maka akan menyebabkan ruangan
terasa pengap, panas dan gerah. Sementara bila kecepatan angin lebih tinggi dari nilai yang
dipersyaratkan dapat menyebabkan sakit (masuk angin). Untuk membuat aliran udara
menjadi ideal, hal yang mesti diperhatikan adalah arah datangnya angin yang menerpa rumah
karena erat kaitannya dengan penentuan posisi bukaan.
Prinsip Dasar Ventilasi
Ventilasi dikatakan baik, bila sistem itu berlangsung secara alamiah yang berarti berlangsung
dengan sendirinya tanpa bantuan alat bantu seperti kipas angin maupun pengkondisi udara
(AC). Jika ventilasi alamiah tidak dapat berjalan lancar, barulah membutuhkan alat bantu
untuk memperlancar sirkulasi udaranya. Namun dengan pengaturan desain yang pas serta
mengetahui seluk-beluk sistem ventilasi, usaha mendapatkan ventilasi alamiah bisa diperoleh.
Oleh karena itu perlu diketahui bahwa ventilasi mendasarkan diri pada dua prinsip, yaitu :
a. Ventilasi Horisontal
Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara horizontal.
Kondisi ini bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja dibuat panas
sementara di sisi lain kondisinya lebih sejuk. Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian
tersebut kita tanami pohon yang cukup rindang atau bagian tersebut sering terkena
bayangan (ingat prinsip dasar udara yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi /dingin
ke daerah bertekanan rendah/panas).

b. Ventilasi Vertikal
Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara,
baik di dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis. Ventilasi vertikal ini
akan sangat bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.

Merancang Sistem Ventilasi


Sistem ventilasi rumah dapat dirancang untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang
maksimal. Untuk membuat angin bisa masuk ke dalam bangunan, salah satu cara yang
dilakukan adalah memodifikasi temperatur di lingkungan rumah. Modifikasi ini bertujuan
untuk memancing angin agar bergerak ke arah rumah yang kita tinggali. Mengingat prinsip
dasar bahwa udara mengalir dari tempat dingin (bertekanan tinggi) ke tempat panas
(bertekanan rendah) maka pohon (tanaman) yang rindang bisa dijadikan salah satu alternatif
untuk memancing angin agar bergerak mendekat ke rumah. Lokasi penempatannya
diletakkan di area yang memotong arah pergerakan angin yang mengenai bangunan.
Karakteristik angin ketika memasuki area rumah biasanya bergerak horizontal. Selanjutnya
angin (udara yang mengalir) dimasukkan ke dalam rumah melalui bukaan-bukaan. Bukaan ini
bisa berupa jendela, bouvenliecht, lubang angin (rooster), pintu, skylight maupun lubang di
atap dan plafond.
Prinsip membuat ventilasi di dalam rumah adalah bagaimana membuat lebih mudah
bergerak dari luar ke dalam maupun sebaliknya. Oleh karena itu, peletakan bukaan ventilasi

menjadi faktor penting agar angin yang masuk bisa mengalir dengan lancar maka penempatan
bukaan ventilasi dilakukan secara berhadapan (cross ventilation). Kondisi ini mempermudah
aliran udara untuk saling bertukar, satu bagian menjadi tempat masuknya udara bagian yang
berhadapan menjadi tempat pengeluarannya begitu pula sebaliknya. Namun yang perlu
diingat agar aliran udara bisa mengalir melintang di seluruh ruang maka ketinggian lubang
ventilasi yang saling berhadapan sebaiknya dibuat tidak sama.

Selain bergerak secara horizontal, aliran udara di dalam rumah juga bergerak secara
vertikal. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar bahwa udara mengalir dari area bertekanan tinggi
(dingin) ke area bertekanan rendah (panas). Bagian atas rumah cenderung lebih panas dari
bagian bawah hal ini disebabkan karena adanya pemanasan bangunan oleh sinar matahari
(pada bagian atap bangunan). Kondisi ini menyebabkan udara bergerak dari area bawah ke
atas. Agar udara panas ini dapat keluar dan terjadi aliran, maka perlu ditempatkan lubang
angin di bagian atas rumah. Dengan demikian, udara panas bisa terbuang digantikan udara
yang lebih dingin dari bagian bawah rumah.
Rumah yang ideal memiliki presentase bukaan total 15%-20% dari luas keseluruhan
tapak/lahan. Proporsi volume udara yang dibutuhkan dari masing-masing ruang memiliki
nilai yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan fungsi ruang tersebut. Kamar mandi
yang memiliki kelembaban tinggi, maka membutuhkan pergantian udara sebanyak enam kali
volume ruangnya (volume dihitung dari luas ruangxtinggi ruang). Misal kamar mandi
berukuran 33 m dengan tinggi 3 m, membutuhkan pergantian udara sebanyak (3x3x3)x6 =
162 m2/jam. Sedangkan kamar tidur membutuhkan pergantian udara sebesar 2/3 volume
ruang tiap jamnya.
Bagi ruangan yang didesain dan bisa dipadukan dengan ruang terbuka seperti taman,
ventilasi tentu bukan menjadi parmasalahan berarti. Untuk ruangan yang berada di tengah-

tengah dan tidak terdapat area bukaan untuk mengalirkan udara, perlu dilakukan pendekatan
yang berbeda. Kita bisa menggunakan alat untuk membantu sirkulasi udara, misal exhaust
fanatau ventilating fan (penyedot udara).
Di pasaran ada berbagai jenis exhaust fan, diantaranya wall mount (dipasang di
dinding), ceiling mount (dipasang di plafond/langit-langit) serta window mount (dipasang di
jendela). Prinsip peletakan exhaust fan adalah bersilangan dengan bukaan depan. Hal ini
bertujuan agar perputaran udara dapat berjalan secara maksimal.
Perencanaan sistem ventilasi yang baik banyak memberi keuntungan. Di tengah
maraknya isu penghematan energi, sebuah rumah yang didesain dengan sistem ventilasi yang
baik, turut pula mendukung program ini. Pengaturan sistem penghawaan yang baik akan
menghemat penggunaan pengkondisi ruang (AC). Di sisi lain, bukaan ventilasi berfungsi pula
memasukkan terang langit sekaligus mendukung sistem pencahayaan alami di dalam rumah.
Sehingga pada waktu siang hari, penggunaan lampu bisa diminimalkan sekaligus menghemat
penggunaan listrik. Jadi, tidak ada salahnya untuk mulai memikirkan sistem ventilasi rumah
anda.

