Anda di halaman 1dari 13

Rangakaian Penapis RC

Kelompok IV A
Fitri Febriani
A.Ikhsan Maulana, Fitriani Supriadi, dan La Jamsari
Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang rangkaian penapis RC. Rangkaian penapis RC artinya, rangakain
RC ada yang bersifat meloloskan frekuensi rendah, tetapi menahan frekuensi tinggi dan begitu pun
sebaliknya. Pratikum ini bertujuan untuk membedakan jenis rangkain RC tapis lolos rendah dan tinggi,
menentukan frekuensi cut-off ragkaian tapis RC lolos rendah dan lolos tinggi berdasarkan bode-plot,
dan merancang suatu sistem rangkaian tapis RC tingkat satu. Pengumpulan data dilakukan dengan dua
tahap. Tahap pertama untuk tapis lolos rendah dan tahap kedua untuk tapis lolos tinggi. Dalam
percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap tegangan outputnya dengan memanipulasi nilai
frekuensinya. Berdasarkan analisis data diperoleh frekuensi cut-off untuk tapis lolos rendah dan tapis
lolos tinggi masing-masing 12918 Hz dan dari analisis grafik diperoleh frekuensi cut-offnya untuk tapis
lolos rendah dan tinggi adalah 8000 Hz dan 4000 Hz . Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa
perbedaan rangkaian RC tapis lolos rendah dan tinggi terletak dari peletakan resistor dan kapasitornya
sedang untuk nilai ferkuensi cut-off baik secara teori maupun pratikum dilihat pada saat sinyal
mengalami pelemahan sinyal dari daya mula-mulanya pda suatu nilai frekuensi atau pada saat frekuensi
mempunyai -3dB pada =p.

Kata Kunci: penapis RC, tapis lolos rendah dan tinggi, frekuensi cut-off, tegangan input dan
output, rangakain tapis tingkat satu.
ada yang bersifat meloloskan frekuensi

A. Metode dasar
RC Filter

rendah, tetapi menahan frekuensi tinggi,

Riak merupakan sesuatu yang tidak

dan begitu pula sebaliknya (Dasar, 2013).

diinginkan karenanya harus di usahakan

Untuk frekuensi rendah tegangan

untuk direduksi sekecil mungkin. Salah

keluaran sama dengan tegangan masukan,

satu metode yang biasa digunakan untuk

akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat

mereduksi amplitudo riak keluaran dari

keluaran diperkecil, hal ini dikenal dengan

sebuah

dengan

rangkaian tapis lolos rendah. Isyarat

memperbesar konstanta waktu pelepasan

keluaran rangakaian tapis RC lolos rendah

muatannya. Hal ini dapat dilakukan

sebanding dengan integral masukannya.

dengan memperbesar nilai resistansi R atau

Ini berarti rangkaian RC ini berlaku

nilai C

sebagai

(Bakri, Martawijatya, & Saleh, 2008).

dimana tanggapan frekuensi berupa garis

catu

daya

yaitu

pengintegralan

pada

daerah

Perkenalan rangkaian RC telah

lurus dengan kemiringan -20 dB/dekade.

dibahas pada percobaan sebelumnya.

Untuk isyarat masukan dari rangkaian ini

Tetapi kali ini, akan dikaji sifat RC sebagai

berbentuk persegi (Sutrisno, 1986).

penapis frekuensi. Artinya rangkaian RC

Dasar pemahaman tentang proses

dan untuk pendiferensialan RC, sinyal

tanggapan frekuensi ini, maka kita hanya

keluaran rangkaian merupakan diferensial

akan mengkaji pada sifat RC yang bisa

dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh

meloloskan frekuensi rendah dan tinggi

dan sebagai alat pengubah (converter)


gelombang

persegi-ke-segitiga

Vo RC

dan

dVin
dt

persegi-ke-pulsa dengan, masing-masing,

Untuk

mengintegrasikan

diferensiator, sinyal

dan

(3.2)

keduanya,

integrator
akan

dan

mengalami

mendiferensialkan gelombang inputnya

pelemahan sinyal dari daya mula-

dan rangkaiannya sendiri masing-masing

mulanya pada suatu nilai frekuensi yang

disebut

dan

disebut frekuensi

rangkaian diferensiator orde 1, yang

dinyatakan oleh :

rangkaian

integrator

hanya terdiri dari sebuah resistor yang seri

oleh gambar berikut.

