Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap
dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat indonesia dalam rangka
menungkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir
batin yang selaras, adil dan merata (GBHN 1998). Untuk mencapai tujuan tersebut,
bangsa indonesia telah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah upaya dalam
pembangunan kesehatan. Upaya dalam pembangunan kesehatan bertujuan agar
tercapainya kemempuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan
adalah mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang
produktif dan mampu berperan serta secara secara aktif dalam pembangunan
Nasional. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut diatas dengan
meningkatkan kualitas non fisik yang meliputi segi intelektual, emosional dan
psikososial pada kesehatan remaja (Depkes RI, 2001).
Selama ini perhatian masyarakat hanya tertuju pada upaya peningkatan fisik
saja dan kurang memperhatikan non fisik, yang juga merupakan faktor penentu dalam
keberhasilan seorang remaja hanya sehat fisiknya saja, namun secara psikologis
rentan terhadap stress atau tekanan hidup. Remaja yang demikian akan mudah
mengalami masalah mental emosional dan perilaku, seperti kesulitan belajar,
kecemasan, kenakalan remaja ketergantungan NAPZA.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Oleh karena itu disebut juga sebagai masa panca roba yang penuh gejolak
dan keadaan tidak menentu (santrock 1993). Hal ini terjadi karena satu pihak, remaja
dianggap sebagai bukan anak-anak lagi, dilain pihak remaja dianggap belum dewasa
sehingga dapat menyebabkan remaja mengalami krisis identitas. Agar dapat
meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan jiwa remaja, maka
orang tua dan masyarakat perlu meningkatkan pengetahuannya tentang masalah
kesehatan remaja, sehingga akan tercipta SDM yang tangguh dan berkualitas, sehat
fisik mental serta sosial, dan mempunyai kepribadian yang tangguh dan bermoral
tinggi (Depkes RI 2001).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
1

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian remaja.
b. Untuk mengetahui Ciri-ciri Remaja.
c. Untuk menegetahui kesehatan jiwa remaja.
d. Untuk menegetahui landasan teoritis Keperawatan Jiwa Pada Remaja.
e. Untuk menegetahui proses keperawatan jiwa pada remaja.

BAB II
LANDASAN TEORI REMAJA
A. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja dikenal dengan adolescence yang berarti tumbuh menjadi
dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. (Hurlock 1999) mengatakan
Adolescence ini berasal dari Bahasa Latin mempunyai arti yang lebih luas yaitu
mencakup

kematangan

mental,

emosional,

sosial dan fisik

(Menurut Hurlock 2004).


Masa remaja merupakan tahap perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan
kognitif dan sosial. Masa remaja dimulai pada saat anak secara seksual menjadi
matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum (Menurut Piaget
2004).
2

Masa remaja adalah usia dimana individu

dapat berintegrasi dengan

masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.(Santrock
2003). mengartikan remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.
Menurut masyarakat Indonesia batasan usia remaja yaitu antara 12-21 tahun
dan belum menikah. (Menurut Sarwono 2006), pada proses penyesuaian diri
menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu:
a. Remaja awal (early adolescence)
Tahapan usia remaja awal ini antara usia 12-15 tahun. Pada tahap ini remaja
masih

terheran-heran

tubuhnya sendiri
perubahan

dan

itu. Mereka

akan

perubahan-perubahan

dorongan-dorongan yang
mengembangkan

yang

terjadi

menyertai

pikiran

pada

perubahan-

pikiran

baru

dan

adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.


b. Remaja madya (middle adolescence)
Tahapan usia remaja pertengahan ini antara usia 15-18 tahun. Pada tahap ini
remaja sangat membutuhkan kawan-kawan dan adanya kecederungan untuk
narsistik. Selain itu, pada tahap ini, remaja juga berada dalam kondisi
kebingungan

karena

dia

tidak

tahu

harus

memilih

yang

mana

peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, idealis atau matrealis dan
sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipus complex
dengan cara mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c. Remaja akhir (late adolescence)
Tahapan usia remaja akhir ini antara usia 18-21 tahun.
masa

konsolidasi

melalui

periode

dewasa

dan

Tahap

ini

adalah

ditandai dengan

pencapaian di bawah ini :


1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain d
an pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas sosial yang sudah tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme

diganti

dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain.


