KN2 Borobudur
KN2 Borobudur
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu hal yang tidak dapat
dipungkiri untuk mendapat perhatian serius dari beberapa pihak maupun organisasi,
khususnya yang bergerak dalam bidang kesehatan. Kesehatan ibu dan anak, tentunya
tidak melenceng dari konsep kesehatan yang sesungguhnya, tidak hanya meliputi
kesehatan fisiknya saja, namun kesehatan ibu dan anak tentunya juga dipengaruhi
oleh kesehatan mental dan kesejahteraan sosial yang dimilikinya. 1
Kesehatan ibu dan anak telah ditetapkan di dalam Tujuan Pembangunan
Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh 189
negara pada bulan September 2000. Salah satu tujuan MDGs yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak, yaitu menurunkan angka kematian anak, mencakup angka
kematian neonatus, bayi dan balita. Mempelajari tentang pola-pola kematian anak,
sebagian besar kematian anak di Indonesia, saat ini terjadi pada masa anak baru lahir
(neonatus) yaitu bulan pertama kehidupan. Pada negara-negara berkembang seperti
halnya Indonesia, dengan rata-rata status pendapatan menengah, sebagian besar
kematian anak disebabkan oleh infeksi dan penyakit anak-anak lainnya, namun
sesungguhnya hal ini dapat menurun secara signifikan, jika diiringi dengan
peningkatan pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga dan lingkungan, pendapatan
keluarga dan akses pelayanan kesehatan.1
Berdasarkan tujuan MDGs tersebut, Indonesia mempunyai komitmen untuk
menurunkan Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan Angka
Kematian Balita dari 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. 1 Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and
Neonatal Survival), bekerja sama dengan USAID dengan kurun waktu 2012 2016,
yang diluncurkan 26 Januari 2012 sebagai salah satu bentuk kerjasama Pemerintah
1
Indonesia dengan USAID dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi
baru lahir di 6 provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,
Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen
dari kematian ibu dan bayi di Indonesia.2
Informasi mengenai tingginya angka kematian neonatus (AKN) dan bayi (AKB)
akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan neonatus,
berupa pelayanan kesehatan pada kunjungan neonatus pertama hingga ketiga, serta
program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang
keduanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB).2
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan yaitu adanya upaya
pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir atau neonatal. Suatu pelayanan kesehatan
neonatal berhasil adalah jika kunjungan (cakupan) pemeriksaan neonatal mencapai
100% untuk kunjungan neonatal pertama kali (KN1), diikuti 95% untuk kunjungan
neonatal kedua (KN2), serta 95% untuk kunjungan neonatal ketiga (KN3). Angka
Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran
hidup,3 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000
kelahiran hidup.4 Namun kembali menurun sebesar 10,41/1.000 kelahiran hidup. 4
Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015
sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sudah cukup baik, karena telah melampaui target. Sedangkan
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Magelang tahun 2009 berjumlah 131 bayi atau
6,34/1.000 kelahiran hidup, semakin meningkat pada tahun 2013 angka kematian bayi
di Kabupaten Magelang mencapai 6,75/1.000 kelahiran hidup.5
Angka kunjungan neonatus lengkap di Jawa Tengah pada tahun 2011 adalah
95,19%, pada tahun 2013 sebesar 98,9% dan pada tahun 2013 96,7% dan di kota
Magelang 99,58%.6
Dari data laporan KIA Puskesmas Borobudur periode Januari November 2015,
didapatkan data cakupan kunjungan neonatus kedua (KN2) telah memenuhi target
SPM sebesar 103,21%, sedangkan di Desa Kembang Limus sebesar 82,64%. Oleh
karena itu penulis mengangkat masalah rendahnya cakupan kunjungan neonatus
kedua (KN2) di Desa Kembang Limus sebagai tugas mandiri.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah yaitu Apakah
1.4
Manfaat
1. Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan
penatalaksanaan rendahnya cakupan kunjungan neonatus kunjungan
neonatus kedua (KN2) di Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang.
2. Sebagai masukan instansi Dinas Kesehatan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan dalam program kesehatan.
3. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk menyusun program dalam
rangka mengurangi dan mencegah rendahnya cakupan kunjungan neonatus
kunjungan neonatus kedua (KN2) di Desa Kembang Limus, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang.
4. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan posyandu dan puskesmas terhadap kunjungan neonatus kedus
(KN2).
5. Diharapkan hasil laporan ini menjadi media informasi dan pengetahuan
bagi masyarakat mengenai manfaat pentingnya kunjungan neonatus kedua
(KN2) di masa sekarang dan masa datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neonatus
2.1.1 Definisi neonatus
Neonatus adalah bayi baru lahir usia 0 28 hari. 7 Bayi yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital
neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan
proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. 7
2.1.2 Periode neonatus
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, periode neonatus meliputi
jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai umur 28 hari yang terbagi menjadi 2
periode antara lain:
Periode neonatus dini yang meliputi jangka waktu 0 7 hari setelah lahir.
Periode lanjutan merupakan periode neonatus yang meliputi jangka waktu 8
28 hari setelah lahir.
Sedangkan, untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut:
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6 48 jam
setelah bayi lahir.
Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3
sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
2.1.3 Pemeriksaan Fisik Neonatus
Pemeriksaan fisik neonatus bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru
lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat.
Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga
kesehatan yang memeriksa.8
2.2
derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya menuju Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan
yang paling rentan dan peka terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kejadian
kesakitan (morbiditas), dan gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir
dengan kecacatan (disabilitas) atau kematian (mortalitas).9
Pemantauan pelayanan program KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan
pokok yaitu:
Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setingi-tingginya.
Peningkatan pelayanan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara berangsur
Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil baik oleh tenga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara berkesinambungan
Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap neonatal (bayi usia 0-28 hari)
dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya 9
2.3
Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal
dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di
dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan
kunjungan ke rumah.6,9 Bentuk pelayanan tersebut meliputi palayanan kesehatan
neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipetermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatal di rumah menggunakan
buku KIA.
Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke
tenaga kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai waktu
yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan menggunakan
algoritma bayi muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita Muda.10
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau
masalah kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24
jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga
jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama. 10
2.4 Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada
bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga
jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di
ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan
dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang
memeriksa.7
Pelayanan kesehatan dilakukan secara komprehensif dengan melakukan
perawatan dan pemeriksaan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam
keadaan sehat, meliputi:7
Pemeriksaan bayi baru lahir
o Anamnesis
o Pemeriksaan fisik, dengan langkah sebagai berikut:
Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak
menangis).
