Anda di halaman 1dari 9

Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal (KSB) adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel-sel
basal epidermis dan apendiknya. Karsinoma sel basal merupakan kanker paling sering di jumpai,
berkisar 75-80% dari jumlah pasien kanker kulit nonmelanom. Diperkirakan bahwa lebih dari 1
juta kasus baru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Epidemiologis menunjukkan bahwa
kejadian secara keseluruhan meningkat sacara signifikan di seluruh dunia 3% -10% per tahun.
Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit berwarna dan
paparan sinar matahari yang lama dan kuat berperan dalam perkembangannya. Lebih sering pada
pasien yang berusia lebih dari 60 tahun, dan 57% pada laki-laki. Tertinggi persentase lesi terjadi
pada hidung (20,9%), diikuti oleh situs lain pada wajah (17,7%). Pada usia lanjut lesi yang
paling sering di daerah kepala dan leher. Karsinoma sel basal dapat juga dijumpai pada anakanak dan remaja walaupun jarang.
KSB jarang pada orang kulit hitam karena toprotection sikan melekat melanin dan dispersi
melanosomal. Diperkirakan 1,8% dari KSB terjadi pada orang kulit hitam, dan sekitar 19 kali
lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada kulit hitam.
Etiologi
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa penelitian menyatakan
bahwa faktor predisposisi yang memegang peranan penting perkembangan karsinoma sel basal.
Faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab yaitu : Faktor internal : umur, ras, genetik, dan
jenis kelamin. Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UV B 290- 320 nm), radiasi ionisasi, bahanbahan karsinogenik, mis : arsen, inorganik, zat-zat kimia, hidrokarbon polisiklik, trauma mekanis
kulit mis : bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi kronis, dan lain-lain.
Paparan cahaya ultraviolet, khususnya ultraviolet B spektrum (290-320 nm) yang menginduksi
mutasi pada gen supresor tumor. Radiasi UVB membuat kerusakan DNA dan mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh sehingga menghasilkan perubahan genetik yang progresif dan
neoplasma. Mutasi yang diinduksi UV pada gen supresor tumor p53 telah ditemukan sekitar 50%
dari kasus KSB.
Patogenesis
Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut, kelenjar ekstrin).
Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada orang yang
sedikit pigmentnya dan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epidermis
terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai
energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam bentuk panas.
Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel atau mengalami mutasi
untuk selanjutnya menjadi sel kanker.

Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan pengaruh
sinar matahari, tipe kulit, warna kulit dan faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi
ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada manusia melalui efek imunologi
dan efek karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan
berhubungan dengan terjadinya perubahan pada DNA yaitu terbentuknya photo product yang
disebut dimer pirimidin yang diduga berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet
menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain : lnduksi timbulnya
menjadi sel kanker, menghambat immunosurveillance dengan menginduksi limfosit T yang
spesifik untuk tumor tertentu.
Carucci JA, Leffell DJ, Pettersen JS. Basal cell carcinoma dalam Fitzpatricks
dermatology in general medicine. Edisi ke-8. Editor; Golsmith LA, katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS,, Leffell DJ, Wolff. Penerbit : The McGraw-Hill Companies. 2012.hal.12941303.

Gambaran Histopatologis
Sifat-sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada umumnya mempunyai
inti yang besar, oval atau memanjang dengan sedikis sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal
mirip dengan sel basal pada stratum basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma
lebih besar atau tidak tampak adanya jembatan antar sel. Inti dari sel karsinoma sel basal lebih
seragam (tidak banyak berbeda dalam ukuran dan intensitas perwarnaan) dan tidak tampak
gambaran anaplastik.
Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma yang sering tampak
sebagai jaringan dengan banyak fibroblast muda. Oleh karena parenkim tumor berasal dari sel
epitelial, dan stroma berasal dari mesoderm, yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit.
Berdasarkan gambaran histopatologis Lever (1993) membagi Karsinoma Sel Basal dalam 2
golongan :
i. Differensiasi yaitu :
a. Jenis keratotik
Disebut juga tipe pilar karena berdifferensiasi ke arah rambut menunjukkan selsel para keratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma agak
eosinafilik dan dijumpai horn cyst (kista keratin). Sel parakeratonic dapat
membentuk susunan konsentris atau mengelilingi kista keratin.
b. Jenis differensiasi sebasea
Dulu disebut bentuk kistik, merupakan bentukbsolidbyang mengalami