1
(3.3)
2 R C

fc

dengan sebuah kapasitor yang ditunjukkan

cut off (fc) yang

(Dasar, 2013).
Demikian juga oleh karena pada
frekuensi =0, harga A=Vo/Vi =2

1/2

=0.707, sehingga harga:


AdB=20 log A=-10 log 2=-3,0 dB

maka harga o juga dinamakan 3 dB cutoff frekuensi. Gambar tanggap frekuensi


dengan harga A menggunakan skala dB,
dinamakan

Bode Plot (Purwandi &

Abdulrahman)

B. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Rangakaian Integrator
a. Variabel Manipulasi

Frekuensi

Tegangan

Resistansi

sumber (Hz).
b. Variabel Respon
Untuk pengintegralan RC, sinyal
keluaran rangkaian merupakan integral
dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh
:

(V).
c. Variabel Kontrol

Resistor (), kapasitansi kapasitor (F).


Kegiatan 1. Rangakaian Integrator

Vo

1
Vin dt
RC 0

(3.1)

a. Variabel Manipulasi
sumber (Hz).

Frekuensi

b. Variabel Respon

Tegangan

(V).
c. Variabel Kontrol

Resistansi

Resistor (), kapasitansi kapasitor (F).

3. Papan Rangkaian,

1 buah

4. Resistor

1 buah

5. Kapasitor

1 buah

6. Kabel Penghubung 6 buah


E. Prosedur Kerja

C. Definisi Variabel

Dalam

a. Variabel manipulasi

melakukan

kegiatan

Frekuensi sumber merupakan frekuensi

percobaan ini, ada dua jenis rangkaian

yang berasal dari AFG dan terbaca pada

yang anda harus analisis. Tetapi kedua

kotak frekuensinya dimana satuanyaa

rangkaian tersebut pada prinsipnya adalah

adalah Hz

sama. Hanya yang membedakan adalah


cara pengambilan outputnya saja.

b. Variabel Respon
Tegangan

merupakan

besarnya

a. Filter RC Lolos Rendah (Integrator).

tegangan yang bersal dari rangkaian

Membuat

yang terbaca pada osiloskop .dan cara

ditunjukkan oleh gambar berikut di atas

membacanya yaitu skala penunjukan

papan kit.

/
X
5

rangkaian

jumlah skala pada osiloskop)

seperti

yang

dimulai dari puncak gelombang yang


satu ke puncak yang lainnya.
c. Variabel Kontrol
a. Resistansi Resistor (R) merupakan

Input

Output

nilai dari resistor yang digunakan


sebagai penghambat muatan ataupun
arus yang terbaca pada spesifikasi dari

Sebelum

anda

melakukan

komponen tersebut dengan satuan

pengamatan terhadap outputnya, maka

ohm yang bernilai 56.

terlebih dahulu anda harus catat dan ukur :

b. Kapasitansi

kapasitor

merupakan

nilai dari kapasitor yang digunakan

a. Mengetahui Nilai / harga komponen C


dan R.

atau

b. Memperkirakan berapa besar frekuensi

berperan dalam menentukan faktor

potong (Cut-Off) rangkaian yang anda

resonansi secara teori dengan satuan F

buat dengan menggunakan Pers. (3.3).

untuk

menyimpan

muatan

c. Mengukur

D. Alat dan bahan

2. Osiloskop Sinar
Katoda + probe

puncak

Vi

(maksimum) audio generator untuk

1. Audio Function
Generator (AFG)

tegangan

1 buah
1 buah

gelombang persegi.

d. Mempelajari dengan seksama kalibrasi


untuk basis waktu dan basis tegangan

b. Rangkaian Tapis RC Lolos Tinggi


(Diferensiator).

pada Osiloskop.

