Anda di halaman 1dari 18

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

DENTATAMA
Jl. Perintis Kemerdekaan No.6 Telp. (0271) 892098
S R AG E N

5 7 2 1 5

PANDUAN
HIGH ALERT MEDICATION
(OBAT-OBAT DENGAN PENGAWASAN)
TAHUN 2015

I.

LATAR BELAKANG

High Alert medication mempunyai risiko yang lebih tinggi dalam


menyebabkan komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini disebabkan oleh
adanya rentang dosis teurapeutik dan keamanan yang sempit atau karena
insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan
Metode untuk meminimalisasi kesalahan tersebut meliputi :
1.
2.
3.
4.

Menyediakan akses informasi mengenai high alert medication


Membatasi akses terhadap high alert medication
Menggunakan label dan tanda peringatan untuk high alert medication
Menstandarisasi prosedur instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan,

dan pemberian high alert medication


5. Melakukan Standar Prosedur Operasional (SPO) pengecekan ganda untuk
obat-obat tertentu
Obat-obat jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya
akan ditinjau ulang dalam audit dan revisi hig alert medication oleh Sub Komite
Farmasi Terapi

II.

TUJUAN

1.

Menyediakan panduan untuk rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya


mengenai kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori high alert medication

2.

Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medication sehingga

3.

meningkatkan keselamatan pasien


Memberikan pelayanan kesehatan

dengan

kualitas

tinggi

dan

meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan


potensi risiko terhadap pasien
III.

DEFINISI

High alert medication adalah obat-obat yang mempunyai risiko lebih


tinggi untuk menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan baik dalam dosis, interval, dan
pemilihannya

IV.

TABEL OBAT-OBAT HIGH ALERT MEDICATION


KATEGORI / KELAS OBAT-OBATAN

JENIS OBAT

Agonis Adrenergik IV
Isoproterenol

Epinefrin, Fenilefrin, norepinefrin

Antagonis Adrenergik IV
Agen Anestesi (Umum, inhalasi, dan IV)
Anti Aritmia IV
Anti Trombotik

Prapanolol, metoprolol, labetalol


Propofol, ketamin
Lidokain, amiodaron

a.
b.
c.
d.
e.

Warfain, LMWH (Low Molekuler


Weight Heparin, Unfractionated
Heparin IV
Fondaparinux
Argatroban, Bivalrudin,
Dabigatran, Etexilate, Lepirudin
Alteplase, Reteplase, Tenecteplase
Eptifibatide, Abciximab. Tirofiban

Anti Koagulan
Inhibitor Faktor Xa
Direct Trombin Inhibitor
Trombolitik
Inhibitor Glikoprotein IIb / IIIa

Larutan / solusio kardioplegik


Agen Kemoterapi (parenteral & oral)

Dextrose hipertonik > 20 %


Larutan Dialysa (Peritoneal Hemodialisis
Obat-obatan epidural atau intratekal
Obat hipoglikemik (oral)
Obat inotropik IV
Insulin (SC & IV)
Obat-obatan dengan bentuk liposomal
Agen sedasi moderat / sedang IV
Agen sedasi moderat/sedang oral, untuk

Digoksin, milrinone
Insulin reguler, Aspart. NPH, Glargin
Amfoterisin B liposomal
Dexmedetomidine, Midazolam
Chloral hydrate, ketamin

anak

Opioid / Narkose
a.
b.
c.

IV
Transdermal
Oral (termasuk konsentrat cair,
formula rapid dan lepas lambat
Agen blok neuromusculer

Suksinilkolin, rokuronium, veuronium,


Atrakurium, pankuronium

Preparat nutrisi
Parenteral agen radio kontras IV
Aqubidestilata, inhalasi, & irigasi
(dalam kemasan > 100 ml)
NaCl untuk injeksi, hipertonik, dengan
Konsentrasi > 0,9 %
Konsentrat KCl untuk injeksi Epoprostenol
IV
Injeksi Magnesium Sulfat (MgSo4)
Digoxin IV
Metotreksat oral (penggunaan non
onkologi)
Opium tincture
Oksitosin IV
Injeksi Natrium
Nutropruside injeksi
Kalium Fosfat
Prometazi IV
Kalsium IV
Vasipresin ( IV / intraoseus)
Anti konvulsan