nekrobiosis. Tetapi tidak terbukti secara histokimia bahwa bentuk tersebut adalah
di fferensiasi kelenjar sebasea.
c. Jenis Adenoid
Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat. Kadangkadang ditemukan lumen yang dikelilingi sel-sel bersekresi. Sel tersusun
berhadapan, melingkari pulau-pulau jaringan ikat sehingga tumor berbentuk
seperti renda. Dalam lumen dapat ditemukan semacam substansi koloid atau
materi granuler yang amorph. Akan tetapi belum ada bukti aktivitas sel yang
bersifat sekretoris pada tepi lumen.
ii. Tidak berdifferensiasi
a. Jenis solid
Merupakan gambaran histopalogik yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau
sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid,
dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, stioplasma sedikit, sel-sel pada tepi
massa tumor tersusun palisade.
Bentuk solid ini juga dibagi 2 sub kelompok :
1. Sirkumskrip

Tampak parenkim tumor dengan berbagai bentuk dan ukuran pada dermis
lebih dari 90% parenkim tumor berhubungan dengan epidermis.
Batas tepi tumor terdiri dari sel yang tersusun palisade (seperti pagar),
sedangkan sel didalam tumor tidak beraturan.
Kadang-kadang terjadi disintegrasi sel pada pusat tumor sehingga
terbentuk kista.

2. lnfiltrative

Disebut sebagai karsinoma sel basal yang agresif


Terdiri dari sel basaloid yang tersusun memanjang dengan ketebalan hanya
beberapa lapis dengan atau tanpa susunan palisade pada tepinya.
Tumor ini dapat mengadakan invansi dalam batas tumor tidak jelas, sel
dan inti sel bentuk dan ukurannya bervariasi.
Beberapa pembagian jenis berdasarkan diferensiasi yang lain adalah:

Jenis adamontionoid, keratotik, kistik, adenoid, plexiform,dan


pigmented (seldan + Helwing 1974).
Jenis superfisial dan morphealike.
Menurut Sloan (1974)
mengemukakan bahwa pembagian jenis karsinoma sel basal
menurut diferensiasi kurang mempunyai arti prognostik.

Gambaran Klinis
Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam dari karsinoma sel basal
terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy), semitranslusen berbentuk bundar
dengan bagian tengah lesi cekung (central depresion) dan bisa mengalami ulserasi dan
pendarahan, sedangkan bagian tepi maninggi seperti mutiara yang merupakan tanda khas yang
pada pinggiran tumor ini.
Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telngektase dan atropi. Lesi tumor ini
tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan suatu proses kronis yang berlangsung
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan ulkus ini secara perahan-lahan dapat bertambah besar.
Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3 sindroma klinik yaitu :
1. Tipe
Nodula-ulseratif
(Ulkus
Rodens)
Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2 - 4 mm, translusen, warna pucat seperti lilin
(waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat perubahan pembuluh darah
superficial melebar (telangiektasi). Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi
membesar, terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti
mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan
erosi spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar irreguler dan
ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi
yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal.

Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.

2. Tipe
pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, ad nya pada jenis ini berwarna coklat
atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata) kadang- kadang menyerupai
Melanoma. Banyak dijumpai pada orang dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah
tropis.
3. Tipe
morphea-like
atau
fibrosing
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang berwarna
kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada
permukaannya tampak beberapa folikel rambut yang mencekung sehingga memberikan
gambaran seperti sikatriks. Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang
mangalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasif kearah dalam.Tepi ini menyerupai
penyakit morphea atau skleroderma.
b. Tipe
superfisial
Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi dapat
meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya multipel, terutama dijumpai
pada badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.

c. Tipe fibroepitelial
Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai pendek, permukaannya
halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai dipunggung. Tipe ini sangat jarang
ditemukan.
Sindroma klinik yang merupakan bagian penting dari karsinomasel basal yaitu:
1. Sindroma karsinoma sel basal nevoid.
Dikenal sebagai sindroma Gorlin-Goltz Merupakan suatu sindroma yang diturunkan
secara autosomal dan terdiri dari :
a. Kelainan kulit ; berupa nodul kecil yang multipel yang terdapat pada masa kanakkanak atau akhir pubertas, terutama dijumpai pada muka dan badan.
b. Selama stadium nevoid, ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering setelah umur
dewasa, lesinya mengalami ulserasi dan ke dalam stadium neoplastik dimana
terjadi invasi, destruksi dan multilasi. Kematian dapat terjadi karena invasi ke
otak terdapat cekungan (pit's) pada telapak tangan dan kaki.
c. Kelainan tulang : berupa kista pada rahang, kelainan pada tulang iga dan tulang
belakang (skoliosis, spina bifida).
d. Kelainan sistem saraf : berupa perubahan menonjol dan retardasi mental
e. Kelainan mata : berupa katarak, buta congenital.
2. Sindroma linear and generalized folicular basal cell nevi.