Pemeriksaan
tidak
harus
berurutan,
dahulukan
menilai
Pencegahan Infeksi
o Bayi baru lahir sangat rentan terhdap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setalah lahir. Sebelum menangani
bayi baru lahir, pastikan petugas kesehatan telah melakukan tindakan
pencegahan infeksi.7
Pencegahan Kehilangan Panas
o Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya kesehatan sebagai
berikut:4
Keringkan bayi dengan seksama
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Selimuti bagian kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi
Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir
selama kurang lebih 6 jam setelah lahir
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Perawatan Tali Pusat
Mengikat Tali Pusat
o Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan
pengikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.7
Nasehat Merawat Tali Pusat
o Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau
mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
o Nasehat hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
o Mengoleskan alkohol atau betadin masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha
kiri
Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotik dosis
tunggal
Pemberian ASI eksklusif
Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi Dasar Lengkap
10
a. BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier
pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin
yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.7
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur
3 bulan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intrakutan. Efek samping
pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.7
b. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam
bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis.
Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular.7
c. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberian imunisasi polio adalah 4 dosis. Imunisasi polio diberikan melalui
oral.7
d. DPT
Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).7
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis. Pemberian pertama zat anti
terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
11
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan
ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui
intramuscular.7
e. Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi campak adalah 1 dosis. Imunisasi campak diberikan melalui
subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada
tempat suntikan dan panas.7
Tabel 2.1. Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Imunisasi
BCG
Umur
0 2 bulan
Keterangan
0,05 ml intrakutan
Hepatitis B 0
Hepatitis B 1
Hepatitis B 2
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
DPT 1
DPT 2
DPT 3
DPT 4
Campak
0 2 bulan
1 4 bulan
6 18 bulan
0 bulan
2 4 bulan
3 5 bulan
4 6 bulan
2 4 bulan
3 5 bulan
4 6 bulan
18 bulan 2 tahun
9 bulan
0,5 ml intramuskular
2 tetes oral
0,5 ml intramuskular
0,5 ml subkutan
12
13
dengan
membantu
15
kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan
angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal. Dalam usaha
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka
tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik dengan
tenaga non medis seperti dukun dengan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan
dengan harapan dapat:11
Meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan
Dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan
Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti dukun,bidan desa juga
bekerja sama dengan masyarakat yang secara sukarela membantu dan melaksanakan
pos yandu. Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat pelatihan dalam
menjalankan tugasnya tersebut sebagai kader. Tugas dan fungsi bidan utama bidan
desa adalah memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, sebagaimana tertuang
dalam SE Dirjen Binkesmas No. 492/Binkesmas/Dj/89 yang menyatakan penempatan
bidan desa adalah memberikan pelayanan ibu dan anak serta KB dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta kelahiran. Namun pada kenyataannya
bidan desa dibebani dengan berbagai macam program pelayanan kesehatan lainnya.
Pada kondisi ini bidan desa dihadapkan pada keterbatasan kemampuan dan kondisi
masyarakat yang beragam karakteristik.11
16
Kader Kesehatan
Kader adalah warga masyarakat yang ditunjuk oleh masyarakat, bekerja untuk
17
tempat
memberikan
kemudahan
masyarakat
dalam
18
a. Ibu yang anak balita selama dua bulan berturut-turut tidak hadir di
posyandu
b. Ibu yang anak balitanya belum mendapatkan vitamin A.
c. Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke puskesmas karena:
o
o
o
o
posyandu.
Ibu hamil yang bulan lalu dikirim ke puskesmas.
Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul yodium.
Rumah tidak layak huni.
Pemeriksaan jentik
Pemeriksaan jentik dilakukan oleh kader dengan mengunjungi rumah
ke rumah.12
19
dipelajari
antara
lain:
menyebutkan,
menguraikan,
20
c) Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan berikut: 15
1. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%
2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%
3. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%
2. Perilaku
a) Definisi perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
21
Analisis Masalah
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk
LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan
Gambar
2.4 Analisis Penyebab
Pendekatan Sistem
INPUT
PROSES Masalah Dengan
OUTPUT
OUTCOME
Man
P1
Money
P2
Method
Masalah
yang
timbul
terdapat
pada output dimana hasil kegiatan tidak
P3
Material
IMPACT
Machine
22
sesuai standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah
kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab
masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistern masalah dapat terjadi pada input,
lingkungan, maupun proses.17
1. Kerangka pikir pemecahan masalah
a) Identifikasi masalah: Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang
ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran
kinerja. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung
atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara
keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau
indikator tertentu yang sudah ditetapkan.17
b) Penentuan penyebab masalah: Penentuan penyebab masalah digali
berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Penentuan
penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram. Hal
ini hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut.17
c) Memilih penyebab yang paling mungkin: Penyebab masalah yang paling
mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau
konfirmasi dan pengamatan.17
d) Menentukan alternatif pemecahan masalah: Seringkali pemecahan masalah
dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi.
Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan
masalah.17
e) Penetapan pemecahan masalah terpilih: Setelah alternatif pemecahan
masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih.
Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan kriteria matriks
untuk menentukan/memilih pemecahan terbaik.17
f) Penyusunan rencana penerapan: Rencana penerapan pemecahan masalah
dibuat dalam bentuk POA (plan of action atau rencana kegiatan).17
23
g) Monitoring dan evaluasi: Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan
penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan
dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan
sudah dapat dipecahkan.17
1.Identifikasi
masalah
2.Penentuan
penyebab
masalah
6.Monitoring
dan evaluasi
INPUT
MONEY
MAN
METHOD
MACHINE
MATERIAL
MASALA
H
P1
P3
P2
3.