Benzodiazepin

Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl) tidak boleh disimpan

di area perawatan pasien


Obat-obatan yang digunakan

dalam

emergensi

medis

(dalam

kondisi

mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) TIDAK diwajibkan mengikuti


Standar Prosedur Operasional (SPO) penggunaan High Alert Medication
Prinsip
1. Kurangi / eliminasi kemungkinan terjadinya :
a.
Jumlah high alert medication yang disimpan di unit

b.
Konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c.
Hindari penggunaan high alert medication sedapat mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Minimalkan konsekuensi kesalahan
a. Kesalahan fatal terjadi misalnya injeksi vial lidokain 2% injeksi vial 50 ml
tertukar dengan manitol (kemasan dan cairan obat serupa)
Solusi : sediakan lidokain 2% dalam vial 10 ml, sehingga apabila terjadi salah
pemberian, jumlah lidikain yang di injeksikan kurang berdampak fatal
b.
c.
d.
e.

Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip


Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
Batasi akses terhadap high alert medication
Gunakan tabel dosis standar (dari pada menggunakan dosis perhitungan
berdasar berat badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan)

V.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Lakukan SPO dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,,


mempersiapkan, memberikan obat, dn menyimpan high alert medicationm
1.

Peresepan
a. Untuk obat yang termasuk high alert medication, jangan memberikan
instruksi hanya secara verbal
b. Minimal instruksi mencakup 4 hal
Nama & nomor rekam medik pasien
Tanggal & waktu instruksi dibuat
Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, tanggal pemberian
tiap obat
Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
c. Dokter wajib mempunyai diagnosis, kondisi, indikasi penggunaan
setiap high alert medication secara tertulis
d. Sistem instruksi elektronik merupakan informasi secara periodik
mengenai standar pelayanan, dosis, konsentrasi obat (yang telah
disetujui oleh Sub Komite Farmasi Terapi), serta informasi yang
diperlukan untuk optimalisasi keselamatan pasien
e. Peresepan high alert nmedication harus distandarisasi dengan
f.

menggunakan instruksi tercetak


Instruksi kemoterapi wajib ditulis pada formulir Instruksi kemoterapi
dan ditanda tangani spesialis onkologi. Informasi ini termasuk riwayat
alergi, tinggi badan dan berat badan, luas permukaan tubuh pasien.
Hal ini memungkinkan ahli farmasi dan perawat untuk melakukan

pengecekan ganda terhadap perhitungan dosis berdasarkan hal


2.

tersebut di atas
Persiapan dan penyimpanan
a. High alert medication disimpan di pos perawat di dalam troli atau
cabinet dan dikunci
b. Semua tempat penyimpanan harus diberi label jelas dan dipisahkan
dengan obat-obat rutin lainnya.
Apabila high alert medication harus disimpan di area perawatan
pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberi label peringatan
high alert medication pada tutup luar tempat penyimpanan
c. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert
medication, beri pesan pengingat di tutup cabinet agar perawat
waspada dengan high alert medication. Setiap kotak / tempat yang
berisi high alert medicationwajib diberi label
d. Infus intra vena high alert medication wajib diberi label jelas dengan

3.

menggunakan huruf / tulisan yang berbeda dengan sekitarnya


Pemberian obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua high alert medication sebelum dinberikan kepada
pasien
b. Pengecekan ganda
Tujuan:
Identifikasi obat-obat yang memerlukan verifikasi atau pengecekan
ganda oleh petugas kesehatan lainnya (orang kedua) sebelum
memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan
akurasi

Kebijakan:
Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high
alert medication tertentu / spesifik / di saat pelaporan
pergantian jaga / saat melakukan transfer pasien
Pengecekan ganda dicatat dalam rekam medis atau pada
catatan pemberian medikasi
Pengecekan pertama wajib
berwenang

menginstruksikan,

dilakukan

ppetugas

meresepkan,

obat-obatan (dokter, ahli farmasi, perawat)

yang

memberikan

Pengecekan kedua dilakukan petugas yang berwenang


(teknisi, perawat).