Metoda Pengendalian Pencemaran Udara Di Industri


Jika pengendalian pencemaran ingin diterapkan, maka berbagai pendekatan dapat
dipilih untuk menentukan metoda pengendalian pencemaran udara. Pengendalian pencemaran
yang dapat dilakukan meliputi pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran
sehingga senyawa pencemar itu tidak berbahaya lagi baik untuk lingkungan fisik dan biotic
maupun untuk kesehatan manusia.
Pengendalian senyawa pencemar pada sumber merupakan upaya yang paling ekektif.
Pengendalian ini dapat mengghilangkan atau paling sedikit mengurangi kadar senyawa
pencemar dalam aliran udara atau fasa yang dibebaskan ke lingkungan. Pengendalian
pencemaran dapat dicapai dengan pengubahan:
1.

Jenis senyawa pembantu yang digunakan dalam proses

2.

Jenis peralatan proses

3.

Kondisi operasi, dan

4.

Keseluruhan proses produksi itu sendiri.


Pemilihan tingkat kerja (actions) selalu dikaitkan dengan penilaian ekonomis seluruh

produksi. Hal-hal yang menyulitkan adalah proses produksi yang berada di bawah lisensi.
Jika pembentukan senyawa pencemar ini tidak dapat dihindarkan lagi, maka pemasangan alat
untuk menangkap senyawa ini harus dilakukan. Secara umum penghilangan senyawa
pencemar yang akan memasuki atmosfer adalah metoda yang didasarkan atas pengurangan
(reduction) senyawa pencemar.
Berbagai jenis alat pengumpul (collectors) didasarkan atas pengurangan kadar debu
saja atau kadar debu dan gas. Prinsip pengurangan kadar debu dalam aliran gas yang
dibebaskan ke lingkungan diantaranya:
a. Pemisah Brown
Pemisahan jenis ini menerapkan gerakan partikel menurut Brown. Alat ini dapat
memisahkan debu dengan rentang ukuran 0.01-0.05 mikron. Alat yang dipatenkan
dibentuk dengan susunan filament gelas dengan jarak antar filament yang lebih kecil dari
lintasan bebas rata-rata partikel.
b. Penapisan
Deretan penapis atau penapis kantung (filter bag) akan dapat menghilangkan debu hingga
ukuran diameter 0.1 mikron. Penapis ini dibatasi oleh pembebanan yang rendah, karena
pembersihan membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Susunan penapis yang bias
digunakan untuk gas buang yang mengandung minyak atau debu higroskopik.
Temperature gas buang dibatasi oleh komposisi bahan penapis.

ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

c. Pengendap elektrostatik
Alat ini memberikan tegangan tinggi pada aliran gas berkecepatan rendah. Debu yang
telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang
diperoleh adalah debu yang kering dengan ukuran rentang 0.3-0.5 mikron. Tetapi secara
teoritik ukuran partikel yang dapat dikumpulkan tidak memiliki batas minimum.
d. Pengumpul sentrifugal
Pemisah debu dari aliran gas didasarkan atas gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh
bantik saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar
(vortex) sehingga debu akan menempel di dinding serta terkumpul di dasar alat. Alat yang
menggunakan prinsip ini dapat digunakan untuk pemisahan partikel besar dengan rentang
ukuran diameter hingga 10 mikron.
e. Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel di dalam aliran gas.
Pemisahan ini menggunakan susunan penyekat, sehingga partikel akan bertumbukan
dengan penyekat ini dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Kendala daya guna
ditentukan oleh jarak antar penyekat. Alat yang didasarkan atas prinsip gaya inersia
bekerja dengan baik untuk partikel yang memiliki ukuran diameter lebih besar daripada 20
mikron. Rancangan yang baru dapat memisahkan partikel yang berukuran hingga 5
mikron.
f. Pengendapan akibat gaya gravitasi
Rancangan alat ini didasarkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh
partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran diameter yang
lebih besar daripada 40 mikron dan tidak digunakan sebagai pemisah debu tingkat akhir.
[Teller, 1972] dan prinsip pengurangan kadar debu dan gas secara simultan adalah:
1) Menara percik
Prinsip kerja pada menara percik ini adalah aliran gas yang berkecepatan rendah
bersentuhan dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butir. Alat ini
merupakan alat yang relative sederhana dengan kemampuan penghilangan pada tingkat
sedang (moderate). Alat dengan prinsip ini dapat mengurangi kandungan debu dengan
rentang ukuran diameter 10-20 mikron dan gas yang larut dalam air.
2) Siklon basah
Modifikasi siklon ini menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang
mengandung dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar
gaya sentrifugal. Slurry ini dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih
efektif daripada menara percik. Rentang ukuran diameter debu yang dapat dipisahkan
adalah 3-5 mikron.

