Anda di halaman 1dari 11

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hak Asasi Manusia (HAM)
1.1 Pengertian HAM
Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Sifat HAM adalah universal, artinya berlaku untuk semua manusia tanpa
membeda-bedakan suku, ras, agama, dan bangsa (etnis). HAM harus ditegakkan
demi menjamin martabat manusia seutuhnya di seluruh dunia. Hal itu tercermin
dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada
segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut.
a. HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual
yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.
(David Beetham dan Kevin Boyle)
b. HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. (Pasal 1 butir 1 UU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Pasal 1 butir 1 UU No. 26
tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia)
c. HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.
Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun
miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja
dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak

7
hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi
manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara
di dunia. (C. de Rover)
d. HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas
dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah. (AustinRanney)
e. HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa
dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.
(A.J.M. Milne)
f. HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang
berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia
memilikinya karena ia manusia. (Franz Magnis- Suseno)
1.2 Ciri khusus hak asasi manusia
Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hakhak yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut.

Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan
atau diserahkan.

Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak,
apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.

Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia
yang sudah ada sejak lahir.

Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya.
Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang
mendasar.

Selain memiliki hak asasi, tiap manusia juga memiliki kewajiban lain yakni
kewajiban asasi. Kewajiban asasi manusia ialah dengan menghormati, menjamin,
dan melindungi hak asasi manusia lainnya. Hak untuk hidup, kebebasan, dan

8
kebahagiaan manusia dapat terjamin dan terlindungi, apabila ia sendiri menjamin
dan melindungi hak hidup, kebebasan dan kebahagiaan orang lain.
Jika hal tersebut tidak mampu terwujud, maka secara perlahan atau cepat akan
terjadi pelanggaran HAM. Dengan itu, secara sederhana bahwa Pelanggaran Hak
Asasi Manusia itu merupakan pelanggaran terhadap kewajiban asasi yang
dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang kepada orang lain.
Secara yuridis, dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusiaadalah :
Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dan dengan demikian, maka Pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh inividu maupun institusi negara atau institusi
lainnya terhadap hak asasi manusia.
B. Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan
rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam
pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila
tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai
dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima
sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkattingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian
susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Adapun Butir-Butir
Pancasila adalah sebagai berikut:
1.

Ketuhanan Yang Maha Esa

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada


Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra


pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan


kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan


ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang


Maha Esa kepada orang lain.

2.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

10

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat


manusia.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan


bangsa lain.

3.

Persatuan Indonesia

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan


keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air


Indonesia.

Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi dan keadilan sosial.

Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan

musyawarah

dalam

mengambil

keputusan

untuk

kepentingan bersama.

Musyawarah

untuk

mencapai

mufakat

diliputi

oleh

semangat

kekeluargaan.

Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai


sebagai hasil musyawarah.

11

Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.

Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas


kepentingan pribadi dan golongan.

Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.

Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral


kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.

Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk


melaksanakan pemusyawaratan.

5.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Menghormati hak orang lain.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan


terhadap orang lain

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan


kepentingan umum.

Suka bekerja keras.

Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

12

C. Pembunuhan Anak Sendiri (Infanticide)


3.1. Definisi dan Batasan Pengertian Pembunuhan Anak Sendiri
Pembunuhan anak sendiri (infanticide) yaitu pembunuhan yang dilakukan
oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian
karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Dengan demikian berdasarkan
pengertian di atas, persyaratan yang harus dipenuhi dalam kasus pembunuhan
anak (infanticide) yaitu:
1. Pelaku adalah ibu kandung
2. Korban adalah anak kandung
3. Alasan melakukan tindakan tersebut yaitu takut ketahuan telah
melahirkan anak
4. Waktu pembunuhan yaitu tepat pada waktu melahirkan atau beberapa
saat setelah melahirkan.
Untuk itu dengan adanya batasan yang tegas tersebut maka suatu
pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut
sebagai pembunuhan anak (infanticide), malainkan suatu pembunuhan biasa
(Apuranto, H. dan Hoediyanto, 2007).
3.2. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri
Dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab
kejahatan terhadap nyawa orang. Adapun bunyi pasalnya yaitu:
Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343. Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau
pembunuhan berencana.

