lunak
dan
cairan
jaringan
harus
mempunyai
sifat
biokompatibilitas
tinggi.Biokompatibel tidak mesti harus "inert' tetapi terjadi reaksi respon positip sesuai
dengan tujuan pemberian implan. Pada implantasi bahan bioaktif keramik ada bahan yang
membentuk jaringan apatit atau ada yang teresorbsi oleh darah dan diganti dengan
jaringan penyembuhan. Uji yang diperlukan untuk mencoba keamanan dan efektivitas
bahan implan telah mengfhabiskan banyak waktu, biaya dan material, namun material yang
benar-benar telah teruji keaamanan dan efektivitasnya masih dalam jumlah relatif kecil.
Penggunaan dan pemilihan jenis bahan implan sangat tergantung pada tujuan perawatan.
2). Implan subperiosteal, yakni implan yang ditempatkan pada permukaan tulang
subperiosteal tulang rahang atas atau rahang bawah
3). Implan transosteal, yaitu implan yang di insersi dan menembus tulang rahang
bawah dengan sebagian implan mencuat di dalam rongga mulut
4). Implan intramukosal, merupakan sebagian di insersi dan didukung oleh jaringan
mukosa mulut.
karena
ikatan tersebut
memperlihatkan
suatu
integritas
antara
Keramik
Material keramik yang digunakan sebagai implan diklsifikasikan menjadi 2 kelompok:
non reaktif dan bioaktif. Implan keramik non reaktif contohnya aluminium oksida dan sapphir
mempunyai sifat dapat ditoleransi oleh jaringan tulang. Sifat keekerasan, kekakuan dan
kekuatannya tinggi. Ketahanan terhadap fraktur rendah terutama bila dikenai perlakuan
pembengkokan.
Material keramik bioaktif mempunyai sifat bereaksi dengan jaringan tulang. Reaksi in
menghasilkan hidroksiappatit atau senyawa kalsium fosfat pada permukaan tulang. Reaksi
in pula yang membentuk ikatan kimia antara implan dengan tulang baru. Keramik bioaktif
lainnya berupa kalsium fosfat non kristalin atau amorf. Senyawa in merupakan precursor
dalam pembentukan struktur apatit yang stabil. Kalsium fosfat amorf mudah larut dalam
caftan dan mudah untuk diresorbsi oleh tulang. Aplikasi klinis kalsium fosfat amorf dapat
digunakan sebagai semen tulang yang diletakkan disisi implan dengan cara injeksi, bila
telah mengeras menyebabkan implan strabil, yang kemudian selanjutnya akan diresorbsi
dan diganti dengan tulang baru
Bioaktif keramik yang lain dikenal sebagai Bioglass, mengandung kalsium, sodium,
oksida fosfor, mempunyai sifat seperti hidroksiapatit. Reaksi pada permukaan implan sangat
kompleks dengan melibatkan disolusi ionic dan perubahan komposisi mengakibatkan
lingkungan yang baik untuk adhesi dan pertumbuhan tulang baru.
untuk evaluasi implan, tetapi perlekatan jaringan penyembuhan tidak terlalu kuat dan mudah
ditembus dengan probe. Dalam hal in ternyata tidak ada korelasi antara kedalaman sulkus
dengan keberhasilan perawatan implan.
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan implan adalah bentuk geometri protesa
gigi. Sudut penempatan/insersi, jumlah implan dan orientasi yang salah, ketidak
homogenitas dalam distribusi tekanan yang didapat dan penyebarannya ke tulang dan
implan dapat menyebabkan kecenderungan resorbsi tulang atau hilangnya oseointegrasi
antara implan dengan tulang. Hal yang penting Pula bahwa pasien hams bersedia merawat
secara berkelanjutan dan selalu memeriksakan ke dokter guna menjamin kondisi stabilitas
implan. Higiene mulut merupakan suatu problema yang dikaitkan dengan kegagalan terapi
implan dan harus dipahami dan ditangani secara serius.
Beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada pasien antara lain: keseringan
pemeriksaan Wang (recall) minimum 3 bulan untuk memonitor perkembangan stabilitas
implan. Indeks periodontal meliputi kedalaman pocket gusi, perdarahan gusi harus
dievaluasi dan dicatat tiap-tiap kunjungan. Hal in dimaksudkan untuk mengetahui dan
menjamin jaringan terbebas dari plaque dan kalkulus. Hal ini sangat penting karena apabila
pasien dengan perawatan implan mengalami infeksi cenderung menyebabkan kegagalan
implan total dan hams dikeluar dari rahang. Pemeriksaan radiografi tiap-tiap kunjungan
membantu monitoring status tulang. Dalam membersihkan protesa gigi dari implan in tidak
boleh menggunakan ultrasonic scalier, karena dapat menyebabkan goresan pada implan
dan menyebabkan terjadinya predisposisi korosi dengan segala akibat respon jaringan
mulut. Infeksi hams diminimalkan dengan cara pemberian antibiotik baik secara topical
maupun sistemik.
Terapi
implan
merupakan
kontra
indikasi
untuk
pasien-pasiien:
penderita
osteoporosis, penyakit tulang lainnya, diabetus mellitus yang tidak terkontrol dan pasien
dengan densitas tulang yang rendah. Senmua kondisi pasien tersebut cenderung tidak
terbentuknya oseointegrasi dan stabilitas implan dan protesa gigi yang didukungnya.
Kondisi lain adalah perokok merupakan kontra indikasi terapi implan yang mempunyai
kecenderungan kualitas tulangnya jelek, penderita parafungsional habits, perawatan
dirumah yang jelek serta pada oenderita periodontitis yang progresif.
tekstur dari pasien, (2) Sifat mekanik dan stabilitas kimiawi yaitu material tidak mengalami:
creep, perubahan warna, mengiritasi kulit, (3) mudah dalam penanganannya.
4.8. Komposisi Bahan Maksilofasial
Bahan-bahan untuk implan maksilofasial ekstra oral meliputi:
kopolimer vinil khlorida dan vinil asetat (5-20% asetat) polimeti 1 metakrilat
silicon - karet poliuretan Implan maksilofasial intra oral digunakan untuk reparasi
maksila, madibula
dan tulang wajah yang cacat. Persyaratan material yang digunakan untuk implan
maksilofasial intra oral serupa dengan bahan yang digunakan untuk implan maksilofasial
ekstra oral.
Bahan-bahan untuk implan maksilofasial intra oral menggunakan material logam
misalnya:
- tantalum
- titanium
- CoCr aloi
Khusus untuk jaringan lunak seperti gusi dan dagu digunakan polimer seperti karet
silicon, polimetilmetakrilat sebagai bahan pengisi (subal jw).