Petugas tidak boleh sama dengan

pengecekan pertama
Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda /
verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi sbb :
Setiap akan memberikan injeksi obat
Untuk infus
o
Saat terapi inisial
o
Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
o
Saat pemberian bolus
o
Saat pergantian jaga perawat / transfer pasien
o
Setiap terjadi perubahan dosis obat
Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan
instruksi dokter
High Alert medication yang memerlukan pengecekan ganda untuk
semua dosis termasuk bolus
Obat-Obatan
Kemoterapi
Heparin, Insulin
Infus Magnesium Sulfat pada pasien
Obstetric infus kateter saraf epidural dan perifer
Abciximab
Argatroban
Bivalirudin
Eptifibatide
Lepirudan
Citrat ACDA
Kalsium Klorida 8 mg / 1000 ml infus (untuk CRRT)

Obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari


kantong infus / vial
Obat-obatan yang memerlukan pengecekan ganda jika terdapat
perubahan kantong infus
Infus benzodiazepin
Kemoterapi
Infus opioid
Infus epidural
Infus kateter saraf perifer
Obat-obatan yang memerlukan pengecekan ganda jika terdapat
perubahan dosis / kecepatan pemberian
Epoprostenol

Treprostinol
Bensodiazepin
Infus opioid
Infus epidural
Heparin

Standar Prosedur Operasional (SPO)


Untuk dosis inisial atau inisial infus baru

Petugas pertama mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah


ini u ntuk pengecekan ganda oleh petugas kedua
o Obat-obat dengan label yang masih intak
o Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi / resep
/ instruksi tertulis dokter
o Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut
o Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
o
Perawat harus memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter
o Obat memenuhi 5 (lima) persyaratan
o
Membaca label dengan suara lantang kepada perawat
untuk verifikasi 5 syarat :
Tepat obat
Tepat dosis atau kecepatannya tepat, termasuk
pengecekan ganda mengenai perhitungan verifikasi
pompa infus
Tepat rute pemberian
Tepat frekuensi / interval
Tepat pasien
Pada beberapa kasus, wajib tersedia kemasan / vial obat
untuk memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat
yang benar, misalnya dosis insulin
Saat petugas kedua selesai melakukan pengecekan ganda,
kedua petugas puas bahwa obat telah sesuai, lakukan
pencatatan pada rekam medis / catatan pemberian medikasi
Petugas kedua harus menulis di cek oleh dan diisi nama
pengecek
Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan
kepada pasien
Pastikan infus obat berada pada jalur / selang yang benar dan
lakukan pengecekan selang infus mulai dari larutan / cairan
infus, pompa, hingga tempat ensersi selang
Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan
pemberian tepat, termasuk ketepatan data berat badan

Untuk pengecekan pada saat pedrgantian jaga perawat atau


transfer pasien
Petugas kedua akan memastikan beberapa hal sbb:
o Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan
o
Perawat
berikutnya akan membaca label dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk verifikasi
kelima syarat

Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin


bahwa obat telah sesuai, lakukan pencatatan pada bagian
pengecekan oleh perawat di rekam medis
c. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan,
dosis, dan tujuannya (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek,
jika memungkinkan)
d. Semua pemberian high alert medication intra vena yang bersifat
kontinu harus diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat
diberikan pada pasien di ruang intensif neonatus (Neonatus Intensif
Care Unit NICU), atau pada pasien risiko tinggi mengalami
kelebihan cairan (volume over load).
Setiap selang infus wajib diberi label nama obat yang diberikan pada
ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa (mempermudah
verifikasi dan meminimalkan kesalahan)
e. Pada keadaan emergensi, dimana pelabelan dan pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak
negatif terhadap pasien, dokter atau perawat pertama-tama wajib
menentukan dan memastikan bahwa kondisi klinis pasien benarbenar bersifat emergensi, perlu tata laksana segera sedemikian rupa
sehingga

pengecekan

ganda

dapat

ditunda.