5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya dan masyarak
at umum.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa masa
remaja

adalah

masa

transisi

dari masa anak3

anak menuju dewasa, yang dimulai

pada

saat

anak

matang

secara

seksual dan berakhir setelah anak matang secara hukum serta anak bisa
berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2. Perkmbangan Remaja

Menurut Erick Erickson

(Identity Vs Role

Confusion)
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa
puber dan berakhir pada usia 18 atau 21 tahun. Masa Remaja (adolescence)
ditandai adanya kecenderungan identity-Identity Confusion. Sebagai persiapan ke
arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,
ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan,
sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering
diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok
sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan
seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masingmasing anggota.
3. Perkembangan fisik
Pertumbuhan dan perkembangan fisik terjadi dalam waktu yang sangat singkat
yaitu 18 sampai 36 bulan dan selesai selama masa pubertas. Wanita bertambah
tinggi 5 cm sampai 20 cm dan berat badan bertambah 7 kg sampai 25 kg yang
dialami 2 tahun lebih awal daripada pria. Tidak semua anak memiliki panjang atau
tinggi badan yang sama hal ini dipengaruhi oleh genetik, penyakit, makanan,
keadaan sosial ekonomi dan hormon (hormon pertumbuhan, tiroid dan kelamin).
Pengaruh hormon terlihat pada pembesaran uterus, ovarium dan vagina. Tanda
seks sekunder dimulai dengan pembesaran payudara, pinggul melebar, tumbuh
rambut di sekitar pubis dan ketiak serta terjadi menstruasi pertama. Pada pria
ditandai pembesaran penis, testis, dan skrotum. Ejakulasi terjadi pada umur sekitar
15-16 tahun, pertumbuhan rambut dipubis, ketiak, kumis, janggut dan terjadi
pembesaran suara, muka menjadi lebih jelas, bahu menjadi lebih melebar, dan
penambahan jumlah dan kekuatan otot. Dalam masa ini terjadi proses pematangan
seksualitas, hal ini diperlukan utuk membentuk ciri-ciri perilaku dalam pergaulan
antara anak yang berlainan jenis (Riyadi. 2009).
4

4. Ciri-ciri Remaja
a. Perubahan fisik pada remaja antara lain :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ
seks, yaitu
a) Mulai mendapat haid pada remaja putri.
b) Mimpi basah pada remaja pria
2. Tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
a) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis
dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada
lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut
disekitar kemaluan dan ketiak.
b) Pada remaja putri, pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina,
payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan
(pubis).

Klasifikasi Kematangan Seksual pada Remaja Putri ( Suamiati, 2009)


Umur

Rambut Pubis

Payudara

8-9 tahun (SMR 1)

Praremaja

Praremaja

10-12 tahun (SMR 2)

Jarang, halus, tipis,

Payudara dan papila

pigmentasi ringan,

naik sedikit, diameter

lurus, dibagian tengan

daerah puting (areola)

labia

bertambah

Lebih hitam, mulai

Payudara dan areola

keriting, tambah banyak

bertambah besar, belum

13-14 tahun (SMR 3)

ada kontur
15-16 tahun (SMR 4)

17 tahun (SMR 5)

Kasar, keriting, banyak,

Bentuk areola dan

tapi masih kurang

papilla seperti

banyak dari dewasa

gundukan

Seperti orang dewasa,

Mature, rancangan

segitiga daerah genital

puting, areola masuk

menyebar ketengah

dalam kontur

paha
5

Klasifikasi Kematangan Seksual pada Remaja Putra ( Suamiati, 2009)


Umur
8-9 tahun

Rambut Pubis

Penis

Testis

Tidak ada

Praremaja

Praremaja

10-12 tahun

Sedikit, panjang

Pembesaran

Pembesara skrotum:pink,

(SMR 2)

pigmentasi ringan

ringan

tekstur berubah

13-14 tahun

Lebih hitam, mulai

Memanjang

Membesar

(SMR 3)

keriting sedikit

15-16 tahun

Meyerupai dewasa,

Glans membesar

Membesar, skrotum hitam

(SMR 4)

lebih sedikit, kasar,

dan bertambah

keriting

ukurannya

17 tahun

Seperti distribusi

Ukuran dewasa

(SMR 5)

dewasa, menyebar

(SMR 1)

Ukuran dewasa

ketengah paha

Reproduksi Sentral pada Remaja Awal, Pertengahan, dan Akhir ( Suamiati, 2009)
Variabel
Umur

