Anda di halaman 1dari 2

Makna Perkawinan dalam Berbagai Agama

istimewa
Prosesi akad nikah "ala" agama islam.
erkawinan itu bermakna suci, mendasar, dan merupakan anugerah cinta dari Tuhan. Berikut
makna perkawinan dari berbagai agama yang dirangkum dari berbagai referensi buku seperti
Agama-agama Dunia terbitan Kanisius, Yogyakarta tentang aneka agama di dunia:
Agama Hindu
Perkawinan bermakna sebagai tanda dimulainya status "berumah tangga" dan upacara ini
merupakan samskara yang ke-13. Upacara perkawinan dilaksanakan di sekitar api suci dan
penuh dengan simbol-simbol. Dalam upacara, kedua mempelai berjalan mengelilingi api suci
tujuh langkah sambil bergandengan tangan dan pada setiap langkah mereka saling membuat
janji. Hukum manu, suatu kitab suci, mengatakan bahwa seorang istri harus selalu mencintai dan
menghormati suaminya, serta umat Hindu Ortodok tidak mengizinkan perceraian apa pun
alasannya.
Yudaisme (Yahudi)
Perkawinan berarti bermakna pembentukan suatu rumah yang dibangun bersama-sama dan
mempunyai nasib yang sama. Tujuan utama perkawinan adalah menciptakan lingkungan yang
ideal bagi anak-anak selain itu juga dari kata-kata salah satu berkat perkawinan berbunyi,
"memberikan kegirangan dan kesenangan hati, keriangan, dan kegembiraan yang meluap-luap,
kegemaran dan suka cita, cinta damai dan persahabatan" kepada pasangannya. Dengan kata lain,
perkawinan merupakan pusat kehidupan keluarga dan pembentukan pribadi para anggota
keluarga sejahtera lahir dan batin.
Upacara perkawinan pada dasarnya sama pada seluruh tradisi Yahudi. Perkawinan sinagog hanya
diperuntukkan bagi pasangan laki-laki Yahudi dangan perempuan Yahudi. Perkawinan tidak
boleh dilaksanakan pada hari Sabat atau hari raya lainnya. Upacara dimulai dengan pemberian
tanda tangan pada surat nikah atau ketubah - yang menunjukkan tanggung jawab laki-laki, tetapi
tidak berisi janji-janji dari pihak perempuan.
Agama Buddha
Konsep perkawinan dalam agama Buddha tidak secara tegas dibahas. Namun, perkawinan dapat
dirumuskan sebagai hubungan suami-istri untuk memperoleh kesucian (vimakirti sutra). Salah
satu pesan moral dari Lima Aturan yang menjadi pedoman moral setiap umat Buddha adalah
"Mereka tidak boleh menyalahgunakan seks".
Agama Katolik

Perkawinan adalah persatuan seumur hidup, yang diikat oleh perjanjian, antara seorang pria dan
seorang wanita. Melalui perkawinan, mereka menjadi suami-istri, berbagi kehidupan secara utuh,
saling mengembangkan diri secara penuh, dan dalam cinta melahirkan serta mendidik anak-anak
(Gaudium et Spes 47-52).
Agama Kristen (Protestan)
Perkawinan dipandang sebagai kesetiakawanan bertiga antara suami, istri di hadapan Allah.
Perkawinan itu suci. Seorang pria dan seorang wanita membentuk rumah tangga karena
dipersatukan oleh Allah. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Pada prinsipnya,
makna perkawinan dalam agama Kristen (Protestan) memiliki makna kesamaan, namun dalam
ritus dan peraturannya berbeda. Peraturan perkawinan lebih longgar alias tidak seketat dan
serumit dalam perkawinan dalam Katolik.
Agama Islam
Umat Islam menganggap bahwa keluarga Islam adalah fondasi masyarakat dan tulang punggung
kehidupan berkeluarga. Dalam masyarakat Muslim, seluruh keluarga terlibat dalam pemilihan
pasangan perkawinan dan ketika perjanjian (akad), emas kawin dibayarkan oleh pengantin lakilaki atau ayahnya. Emas kawin merupakan perlindungan penting bagi pengantin perempuan
karena baginya tidak mungkin mencari nafkah sendiri. Dalam upacara perkawinan, suatu
perjanjian antara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan ditandatangani dengan disaksikan
oleh dua saksi laki-laki.
Dari berbagai makna perkawinan tersebut di atas, kita dapat melihat bahwa perkawinan itu pada
dasarnya mempunyai makna penting, suci, dan bertujuan untuk menggapai kebahagiaan dan
kesejahteraan kehidupan berkeluarga. Jadi, perkawinan bukan soal main-main seperti beli baju,
kalau tidak cocok langsung diganti dengan yang baru, tetapi soal serius dalam mengejar kebaikan
bagi keluarga, agama dan bangsa. Anda setuju? [Berbagai sumber/IDA/F-4]

Anda mungkin juga menyukai