Petugas

yang

memberikan obat wajib menyebutkan dengan lantang semua terapi


f.

obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien


Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke farmasi / apotik fan
dilakukan penunjauan ulang oleh ahli farmasi / apoteker apakah

terjadi kesalahan obat yang belum diberikan.


g. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk
mengetahui indikasi penggunaan dosis ekstra

VI.

1.

HIGH ALERT MEDICATION


AKALOID VINCA (VINCRISTIN, VINBLASTINE, VINORELBINE)

a.
b.
c.

d.
2.

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRATEKAL

a.
b.

c.
d.
e.
3.

Semua dosis Vincristin dan vinblastin disiapkan dan disimpan dalam


larutan 10 ml NaCl 0,9% (injeksi)
Vinorelbine disiapkan dan disimpan dalam larutan 20 ml NaCl 0,9%
(injeksi)
Spuit harus diberi label dengan peringatan:
fatal jika intratekal
hanya untuk penggunaan IV
Perlu pengecekan ganda
Tiap spuit harus disertai tutup dan harus tetap intak hingga waktu
pemberian obat
Lakukan pengecekan ganda setelah persiapan dosis obat intratekal untuk
memastikan obat dan pelabelan benar
Pelabelan meliputi peringatan
perhatian, hanya untuk penggunaan intratekal
perlu pengecekan ganda
Obat-obatan kemoterapi intratekal disiapkan dan disimpan dalam sediaan spuit
10 ml atau lebih kecil
Tidak boleh ada obat-obatan sitotolsik lainnya di sebelah tempat tidur pasien
selama proses pemberian obat kemoterapi intratekal
Lakukan pengecekan ganda

AGONIS ADRENERGIK IV (EPINEFRIN, FENILEFRIN, NIREPINEFRIN, ISOPROTERENOL)

a.
b.
c.

d.
e.

Instruksi medikasi harus meliputi kecepatan awal


Saat titrasi obat, meliputi parameternya
Konsentrasi standar untuk infus kontinu :
Epinefrin 4 mg / 250 ml
Norepinefrin 8 mg / 250 ml
Fenilefrin 50 mg / 250 ml
Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infus harus diberi label konsentrasi yg
digunakan adalah ......
Gunakan monitor kardiovasculer
pada semua pasien dengan
pemasangan vena sentral

4. ANTAGONIS ADRENERGIK (PROPANOLOL, ESMOLOL, METOPROLOL, LABETALOL)

a. Konsentrasi standar esmolol


Vial 100 mg / 10 ml
Ampul 2,5 gr / 10 ml

5.

DOPAMINE DAN DOBUTAMIN

a. Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena nama yang mirip,
konsentrasi mirip, indikasinya serupa. Gunakan label yang dapat
membedakan nama obat (misalnya DOBUTamin, DOPamin)

b. Gunakan konsentrasi standar


c. Beri label pada pompa dan botol infus berupa nama obat dan dosisnya

6. KALSIUM INTRAVENA (sebagai gluceptate, gluconate, chloride)

a. CaCl Tidak Boleh diberikan melalui IM sebab bersifat sangat iritatif


terhadap jaringan
b. Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah
kadar fosfor serum dan albumin serum
c. Efek samping yang dapat terjadi

Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapatb menyebabkan


bradiaritmia, terutama pada pasien yang mengkonsumsi digoksin)
Antagonis terhadap Calsium Cahannel Blocker (CCB) dan peningkatan
tekanan darah
Hipokalsiemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang
tidak efisien
Rasio kalsium yang tidak tepat dalam larutan IV dan menyebabkan
presipitasi dan kerusakan organ
Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida

d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan mg


e. Lakukan pengecekan ganda

7. AGEN KEMOTERAPI (intravena, intra peritoneal, intra arterial, intrahepatik,

intrapleural)
a. Sebelum meresepkan kemoterapi dan memberikan kemoterapi, perlu
serifikasi & verifikasi secara tepat
b. Instruksi kemoterapi wajib ditulis di formulir instruksi kemoterapi dan
ditanda tangani spesialis onkologi
c. Tidak boleh memberikan instruksi kemoterapi hanya dalam bentuk verbal
d. Jangan menggunakan singkatan. Singkatan u untuk unit tidak boleh
e. Jangan menggunakan pompa IV jika hanya perlu dosis bolus
f. Gunakan instruksi yang dicetak (print) dalam resep obat
g. Resep kemoterapi IV harus tertulis, dengan dosis individual, bukan jumlah
total obat yang diberikan sepanjang program terapi
h. Instruksi lengkap pemberian kemoterapi sbb:
Nama pasien & nomor rekam medis
Tanggal & waktu penulisan instrusi