Remaja awal
10-13 tahun

Remaja Pertengahan
14-16 tahun

Remaja Akhir
17-20 tahun atau
lebih

SMR

1-2

Somatik

Muncul
seks

3-5

perkembangan Mencapai
sekunder,

Pertumbuhan

mulai pertumbuhan puncak melambat

pertumbuhan yang cepat perubahan bentuk dan


merasa dirinya aneh

komposisi

tubuh,

jerawat

dan

bau

badan, mens pertama


Sexual

Ketertarikan

seksual Seksual

menggelora, Pemantapan

biasanya melebihi aktivitas melakukan


seksual

eksperimen
bertanya

orientasi seksual
seks,
tentang
6

orientasi seksual

b. Menurut Hurlock (2004) remaja memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik


dalam dirinya yaitu :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
Semua periode adalah penting, tetapi kadar kepentingan usia remaja
cukup tinggi mengingat dalam periode ini begitu besar pengaruh fisik
dan psikis membentuk kepribadian manusia. Periode ini membentuk
pengaruh paling besar terhadap fisik dan psikis manusia sepanjang
hayatnya kelak.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan
terdapat keraguan atas peran yang dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan
lagi

seorang

anak

dan

juga

bukan

orang dewasa.

Bila anak-

anak beralih dari masa kanak- kanak ke masa dewasa, anak-anak harus
dapat meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan
dan juga harus mempelajari pola perilaku dan

sikap

baru

untuk

menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.


3. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan tingkah laku remaja sama dengan perubahan fisiknya.
Ada lima perubahan yang bersifat universal diantaranya :
a) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
b) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial untuk diperankan.
c) Perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
d) Perubahan yang ambivalen terhadap setiap perubahan, tetapi
secara

mental

belum

ada

kesadaran

tanggungjawab

atas

keinginannya sendiri.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi.
Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi masalah membuat banyak
remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya

tidak selalu

sesuai dengan harapan mereka.


5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Salah satu cara untuk menampilkan identitas diri agar diakui oleh
teman

sebayanya

menggunakan
kebanggaan

atau

simbol status
lainnya

yang

lingkungan
dalam

pergaulannya,
bentuk

biasanya

kemewahan

atau

bisa mendapatkan dirinya diperhatikan

atau tampil berbeda dan individualis di depan umum.


6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Usia remaja merupakan usia yang membawa kekhawatiran dan ketakutan
para orang tua. Stereotip ini memberikan dampak pada pendalaman
pribadi dan sikap remaja terahadap dirinya sendiri.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung melihat dirinya sendiri

dan

orang

lain

sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak


realistik ini tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan
teman-temannya dan menyebabkan meningginya emosi.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Usia remaja yang menjelang dewasa ini menuntut remaja untuk
meninggalkan kebiasaan yang melekat di usia kanak-kanak mereka.
Menyikapi kondisi ini, kadangkala untuk menunjukkan bahwa dirinya
sudah dewasa dan siap menjadi dewasa mereka bertingkah laku yang
meniru-niru sebagaimana orang dewasa di sekitarnya. Tingkah laku
tersebut bisa berupa hal positif maupun negatif.
5. Perkembangan Emosi
Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa kanak-kanak.
Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira dan
kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi
dan pengendalian dalam mengekspresikan emosi. Remaja umumnya memiliki
kondisi emosi yang labil pengalaman emosi yang ektrem selalu merasa
mendapatkan tekanan (Hurlock, 1999). Bila pada akhir masa remaja mampu
menahan diri untuk tidak mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat ,
dengan kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan
reaksi emosi yang stabil (Hurlock, 1999). (Riyadi. 2009).
(Nuryoto 1992) menyebutkan ciri-ciri kematangan emosi pada remaja yang
ditandai dengan sikap sebagai berikut :
a. Tidak bersikap kekanak-kanakan
b. Bersikap rasional
c. Bersikap objektif
8

d. Dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk bertindak lebih
lanjut
e. Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan
f. Mampu menghadapi masalah dan tantangan yang dihadapi.
6. Perkembangan spiritual
Pada usia ini anak mulai mengambil keputusan akan melepaskan atau meneruskan
agama yang dianutnya karena ketergantungan kepada orang tua. Pada masa
remaja, mereka membandingkan standar apa yang akan diintegrasikan dalam
perilakunya. Remaja juga membandingkan pandangan ilmiah dengan pandangan
agama serta mencoba untuk menyatukannya. Pada masa ini, remaja yang
mempunyai orang tua berbeda agama, akan memutuskan pilihan agama yang akan
dianutnya atau tidak memilih satupun dari kedua agama orang tuanya (Achir.
2008).
7. Perkembangan Psikologis & Moral
Tugas pskologis pada masa ini adalah mengembangkan identitas kelompok dan
rasa baik dengan teman pria maupun wanita yang disebut oleh Erikson sebagai
tahap identitas versus kernacuan identitas. Biasanya remaja dipenuhi oleh
pertanyaan tentang arti kehidupan dan masa depan. Proses pengembangan
identitas diri mencerminkan keturunan, nilai keluarga, pengalaman hidup,
keyakinan dan harapan orang yang berarti dalam