IRRIGATED CYCLONE SCRUBBER


3) Pemisahan venturi
Rancangan pemisahan venturi ini didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi dan
berkisar antara 30-150 meter per detik pada bagian yang disempitkan dan gas
bersentuhan dengan butir air yang dimasukan di daerah itu. Alat ini dapat memisahkan
partikel hingga ukuran 0.1 mikron dan gas yang larut dalam air.
4) Tumbukan pada piringan yang berlubang
Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini
berkecepatan 10 hingga 30 meter per detik. Gas ini membentur lapisan air hingga
membentuk percikan air. Percikan ini akan bertumbukan dengan penyekat dan air akan
meyerap gas serta mengikat debu. Gas yang memiliki kelarutan sedang dapat diserap
dengan air dalam alat ini. Ukuran partikel paling kecil yang diserap adalah 1 mikron.
5) Menara dengan packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara persentuhan cairan dan gas di daerah
antara packing. Aliran gas dan cairan dapat searah arus maupun berlawanan arah arus
atau aliran melintang. Rancangan baru alat ini dapat menyerap debu yang lebih besar
dari 10 mikron.
6) Pencuci dengan pengintian
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang
dapat ditangani berukuran hingga 0.01 mikron serta dikumpulkan pada permukaan
filament.
7) Pembentur turbulen
Penyerapan partikel dilakukan dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan yang
berisi bola-bola berdiameter 1-5 cm. Partikel dapat dipisahkan dari aliran gas, karena
debu bertumbukan dengan bola-bola itu. Efisiensi penyerapan gas bergantung pada
jumlah tahap yang digunakan. [Teller, 1972]
Upaya pembersihan aliran gas atau udara sebelum dibebaskan ke lingkungan dapat
dihubungkan dengan kebutuhan proses produksi, perolehan produk samping atau

perlindungan lingkungan. Seringkali alat ini merupakan bagian integral dari suatu proses, jika
sasaran utama adalah penghilangan gas yang beracun atau mudah terbakar.
Debu ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas (trace,
apparent, bulk density), daya kohesi, sifat higroskopik dan lain-lain. Variable yang aneka
ragam ini mengakibatkan pemilihan alat dan system pengendalian pencemaran udara oleh
debu dan gas harus berhubungan dengan sasaran masalah pembersihan gas dan watak kinerja
alat disamping penilaian ekonomik.
Penggunaan alat pengendalian pencemaran didalam suatu sistem produksi harus dikaji
sesuai dengan watak proses, watak gas yang dibuang, kondisi operasi dan biaya. Masalah
rancangan proses pengendalian merupakan kegiatan yang menentukan dalam pemilihan
system dan teknologi pengendalian pencemaran udara dalam industry.

Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara


Teknologi pengendalian pencemaran udara dalam suatu plant atau tahap proses
dirancang untuk memenuhi kebutuhan proses itu atau perlindungan lingkungan. Teknologi ini
dapat dipilih dengan penerapan susunan alat pengendali sehingga memenuhi persyaratan
yang telah disusun dalam rancangan proses.
Rancangan proses pengendalian pencemaran ini harus dapat memenuhi persyaratan
yang dicantumkan dalam peraturan pengelolaan lingkungan. Rancangan ini harus
mempertimbangkan factor ekonomi. Jadi penerapan peralatan pengendalian ini perlu
dikaitkan dengan perkembangan proses produksi itu sendiri sehingga memberikan nilai
ekonomik yang paling rendah baik untuk instalasi, operasi dan pemeliharaan. Nilai ekonomik
yang dihubungkan dengan biaya produksi ini masih sering dianggap cukup besar. Penilaian
ekonomik yang dihubungkan dengan kemaslahatan masyarakat kurang ditinjau, karena
analisis ini kurang dapat dipahami oleh pihak industriawan. Dengan demikian penerapan
peraturan harus dilaksanakan dan diawasi dengan baik, agar penerapan teknologi
pengendalian ini bukan hanya sekedar memasang alat pengendalian pencemaran udaram
tetapi kinerja alat ini tidak memenuhi persyaratan.
Teknologi pengendalian ini perlu dikaji dengan seksama, agar penggunaan alat tidak
berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi
persyaratan perlindungan lingkungan. System pengendalian ini harus diawali dengan

memahami watak emisi senyawa pencemar dan lingkungan penerima. Teknologi


pengendalian yang sempurna akan membutuhkan biaya yang besar sekali sehubungan dengan
dimensi alat, kebutuhan energy, keselamatan kerja dan mekanisme reaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan teknologi pengendalian atau
rancangan system pengendalian meliputi:
a. Watak gas buang atau efluen
b. Tingkat pengurangan yang dibutuhkan
c. Teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
d. Kemungkinan perolehan senyawapencemar yang bernilai ekonomik.
Watak efluen merupakan factor penentu dan tidak dapat digunakan untuk penyelesaian
semua jenis pengendalian pencemaran. Jadi watak fisik kimia dan eluen dan lingkungan
penerima harus di fahami dengan baik. Kemungkinan fenomena sinergetik yang dapat
berlangsunghars dapat di perkirakan, jika perubahan watak atau komposisi effluent atau
proses produksi dapat berlangsung dalam waktu yang akan dating.
Rancangan sistem penglolaan udara di daerah industry meliputi semua langkah
perbaikan dan metode perlakuan yang menjamin hasil guna yang ekonomis untuk
penyelesaian masalah. Pengkajian yang rinci harus dilakukan untuk system yang lengkap.
Penilaian masalah pencemaran udara untuk system produksi meliputi tahap-tahap :
a. Rancangan dan konstruksi
1) Tahapan penialain masalah, meliputi :
1.

Penyigian plant

2.

Pengujian dan pengumpulan data

3.