PROSES
LINGKUNGA
N
Penentuan alternatif pemecahan masalah
Fish Bone
24
Importancy
1=Tidak penting
Vulnerability
1 = Tidak sensitif
Cost
1=Sangat
murah
2=Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2=Murah
2=Kurang
magnitude
3=Cukup magnitude
3=Cukup penting
3 = Cukup sensitif
3=Cukup
murah
25
4= Magnitude
4=Penting
4 = Sensitif
5=Sangat magnitude
5=Sangat penting
5 = Sangat sensitif
4=kurang
Murah
5=Tidak
murah
BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1
26
Tabel 3.1 Cakupan Kunjungan Neonatus Kedua (KN2) Tingkat Desa Periode Januari
November 2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Desa
Sasaran
Sasara
n
GIRI PURNO
GIRI TENGAH
TUKSONGO
MAJAKSINGI
KENALAN
BIGARAN
SAMBENG
CANDIREJO
NGARGOGONDO
WANUREJO
BOROBUDUR
TANJUNGSARI
KARANGANYAR
KARANGREJO
NGADIHARJO
KEBONSARI
TEGAL ARUM
KEMBANG LIMUS
WRINGIN PUTIH
BUMIHARJO
36
68
50
39
14
13
28
59
27
84
149
17
35
46
75
41
43
33
87
39
JUMLAH
983
(bulan
berjalan)
33
62
46
36
13
12
26
54
25
77
137
16
32
42
69
38
39
30
80
36
901
Jumlah
38
43
57
37
19
25
24
65
23
84
138
21
31
39
63
34
34
25
100
30
115.15
68.98
124.36
103.50
148.05
209.79
93.51
120.18
92.93
109.09
101.04
134.76
96.62
92.49
91.64
90.47
86.26
82.64
125.39
83.92
103,21%
930
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan cakupan kunjungan neonatus kedua
(KN2), yaitu cakupan persalinan ibu hamil di tenaga kesehatan dan cakupan
kunjungan neonatus pertama (KN1). Tabel berikut memuat data dari kedua hal
tersebut:
Tabel 3.2 Cakupan Kunjungan Persalinan di Tenaga Kesehatan (Persalinan Nakes)
Tingkat Desa Periode Januari November 2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
Desa
GIRI PURNO
GIRI TENGAH
TUKSONGO
MAJAKSINGI
KENALAN
BIGARAN
SAMBENG
CANDIREJO
Sasaran
Sasaran
(1 tahun)
(bulan berjalan)
38
71
53
41
15
14
29
62
35
65
49
38
14
13
27
57
Persalinan Nakes
ABS
38
45
57
38
19
24
24
63
%
109.09
69.14
117.32
101.11
138.18
187.01
90.28
110.85
27
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
NGARGOGONDO
WANUREJO
BOROBUDUR
TANJUNGSARI
KARANGANYAR
KARANGREJO
NGADIHARJO
KEBONSARI
TEGAL ARUM
KEMBANG LIMUS
WRINGIN PUTIH
BUMIHARJO
JUMLAH
28
88
156
18
37
48
78
43
46
35
91
41
26
81
143
17
34
44
72
39
42
32
83
38
946
1023
24
84
137
20
31
41
62
34
34
24
100
30
929
93.51
104.13
95.80
121.21
91.40
93.18
86.71
86.26
80.63
74.81
119.88
79.82
98,20%
Tabel 3.3 Cakupan Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) Tingkat Desa Periode Januari
November 2015
NO
Desa
Sasaran
(1 tahun)
Sasaran
(bulan berjalan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
GIRI PURNO
GIRI TENGAH
TUKSONGO
MAJAKSINGI
KENALAN
BIGARAN
SAMBENG
CANDIREJO
NGARGOGONDO
WANUREJO
BOROBUDUR
TANJUNGSARI
KARANGANYAR
KARANGREJO
NGADIHARJO
KEBONSARI
TEGAL ARUM
36
68
50
39
14
13
28
59
27
84
149
17
35
46
75
41
43
33
62
46
36
13
12
26
54
25
77
137
16
32
42
69
38
39
Kunjungan neonatus 1
Jumlah
%
38
43
57
37
19
25
24
65
23
84
138
21
31
39
63
34
34
115.15
68.98
124.36
103.50
148.05
209.79
93.51
120.18
92.93
109.09
101.04
134.76
96.62
92.49
91.64
90.47
86.26
28
18
19
20
3.2
KEMBANG LIMUS
WRINGIN PUTIH
BUMIHARJO
33
87
39
JUMLAH
983
30
80
36
901
25
101
30
931
82.64
126.65
83.92
103,32%
Data Cakupan KN2 Desa Kembang Limus, Periode Januari November 2015
3.2.1 Data Kohort Bayi Desa Kembang Limus periode Januari November 2015
Tabel 3.4 Hasil Kegiatan KN2 di Dusun Sembungan, Desa Kembang Limus
periode Januari November 2015
No.
Nama Ibu
Tanggal
partus
1.
By.Ny. DS
(29 th)
By. Ny. F
(31th)
By. Ny. DY
(25th)
By. Ny. M
(27th)
By. Ny. Y
(28th)
By. Ny. ER
(34th)
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan yang
dilakukan
Keterangan
15/01/15
Berapa lama di
fasilitas
kesehatan
post
partum
6-24 jam
Baik
01/03/15
6-24 jam
Baik
11/04/15
6-24 jam
Baik
21/04/15
6-24 jam
Baik
03/05/15
6-24 jam
Baik
07/07/15
6-24 jam
Baik
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Tabel 3.5 Hasil Kegiatan KN2 di Dusun Bogelan, Desa Kembang Limus
periode Januari November 2015
No.
Nama Ibu
1.
By. Ny.
(40th)
By. Ny.
(28 th)
2.
Tanggal
partus
S
21/01/15
Berapa lama di
rumah
bidan
post partum
6 - 24 jam
20/04/15
6 - 24 jam
Pemeriksaan fisik
yang dilakukan
Keterangan
Baik
Baik
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Tabel 3.6 Hasil Kegiatan KN2 di Dusun Bumen, Desa Kembang Limus
periode Januari November 2015
29
No.
Nama Ibu
Tanggal
partus
1.
By. Ny. F
(32 th)
By. Ny. ID
(29 th)
By. Ny. M
(26 thn)
2.
3.
Pemeriksaan fisik
yang dilakukan
Keterangan
10/04/15
Berapa lama di
rumah bidan post
partum
<6 jam
05/05/15
6 - 24 jam
05/09/15
24-48 jam
Tidak Memenuhi
waktu KN2
Tidak Memenuhi
waktu KN2
Tidak Memenuhi
waktu KN2
Tabel 3.7 Hasil Kegiatan KN2 di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus
periode Januari November 2015
No.
Nama Ibu
Tanggal
partus
Berapa lama di
rumah
bidan
post partum
Pemeriksaan fisik
yang dilakukan
Keterangan
1.
By. Ny. M
(33th)
By. Ny. MS
(26 th)
By. Ny. H
(33th)
08/04/15
6 - 24 jam
Baik
21/06/15
6 - 24 jam
Baik
10/07/15
6 - 24 jam
Baik
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
Memenuhi waktu
KN2
2.
3.
Tabel 3.8 Hasil Kegiatan KN2 di Dusun Wonotigo, Desa Kembang Limus
periode Januari November 2015
No.
Nama Ibu
Tanggal
partus
Berapa lama di
rumah
bidan
post partum
Pemeriksaan fisik
yang dilakukan
Keterangan
1.
By. Ny. DH
(33th)
By. Ny. RM
(22 th)
08/05/15
24-48 jam
21/07/15
>48 jam
Tidak Memenuhi
waktu KN2
Tidak Memenuhi
waktu KN2
2.