kehidupannya. Memberi

kesempatan untuk berperilaku seperti orang dewasa antara mengasuh adik,


berpacaran atau meninggalkan rumah untuk sekolah diluar kota memungkinkan
remaja menelaah tanggung jawab dan peran orang dewasa. Pengaruh orang tua
dalam menentukan alternatif dan membuat keputusan yang logis dalam
menyelesaikan masalah, sangat penting bagi remaja. Orang tua perlu memahami
konflik yang dialami, pada umumnya konflik tersebut adalah keinginan untuk
menunjukan identitas dirinya melalui kemandirian dengan perasaan tergantung
pada orang tua. Yang pada umumny dialami remaja. Dalam perkembangan
kognitif remaja mampu berfikir tentang cara merubah masa depan dan mampu
mengantisipasi konsekuensi dan tiap perilaku serta mampu melihat hubungan
yang nyata antara diri mereka dengan lingkungannya, mulai menetang nilai-nilai
tradisional dan mencoba menggunakan cara yang brau (Riyadi. 2009).
8. Tugas Perkembangan Masa Remaja
9

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu
periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase
bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam
menghadapi tugas tugas berikutnya.Tugas perkembangan masa remaja difokuskan
pada

upaya

meningkatkan

sikap

dan

perilaku

kenakak-

kanakan

serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara


dewasa. Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku
kekanak-kanakan serta

berusaha

untuk

menepati

kemampuan

bersikap

dan berperilaku secara dewasa.


Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Havighurst dalam
(Hurlock 2002) diantaranya :
1) Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita, maksudnya adalah remaja dapat berinteraksi secara sosial,
dengan membina persahabatan maupun pertemanan dengan teman sebaya
secara harmonis, baik dengan pria maupun dengan wanita.
2) Mencapai peran sosial pria, dan wanita. Dalam hal ini remaja harus sudah
dapat memahami peran yang dilakukannya agar tidak bertentangan dengan
jenis kelaminnya.
3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
Menerima keadaan fisik adalah salah satu cara remaja memahami dan
mengenali dirinya. Pandangan diri yang positif terhadap kondisi fisik dan
kondisi tubuhnya sangat diperlukan dalam pembentukan kepercayaan diri
remaja.
4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. Artinya
remaja dapat bekerja sama dan bertingkah laku secara sosial, bertanggung
jawab atas apa yang telah dilakukan dengan tidak melanggar aturan aturan
yang berlaku di masyarakat.
5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya. Pada masa ini berarti remaja diharapkan dapat melepaskan diri dari
kedekatan dan ketergantungannya pada orang tua, dan dapat secara mandiri
dalam bertindak dan mengambil keputusan.
6) Mempersiapkan karier ekonomi. Karier dan ekonomi sebaiknya dipersiapkan
sejak dini,yaitu sejak masa remaja. Perencanaan karir sejak dini dilakukan agar

10

remaja

tidak

lagi

bingung

dalam

menghadapi

pekerjaan

di masa yang akan datang.


7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. Sejak remaja, penting sekali
memiliki pengetahuan tentang perkawinan dan membina keluarga. Karena
selain dituntut untuk berkomitmen, remaja juga dituntut untuk dapat
bertanggung jawab dalam membina keluarga.
8) Memperoleh perangkat nilai dan sistemetis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi. Adanya nilai-nilai yang dan sistem etis
yang dianut membuat remaja lebih berwawasan luas dan memiliki pegangan
untuk berperilaku untuk mengembangkan ideologi dan pemikirannya.
9. Perubahan kejiwaan pada remaja
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan
fisik, yang meliputi :
1) Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a) Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b)