Penentuan kriteria rancangan yang mencakup pengkajian watak efluaen


dengan baku mutu lingkungan udara

2) Tahap kajian teknis dan rekayasa, yaitu melaksanakan:


Penilaian system dan teknologi pengendalian pencemaran, yang meliputi:
1. Sumber perbaikan
2. Metode perlakuan yang memperhatikan cara pengumpulan, pendidikan, disperse
dan pembuangan
3. Perolehan kembali senyawa yang bernilai ekonomik.
4. Kajian ekonomik yang meliputi investasi dan operasi

3) Tahap rancangan dan konstruksi, meliputi:


1. Pemilihan system pengendalian
2. Rancangan proses dan rekayasa serta konstruksi
Sistem pengendalian pencemaran ini akan selalu memasang cerobong sebagai upaya
untuk mengurangi konsentrasi senyawa pencemar pada saat pembebasan ke udara.
Rancangan cerobong ini harus memiliki persyaratan tingkat konsentrasi di permukaan dan
watak lingkungan udara yang meliputi kemantapan dan derajat inversi.
Industri telah menerapkan system pengendalian pencemaran udara dan sistem ini
terutama dikaitkan dengan proses produksi serta penanggulangan pencemaran debu. Masalah
ini belum dirancang secara seksama, meskipun baku mutu emisi udara untuk sumber yang tak
bergerak yang akan digunakan sebagai acuan di Indonesia telah di terbitkan jika rancangan
system menggunakan baku mutu dari emisi udara dari Negara yang sudah mantap dalam
pengelolaan lingkungan udara, maka teknilogi yang di pilih akan lebih mahal. Hal ini
diakibatkan oleh peralatan yang telah diproduksi itu berdasarkan acuan baku mutu emisi
udara yang brlaku di Negara tersebut.

Jenis Polutan Yang Dapat Dihilangkan oleh Pembersih Udara


Terdapat beberapa jenis perangkat pembersih udara yang tersedia, masing masing dirancang
untuk menghilangkan jenis polutan tertentu.
1. Menghilangkan Partikel
Dua jenis alat pembersih udara yang dapat menghilangkan partikel dari udara - filter udara
mekanik dan pembersih udara elektronik. Filter udara mekanik menghilangkan partikel
dengan menangkap mereka pada bahan filter. Kategori ini memiliki tingkat efisiensi
partikel

udara

yang

tinggi.

Pembersih

udara

elektronik

seperti electrostatic

precipitators menggunakan proses yang disebut tarik electrostatic attraction untuk


menangkap muatan partikel. Mereka menarik udara melalui bagian ionisasi di mana
partikel memperoleh muatan listrik. Muatan partikel tersebutkemudian menumpuk pada
serangkaian lempengan datar disebut kolektor. Generator ion, atau ionizers, membubarkan
ion bermuatan ke udara, mirip dengan pembersih udara elektronik tapi tanpa kolektor. Ion
ini melekat pada partikel udara, memberi mereka biaya sehingga mereka menempel pada
permukaan terdekat seperti dinding atau furnitur, atau melekat satu sama lain dan menetap
lebih cepat.

2. Menghilangkan Polutan Gas


Filter udara gas menghilangkan gas dan bau dengan menggunakan bahan yang disebut
sorbent, karbon seperti aktif, yang mengadsorbsi polutan. Filter ini biasanya dimaksudkan
untuk menghapus satu atau lebih polutan gas dari aliran udara yang melewati mereka.
Karena filter gas yang khusus untuk satu atau sejumlah polutan gas, mereka tidak akan
mengurangi konsentrasi polutan karena mereka tidak dirancang untuk mengurangi
konsentrasi polutan. Beberapa pembersih udara perangkat dengan filter gas dapat
menghapus sebagian dari polutan gas dan bahaya yang ditimbulkan, setidaknya untuk
sementara. Namun, jangan harap bahwa filter udara gas tersebut dapat menghapus semua
polutan gas yang ada dalam udara di rumah. Sebagai contoh, karbon monoksida
merupakan

polutan

gas

berbahaya

yang

dihasilkan ketika

kegiatan

seperti

pembakaran apapun seperti gas, minyak, minyak tanah, kayu, atau arang yang dibakar, dan
itu tidak mudah ditangkapoleh produk filtrasi gas yang digunakan di perumahan.
3. Menghancurkan Polutan
Beberapa pembersih udara menggunakan teknologi lampu ultraviolet (UV) yang
dimaksudkan untuk menghancurkan polutan di udara dalam ruangan. Pembersih udara
disebut pembersih ultraviolet germicidal irradiation (UVGI) dan pembersih photocatalytic
oxidation (PCO). Generator ozon yang dijual sebagai pembersih udara sengaja
memproduksi gas ozon, yang menyebabkan iritasi paru-paru, untuk menghancurkan
polutan.

Jenis-jenis Alat Pembersih Udara


1. Air Purifier
Selain membuat udara jadi segar juga mencegah penyakit yang disebabkan kualitas udara
yang buruk, khususnya di kota besar. Air purifier merupakan suatu alat yang dapat
membersihkan udara yang kita hirup. Tingkat kemampuan pembersihnya dapat mencapai
95 persen. Alat ini tidak dapat mendinginkan seperti halnya AC (air conditioner),
melainkan hanya mengeluarkan udara yang segar yang sudah bebas polusi. Dengan alat
ini, partikel alergen dapat dibersihkan, sehingga tak perlu cemas lagi terutama bagi yang
mempunyai penyakit asma atau alergi jika kambuh.
Cara Kerja Air Purifier
Berbicara air purifier, kita seolah diingatkan dengan fungsi tumbuh-tumbuhan dalam
memproduksi udara segar bagi pernafasan kita. Sesuai dengan teori yang ada, tumbuhtumbuhan rindang yang banyak tumbuh di daerah pedesaan ataupun pegunungan yang