3.2.2
Data Bayi Lahir Hidup dan Imunisasi Hb0 Desa Kembang Limus Periode
Januari November 2015
Tabel 3.9 Jumlah Lahir Hidup dan Imunisasi Hb0 Periode Januari November 2015
No.
1.
2.
3.
4.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
30
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Jumlah
2
5
3
1
2
2
1
25
2
5
3
1
2
2
1
26
Penulis membandingkan antara data bayi lahir hidup dengan jumlah imunisasi
Hb0 bulan Januari November 2015 ternyata terdapat ketidaksamaan jumlah dengan
kegiatan KN2 yaitu sebanyak 1 bayi. Dibandingkan pula antara data kohort bayi
dengan data bayi lahir hidup bulan Januari November 2015 ternyata terdapat
ketidaksamaan jumlah dengan kegiatan KN2 yaitu sebanyak 9 bayi.
3.3 Cakupan Kunjungan Neonatus kedua (KN2) di Desa Kembang Limus,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang periode Januari November 2015
Cakupan kunjungan neonatus kedua (KN2) merupakan perbandingan antara
jumlah kunjungan neonatus kedua (KN2) dengan jumlah sasaran bayi lahir hidup per
periode Januari November 2015 di Desa Kembang Limus dikalikan 100%.
Rumus:
KN2 = Jumlah neonatus yang telah memperoleh pelayanan kunjungan neonatus pada
masa 48 jam 7 hari setelah lahir sesuai standar di Desa Kembang Limus pada
periode Januari November 2015
x 100
%
Seluruh sasaran bayi lahir hidup di Desa Kembang Limus pada periode
Sasaran
jumlah
bayi lahir
hidup di Desa Kemb43 bayi
Januari November
2015
Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Kembang Limus pada bulan berjalan
(Januari November 2015) yaitu 30 bayi (target jumlah bayi lahir hidup
selama 11 bulan berjalan)
Jumlah bayi yang telah mendapat KN2 di Desa Kembang Limus yaitu 25 bayi
Persentase cakupan KN2 sebesar = 25/30 x 100% = 82,64%
Target KN2 selama 1 tahun (Target SPM DINKES kab. Magelang) = 95%
31
Tabel 3.10 Cakupan Kunjungan Neonatus Kedua (KN2) Di Desa Kembang Limus
Periode Januari November 2015
Indikator
Kunjungan
neonatus
kedua (KN2)
Target (%)
95
Sasaran
(1tahun)
43
Sasaran
bulan
berjalan
30
Cakupan
Pencapaian
(%)
Kegiatan
Persen
(%)
25
82,64
86,99
32
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
4.1 Kerangka Teori
INPUT
PROSES
OUTPUT
Man:
Petugas
kesehatan
(Koordinator KIA, Bidan
desa, Kader)
P1:
Penjadwalan KN2
sesuai
tanggal
lahir bayi
Cakupan
kunjungan
Neonatus Kedua
(KN2)
Money:
BPJS, Umum, BOK
P2:
Telah
KN2
Method:
Observasi, Pemeriksaan,
Imunisasi, Posyandu
Material:
Posyandu, Pustu, PKD,
Praktek Bidan Desa
Machine:
Buku KIA, kohort bayi,
meteran,
stetoskop,
termometer, timbangan,
tempat tidur pemeriksaan,
vaksin, spuit
dilakukan
P3:
Laporan
pencatatan
kunjungan
neonatus
dan
LINGKUNGAN
Seluruh ibu yang memiliki bayi
Ibu dari bayi yang tidak mendapatkan
KN2
33
FAKTOR INPUT
Man:
Koordinator KIA, Bidan
Desa, dan Kader
- Tugas dan fungsi
koordinator KIA, bidan
desa, kader
- Pengetahuan bidan desa
- Pengetahuan kader
FAKTOR PROSES
Bentuk
kegiatan
Jadwal
kegiatan
Sistem
pencatatan dan
pelaporan
FAKTOR
LINGKUNGAN
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
dan perilaku ibu
neonatus
34
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
5.1
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain
penelitian cross sectional. Selanjutnya, data dianalisis secara deskriptif, yaitu data
akan diolah menjadi bentuk persentase atau tabel dengan tujuan menentukan
penyebab masalah rendahnya cakupan KN2.
5.2
Data primer didapat dari melakukan wawancara pada tanggal 22 23 Desember 2015
kepada ibu yang memiliki bayi berusia kurang dari 11 bulan (melahirkan pada Januari
November 2015) dan tidak melakukan atau mendapatkan KN2, para kader Desa
Kembang Limus, bidan Desa Kembang Limus, serta koordinator bagian KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Borobudur. Data sekunder didapat dari data
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Borobudur dan laporan bulanan KN2
dari bidan Desa Kembang Limus.
5.3
Batasan Judul
RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
35
Definisi Operasional
1. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah kegiatan
(KN2) di Desa Kembang Limus dibagi jumlah sasaran (bulan berjalan)
Periode Januari November 2015.
2. Kunjungan neonatus kedua adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
pada bayi usia 48 jam 7 hari setelah lahir di sarana pelayanan kesehatan
atau mendapatkan pelayanan, seperti kunjngan rumah.
3. Tugas adalah pekerjaan yang merupakan tanggung jawab seseorang, yang
dibebankan, yang wajib dilakukan menurut perintah tertentu.
4. Fungsi adalah melakukan pekerjaan sesuai dengan jabatannya. Setiap
jabatan dalam perkerjaan mempunyai fungsi kerja yang berbeda, sesuai
dengan bidangnya.
5. Bentuk kegiatan adalah wujud dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
6. Jadwal kegiatan adalah waktu dari kegiatan tersebut dilaksanakan.
7. Perilaku adalah kegiatan atau aktivitas yang behubungan dengan kesadaran
dalam hal ini adalah pemilihan tempat untuk melakukan Perilaku baik bila
36
skor 81% - 100%, cukup bila skor 60% - 80%, perilaku kurang bila skor
<60%.
8. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Tingkat pengetahuan baik
bila skor >76%-100%, cukup bila skor 60%-75% , dan kurang bila skor <
60%.
9. Pencatatan dan pelaporan KN2 adalah perilaku tenaga kesehatan dalam
melakukan pencatatan laporan KN2 yang ada.
5.5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:
Lingkup lokasi
Lingkup waktu
Lingkup metode
Lingkup materi
37
HASIL PENELITIAN
- Sebelah Selatan
: Desa Ngadiharjo
- Sebelah Barat
- Sebelah Timur
38
81,718 Ha.