Selanjutnya untuk percobaan ini

2. Setelah itu melakukan pengamatan dan


mengukur untuk tegangan output Vo

rangkaian

dengan

integrator, hanya yang menjadi output

langkah-langkah

sebagai

berikut:
a.

bentuk rangkaiannya sama dengan bentuk

adalah

pada

gambar

(resistor).

rangkaian

Dan

proses

Setelah tampilan output tampak pada

pengamatan dan pengambilan data sama

layar monitor osiloskop dan anda sudah

prosesnya dengan rangkaian Tapis RC

memastikan bahwa sistem rangkaian

lolos

sudah berfungsi dengan baik, maka

perhatikan gambar rangkaian diferensial

lakukan langkah berikutnya dengan

berikut:

memutar

tombol/pemutar

rendah.

Untuk

lebih

jelasnya

frekuensi

pada angka penunjukan 30 Hz.

b. Mengukur tegangan puncak yang


tampak

pada

layar

monitor

dan

Input

Output

sekaligus gambar model gelombang


keluarannya.
c.

Melakukan langkah (2) dan langkah


(3) untuk frekuensi 60Hz, 90 Hz, 120
Hz, 150 Hz, .. dan seterusnya.

d.

Mencatat hasil pengamatan anda pada


tabel pengamatan.

1. Tabel Pengamatan
R= 56 5%
C= 22 X 10-8 F
a. Kegiatan 1. Rangkaian Integrator

Integrator

Diferensiator

Vin = . . .
volt

Vin = . . .
volt

No.

F. Data/Hasil analisis data

f
Vout No.
f
Vout
(Hz) (volt)
(Hz) (volt)

Tabel 1. Hubungan antara frekuensi


terhadap tegangan output dan Amplitudo
pada rangkaian Integrator.
Integrator
Vin= 10 Volt
f(Hz)

Vout
(Volt)

Vout/
Vin

A
(20 Log
Vo/Vin)
(dB)

30
40
50
60

10.00
10.00
10.00
10.00

1.00
1.00
1.00
1.00

0.00
0.00
0.00
0.00

b. Kegiatan2. Rangkaian Diferensiator

Integrator
Vin= 10 Volt
f(Hz)

Vout
(Volt)

Vout/
Vin

70
80
90
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
200000
300000
400000
500000

10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
9.60
9.20
8.40
7.60
7.20
6.40
6.00
3.60
2.40
0.96
0.80
0.68
0.56
0.52
0.48
0.40
0.20
0.14
0.10
0.09

1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
0.96
0.92
0.84
0.76
0.72
0.64
0.60
0.36
0.24
0.10
0.08
0.07
0.06
0.05
0.05
0.04
0.02
0.01
0.01
0.01

Tabel 2. Hubungan antara frekuensi


A
(20 Log
Vo/Vin)
(dB)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-0.35
-0.72
-1.51
-2.38
-2.85
-3.88
-4.44
-8.87
-12.40
-20.35
-21.94
-23.35
-25.04
-25.68
-26.38
-27.96
-33.98
-37.08
-40.00
-40.92

terhadap tegangan output dan Amplitudo


pada rangkaian diferensiator.
Diferensiator
Vin= 10 Volt
f(Hz)

40
50
60
70
80
90
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000

Vout
(Volt)
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.20
7.00
6.80
6.60
6.20
6.00
6.00
5.80
5.00
4.40
4.20
4.00
4.00
4.00

Vout/
Vin
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.72
0.70
0.68
0.66
0.62
0.60
0.60
0.58
0.50
0.44
0.42
0.40
0.40
0.40

A
(-20Log
Vo/Vin)
(dB)
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
2.85
3.10
3.35
3.61
4.15
4.44
4.44
4.73
6.02
7.13
7.54
7.96
7.96
7.96

Diferensiator
Vin= 10 Volt
f(Hz)
80000
90000
100000
200000
300000
400000
500000

Vout
(Volt)
4.00
4.00
4.00
3.80
3.60
3.60
3.60

Vout/
Vin
0.40
0.40
0.40
0.38
0.36
0.36
0.36

A
(-20Log
Vo/Vin)
(dB)
7.96
7.96
7.96
8.40
8.87
8.87
8.87

2. Grafik
Kegiatan 1. Rangkaian Integrator
3.00

0.00
-3.00 1

10

100

1000

10000

100000

-6.00
-9.00
-12.00

A (dB)