masih minim nilai polusinya ternyata menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang
bertujuan untuk menyeimbangkan komposisi udara yang kotor dengan memperbanyak
unsur oksigen yang membuat udara yang dihirup terasa lebih segar.
Cara ini yang menjadi basis dari penemuan air purifier dengan mekanisme
penerapannya. Dalam beberapa bentuk, air purifier berbentuk tunggal atau tergabung
bersama alat pendingin (AC), dengan kekuatan yang berbeda-beda bergantung dari
produknya.
Dikatakan air purifier, karena teknologi ini memperkenalkan suatu filter yang
terpasang didalamnya sebagai filter pelengkap atau tambahan terhadap filter AC yang
dianggap kurang efektif dalam mencegah pemasukan bakteri atau kuman patogen lainnya
termasuk jamur pada udara yang dihasilkan. Filter yang bisa menyaring udara dari
kotoran, debu, bau dan partikel-partikel kecil seperti bakteri dan kuman-kuman lain ini
kebanyakan ditemukan dalam bentuk filter karbon, namun sekarang mulai banyak yang
memodifikasi kembali filter ini termasuk dalam penambahan jumlah berlapis agar
fungsinya semakin kuat dalam menyaring udara bersih.
Teknologi air purifier yang ada di pasaran sekarang sebagian besar masih
konvensional, namun sudah ada perkembangan yang berarti. Peranti kerasnya masih
berupa kipas angin yang berfungsi menggerakkan udara dan filter karbon sebagai
penyaring udara. Filter udara inilah yang sekarang dimainkan biar semakin canggih. Ambil
contoh filter udara yang ada di alat pembersih udara merek Electrolux. Alat ini sudah
menggunakan sistem filter EPS (Electrostatic Preapitator Red), yaitu filter penyaring
partikel sekaligus tempat pemurnian udara dengan ion + dan ion dan filter karbon yang
menyaring bau.
Selain itu air purifier ini tetap akan melipatgandakan kekuatan penyaringan udara dan
membasmi virus, bakteri, serta penyebab alergi 3,5 kali lebih kuat dalam menghilangkan
listrik statis dan tiga kali lebih kuat dalam menghilangkan bau-bauan. Sebagai tambahan,
produk baru ini memiliki sistem penyaringan berlipat ganda yang sangat kuat dengan
adanya Pre-Filter, Washable Deodorizing Filter, Antimicrobial HEPA Filter dan MIST
Filter yang tidak akan melewatkan debu sekecil apapun melewati hidung anda. Serta fiturfitur lainnya yang akan membuat rumah Anda sehat. Kantong anda pun akan selamat
karena air purifier dari Sharp ini sangat hemat dalam mengkonsumsi listrik meskipun
beroperasi terus menerus selama 24 jam.

Filterless Nanotechnology Air Purifier


Tips Memilih Air Purifier
1) Air purifier haruslah hemat energi, karena biasanya perangkat elektronik ini dioperasikan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
2) Pilihlah air purifier yang tidak mengeluarkan bunyi keras sehingga segala kegiatan tidak
terganggu.
3) Sesuaikan jenis filter dengan tingkat polusi udara yang terjadi didalam rumah, agar tidak
membuang-buang biaya lebih banyak untuk air purifier yang akan dipakai.
2. DM900 Alat Pembersih Udara Dalam Ruangan Ditempatkan Di Ceiling
DM900 bekerja membersihkan udara bersama-sama dengan system pendingin udara yang
ada ( AC) . Type DM900 adalah Electronic Air Cleaner type commercial yang dilengkapi
dengan lampu UVC pembunuh kuman/ bakteri/ virus dan ozonizer penghilang bau. Unit
ini didesign untuk penempatan pada plafon ruangan. Type DM900 sangat efektif untuk
menghilangkan debu, asap rokok, pollen, bakteri dan berbagai pollutan udara lainnya
sekaligus menghilangkan bau. Lampu UVC membunuh kuman atau bakteri dan
menghilangkan bau yang ada diudara, membuat udara menjadi bersih dan sehat. Udara
dibersihkan dan disirkulasikan kembali. Ini berarti tidak ada udara dingin yang terbuang
karena

udara

yang

kotor

tidak

perlu

dibuang

keluar

ruangan.

DM900 sangat cocok digunakan untuk di kantor-kantor, bar, restaurant, cafe, karaoke,
smoking

room,

klinik,

rumah

Luas ruangan yang dapat tercover = 80-100 m2

sakit,

ruangan

kelas

dll.

DESAIGN VENTILASI LABORATORIUM


Ventilasi Laboratorium

Sistem ventilasi laboratorium penting untuk mengontrol bahan kimia yang


terbawa di udara dalam laboratorium. Sistem ventilasi laboratorium yang dirancang
dengan baik pasti disertai, minimal,
a. pemanas dan pendingin yang memadai untuk kenyamanan pegawai dan
pengoperasian peralatan, dan
b. perbedaan antara jumlah udara yang dibuang dari laboratorium dan jumlah yang
dipasok ke laboratorium untuk menjaga tekanan negatif antara ruang
laboratorium dan ruang non-laboratorium di dekatnya. Perbedaan tekanan ini
mencegah uap kimia meninggalkan laboratorium secara tidak terkendali
1. Penilaian Risiko Ventilasi
Ada banyak perangkat yang dapat digunakan untuk mengendalikan
paparan atau kumpulan bahan laboratorium di atmosfer. Penilaian risiko
membantu menentukan pilihan terbaik untuk operasi atau bahan tertentu. Untuk
semua bahan, tujuannya adalah menjaga konsentrasi di udara berada di bawah
batas paparan yang ditentukan. Jika tidak ada batas paparan yang ditentukan, bila
ada campuran, atau jika reaksi dapat terjadi pada produk yang tidak diuraikan
dengan lengkap, sebaiknya menjaga paparan serendah mungkin yang dapat
dijangkau. Ini adalah prinsip ALARA (as low as reasonably achievable - serendah
mungkin yang dapat dijangkau).
a. Untuk bahan kimia, cari tahu apakah bahan tersebut mudah terbakar atau reaktif
atau apakah menyebabkan bahaya kesehatan jika terhirup. Jika ada bahan kimia
yang menyebabkan risiko, lihat sifat fisik bahan kimia itu, terutama tekanan uap
dan rapat uapnya.
i. Periksa tekanan uap bahan kimia. Tekanan uap rendah (kurang dari 10 mm
Hg) menandakan bahwa bahan kimia tersebut tidak mudah membentuk

uap pada suhu ruang dan ventiasi lab umum atau alternatif seperti belalai
gajah atau snorkel mungkin sesuai. Tekanan uap yang tinggi menandakan
bahwa bahan tersebut dengan mudah membentuk uap dan mungkin
ii.