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
Tanah Sawah
60,255 Ha
Tanah kering
80 Ha
Tanah Pekarangan
48,168 Ha
Lain-lain
34,01 Ha
Hutan Negara
0,1 Ha
Jumlah
222,461 Ha
(Sumber: Data monografi Desa Kembanglimus, 2015)
6.1.2 Kelembagaan desa
Kelembagaan dapat diartikan organisasi dan aturan main yang menentukan
ruang gerak organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. Secara umum adanya
undang-Undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, peraturan daerah dan
39
keputusan Pimpinan Daerah, adalah aturan main yang memberi gerak berjalannya
organisasi. Kelembagaan masyarakat adalah suatu himpunan norma-norma dari
tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat, dimana wujud konkritnya adalah asosiasi
Lembaga lembaga yang ada di Desa Kembanglimus adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
40
penduduk
desa
Kembanglimus
berdasarkan
tingkat
Jumlah
0
1
1
0
1
42
Karakteristik ibu
Usia
20 35 tahun
>35 tahun
Pendidikan
SMP
SMA/SMK
Bekerja/tidak bekerja
Bekerja
Tidak bekerja
Jumlah
Presentase
4
1
80,00%
20,00%
5
0
100,00%
0,00%
1
4
20,00%
80,00%
Tidak
0
0%
Jumlah Responden
5
100%
Ya
5
100 %
Tidak
0
100 %
Jumlah Responden
5
100 %
Tidak
0
0%
Jumlah Responden
5
100%
Waktu
Jumlah
1
1
2
1
5 responden
< 6 jam
6-24 jam
24-48 jam
> 48 jam
Total
Tidak
5
100%
Jumlah Responden
5
100%
Pertanyaan
Apakah ibu tahu apa yang telah dilakukan
oleh tenaga kesehatan setelah anak ibu
lahir?
1
1
2
0
3
1
4
1
5
0
44
2.
3.
4.
5.
6.
Apakah
ibu
menganggap
penting
pemeriksaan bayi usia 1 bulan minimal
3x?
TOTAL
PERSENTASE
3
50%
(K)
2
33,33%
(K)
3
50%
(K)
3
50%
(K)
2
33,33%
(K)
1: Ya, tahu;
0: Tidak tahu
Penilaian :
Tingkat pengetahuan baik bila skor 76%-100%; Tingkat pengetahuan cukup
60% - 75%; Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%
Dari hasil survei, didapatkan pengetahuan ibu tentang KN2 kurang pada
kelima responden. Kesimpulannya pengetahuan ibu di Desa Kembang Limus tentang
KN2 masih kurang.
Pertanyaan
Apakah bayi ibu diperiksa oleh
tenaga kesehatan dalam 3 7 hari
setelah lahir?
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
45
2.
3.
2
50% (K)
1
25% (K)
2
50% (K)
2
50% (K)
2
50% (K)
4.
1: Ya;
Penilaian:
0: Tidak
Perilaku baik bila skor 81% - 100%; Perilaku cukup bila skor 60% - 80%;
Perilaku kurang bila skor <60%
Dari hasil survei, didapatkan 5 responden yang memiliki perilaku kurang
terhadap KN2.
Karakteristik Kader
1.
b.
2.
Usia
20 35 tahun
>35 tahun
Pendidikan
Jumlah
8
5
Presentase
61,50%
38,50%
46
c.
d.
3.
c.
d.
SMP
SMA/SMK
Bekerja/tidak bekerja
Bekerja
Tidak bekerja
6
7
46,10%
53,90%
9
4
69,20%
30,80%
Keterangan:
Tingkat pengetahuan baik bila skor 76%-100%; Tingkat pengetahuan cukup 60% 75%; Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%.
47
Input
Man
Pertanyaan
Siapa saja yang memberikan
pelayanan kesehatan paada
neonatus (3-7 hari)
Jawaban
Bidan desa, kecuali ada sesuatu baru
seperti bayi bermasalah dirujuk ke
PKM untuk bertemu dokter.
b.
Tahu,
Untuk deteksi dini penyakit pada bayi.
c.
d.
Apakah
Ibu
selalu
memberikan
pelayanan
kesehatan tersebut?
Ya,
selalu.
Kecuali
menyesuaikan hari nya.
e.
Apakah
Ibu
selalu
menjelaskan
pelayanan
pentingnya
pelayanan
kesehatan neonatus 3-7 hari
kepada ibu bayi tersebut?
Iya, selalu
f.
a.
g.
imunisasi
48
2.
3.
Money
Machine
a.
b.
c.
Cukup
d.
b.
Apakah
perlatan
untuk
pelayan kesehatan neonatus
yang ada sudah cukup
memadai?
c.
d.
Apakah
ada
rencana
penggantian
peralatan
pelayanan
kesehatan
neonatus 3-7 hari? jika ya,
apa alasannya?
a.
49
4.
Material
a.
b.
Sejauh
ini
apakah
perlengkapan
yang
ada
sudah memadai?
Metode apa yang digunakan
dalam pelayanan kesehatan
neonatus dasar KN2?
Sudah
5.
Methode
a.
6.
Perencanaan
(P1)
a.
b.
Berdasarkan
apa
ibu
melakukan
penjadwalan
waktu KN2?
Untuk kegiatan yang sudah
direncanakan apakah sudah
semuanya terlaksana?
b.
c.
a.
b.
Tidak ada
7.
8.
9.
Pelaksanaan
(P2)
Pengawasan
pengendalian,
dan penilaian
Lingkungan
a.
a.
b.
Dari tabel wawancara terhadap lima ibu dari bayi yang tidak melakukan KN2
didapatkan hasil bahwa kedua orang ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang
kunjungan neonatus kedua dan dari dua orang responden tersebut didapatkan hasil
bahwa seluruh responden memiliki perilaku yang kurang mengenai kunjungan
neonatus dan pemeriksaan bayinya.
Dari hasil wawancara 13 orang kader, yang berusia 20-35 tahun sebanyak
delapan responden (61,50%), sedangkan yang berusia >35 tahun sebanyak lima
responden (61,50%). Pendidikan terakhir SMP sebanyak enam responden (46,10%)
dan SMA sebanyak 7 responden (53,90%). Sebanyak sembilan responden memiliki
pekerjaan selain menjadi kader (69,20%), dan empat responden yang tidak memiliki
pekerjaan selain menjadi kader (30,80%).
Berdasarkan hasil kepada kader, didapatkan gambaran tentang peran serta kader
cukup baik. Namun kesadaran untuk mengingatkan warga untuk melakukan KN2
masih kurang, hanya setengah dari jumlah responden (53,8%) yang tanggap, selain itu
masih terdapat beberapa kader yang memiliki pengetahuan tentang kunjungan
neonatus kedua yang kurang (38,4%).