-15.00

fc=8000 Hz

-18.00
-21.00
-24.00
-27.00
-30.00
-33.00
-36.00

-39.00
-42.00
-45.00

f (Hz)

Grafik 1. Hubungan antara frekuensi terhadap tegangan output dan amplitudo pada rangkaian integrator

1000000

Kegiatan 2. Rangkaian Diferensiator


10.00
9.00
8.00
7.00

A (dB)

6.00
5.00
4.00

3.00
2.00

fc= 4000 Hz

1.00
0.00
1

10

100

1000

10000

100000

f (Hz)

Grafik 1. Hubungan antara frekuensi terhadap tegangan output dan amplitudo pada rangkaian diferensiator

1000000

0=2 2

3. Analisis perhitungan
1) Menentukan frekuensi cut-off
a. Rangkaian Integrator

0=

a. Secara teori

d. Secara praktikum

fc=256x22.108

0=2fc

fc= 12918 Hz

0=2 X 8000 Hz

b. Secara praktikum
fc=f pada saat A=-3 dB

% diff =|

0=50.265 Hz
% diff = |

fc= 8000 Hz

% diff =|

1
56x22.108

0= 81.169 Hz

fc=2

% diff = |

0=

x 100%

12918 Hz8000 Hz
12918 +8000
2

4918 Hz
|
10459

| x 100%

x 100%

% diff =|

81169 Hz50265 Hz
81169+51265
2

b. Rangkaian Diferensiator
a. Secara teori

30904 Hz

% diff =|65717 | x 100%


% diff = 47 %

a. Secara teori
0=2fc
1

0=2 2

1
2

f c=

fc=256x22.108

0=

fc= 12918 Hz

0=56x22.108

b. Secara praktikum

0= 81.169 Hz

fc=f pada saat A= 3 dB

| |

% diff

x 100%

12918 Hz4000 Hz
12918 +4000
2

8918 Hz
=|8459 |

| x 100%

2) Menentukan kutub tapis (0)


a. Rangkaian Integrator
0=2fc

0=2 X 4000 Hz
0=25132 Hz
% diff = |

x 100%

% diff = 47 %

c. Secara teori

b. Secara praktikum
0=2fc

fc= 4000 Hz

% diff =|

| x 100%

b. Rangkaian Diferensiator

% diff = 47 %

% diff =

x 100%

% diff =|

x 100%

81169 Hz25132 Hz
81169+25132
2

56037 Hz

% diff =| 53151 | x 100%


% diff = 105 %

| x 100%

Secara

G. Pembahasan
Kegiatan yang dilakukuan pada

praktikum

membuktikan

bahwa

telah

kurva

yang

praktikum penapis RC ada dua yaitu

dihasilkan akan semakin menurun

melakukan pengukuran tegangan keluaran

telah

terhadap

Frekuensi

rangkaian

Integrator

dan

mencapai

frekuensi

cut-off

jika

cut-offnya.

diperoleh

dengan

melakukan pengukuran tegangan keluaran

menghubungkan titik -3 dB dengan

pada rangkaian diferensiator, dimana

frekuensi sehingga diperoleh frekuensi

rangkaian integrator tiada lain adalah

sebesar 8000 Hz

rangkaian tapis lolos rendah yang berarti

sebesar 50265 Hz. % diff yang dihasilkan

meloloskan frekuensi yang rendah dan

cukup besar yaitu sebesar 47%.

dan kutub tapisnya

menahan frekuensi yang tinggi sedang

Pada kegiatan 2 yaitu rangkaian

rangkaian diferensiator tiada lain adalah

tapis lolos tinggi. Pada kegiatan ini yang

rangkaian tapis lolos tinggi yang artinya

menjadi variabel manipulasinya adalah

meloloskan frekuensi yang tinggi dan

frekuensinya

melemahkan frekuensi yang rendah.

responnya yaitu tegangan keluaran.

dan

menjadi

variabel

Secara teori rangkaian tapis lolos

Pada kegiatan 1 yaitu rangkaian


tapis lolos rendah. Pada kegiatan ini yang

tinggi

menjadi variabel manipulasinya adalah

meloloskan frekuensi yang rendah dan

frekuensinya

melemahkan

dan

menjadi

variabel

dimana

responnya yaitu tegangan keluaran.