memerlukan kotak berventilasi, seperti tudung laboratorium.


Bandingkan kepadatan uap dengan udara, yang memiliki kepadatan 1.
Bahan kimia yang memiliki kepadatan uap lebih besar dari 1 dapat
dikendalikan dengan tudung laboratorium atau perangkat ventilasi yang
menarik udara dari bawah, seperti meja downdraft, tudung lubang, atau
belalai gajah dengan pipa buangan diarahkan ke bawah. Bahan kimia
dengan kepadatan uap kurang dari 1 akan memerlukan perangkat ventilasi
yang menarik udara dari atas, seperti belalai gajah atau snorkel dengan

buangan diarahkan ke atas.


b. Untuk bahan radioaktif atau biologi, pertimbangkan apakah pengoperasian dapat
menyebabkan bahan berubah menjadi aerosol atautersebar di udara dan apakah hal
ini menimbulkan risiko bagi kesehatan atau lingkungan. Tentukan apakah i ltrasi
atau penjebakan diperlukan atau dianjurkan.
c. Untuk partikulat, tudung laboratorium atau peralatan serupa dengan aliran udara
tinggi mungkin terlalu turbulen. Kotak penimbang atau kotak timbangan
berventilasi lebih sesuai.
d. Untuk bahan nano, pertimbangkan apakah tudung laboratorium mungkin terlalu
turbulen. Tentukan juga apakah perlu menyaring buangan yang mengandung
partikel kecil ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa filter HEPA (higheifficiency particulate air - udara partikulat eifisiensi tinggi) sangat efektif untuk
partikel berukuran nano. Pertimbangkan juga bahwa tudung laboratorium
memungkinkan kebocoran sangat kecil di di luar tudung, yang mungkin
bervolume besar bila terkait partikel nano. Ventilasi lainnya, seperti lemari
biokeselamatan, mungkin lebih sesuai.

Ventilasi buang yang fleksibel membawa asap ke luar.


2. Ventilasi Laboratorium Umum dan Sistem Kendali Lingkungan
Sistem ventilasi umum mengendalikan kuantitas dan kualitas jumlah udara
yang dipasok ke dan dikeluarkan dari laboratorium. Sistem ventilasi umum harus
mengganti udara secara terus menerus agar konsentrasi unsur yang berbau atau
beracun tidak meningkat saat hari kerja dan tidak disirkulasi dari laboratorium ke
laboratorium. Sistem pembuangan terdiri dari dua kategori utama: umum dan
khusus. Sistem umum melayani laboratorium sebagai satu kesatuan dan mencakup
perangkat seperti tudung laboratorium dan snorkel. Sistem khusus digunakan
untuk tudung isotop, tudung asam perklorik, atau sumber bahaya tinggi lainnya
yang memerlukan isolasi dari sistem pembuangan laboratorium umum.
3. Tudung Laboratorium
Tudung laboratorium (dikenal juga sebagai tudung asap kimia) adalah
komponen terpenting yang digunakan untuk melindungi pekerja laboratorium dari
paparan bahan kimia dan bahan yang digunakan di dalam laboratorium. Tudung
laboratorium standar adalah kotak tahan api dan bahan kimia yang memiliki satu
bukaan (muka) di depan dengan daun pintu yang dapat digeser (pintu geser) untuk
memungkinkan pengguna mengakses bagian dalam. Udara dalam volume besar
ditarik melalui muka dan keluar dari atas untuk menampung dan menghilangkan
kontaminan dari laboratorium.
Tudung laboratorium harus dianggap sebagai perangkat keselamatan
cadangan yang dapat menampung dan membuang bahan beracun, penyebab
cedera, atau mudah terbakar saat perangkat eksperimen atau prosedur gagal dan
uap atau debu keluar dari peranti yang sedang digunakan. Tudung laboratorium

adalah piihan terbaik, terutama jika terdapat campuran atau produk yang tak
dikenal dan ketika perlu mengelola bahan kimia menggunakan prinsip ALARA.
a. Panduan untuk Memaksimalkan Efisiensi Tudung
Banyak faktor dapat mengganggu efisiensi pengoperasian tudung. Ikuti
praktik berikut untuk memaksimalkan efisiensi tudung:
i. Tetap hidupkan kipas buang tudung laboratorium sepanjang waktu.
ii. Bila mungkin, posisikan pintu geser tudung laboratorium sehingga
pekerjaan dilakukan dengan mengulurkan lengan di bawah atau di sekitar
pintu geser, dengan kepala di bagian depan pintu geser, dan
mempertahankan pintu geser antara pekerja dan sumber bahan kimia. Pintu
geser akan bertindak sebagai pembatas primer jika terjadi tumpahan,
iii.

percikan, atau ledakan.