Berdasarkan pengisian wawancara Bidan Desa Kembang Limus, dalam
melakukan KN2 sudah baik, dilakukan secara door to door ke rumah pasien. Namun,
dikarenakan waktu yang ada tidak selalu pas (tanggal-nya), apabila sedang sibuk
bidan bisa mengundur jadwal kunjungannya. Pada metode selain kunjungan rumah,
adalah posyandu atau pasien datang ke fasilitas kesehatan, pembuatan penjadwalan
juga masih kurang baik. Bidan selalu mengingatkan ibu untuk pelaksanaan kunjungan
neonatus setelah KN1. Namun, pelaksanaan posyandu juga menyesuaikan waktu
pelaksanaan acara di desa terbsebut, untuk mengantisipasi peserta posyandu yang
sedikit, sehingga memungkinkan bayi tidak melakukan kunjungan.
Pencatatan dan pelaporan KN2 juga masih kurang baik, data di kohort bayi
masih ada yang terlewat dan masih kosong, dikarenakan pendataan ulang baru dicatat
51
setiap kali ada posyandu. Data di buku KIA ibu mengenai Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM) juga ada beberapa yang kosong. Pada pelaporan akhir bulan, bila
sedang sibuk dengan banyak kegiatan, pelaporan KN2 juga dapat molor dari waktu
penjadwalan. Namun hal tersebut jarang dirasakan oleh bidan setempat, yang lebih
sering terjadi adalah didapatkan perbedaan pencatatan pada hasil entry data
Puskesmas dengan data Bidan Desa, hal ini beberapa kali terjadi karena data di
masukkan ke Puskesmas saat akhir bulan (pagi hari) sedangkan sampai akhir bulan
(malam hari) terkadang masih terdapat bayi lahir hidup atau pelaporan dari kader
yang terlambat mengenai ibu yang tidak melahirkan bayi di bidan desa.
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1 Analisis penyebab masalah
7.1.1 Indikator Program Puskesmas yang Bermasalah
Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan
evaluasi. Indikator adalah variabel yang menunjukkan atau menggambarkan keadaan
dan dapat digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan. 16 Dalam pelaksanaan
kegiatan programnya Puskesmas Borobudur masih ada beberapa cakupan kegiatan
yang belum mencapai target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Salah satunya
52
adalah kunjungan neonatus kedua (KN2), hal ini tentu masih menjadi masalah yang
harus dicari penyebab dan upaya penyelesaiannya.
ditemukan masalah yaitu didapatkan pada laporan cakupan kunjungan neonatus kedua
(KN2) yang lebih rendah dari target. Hal tersebut menjadi suatu masalah karena
cakupan KN2 di Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
masih rendah yaitu 82,64% dari target SPM Dinkes Kabupaten Magelang sebesar
95%. Dalam menganalisis penyebab masalah digunakan metode pendekatan sistem
meliputi faktor input, proses dan lingkungan.
Tabel 7.1 Pengelompokan Analisis Penyebab masalah dari faktor Input, Proses, dan
Lingkungan
No.
1.
Input
Man
Kelebihan
Di Desa Kembang Limus sudah
memiliki satu orang bidan desa
yang
cukup terampil dan
berpengalaman dalam bidang
kesehatan ibu dan bayi.
2.
Money
3.
Method
Kunjungan ke rumah
4.
Machine
5.
Material
6.
P1
Telah tersedia:
- Buku KIA
- Buku kohort bayi
- Timbangan,
meteran ukur
- Alat pemeriksaan
kesehatan
Terdapatnya posyandu masingmasing di tiap dusun
Dilakukan perencanaan dan
penjadwalan waktu kunjungan
KN2 sesuai tanggal lahir bayi
Kekurangan
Masih kurangnya pengetahuan
kader mengenai KN2
Bidan desa membuat jadwal
KN2 hanya untuk diri sendiri,
tidak
digunakan
untuk
mengingatkan jadwal KN2
kepada pasien
53
7.
P2
8.
P3
9.
Lingkungan
55
INPUT
Ada ibu bayi yang sementara pindah
domisili
Tidak semua kader hadir dlm
penyuluhan
MAN
METHO
D
Bidan desa membuat jadwal KN2 hanya untuk diri sendiri, tidak
digunakan untuk mengingatkan jadwal KN2 kepada pasien
MONE
Y
MACHIN
E
LINGKUNGA
N
MATERIA
L
Cakupan kunjungan
neonatus ke-2 Desa
Kembang Limus
sebesar 86,99% dari
target pencapaian SPM
DINKES Magelang
sebesar 95%
P1
P3
P2
PROSES
PROSES
2.
3.
Penyebab Masalah
Masih kurangnya
mengenai KN2
pengetahuan
kader
4.
5.
6.
7..
8.
9.
57
PENYEBAB MASALAH
Masih kurangnya
mengenai KN2
pengetahuan
ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
kader
kader
hadir
dalam
Bidan membuat pemberitahuan kunjungan
dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal
kunjungan selanjutnya.
Gambar 7.2
Pemanfaatan buku KIA
7.3
Penggabungan alternatif
pemecahan masalah
58
59
Nilai Kriteria
No
1
4
5
Hasil
(m x i x v) / c
Prioritas
M
3
I
5
V
4
C
2
30
II
24
III
33,3
3
3
4
3
2
3
1
2
24
13,5
IV
V
60
2.
3.
4.
4.
Bentuk kegiatan
- Kunjungan rumah.
- Saat kelas ibu hamil
- Saat pemeriksaan K1-K4
Refreshing kader
61
Tabel 7.5. Plan of Action (POA) Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Kunjungan Neonatus Kedua Desa Kembang Limus Periode Januari November 2015
62
N
o
1.
2.
3.
N
o
4.
5.
6.