Semua elemen yang digunakan untuk menghitung dosis inisial /


perubahan tatalaksana kemoterapi wajib mencantumkan dalam resep
(tinggi badan, berat badan, luas permukaan tubuh)
Indikasi & informed concent
Alergi

Nama kemoterapi, dosis, rute pemberian, tanggal pemberian setiap


obat

Jumlah siklus dan atau jumlah minggu pemberian regimen


pengobatan, jika mungkin
i. Beri label yang jelas & kemasan berbeda-beda untuk membedakan

j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.

8.

dengan obat lain


Semua dosis obat wajib disertai tulisan Perhatian:agen kemoterapi
Apabila ada dosis obat yang hilang wajib diselidiki segera oleh ahli
farmasi, dan dosis pengganti sebaiknya tidak diberikan sebelum disposisi
dosis pertama diverifikasi
Kemoterapi diberikan berdasarkan instruksi dokter dan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang berlaku
Beri label pada setiap benda / lat spesifik milik pasien yang berhubungan
dengan kemoterapi, misalnya Peringatan:materi/bahan anti neoplastik,
perlakukan dengan baik dan hati-hati
Kemoterapi akan dikemas dengan 2 (dua) lapisan untuk meminimalisasi
kemungkinan tercecer atau tersebar
Semua kemoterapi yang telah disiapkan akan menjalani pengecekan
ganda
Lakukan pengecekan dalam perhitungan dosis sebanyak 2 (dua) kali oleh
2 (dua) orang yang berbeda
Lakukan pengecekan pengaturan pompa kemoterapi sebelum memberikan
obat
Yang boleh memberikan kemoterapi hanya perawat yang mempunyai
komptensi pemberian kemoterapi

INFUS KONTINU HEPARIN, LEPIRUDIN, ARGATROBAN, WARFARIN IV

a. Protokol standar indikasi adalahnuntuk trombosis vena dalam (Deep Vein


Thrombosis DVT), sakit jantung, stroke, ultra filtrasi
b. Singkatan U untuk unit tidak boleh (jangan gunakan singkatan)
c. Standar konsentrasi obat untuk infus kontinu:

Heparin
25.000 unit / 500 ml dextrose 5% (setara dengan 50 unit
/ ml)
Lepirudin 50 mg / 250 ml dan 100 mg / 250 ml
Argatroban 250 mg / 250 ml
d. Gunakan pompa infus
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda
terhadap perubahan kecepatan pemberian
g. Pemberian bolus, berika dgn spuit (daripada memodifikasi kecepatan infus)
h. Obat-obatan wajib diawasi dan dipantau
i. Warfarin harus diinstruksikan secara harisn berdasarkan nilai INR/PT
harian

9.

INSULIN IV

a. Singkatan U untuk unit tidak boleh (jangan gunakan singkatan)


b. Infus insulin konsentrasi standar 1 unit / ml, berikan label High Alert, ikuti
protokol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka mempunyai waktu kadaluarsa dalam 30 hari
setelah dibuka
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label

e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (sering tertukar)


f. Jangan pernah menyiapkan insulin dosis 100 unit dalam spuit 1cc, selalu
gunakan spuit insulin khusus
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat wajib memberitahu kepada pasien bahwa mereka akan diberi
suntikan insulin
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat

Semua vial insulin wajib dibuang dalam 30 hari setelah dibuka


(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka / digunakannya insulin untuk
pertama kali harus dicatat pada vial
10. KONSENTRAT ELEKTROLIT: injeksi NaCl 0,9%, injeksi Kalium (kloride, acetat,

fosfat) > 0,4 Eq / ml


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (kecepatan melebihi 10 mEq / jam) atau dengan
dosis yang terlalui tinggi, dapat menyebabkan henti jantung
KCl tidak boleh diberikan IV push / bolus
Hanya disimpan di apotik, ICU, ICCU, dan kamar operasi
Standar konsentrasi pemberian infus NaCl: maksimum 3% dengan 500 ml
Diberikan label pada botol infus larutan natrium hipertonik 3% (merah)
Protokol KCl:
Indikasi infus KCl
Kecepatan maksimal infus
Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovasculer
Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan via pompa
Larangan memberikan larutan KCl multipel secara bersamaan (KCl intra
vena dan nfus KCl di jalur IV lainnya)
Diperbolehkan melakukan substitusi KCl oral menjadi KCl IV, jika diperlukan
Lakukan pengecekan ganda

11. INFUS NARKOSE / OPLAT, termasuk infus narkose epidural

a. Opiate dan substansi lainnya wajib disimpan dalam almari penyimpanan


terkunci di apotik / unit farmasi dan di ruang perawatan pasien
b. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia
dalam meresepkan obat
c. Beri label High Alert untuk infus kontinu dengan konsentrasi non standar
yang diberikan / diantarkan ke unit rawat, jika diperlukan sewaktu-waktu
d. Konsentrasi standar :
Morfin 1 mg / ml
Meperidin 10 mg / ml
Hidromorfin 0,2 mg / ml (5 kali lebih poten dibandingkan morfin)
Fentanil (penggunaan ICU) 10 mcg / ml
e. Konsentrasi tinggi (berikan label konsentrasi tinggi
Morfin 5 mg / ml
Hidromorfin 1 mg / ml ( 5 kali lebih poten dibandingkan morfin)
Fentanil (penggunaan ICU) 50 mcg / ml

f. Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti kebijakan Titrasi


g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di semua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin
h. Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat
alergi
i. Hanya gunakan nama generik
j. Jalur pemberian epidural

Semua pemberian infus narcose / opiate harus diberikan dengan


pompa infus terprogram dan diberikan label pada alat pompa

Gunakan tabung infus spesifik (warna kuning bergaris) tanpa portal


injeksi

Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan selang infus
IV untuk membedakan
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggung jawab
l. Lakukan pengecekan ganda

12. AGEN SEDASI IV (lorazepam, midazolam, propofol)

a.

b.

Setiap infus sedasi kontimu mempunyai standar dosis:


Lorazepam 1 mg / ml
Midazolam 1 mg / ml, efek puncak 5-10 mnt
Propofol 10 mg . ml
Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital,
tersedia peralatan resusitasi)

13. INFUS MAGNESIUM SULFAT

a. Tergolong sebagai High Alert pada pemberian konsentrasi melebihi standar,


yaitu > 40 mg / ml dalam larutan 100 ml ( 4 g dalam 100 ml larutan isotonik /
saline)
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan
pompa infus
14. INFUS ALTEPLASE (t-PA, Activase) IV

a. Semua infus Alteplase yang digunakan di rumah sakit harus disiapkan oleh
ahli farmasi
b. Untuk penggunaan dalam kondisi emergensi, saat ahli farmasi tidak ada di
tempat untuk mempersiapkan obat, sediaan Alteplase disimpan di IGD. Saat
obat ini akan digunakan, lakukan pencatatan sesuai dan lengkap berisi
identifikasi pasien dan alasan / indikasi pemberian obat
Pencatatan ini harus ditransmisikan ke farmasi / apotik sbelum dosis obat
berikutnya diberikan
c. Siapkan Alteplase dengan dosis spesifik untuk setiap pasien
d. Tidak boleh ada obat ekstra / berlebih di container obat final yang akan

diberikan pasien (hanya obat dengan dosis spesifik dan tepat yang
diletakkan di container obat final)
e. Beri label pada setiap dosis obat yang digunakan ( di spuit dan di container
infus) dan harus meliputi minimal sbb:

Nama pasien

Nomor rekam medis

Lokasi pasien

Nama generik dan paten obat yang digunakan

Konsentrasi obat yang dinyatakan dalam mg / ml

Kuantitas total obat / volume total larutan yang terkandung di dalam


sediaan

Tanggal kedaluarsa obat

Kecepatan pemberian infus


f. Pemberian obat tidak boleh diinterupsi dan dilakukan di area / tempat yang
bebas gangguan / destruksi
g. Perlu pengecekan ganda