Merupakan jenis yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linier, berupa nodul disertai
komedo dan kista epidermal, tersusun seperti garis dan unilateral. Biasanya teradapa
sejak lahir. Pada jenis generalized folicular ditemukan adanya kerontokan rambut yang
bertahap, akibat kerusakan folikel rambut akibat pertumbuhaun tumor.
3. SindormaBazex:atrophodermadenganmultipelkasinomaselbasal. Disamping itu ada juga
tipe-tipe klinis yang jarang dijumpai yaitu : fibro epitelioma, giant pore BCC, wild fire
BCC, angiomatous BCC, lipoma like BCC, giant exophytic BCC, hiperkreatotic BCC
dan intra oral BC
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Karsinoma sel skuamosa


Melanocytycnaevi (NevusPigmentosus)
Melanoma Malignan
Trichoepitelioma
Hiperplassia sebaceus.
Keratosis seboroik (Keratosissenelis

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis), dan pemeriksaan
histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit terutama dimuka yang sudah berlangsung
lama berupa benjolan kecil, tahi lalat, luka yang sukar sembuh, lambat menjadi besar dan mudah
berdarah. Tidak ada rasa gatal / sakit. Pada pemeriksaan fisik terlihat papul / ulkus dapat
berwarna seperti warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba indurasi. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening regional. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
histopatologi yaitu dengan dilakukan biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang tersangka KSB
harus dilakukan biopsi.

Penatalaksanaan
Tujuan karsinoma sel basal yaitu kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik karena umumnya
karsinoma sel basal terdapat pada wajah. Terapi dapat bersifat preventif dan kuratif. Banyak
metode
pengobatan
karsinoma
sel
basal
yaitu
:
Preventatif:
Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu diketahui
perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang sering melakukan
aktifitas diluar rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar

matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah diperlukan tabir surya dengan
SPM
yang
lebih
tinggi
(>15-30).
Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV pada
beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan dapat berfungsi
untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah
banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai
gejala
klinik
atau
penyakit
yang
cukup
serius.
Akibat reaksi oksidatif radikal bebas di DNA menimbulkan mutasi yang akhirnya menyebabkan
kanker. Diantara antioksidan tersebut adalah ; betakaroten, vitamin E, dan vitamin C.1
Kuratif :
1. Bedah
eksisi
Bedah eksisi atau bedah skalpel pada KSB dini memberikan tingkat sembuhan yang
tinggi.
2. Radioterapi
Penyinaran lokal diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1 - 2 cm jaringan
sehat disekelilingnya. Pe nyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per fraksi, 5 fraksi
dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.
3. Kuretasi
dan
elektrodesikasi
Dilakukan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara cutting dan koagulasi
dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan untuk pemeriksaan
histopatologi, dilakukan dengan electro section (pure cutting). Terlebih dahulu diberi
marker 3 - 5 mm di luar tumor.1
4. Bedah
beku(cryosurgery)
Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang dapat
menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajat Celcius di bawah
nol (subzero). Efek yang ingin dicapai :
a. Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan
b. ringan dimana terjadi vesikulasi (tampak vesikel atau bula), kemudian diikuti
krustasi dan proses wound healing tanpa jaringan parut dan kemungkinan
hipopigmentasi.
c. Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis dan jaringan
dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya
terjadi kerusakan membran sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik,
respon immunologik selama masa pencarian kristal es (thaw period).1
5. Bedah kimia
6. Terapi laser

Pengamatan lebih lanjut setelah pengobatan perlu dilakukan, untuk mengawasi


kemungkinan terjadinya kekambuhan dan kemungkinan adanya tumor baru yang
mungkin timbul. Kemungkinan kambuh berulang dilaporkan 11%-49%.
Rekuren
Karsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi, terutama bila pengobatan tidak adekuat.
Biasanya rekurensi terjadi 4 bulan pertama sampai 12 bulan setelah pengobatan
Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai 99%.

Anda mungkin juga menyukai