Kegiatan
Tujuan
Kunjungan
rumah
Penyuluhan
pentingnya
kunjunganya
neonatus saat
kelas ibu hamil
atau
pemeriksaan
K1-K4
Refreshing
kader
Mengoptimalkan
jumlah ibu bayi yang
melakukan KN1 dan
mengingatkan
pentingnya
KN2
serta pendataannya
Memberi
pengetahuan
dan
pengertian
kepada
ibu
tentang
pentingnya
kunjungan neonatus,
pemanfaatan
buku
KIA
Meningkatkan
pengetahuan kader,
meningkatkan
keaktifan kader
Sasaran
Waktu
Dana
Lokasi
Pelaksana
Metode
Ibu
hamil/ibu
nifas
Kehamilan
trimester
ke-3/nifas
BOK
Rumah
ibu hamil
Bidan
Desa,
Kader
Diskusi dan
tanya jawab
Ibu hamil,
Ibu
yang
memiliki
bayi usia 02 bulan
Awal
bulan,
selanjutny
a
rutin
sesuai
kesepakata
n
BOK,
swadaya
masyaraka
t
Posyand
u
Dokter
atau bidan
Pemberian
materi,
diskusi dan
tanya jawab
Kader-kader
1
bulan
sekali
BOK
Posyand
u, Balai
Desa
Bidan
Desa
Pemberian
materi,
tanya jawab
dan diskusi
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Waktu
Dana
Lokasi
Pembuatan
media
informasi
(brosur,
pamflet, poster)
Menambah
pengetahuan
dan
meningkatkan
kesadaran warga desa
Warga desa
6
bulan
sekali
BOK,
Swadaya
masyaraka
t
Fasilitas
umum,
posyand
u, atau
balai
desa
Bidan
Desa,
kader
Edukasi
tentang
buku KIA
Ibu
yang
memiliki
anak usia 02 bulan
Tiap
kunjungan
BOK
Fasilitas
layanan
kesehata
n
Bidan
desa
Membuat,d
an
disebarkan
di posyandu
dan tempat
umum
lainnya
Diskusi dan
tanya jawab
Pencatatan
dan
pelaporan mengenai
ibu bersalin tercatat
Bidan
praktik
swasta,
Kehamilan
trimester
ke-3/nifas
Dana
operasiona
l
Puskesm
as
Bidan
Desa,
koordinato
Pencatatan
dan
pelaporan
isi
Membuat
blanko rujukan
balik
setelah
Pelaksana
Metode
Kriteria Keberhasilan
Proses
Hasil
Terlaksana
Meningkatnya
kunjungan
keakuratan
rumah
jumlah
data
Ibu bayi yang
melakukan
KN2
Terlaksana
Meningkatnya
penyuluhan
pengetahuan
sesuai jadwal
ibu
Terlaksananya
pembinaan
kader
sesuai
jadwal
Meningkatkan
pengetahuan
dan keaktifan
kader
dalam
kegiatan
kunjungan
neonatus
No
Proses
Proses
Ketepatan
Meningkatnya
waktu dalam kunjungan
pembuatan
neonatus baik
(brosur,
KN1, KN2 dan
pamflet,
KN3
poster),
Terisinya buku
KIA
yang
berisi jadwal
kunjungan
neonatus
Pencatatan dan
pelaporan
tercatat
Tidak
terlewatnya
pendataan
kunjungan
neonatus
Pencatatan dan
pelaporan lebih
akurat
63
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Kegiatan
1
Kunjungan rumah
Penyuluhan pentingnya kunjungan
neonatus saat kelas ibu hamil atau
pemeriksaan K1-K4
Pembinaan kader
Pembuatan media informasi (brosur,
pamflet, poster)
Edukasi isi buku KIA
64
65
BAB VIII
PENUTUP
8.1
Kesimpulan
Dari hasil SPM Puskesmas Borobudur periode Januari November 2015,
didapatkan bahwa besar cakupan kunjungan neonatus kedua (KN2) yang ditargetkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah 95%, sementara besar cakupan
kunjungan neonatus kedua (KN2) yang didapatkan di tingkat Puskesmas sebesar
103,21%. Sehingga pencapaiannya sebesar 108,64%. Namun jika dilihat dari cakupan
kunjungan neonatus kedua (KN2) dari masing masing desa, masih terdapat beberapa
desa yang belum memenuhi target SPM Dinas Kesehatan, salah satunya Desa
Kembang Limus. Di Desa Kembang Limus, besar cakupan kunjungan neonatus kedua
(KN2) yaitu sebesar 82,64%, dan pencapaiannya sebesar 86,99%, sehingga masih
merupakan suatu masalah.
Desa Kembang Limus yang terdiri dari 7 dusun, yaitu Dusun Sembungan,
Bogelan, Ngasinan, Gombong, Wonotigo, Bumen, dan Tidaran Kauman., dipilih
sebagai tempat untuk dilakukan survei guna mencari penyebab masalah. Setelah
dilakukan survei terhadap 5 responden ibu yang tidak melakukan KN2, 13 kader Desa
Kembang Limus, 1 bidan desa, dan 1 koordinator KIA maka ditarik kesimpulan
mengenai knowledge, attitude, dan practice dilanjutkan dengan analisis penyebab
masalah. Setelah melakukan analisis penyebab masalah dan konfirmasi kepada bidan
desa, ditemukan beberapa penyebab masalah yang paling mungkin sebagai berikut
masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran kader untuk mengingatkan ibu
melaksanakan KN2, kurangnya pengetahuan dan perilaku ibu mengenai kunjungan
neonatus, pemeriksaan KN2 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya,
66
pencatatan kunjungan neonatal kedua (KN2) yang kadang terlupakan, serta berbagai
penyebab masalah lain yang sudah di bahas di bab sebelumnya.
Dari penyebab masalah tersebut dibuat alternatif pemecahan masalah
kemudian ditentukan prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria
matriks, antara lain melakukan penyuluhan dan edukasi kepada calon ibu tentang
pentingnya kunjungan neonatus, melakukan pembinaan dan evaluasi kader,
mengingatkan ibu jadwal kunjungan selanjutnya, koordinasi dengan perangkat desa
dan sarana kesehatan lain untuk mengoptimalkan pendataan ibu hamil dan
pemanfaatan buku KIA.
Selanjutnya dibuat suatu POA dan Gann chart untuk periode enam bulan
mengenai pelaksanaan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan neonatus melalui
kunjungan rumah atau dilakukan saat kelas ibu hamil atau pemeriksaan ibu K1 K4.
sebagai pemecahan masalah yang menduduki urutan prioritas teratas dalam
memecahkan masalah rendahnya kunjungan neonatus kedua (KN2) di Desa Kembang
Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang periode Januari November
2015.
8.2
Saran
Dalam rangka peningkatan cakupan kunjungan neonatus kedua (KN2) maka
di desa tersebut.
Kepada Bidan Koordinator Program KIA, agar memaksimalkan kinerja Bidan
Desa dan melakukan evaluasi bulanan mengenai KN2 yang tepat waktu.
67
3. Kepada Bidan desa, agar membuat jadwal efektif pembinaan kader serta
penyuluhan kepada ibu-ibu bayi serta memaksimalkan perannya sebagai bidan
desa, serta memperluas relasi antara bidan desa dengan praktek swasta/fasilitas
kesehatan di luar puskesmas agar deteksi kesehatan bayi yang berada di
wilayah kerjanya tetap terpantau dengan baik.
4. Kepada warga Desa Kembang Limus perlu dipahami bahwa peran keluarga
dapat mendukung program kesehatan Ibu dan Anak yang dijalankan oleh
petugas kesehatan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
UNICEF Indonesia. Kesehatan Ibu dan Anak. Ringkasan Kajian Kesehatan
2012. Jakarta: Indonesia; November 2012. p. 1-6.
Departemen Kesehatan RI. Peluncuran Program EMAS. Updated: 27
Januari 2012. Available at: www.kesehatanibu.depkes.go.id.archives/371.