15. INJEKSI TENECTEPLASE IV

a. Pada tempat penyimpanan obat, berikan label yang jelas,untuk dapat


membedakan dengam alteplase dan meminimalisir kemungkinan obat
tertukar
b. Lakukan pengecekan ganda
16. AGEN BLOK NEUROMUSCUAR (Suksinilkolin, rokuronium, pankuronium)

a. Harus disimpan di area khusus dan spesifik seperti kamar operasi, ruang
rawat instensif (Pediatric Intensif Care Unit / Neonatus Intensive Care Unit /
Intensif Care Unit ), IGD, Cath Lab.
b. Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat lain
Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan obat
di luar kamar operasi
c. Penyimpanan harus dipisahkan dari obat-obatan lain, misalnya dengan
kotak berwarna, penyekatan, dsb
d. Semua infus agen blok neuromuscular harus mempunyai label yang
bertuliskan:

Peringatan, agen paralisis

Dapat menyebabkan henti nafas


e. Lekukan pengecekan ganda
f. Untuk setiap kontainer obat baru yang disediakan farmasi (vial, spuit, dsb),
pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas di rekam medis
g. Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infus
dan pengaturan pompa infus
h. Kapanpun memungkinkan instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia.
Instruksi juga harus menyatakan Pasien harus terpasang ventilator

Jangan pernah menganggap obat-obatan sebaghai Relaksan

Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di ekstubasi dan


tidak menggunakan ventilator lagi

17. OBAT-OBATAN INOTROPIK IV (Digoksin, milrtinone)

a. Obat-obatan ini mepunyai rentang teurapeutik yang sempit dan


mempunyai sejumlah interaksi obat
b. Pasien yang harus mendapat pengawasan ekstra adalah lansia (geriatri)
yang mendapat dosis tinggi obat inotropik dan juga mengkonsumsi
quinidine
c. Dalam menggunakan obat, berikan sedukasi kepada pasien mengenai
pentingnya kepatuhan pasien dalam dosis, perlunya pemeriksaan darah
perifer secara rutin, dan tanda-tanda peringatan akan terjadinya potensi
overdosis
d. Tingkatkan pemantauan pasien dengan memperbanyak kunjungan dokter
dan pemeriksaan laboratorium
e. Lakukan pemeriksaan digoksin darah secara rutin
f. Monitor penggunaan digoksin dan kembangkan protokol mengenai indikasi
penggunaan digoksin

18. GARAM FOSFAT (Natrium & Kalium)

a. Sedapat mungkin berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral


b. Berikan dalam bentuk Natrium fosfat kapanpun memungkinkan
c. Pemberian Kalium fosfat berdarkan level / kadar fosffat inorganic pasien
dan faktor klins lainnya
d. Dosis normal Kalium fosfat tidak melebihi 0,32 mmol/Kg BB 12 jam. Dosis
dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg / dl
e. Selalu brrikan via pompa infus

VII.

PEMBERIAN HIGH ALLERT MEDICATION PADA PEDIATRI DAN NEONATUS

1. High Alert Medicationn pada pediatri dan neonatus serupa dengan dewasa,
sbb :
a.
Regiside (semua jalur pemberian)
b. Chloral Hydrate (semua jalur pemberian)
c. Insulin (semua jalur pemberian)
d. Digoksin (oral & IV)
e. Infus dopamine, dobutamie, epinefrin, norepinefrin
2. Pemberian chloral hydrate untuk sedasi
a. Kesalahan yang sering terjadi
Dosis tertukat karenaterdapat 2 (dua) sediaan: 250 mg / 5 ml dan 500
mg/ 5 ml
Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml) dan bukan dalam
dosis mg