Agresive dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh

2) Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :


a) Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik.
b) Ingin mengetahui hal-hal baru sehingga muncul prilaku ingin mencobacoba.
B. KESEHATAN JIWA REMAJA
a. Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan
atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya
kualitas hidup manusia yang utuh. kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan pruduktif sebagai bagian yang
utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan suatu segi kehidupan
manusia (Keliat 2007).
b. Gangguan Jiwa
(Keliat 2007) gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara
klinis bermakna yang berkaitan langsung dengan distress(penderitaan) dan
menimbulkan hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan
kehidupan manusia Ganggua jiwa biasanya mulai timbul pada masa remaja
seperti:
1) Gangguan tingkah laku
11

(Copel 2007) seorang remaja yang memiliki gangguan tingkah laku


menunjukkan pola perilaku yang secara konsisten melanggar hak-hak orang
lain dan mengabaikan standar social yang umum. Remaja biasanya menipu,
mencuri, aktivitas social, dan kekerasan.
2) Gangguan sikap menentang
(Copel 2007) gangguan sikap menentang adalah adalah prilaku negative, tidak
patuh, dan bermusuhan.Walaupun mereka tidak melanggar hak orang lain,
mereka bertindak dalam cara yang sangat menyusahkan orang tua, guru, figure
otoritas lainnya.
Faktor-faktor

predisposisi

terjadinya

gangguan

jiwa

pada

remaja.

Adanya gangguan kesehatan jiwa sebenarnya disebabkan oleh banyak hal. Ada
tiga golongan penyebab gangguan jiwa, pertama, gangguan fisik, biologis atau
organik. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada
otak penyakit infeksi (Tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain), kedua, gangguan
mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola
pengasuhan (Pattern of parenting) hubungan yang patologis diantara keluarga
disebabkan frustasi, konflik dan tekanan krisis. Ketiga, gangguan sosial dan
lingkungan,

penyebabnya

dapat

berupa

stressor

psikososial,

dan

perkembangnan diri.
c.

Karakteristik Gangguan Jiwa


Gejalanya adalah Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang
terpenting diantaranya adalah : ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung,
gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa
lemah dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dan
sebagainya.
Tanda gangguan jiwa :
a) Gangguan kognisi
Suatu proses mental yang dengannya seorang individu menyadari dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungan yang baik, lingkungan yang
dalam maupun luarnya (Fungsi mengenal).
b) Gangguan perhatian
Pemusatan dan konsentrasi energi menilai dalam suatu proses kognitif yang
timbul dari luar akibat dari rangsang.
c) Gangguan ingatan
Kesanggupan untuk mencatat, menyimpan memproduksi isi dan data-data
kedsadaran.
12

d) Gangguan Asosiasi
Proses mental dan dengannya perasaan, kesan atau gambaran ingatan
cenderung atau gambaran ingatan respon/konsep lain, yang sebelumnya
berkaitan dengannya.
e) Gangguan Pertimbangan
Suatu proses mental untuk mebandingkan/menilai beberapa pilihan dalam
suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan
maksud dan tujuan dari suatu aktivitas. ( Zakaria Darajat. 2007).
C. LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN JIWA PADA REMAJA (Dalemi
Ermawati, 2009)
Menurut Wilson dan kneist dan teori yang menjadi landasan utama untuk
memahami tentang perkembangan remaja ialah teori perkembangan dan teori interaksi
humanistik. Stuart and sundeen menggemukakan teori biologis, teori psikoanalisis,
teori multidimensi.
1. Teori Perkembangan
Teori perkembangan

memungkinkan

perawat

untuk

mengidenifikasi

penyimpanan yang terjadi pada proses tumbuh kembang remaja. Teori sigmund
Freud, Erik Erison dan Sullivan memberikan penghayatan kepada kita tentang
perjuangan remaja dalam mencapai kedewasaan.
Proses perkembangan identitas dari remaja melakukan self image (citra tubuh)
juga hubungan antara peran yang akan datang dengan pengalaman masa lalu.
Untuk mendapatkan kesamaan dan kesinambungan, pada umumnya remaja harus
mengulangi penyelesaian krisis masa lalu dengan mengintregrasikan elemen masa
lalu dan membina identitas akhir. Periode krisis yang perlu ditinjau kembalilah rasa
percaya, rasa otonomi, rasa inisiatif, dan rasa industri.
Pada tahap pertama, remaja perlu mencari ide dan objek untuk tempat melimphkan
rasa percaya (sense of trust) . konflik yang tidak terselesaikan pada tahap pertama
ini membuat remaja merasa ditinggalkan, biasanya di menifestasikan melalui
perilaku makan yang berlebihan, serta ucapan yang kasar dan bermusuhan.
Tahap kedua, adalah rasa otonomi, remaja belajar berindak dan membuat
keputusan secara mandiri, konflik masa lalu yang tidak terselesaikan membuat
remaja takut mengikuti kegiatan yang akan datang yang akan membuat remaja ragu
dalam kemmpuan.
Tahap ketiga, adalah rasa inisiatif, dimana remaja tidak lagi mementingkan
bagaimana, tetapi apa yang dapat dilakukan dengan kemampuan tersebut. Pada
tahapan ini anak mengujicobakan apa yang mungkin dilakukan, dan bukan apa
yang dapat dia lakukan.
13