Hindari membuka dan menutup pintu geser tudung laboratorium dengan
cepat, dan hindari pergerakan lengan dan tubuh dengan cepat di depan atau

iv.

di dalam tudung.
Letakkan sumber bahan kimia dan peranti paling tidak 6 inci (15 cm) di
belakang muka tudung. Pertimbangkan untuk mengecat garis berwarna
atau menempelkan pita ke permukaan kerja tudung sejauh 6 inci (15 cm)
ke arah belakang dari muka tudung untuk bertindak sebagai pengingat.
Konsentrasi kontaminan di zona napas dari sumber yang terletak di depan
muka tudung mungkin 300 kali lebih tinggi dari sumber yang terletak

v.

paling sedikit 6 inci ke belakang.


Letakkan peralatan sejauh mungkin ke bagian belakang tudung sepanjang

vi.

masih praktis tanpa menghalangi sekat bawah.


Pisahkan dan naikkan masing-masing instrumen dengan menggunakan
balok atau rak sehingga udara dapat mengalir dengan mudah di sekeliling

vii.

semua peranti.
Jangan menggunakan peralatan besar di dalam tudung, karena ini

viii.

cenderung menghambat aliran udara dan mengurangi efisiensi tudung.


Jika peralatan besar mengeluarkan asap atau panas di luar tudung
laboratorium, gunakan tudung khusus yang dirancang dan dipasang untuk

ix.

memberi angin bagi perangkat tersebut.


Jangan mengubah tudung laboratorium dengan cara apa pun yang
memperburuk

kinerja

tudung.

Pengubahan

meliputi

penambahan,

pelepasan, atau penggantian salah satu komponen tudung laboratorium,


seperti sekat, pintu geser, airfoil, lapisan, dan koneksi buang.

x.

Pastikan semua uap yang sangat beracun atau menyebabkan cedera telah
dibersihkan dan diserap sebelum gas keluar dilepaskan ke sistem

xi.

pembuangan tudung.
Pertahankan pintu geser tetap tertutup ketika tudung tidak digunakan

xii.

secara aktif atau sedang tidak dijaga.


Jaga agar tudung laboratorium dan daerah kerja di sekitarnya bersih dan

xiii.

bebas puing sepanjang waktu.


Jaga agar benda dan bahan padat (seperti kertas) tidak masuk ke saluran
buang tudung, karena dapat tertinggal di saluran atau kipas dan

xiv.

mengganggu pengoperasiannya.
Simpan peralatan dan pecah-belah yang tidak diperlukan di luar tudung
sepanjang waktu dan simpan semua bahan kimia di kaleng, wadah atau

xv.

lemari yang disetujui (tidak di dalam tudung laboratorium).


Jaga kerapian dan kebersihan ruang kerja dalam pekerjaan yang
melibatkan penggunaan tudung untuk menghindari gangguan, atau bahkan
perusakan, pekerjaan yang sedang dilakukan.

Manajemen Sistem Ventilasi


Sistem ventilasi laboratorium adalah salah satu aspek terpenting dari keselamatan
laboratorium dan mungkin juga konsumen energi tertinggi dalam gedung
laboratorium. Mengelola semua segi dari sistem ventilasi itu penting untuk
memaksimalkan keselamatan dan penghematan energi. Secara keseluruhan, ada tiga

aspek utama dari program manajemen sistem ventilasi: kriteria rancangan, pelatihan
untuk pegawai laboratorium, dan perawatan sistem.
1. Kriteria Desain
Lembaga harus menentukan kriteria yang akan digunakan untuk semua
tudung laboratorium dan sistem ventilasi lainnya. Kriteria ini dapat meliputi:
a. pemeriksaan desain tudung laboratorium (msl., kriteria kecepatan muka pada
ketinggian pintu geser, desain pintu geser tertentu);
b. jenis sistem pemantauan berkelanjutan yang disukai atau diperlukan (misalnya
angka indikator kecepatan muka, indikator magnehelik);
c. jumlah tudung asap yang tersedia per orang atau per total area gedung
d.
e.
f.
g.
h.

(misalnya faktor keberagaman);


strategi konservasi energi;
sistem alarm;
jenis pekerjaan saluran;
kriteria kebisingan;
preferensi untuk sistem volume udara variabel (VAV) (misalnya merancang

satu kipas ekstra ke masing-masing sistem); dan


i. sumber daya cadangan.
2. Program Pelatihan
Pelatihan pegawai laboratorium itu penting dalam manajemen ventilasi. Semua
manajer, pekerja, dan siswa harus mendapat perlatihan yang mencakup:
a. cara menggunakan peralatan ventilasi;
b. konsekuensi penggunaan yang tidak benar;
c. hal yang harus dilakukan jika terjadi kegagalan sistem;
d. hal yang harus dilakukan jika terjadi pemadaman listrik;
e. pertimbangan atau peraturan khusus untuk peralatan; dan
f. pentingnya label, tanda, dan lain-lain.
Adakan pelatihan dalam suatu format yang sesuai dengan lembaga, termasuk
pelatihan satu lawan satu, di kelas, atau jarak jauh.
Label dan tanda yang baik akan menyempurnakan pelatihan dan akan
senantiasa menjadi pengingat. Pertimbangkan jenis label dan tanda berikut:
a. posisi pintu geser untuk tudung laboratorium;
b. pita atau bahan serupa pada pintu geser tudung laboratorium sebagai indikator
kecukupan aliran udara;
c. arti semua alarm audio atau visual;
d. fungsi sensor penggunaan (msl., mode setback dihubungkan dengan sakelar
lampu);
e. waktu henti jika sistem memiliki mode setback pada pengatur waktu; atau
f. pengingat untuk menurunkan pintu geser jika tidak sedang digunakan secara
aktif.
3. Inspeksi dan Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kunci program manajemen sistem ventilasi. Program harus
menguraikan unsur-unsur program inspeksi dan pemeliharaan, antara lain
a. siapa yang melakukan inspeksi dan seberapa sering;
b. bagaimana cara inspeksi dicatat;
c. kriteria inspeksi untuk tudung laboratorium, seperti

i.

d.
e.
f.
g.
h.

pengujian kecepatan muka, termasuk peralatan yang digunakan dan

riwayatnya;
ii. metode pencatatan kecepatan;
iii.
jenis informasi yang akan dipasang pada tudung; dan
iv. apakah ketinggian pintu geser maksimal akan ditandai dan alasannya;
kriteria untuk bekerja di atap dan di sekeliling tumpukan;
jadwal pemeliharaan kipas;
jadwal pemeliharaan sistem VAV;
jadwal pemeliharaan alarm dan kontrol; dan
jadwal pengawasan ulang untuk sistem ventilasi.