Accessed on: December 23rd, 2015.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Angka Kematian Bayi 2008 2013.
Buku Saku Kesehatan Tahun 2013. Jawa Tengah: RPJMD Provinsi Jawa
Tengah; 2013. p. 19 20.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Angka Kematian Bayi dalam
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2014. p. 85 88.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Ringkasan Eksekutif: Data dan
Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013. Jawa Tengah: Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013. p. 28-29;
34-35.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Cakupan Kunjungan Neonatus
Lengkap dalam dalam Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Kementrian Ksehatan RI; 2014. p. 89 91.
68
69
Lampiran 1
LEMBAR KUESIONER KUNJUNGAN NEONATUS 2 (KN2)
IBU BAYI
IDENTITAS RESPONDEN
No responden :
1. Tanggal wawancara :
2. Nama responden
:
3. Alamat
:
4. Umur
:
5. Kehamilan anak ke- :
6. Jumlah
:
7. Pendidikan
:
8. Pekerjaan
:
9. Penghasilan/bulan
:
UMUM
1. Kepada siapa Anda memeriksakan kehamilan?
a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah
sakit)
b. Tradisional (dukun atau alternatif)
2. Siapa yang menolon persalinan Anda?
a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah
sakit)
b. Tradisional (dukun atau alternatif)
3. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas Kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) yang ada ?
a. Kurang dari 1 km
b. 1-5 km
c. 6-10 km
d. >10 km
4. Apa sarana transportasi yang Anda gunakan?
a. Jalan kaki
b. Kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil)
c. Angkutan umum (ojek, angkutan umum)
5. Apakah keluarga Anda adalah peserta
a. Jamkesmas
1. Ya
2. Tidak
b. Iuran dana sehat
1. Ya
2. Tidak
c. BPJS/KIS
1. Ya
2. Tidak
d. Tabulin
1. Ya
2. Tidak
6. Apakah ibu memiliki buku KIA?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit (Asma, Penyakit
Jantung, Tekanan darah tinggi, Kencing manis)?
a. Ya
b. Tidak
PENGETAHUAN
8. Apakah ibu tahu apa yang telah dilakukan oleh tenaga
kesehatan setelah anak ibu lahir?
a. Ya, sebutkan tujuannya
b. Tidak
9. Apakah anda mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan
bayi usia 3 - 7 hari?
a. Ya
b. Tidak, alasannya
70
a. Ya
b. Tidak
4. Apabila ibu melahirkan anak selanjutnya, apakah ibu akan
mengikuti saran dari tenaga kesehatan untuk merawat bayi
sesuai yang diajarkan oleh tenaga kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
PERILAKU
1. Apakah bayi ibu diperiksa oleh tenaga kesehatan dalam 3 7
hari setelah lahir?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah bayi ibu dikunjungi ke rumah oleh tenaga kesehatan
dalam 3-7 hari setelah lahir?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ibu selalu mengikuti saran dari tenaga kesehatan
untuk merawat bayi sesuai yang diajarkan oleh tenaga
kesehatan?
71
Lampiran 2
LEMBAR KUESIONER KUNJUNGAN NEONATUS 2 (KN2)
KADER
Nama responden
:
Usia
:
Alamat
:
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan
:
Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan kunjungan neonatus?
a. Ya, sebutkan
b. Tidak
2. Apakah anda mengetahui tujuan kunjungan neonatus 2
(KN2)?
a. Ya, sebutkan
b. Tidak
3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan
kunjungan neonatus 2 (KN2)?
a. Ya, sebutkan
b. Tidak
4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat kinjungan
neonatus 2 (KN2)?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk
melakukan kunjungan neonatus 2 (KN2)?
a. Ya
b. Tidak
72
Lampiran 3
WAWANCARA BIDAN
KUNJUNGAN NEONATUS 2 (KN2)
1.
2.
Man
Pertanyaan:
a. Siapa saja yang memberikan pelayanan kesehatan pada
neonatus 3 7 hari ?
b. Apakah ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan KN2
pada neonatus, apa tujuannya?
c. Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat
diberikan kepada neonatus 3 7 hari? Sebutkan?
d. Apakah ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan
tersebut?
e. Apakah ibu selalu menjelaskan tentang pentingnya
pelayanan kesehatan neonatus 3 7 hari kepada ibu bayi
tersebut?
f. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memberikan
pelayanan kesehatan neonatus tersebut? Jika iya,
sebutkan?
g. Apakah ibu ikut melibatkan Kader dalam mengingatkan
warga yang memiliki bayi untuk melakukan KN2?
BentuKNya seperti apa?
Money
Pertanyaan:
a. Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan
neonatus 3 7 hari membutuhkan biaya? Tolong
sebutkan jenis pelayanannya beserta biayanya masingmasing
3.
2.
3.
4.
Machine
Pertanyaan:
a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan
neonatus memerlukan peralatan? Apa saja?
b. Apakah peralatan untuk pelayanan kesehatan neonatus
yang ada sudah cukup memadai?
c. Apakah peralatan yang ada tersebut masih layak pakai?
d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan
kesehatan neonatus 3 7 hari? jika iya, apa alasannya?
Material
Pertanyaan:
a. Apa saja perlengkapan yang diperlukan untuk
berlangsungnya pelayanan kesehatan neonatus dasar
KN2?
b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah
memadai?
Method
Pertanyaan:
a. Metode apa saja yang dilakukan dalam pelayanan
kesehatan neonatus KN2?
Perencanaan (P1)
73
5.
6.
7.
Pertanyaan:
a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan
KN2 yang akan dilakukan?
b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu
tersebut?
c. Apakah bayi yang telah mendapat KN1 selalu ibu
ingatkan kapan harus melakukan KN2?
Pelaksanaan (P2)
Pertanyaan:
a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah
terlaksana semua?
b. Dalam melakukan KN2 apakah ibu yang mendatangi
pasien ata
c. u pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan?
d. Lebih banyak mana, ibu mendatangi pasien atau pasien
mendatangi ibu?
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
Pertanyaan:
a. Apakah setelah melakukan KN2 ibu selalu melakukan
pencatatan sesuai tanggal?
b. Kapan pelaporan hasil KN2 tiap bulan dilakukan?
Lingkungan
Pertanyaan:
a. Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga
yang memiliki bayi akan pentingnya KN2 di desa ibu
bagaimana?
b. Adakah rumah Ibu bayi yang cukup jauh dijangkau oleh
akses kesehatan KN2?
74
Lampiran 4
Dokumentasi Hasil Kegiatan