Pasien agitasi sering meendapat dosis multipel sebelum dosis yang


pertama mencapai efek puncaknya sehingga mengakibatkan terjadinya
overdosis
b. Tidak boleh digunakan di rumah
c. Monitor semua anak yang diberi chloral hydrate untuk sedasi pre
operatif sebelum dan setelah prosedur dilakukan, Buat rencana
resusitasi dan pastikan tersedianya peralatan resusitasi
3. Prosedur pemberian obat
a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 (dua) petugas kesehatan yang
berkualitas (dokter, perawat, ahli farmasi)
b. Berikut adalah konsentrasi satandar obat-obatan untuk penggunaan
secara kontinu infus intra vena untuk semua pasien pediatri yang
dirawat, PICU & NICU. Berikan label Konsentrasi .... untuk spuit atau
botol infus dengan konsentrasi modifikasi
c. Hanya staf berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan
memberikan obat
d. Simpan dan instrusikan hanya 1 (satu) konsentrasi
e. Harus memberikan instruksi dalam satuan miligram, tidak boleh
menggunakan satuan mililiter
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai
rutinitas. Jika diperlukan secara pro renata (jika perlu), tentukan dosis
maksimal yang masih diperbolehkan, misalnya dosis maksimal 500 mg/
hari
TABEL KONSENTRASI STANDAR OBAT-OBATAN UNTUK PEDIATRIC, PICU, NICU

Obat
KCl

Konsentrasi 1
0,1 mEq / ml

Konsentrasi 2
0,2 mEq / ml

(10 mEq / 100 ml)


Spesifik untuk Pediatric / PICU
Dopamin
1600 mcg / ml

(20 mEq / 100 ml)

Dobutamin

(400 mcg / 250 ml)


200 mcg / ml

(800 mcg / 250 ml


4000 mcg / ml

Epinefrin

(500 mcg / 250 ml)


16 mcg / ml

(1 mg / 250 ml)
32 mcg / ml

Norepinefrin

(4 mg / 250 ml)
16 mcg / ml

16 mg / 250 ml)
32 mcg / ml

(4 mg / 250 ml)

(8 mg / 250 ml)
0,5 un/ ml

Insulin reguler
1 Unit / ml
Spesifik untuk NICU
Dopamin
400 mcg / ml
Dobutamin
500 mcg / ml
Epinefrin
20 mcg / ml
Insulin reguler

Konsentrasi 3

3200 mcg / ml

800 mcg / ml
1000 mcg / ml
40 mcg / ml
0,1 unit / ml

64 mcg / ml
16 mg / 250 ml

1600 mcg / ml
2000 mcg / ml

0,5 unit /ml


Fentanil

4 mcg / ml

DAFTAR PUSTAKA
1. Wisconsin Patient Safety Institute, Model high alert medication policy &
procedures
2. Institute for Safe Medication Practice (ISMP). ISMPs list of high alert medication
ISMP 2012
3. The University of Kansas Hospital. High alert medication double check. Dalam
Medication managemen. Corporate Policy Manual. Volume 2. Kansas: 2010
4. John Dempsey Hospital-Department of Pharmacy. High alert medication. Dalam
Pharmacy practice manual. Connecticut; University of Connecticut Health
Center, 2008
5. Cohen M, Kilo C. Hig alert medication: safeguarding against error. Dalam: Cohen
M, peny. Medication error. USA: American Hospital Association, Health Research
& Educational Trust, Institute for Safe Medication Practice; 2002
6. Regional Pharmacy Nursing Committee. Regional high alert mediaction safety
practice. Regional Pharmacy and Teurapeutic Committee; 2010
7. Koczmara C. High alert medication: no room for errors. Kanada: ISMP; 2003
8. Graham S,Clopp MP, Kostek NE, Crawford B. Implementation of a high alert
medication program. The Permanente Journal. 2008; 12: 15-22
9. Joint Commition on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO). High
alert medication and patient safety. Int J Qual Health Care 2001; 13: 339-340
10. Cabral K, Wendler L, High alert medication, polypharmacy & avoidable
hospitalizations; Practice Improvement Series Meeting (PRISM). 2011

11. Kane J. High alert medication policy. The University of Toledo Medical Center
2011
12. Colorado Foundation for Medical Care. Campaign interention fact sheey: hig
alert medication.
13. Medication Use Quality Committee. High alert medications: identification, double
check and labeling. Saskatoon Health Region; 2009

Anda mungkin juga menyukai