Pemeliharaan Sistem Ventilasi


Bahkan sistem ventilasi terbaik yang dibuat dan dipasang dengan paling hati-hati
pun memerlukan pemeliharaan rutin. Beberapa sistem ventilasi laboratorium
menjadi sangat kompleks sehingga mungkin merupakan gagasan yang bagus jika
memiliki tim khusus staf fasilitas yang berdedikasi pada pemeliharaan sistem.
a. Inspeksi dan pelihara semua sistem kendali dan keselamatan lingkungan
terkait fasilitas secara teratur, termasuk kendali tekanan tudung laboratorium
dan tekanan ruang, alarm kebakaran dan asap, serta alarm dan monitor khusus
untuk gas.
b. Evaluasi setiap laboratorium secara berkala untuk mengetahui kualitas dan
kuantitas ventilasi umumnya dan setiap kali dilakukan perubahan, baik pada
sistem ventilasi umum untuk gedung atau pada beberapa aspek ventilasi lokal
di dalam laboratorium.
Jalur aliran udara ke dan di dalam ruangan dapat ditentukan dengan
mengamati pola asap. Tidak boleh ada area yang memungkinkan udara tetap
statis atau memiliki kecepatan aliran udara sangat tinggi. Jika ditemukan area
stagnan, hubungi insinyur ventilasi, dan lakukan perubahan yang sesuai pada
sumber pasokan atau buang untuk memperbaiki kekurangannya.
c. Kecepatan udara yang dibuang dari fasilitas laboratorium harus sebanding
dengan kecepatan saat udara pasokan masuk ke gedung. Jumlah pertukaran
udara per jam di dalam laboratorium dapat diperkirakan dengan membagi total
volume laboratorium (dalam meter kubik) dengan kecepatan keluarnya udara
buang (dalam meter kubik per detik). Untuk setiap lubang pembuangan
(missal tudung), hasil kali luas muka (dalam meter persegi) dengan rata-rata
kecepatan muka (dalam meter per detik) akan menghasilkan kecepatan
pembuangan untuk sumber tersebut (dalam meter kubik per detik). Jumlah
kecepatan untuk semua sumber pembuangan di laboratorium menghasilkan

kecepatan total keluarnya udara dari laboratorium. Berkurangnya kecepatan


aliran udara pasokan (mungkin untuk menghemat energi) mengurangi jumlah
pertukaran udara per jam di dalam laboratorium, kecepatan muka tudung, dan
kecepatan penangkapan semua sistem ventilasi lokal lainnya.
d. Aliran udara biasanya diukur dengan anemometer atau velometer suhu. Alat
ini tersedia dari perusahaan pasokan keselamatan atau rumah pasokan
laboratorium. Kalibrasi dan penggunaan alat ini dengan benar dan evaluasi
data adalah disiplin yang berbeda. Konsultasikan dengan ahli kesehatan
industri atau insinyur ventilasi jika diduga terjadi masalah ventilasi serius atau
saat diperlukan keputusan tentang perubahan yang sesuai pada sistem ventilasi
untuk meraih keseimbangan yang tepat antara udara pasokan dan udara buang.
e. Semua sistem ventilasi harus memiliki perangkat yang memungkinkan
pengguna memantau apakah seluruh sistem dan komponen pentingnya
berfungsi dengan baik.
Manometer, indikator tekanan, dan perangkat lainnya yang mengukur tekanan
statis di dalam saluran udara terkadang digunakan untuk mengurangi perlunya
mengukur aliran udara secara manual. Perangkat telltale dan perangkat
sederhana lainnya yang serupa juga bisa berfungsi sebagai indikator aliran
udara. Tentukan perlunya dan jenis perangkat pemantauan untuk masingmasing kasus. Jika zat kimia memiliki sifat peringatan sangat baik dan
konsekuensi paparan berlebih minimal, sistem tidak akan memerlukan kendali
yang begitu ketat dibandingkan jika zat tersebut sangat beracun atau memiliki
properti peringatan yang buruk.

REFERENSI:
http://hibaru-online.indonetwork.co.id/4794792/dm900-alat-pembersih-udara-dalamruangan-ditempatkan-di.htm
http://19design.wordpress.com/2011/04/23/mengenal-lebih-jauh-sistem-ventilasi/
Setiadi, Tjandra. Prof. Pengelolaan Limbah Industri, Bandung: ITB.
Suryana, Apraya. Laporan Kerja Praktek PT. Indonesia Power Suralaya [tidak
dipublikasikan]
http://en.wikipedia.org/wiki/Sewage_treatment

http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-gas/
http://rieko.wordpress.com/2009/03/17/pencemaran-udara-oleh-industri-danpenanggulangannya/
http://cleanairindonesia.blogspot.com/2013/05/pembersih-udara-kotor-di-rumah.html
https://www.facebook.com/UdaraSejukSehat/posts/233644266750793
http://www.thegreenhead.com/2007/08/nanobreeze-filterless-nanotechnology-air-purifier.php
http://santii.blog.uns.ac.id/2010/02/28/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-laboratorium/

Anda mungkin juga menyukai