Secara teori rangkaian tapis lolos
rendah

merupakan

rangkaian

merupakan

yang

rangkaian

frekuensi

susunan

yang

rangkaiannya

yang

tinggi,
yaitu

resistor dan kapasitor di rangkai seri dan


resistor

di

rangkai

parallel

dengan

meloloskan frekuensi yang rendah dan

tegangan outputnya. Jika ditinjau dari

melemahkan

grafik

dimana

frekuensi

susunan

yang

rangkaiannya

tinggi,
yaitu

yang

dihasilkan

dihasilkan,

akan

kurva

semakin

yang

meningkat.

resistor dan kapasitor di rangkai seri dan

Kurva akan mulai meningkat pada saat

kapasitor di rangkai parallel dengan

telah mengalami frekuensi cut-off. Besar

tegangan outputnya. Jika ditinjau dari

frekuensi cut-off yang dihasilkan yaitu

grafik

12918 Hz dan kutub tapisnya sebesar

yang

dihasilkan,

kurva

yang

dihasilkan akan semakin menurun. Kurva

81169 Hz.
Secara

akan mulai menrun pada saat telah


mengalami

frekuensi

cut-off.

Besar

membuktikan

praktikum
bahwa

telah

kurva

yang

frekuensi cut-off yang dihasilkan yaitu

dihasilkan akan semakin meningkat jika

12918 Hz dan kutub tapisnya sebesar

telah

81169 Hz.

Frekuensi

mencapai

frekuensi

cut-off

cut-offnya.

diperoleh

dengan

menghubungkan

titik

dB

dengan

frekuensi sehingga diperoleh frekuensi


sebesar 4000 Hz

dirangkai parallel dengan tegangan


outputnya

dan kutub tapisnya

2. Frekuensi cut-off dapat diperoleh baik

sebesar 25132 Hz. % diff yang dihasilkan

secara perhitungan maupun secara

cukup besar yaitu sebesar 105%. Hal ini

teori. Frekuensi cut-off diperoleh pada

dapat terjadi karena frekuensi secara

saat sinyal akan mengalami pelemahan

praktikum diperoleh pada saat 3 dB

sinyal dari daya mula-mulanya pada

seharusnya frekuensi diperoleh pada saat -

suatu nilai frekuensi atau diperoleh

3 dB.

pada saat -3 dB.


Perbedaan nilai frekuensi secara

3. Rangkaian tapis RC tingkat satu artinya

teori dan praktek terjadi karena sulitnya

rangkaian yang hanya terdiri atas satu

praktikan

dalam

komponen resistor dan satu komponen

frekuensi

sesuai

menentukan
dengan

besar

kenaikan

kapasitor.

logaritmit. Tapi apa yang dikatakan teori


sudah sesuai dengan yang di peroleh pada
saat praktikum namun yang mebedakan
adalah nilainya. Hal ini terjadi karena

Daftar Pustaka
Bakri, A. H., Martawijatya, M., &
Saleh, M. (2008). Dasar-Dasar
Elektronika
1.
Makassar:
Universitas Negeri Makassar.

adanya alat AFG yang sangat sensitif.


Selain itu alat sudah tidak teliti dalam
mengukur tegangan maupun frekuensi.

H. Kesimpulan
Setelah

melakukan

praktikum

dapat

Dasar,

T. E. (2013). Penuntun
Praktikum Elektronika Dasar
1. Makassar: Laboratorium
Unit
Elektronika
dan
Instrumentasi.

disimpulkan bahwa:
1. Rangkaian penapis RC lolos rendah
yaitu resistor dirangkai seri dengan
kapasitor namun kapasitor dirangkai

Purwandi, B., & Abdulrahman, F.


Elektronika
1.
Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

parallel dengan tegangan outputnya


sedang rangkaian penapis RC lolos
tinggi yaitu resistor dirangkai seri
dengan

kapasitor

namun

resistor

Sutrisno. (1986). Elektronika Teori dan


Penerapannya. Bandung : ITB.

Lampiran

a. Rangkain Integrator

b. Rangkaian Diferensiator

Anda mungkin juga menyukai