13
Berdasarkan undang-undang tersebut kita dapat melihat adanya tiga faktor
penting yaitu:

Ibu yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan

pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah


atau tidak, sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut
membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan
berencana, dengan hukuman yang lebih berat yaitu 15 tahun penjara (pasal
338 pembunuhan tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman
mati ( pasal 339 dan 340, pembunuhan dengan rencana).
Waktu yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu
yang tepat, tetapi hanya dinyatakan pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudian . Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih
sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila rasa kasih sayang sudah timbul
maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh anaknya.
Psikis yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa
ketakutan akan diketahui orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya
anak yang dilahirkan tersebut didapatkan dari hubungan tidak sah.
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya
tempat sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah
korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342) pembunuhan (pasal 338, 339,
340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181) atau bayi yang ditelantarkan
sampai mati (pasal 308) (Budiyanto et al.,1997).
D. Hubungan HAM dengan Infanticide
Hak asasi manusia adalah sebagai mana yang kita ketahui bahwa salah
satu dari pengertian ham adalah hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. (Pasal 1 butir 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan Pasal 1 butir 1 UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi

14
Manusia) selain itu HAM juga merupakan hak-hak yang dimiliki manusia bukan
karena diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif
yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia
memilikinya karena ia manusia. (Franz Magnis- Suseno). Dalam ciri khusus hak
asasi manusia juga disebutkan hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat
manusia yang sudah ada sejak lahir, yang disebut dengan hakiki, selain itu juga
hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku
bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide
hak asasi manusia yang mendasar, ini yang disebut sebagai ciri universal.
Selain memiliki hak asasi, tiap manusia juga memiliki kewajiban lain yakni
kewajiban asasi. Kewajiban asasi manusia ialah dengan menghormati, menjamin,
dan melindungi hak asasi manusia lainnya. Hak untuk hidup, kebebasan, dan
kebahagiaan manusia dapat terjamin dan terlindungi, apabila ia sendiri menjamin
dan melindungi hak hidup, kebebasan dan kebahagiaan orang lain.
Infanticide ataupun pembunuhan anak sendiri itu adalah suatu pembunuhan
yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak
lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak.
Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa hidup atau mati
merupakan hak janin sejak dia berada di dalam kandungan maupun setelah keluar
dari kandungan ibunya, karena janin juga merupakan manusia yang wajib di
hormati, dijamin dan dilindungi hak asasi menusianya. Jika hal tersebut tidak
mampu terwujud, seperti misalnya pada kasus infanticide, maka si ibu telah
melanggaran HAM anaknya unhtuk hidup. Dimana sudah diatur secara yuridis,
dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia dan dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri
tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang Pasal 341-343.

E. Hubungan Sila ke-2 Pancasila dengan Infanticide

15
Sila ke-2 Pancasila berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab dengan
butir-butir pancasil sebagai berikut:

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat


manusia.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan


bangsa lain.
Dari butir pertama didapatkan bahwa sebagai warga Indonesia kita harus

mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Adapun infanticide itu sendiri
merupakan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya
pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan
anak. Dengan melakukan pembunuhan maka berarti kita tidak mengakui dan
memperlakukan bayi atau anak tersebut sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, setiap makhluknya memiliki hak untuk di akui dan diperlakukan
sebagaimana mestinya.
Pembunuhan terhadap anak sendiri berarti kita tidak mengakui adanya
persamaan derajad, persamaan hak setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
keturunan, jenis kelamin, dan sebagainya.

16
Dengan melakukan pembunuhan terhadap anak sendiri, ini mencerminkan
bahwa orang tersebut tidak mencintai sesama manusia yang berarti orang tersebut
melanggar butir ketiga dari sila kedua Pancasila.
Butir kelima menyatakan bahwa setiap manusia Indonesia harus
mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Pembunuhan
terhadap anak sendiri mencerminkan sikap yang bertentangan terhadap isi butir
tersebut.
Butir

keenam

menyatakan

bahwa

menjunjung

tinggi

nilai-nilai

kemanusiaan merupakan salah satu kewajiban manusia Indonesia. Dengan ini kita
menjadi saling menghargai satu sama lain. Pembunuhan yang dilakukan oleh ibu
terhadap anaknya yang baru dilahirkan mencerminkan bahwa ibu tersebut tidak
menunjung tinggi niai kemanusiaan.
Hal-hal tersebut di atas mencerminkan adanya pertentangan antara
infanticide dan isi dari sila ke-2 Pancasila dengan adanya pelanggaran dari butirbutir sila tersebut. Dengan ini maka tidak sepantasnya infanticide terjadi karena
berarti dengan melakukan pembunuhan terhadap anak sendiri maka seorang ibu
tidak memilki jiwa kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai