Kaolin
Genesa
: Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses
pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada
dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.
Komposisi Mineral :
(2H2O.Al2O3.2SiO2)
Karakteristik
Kaolin
mempunyai
komposisi
hidrous
alumunium
silikat
Warna
: Putih (pada umumnya)
Bentuk
: Membutir
Sistem Kristal: Triklin
Belahan
: Sempurna {001}
Kilap
: Tanah
Kekerasan : 2-2,5 skala mohs
Berat Jenis : 2,6 2,63
Sifat Khas : mempunyai daya hantar listrik dan panas yang rendah, memiliki pH
yang bervariasi
Kegunaan
: banyak dipakai sebagai bahan pengisi (filler), pelapis (coater), barangbarang tahan api dan isolator. Kegunaan kaolin sangat tergantung pada karakteristiknya
karena karakteristik berpengaruh terhadap kualitasnya. Kaolin dipakai di keramik, obat,
melapisi kertas, sebagai bahan tambahan makanan, odol, sebagai bahan menyebarkan sinar di
bola lampu pijar agar putih, bahan kosmetik. Juga dipergunakan di cat dan mengubah tingkat
kilauan
Lokasi & Cadangan : Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya
tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
2. Soapstone
Genesa
: Mineral ini merupakan salah satu batuan metamorf, terdiri dari
mineral talk dan kaya akan magnesium.terbentuk melalui proses metmorfisme dinamotermal.
Komposisi Mineral : Komposisi penyusun batuan ini, terdapat mineral muskovit, klorit,
amfibol.
Karakteristik
Warna
: Putih, Abu-abu, Kuning
Bentuk
: Pipih dan tabular
Struktur
: Foliasi (Schistose)
Tekstur
: Lepidoblastik
Kekerasan : 2,5 skala mohs
Sifat Khas : dapat menyimpan dan menyerap panas dengan baik, bila disentuh
berasa seperti sabun
Kegunaan
insulator.
Lokasi & Cadangan : cadangan di Indonesia yang saya ketahui terdapat di Gunung Buled
Segaranten, Sukabumi.
Karakteristik
Warna
: Putih, Kelabu, Hijau
Bentuk
: Fibrous
Sistem Kristal: Monoklin
Gores
: Putih
Kekerasan : 6 skala mohs
Sifat Khas : tahan terhadap panas dan asam. Mudah dipintal, kuat dan fleksibel
Kegunaan
: 1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
- Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap,
pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes,
dan lain-lain.
- Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat
kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:
- Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan
listrik
- Asbes untuk atap;
- Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik;
- Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan
tanur;
- Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan
kebanyakan asbes sebagai bubur.
Lokasi & Cadangan : Tempat diketemukan di Weda Pulau Seram, jenis asbes Chysotile,
Kebumen, jenis yang dihasilkan kebanyakan anthopyllite. Dan Tambang asbes menyebar
terdapat di Kuningan Jawa Barat, Papua, Pulau Halmahera daerah Maluku, Pulau Seram .
Terdapat juga di Tuban dan Gresik.
4. Mika
3
Genesa
: terbentuk dari pembekuan magma yang mengalami kristalisasi pada
suhu yang intermediet atau 1000o C sehingga tebentuk pada batuan beku, ketika tekumpul
atau terakumulasi setelah menjadi materi sedimen akan berada pada batuan sedimen, dan
pada batuan metamorf dapat ditemukan karena mineral ini tahan terhadap proses
metamorfosanya sehingga dapat ditemukan di batuan metamorf.
Komposisi Mineral
X2Y46Z8O20(OH,F)4
dengan X biasanya adalah K, Na, atau Ca, tetapi dapat pula Ba, Rb, atau Cs;
Y terutama adalah Al, Mg, atau Fe, dan dapat pula Mn, Cr, Ti, Li, dsb.;
Z terutama sekali adalah Si atau Al, tapi bisa pula mencakup Fe3+ atau Ti.
Karakteristik
:
Warna
: Putih, perak, kuning
Transparasi : Transparan
Sistem Kristal: Monoclin
Belahan
: sempurna
Kekerasan : 2 2,5 skala mohs
Berat Jenis : 2,8 (rata rata)
Sifat Khas : lembaran belahan yang elastis, sukar terbakar
Kegunaan
: Karena mika memiliki daya hantar listrik yang lemah, maka mika
digunakan atau dimanfaatkan pada industri mesin, dan industri listrik. Beberapa merk pasta
gigi menyertakan mika putih serbuk yang berfungsi sebagai sebuah ampelas (abrasi) yang
ringan untuk membantu pemolesan permukaan gigi, serta menambahkan keindahan bersifat
kosmetik ke pasta gigi yang tampak lebih berkilauan. Gemerlap dari mika digunakan pula
dalam riasan, karena membuat kulit tampak berseri-seri dengan jernih atau menolong
menyamarkan ketidaksempurnaan.
Lokasi & Cadangan : Mika ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, di antaranya : Aceh,
Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Irian Jaya.
5. Chalk
4
Genesa
: dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara
mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara
organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera
atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.
Komposisi Mineral : CaCO3
Karakteristik
Warna
Gores
Belahan
Pecahan
Kilap
Kekerasan
Berat Jenis
Tenacity
:
: Putih, kelabu, kekuningan, bahkan hitam (tergantung mineral pengotor)
: Putih sampai kebuan
: Tidak teratur
: Uneven
: Kaca dan Tanah
: 2,7 3,4 skala mohs
: 2,378 m3/ton
: Keras, kompak dan berongga
Kegunaan
: Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan
kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain.
Lokasi & Cadangan : Lokasi keterdapatan chalk: Jabar (serang, padalarang, cibadak,
tasikmalaya), Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten), Jatim (tuban,
pacitan, madura, malang), Sumatera (kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu), Kalimantan
( barito, kutai, kalbar, kalteng), Sulawesi (tonnasa, ujungpandang), Nusa tenggara (timor,
sumbawa), Maluku, Papua (kotabaru)
Karakteristik
Warna
: Hitam, abu - abu
Sistem Kristal: Hexagonal
Kilap
: Tanah sampai Logam
Kekerasan : 1 2 Skala Mohs
Berat Jenis : 2,1 2,3
Sifat Khas : tidak berbau, tidak beracun, serta tidak mudah larut kecuali dalam asam
hidroflorik atau aqua regia mendidih
Kegunaan
: untuk refraktori, pembuatan baja, grafit diperluas, pelapis rem, facings
pengecoran dan pelumas.
Lokasi & Cadangan: produksi dari grafit alam di tahun 2008 adalah 1.110 ribu ton (kt),
dimana eksportir utama berikut: Cina (800 kt), India (130 kt),Brasil (76 kt ), Korea Utara (30
kt) dan Kanada (28 kt).
: Mx/n[(AlO2)x (SiO2)y]mH2O
= valensi kation
= jumlah tetrahegron per unit sel
= jumlah molekul air per unit sel
6
M
= kation alkali/alkali tanah
[(AlO2)x (SiO2)y = kerangka zeolit yang bermuatan negative
H2O
= molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolite
Beberapa nama dan Rumus Kimia Mineral Zeolit :
Karakteristik
Warna
: Abu abu, putih, hijau
Bentuk
: elongated prismatic
Sistem Kristal: Monoklin
Belahan
: Sempurna 3 arah
Kilap
: kaca
Sifat Khas : Katalis, penukar ion
Kegunaan
: Zeolit digunakan didunia industri sebagai pemurni air, katalis dan
reprosesing nuklir. Pemanfaatan utamanya sebagai produksi deterjen laundry. Mereka juga
digunakan dalam kedokteran dan pertanian. Pemecahan katalitis cairan dan pemecahan air.
Lokasi & Cadangan: Beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai cadangan
zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung.
Sedangkan di pulau jawa khususnya Jawa Barat, Jumlah cadangan zeolit di Provinsi Jawa
Barat hingga akhir 2008 tercatat 209,57 juta ton. Daerah penghasil zeolit di provinsi ini
adalah:
1.Kabupaten Sukabumi
2. Kabupaten Bogor
3. Kabupaten Tasikmalaya
4. Kabupaten Ciamis
Warna
:
Bentuk
:
Sistem Kristal:
Belahan
:
Kilap
:
Kekerasan :
Berat Jenis :
Sifat Khas :
Kegunaan
Lokasi & Cadangan : Ball Clay dapat ditemukan hampir disetiap provinsi di Indonesia,
diantaranya Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara.
Genesa
: Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut
antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate,
kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami
pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali,
sedangkan mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Komposisi Mineral : susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung
Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%,dan H2O 14 36%.
Karakteristik
Warna
: Merah, oren, kekuningan
Bentuk
: oolitic, bijih lempung, Sponge ore
Sistem Kristal: Octahedral
Kilap
: Tanah
Kegunaan
: Kandungan alumina yang terdapat di dalam mineral bauksit dapat
dimanfaatkan sebagai penyangga (buffer) katalis yang digunakan dalam proses Hydrotreating
yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang masih terdapat pada minyak
bumi seperti senyawa sulfur, nitrogen dan logam. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat perabotan rumah tangga seperti wajan, panci dan lain-lain. Bauksit juga dapat
digunakan sebagi bahan industry, keramik, logan dan abrasive.
Lokasi & Cadangan : Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya,
Pulau Bangka dan Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan
satu-satunya yang terbesar di Indonesia.
:
9
Warna
: Putih, abu-abu, cokelat, kuning, merah muda, ungu (tergantung
pengotornya)
Sistem Kristal: Orthorombik
Belahan
: Sempurna {010}
Pecahan
: Konkoidal
Kilap
: Mutiara, kaca
Kekerasan : 6,5 7 skala mohs
Berat jenis : 3,35 3,45 m3/ton
Kegunaan
Lokasi & Cadangan: keterdapatan mineral ini, berasosiasi dengan mineral alumina/bauksit.
Warna
: Putih, biru, hijau, kuning, merah
Sistem Kristal: Ortorombik
Belahan
: Sempurna (satu arah)
Kilap
: Kaca
Kekerasan : 3 3,5 skala mohs
Berat Jenis : 4,5
Kegunaan
: Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia barium,
sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan agregat semen
Lokasi & Cadangan
Production, tons
Consumption,
tons
2003
27,912,067.55
51,785.00
2002
99,606.12
47,983.41
2001
2000
1999
1998
1997
42,453.35
42,459.32
43,482.08
60,612.38
75,721.38
10
Export, tons
Import, tons
19,550.76
83,869.31
992.77
52,615.46
7,511.64
72,793.73
2,708.40
45,212.27
1,370.14
44,827.83
3,161.20
62,938.39
4,030.59
79,742.21
11