Konflik masa kini akan terbawa pada masa remaja yaitu ketidakmampuan untuk
mengambil inisiatif.
Tahap keempat, adalah rasa industri yang menuntut remaja untuk memilih karir
yang tidak saja menjamin secara financial, tetapi juga memberikan kepuasan
karena penampilannya yang baik.
2. Teori Integraksi Humanistic
Perawat perlu mengintregrasikan prinsip-prinsip interaksi humanistik dalam
pengkajian untuk memberikan asuhan keperawatan dalam mengembangkan
hubungan rasa percaya dengan remaja. Perawat perlu memperhatikan dampak
terhadap perkembangan, faktor sosial budaya, pengaruh keluarga dan konflik
psikodinamika yang dimanifestasikan melalui perilaku remaja.
Pertanyaan yang perlu diperhatikan oleh perawat adalah
1. Apa arti perilaku atau masalah bagi remaja
2. Apa yang dilakukan remaja tentang perilakunya
3. Apa dampak masalah ini pada remaja, apakah ini suatu maslah yang biasa terjadi
pada kelompok usia remaja.
4. Bagaimana perubahan ini mempengaruhi remaja dalam waktu dekat dan yang
akan datang.
5. Apa tujuan yang dimiliki remaja dalam waktu dekat dan yang akan datang
6. Apa kekuatan personal yang dimiliki remaja untuk mengatas masalah yang
sedang dihadapi
7. Pertimbangan apa yang telah dibuat oleh perawat dan remaja berkaitan dengan
faktor perkembangan, keluarga, biologis dan sosial budaya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA
(Identity Vs Role Confusion)
A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan remaja usia 12-18 thn dimana pada saat ini remaja harus
mampu mencapai identitas diri meliputi peran, tujuan pribadi, keunikan dan ciri khas
diri. Bila hal ini tidak tercapai maka remaja akan mengalami kebingungan peran yang
berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga akan terjadi gangguan konsep diri.
B. Karakteristik perilaku
Karakteristik Normal
1. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
2. Bergaul dengan teman
3. Memiliki teman curhat
4. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela diri)
5. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa tergantung pada orang
tua
14

6. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan


7. Tidak menjadi pelaku tindak antisosial dan tindak asusila
8. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan yang berlebihan
dan negatif
9. Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap baik pada teman
10. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
Diagnosa keperawatan :
Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
Intervensi perkembangan normal
1. Intervensi generalis :
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan bermanfaat
b. Tidak membatasi atau terlau mengekang remaja melainkan membimbingnya
c. Menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk pengembangan bakat dan
kepribadian diri
d. Menyediakan waktu untuk diskusi, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-cita
remaja
e. Tidak menganggap remaja sebagai junior yang tidak memiliki kemampuan apapun
SP 1 Remaja : Membina hubungan saling percaya dengan remaja, menjelaskan
perkembangan

ciri

psikososisal remaja yang normal dan menyimpang,

mendemonstrasikan dan melatih cara mencapai perkembangan remaja yang


normal dan menyusun rencana tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial remaja yang normal.
SP 2 keluarga : Membina Hubungan saling percaya dengan keluarga. Menjelaskan ciri
perkembangan

psikososial

remaja

yang

normal

dan

menyimpang,

mendemonstrasikan dan melatih cara mencapai perkembangan yang normal,


dan menyusun rencana tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
remaja yang normal.

15

DAFTAR PUSTAKA
Achir Yani.S Hamid. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
EGC:Jakarta.
Dalemi Ermawati, 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Trans
Info Media : Jakarta.
Riyadi Sujono. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Graha Ilmu : Jogyakarta.
Suamiati, 2009. Kesehatan Jiwa Remaja Dan Konseling. Cetakan 1. Trans Info
Media : Jakarta Timur.
https://www.academia.edu/5440073/Rev_BAB_II_pdf.

16

Anda mungkin juga menyukai