Anda di halaman 1dari 30

( ,l I A

*i1i4

lfu,

REG ULASI TER KAIT DEA.TGAN


HAK PE'I\I GEL O L Ar+^f (HPt)

KE]TfEAIIERIA N A GRA RIA DA N TATA

R LIA

NG.BADA.N

P E R"TAN

AIIAN NA SI O NAL

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 tentang


Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agra ria
Pasal 2 avat (21
Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk

:'

mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan

ifi*;

bumi, air dan ruang angkasa tersebut;

menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi,

air

dan ruang angkasa;

menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatanperbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Penielasan Umum Angka ll Nomor 2

Negara dapat memberikan tanah yang demikian itu kepada seseorang atau badan hukum
dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya, misalnya hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan atau hak pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada
sesuatu Badan Penguasa (Departemen, Jawatan atau Daerah Swatantra) untuk dipergunakan
bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.

.,r::i

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang perubahan Atas


undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea perotehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan
Penielasan Pasal 2 avat (3) huruf

Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan


pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara

lain, berupa perencanaan peruntukan dan pengtunaan tanah, penggunaan

tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian


dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan
pihak ketiga.

,,,*+

susun
undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Pasal 1 Angka 11

SHM sarusun adalah tanda bukti


sertifikat hak milik sarusun yang selanjutnya disebut
guna bangunan atau hak pakai di atas
kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak
pakai di atas tanah hak pengelolaan'
tanah negara, serta hak guna bangunan atau hak

,,l.:n

Pasal 17
numah susun dapat dibangun di atas tanah:
a. hak milik;
negara; dan
b. hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah
pengelolaan'
c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak
Pasal 22 avat (3)

di atas tanah hak guna bangunan atau hak


Dalam hal pembangunan rumah susun dilakukan
c' pelaku

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf


atau hak pakai di atas hak
pembangunan wajib menyelesaikan status hak guna bangunan
sebelum menjual
pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

pakai

di atas hak pengelolaan

sarusun Yang bersangkutan.


Pasal 47 avat (1)

atau
atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan,
atas tanah hak
negara, hak guna bangunan atau hak pakai di

S"b"C"itr"d" bukti kepemilikan


hak pakai di atas tanah

\ \'1

pengelolaan diterbitkan SHM sarusun'

Undang-undang Nomor 2 Tahun zoLzrentang pengadaan Tanah


Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 1 Angka 7
Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan
kepada pemegangnya.

Penielasan Pasal tl()

Pemberian Ganti Kerugian pada prinsipnya harus diserahkan langsung kepada pihak yang Berhak
atas Ganti
Kerugian. Apabila berhalangan, Pihak yang Berhak karena hukum dapat memberikan kuasa
kepada pihaklain
atau ahli waris' Penerima kuasa hanya dapat menerima kuasa dari satu orang yang berhak atas

Kerugian.
Yang berhak antara lain:
a. pemeg-ang hak atas tanah;
b. pemegang hak pengelolaan;
c. nadzir, untuk tanah wakaf;
d. pemilik tanah bekas milik adat;
e. masyarakat hukum adat;
f. pihakyang menguasai tanah negara dengan itikad baik;
g. pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau
h. pemilik bangunan, tanaman atau benda lain yang berkaitan dengan
tanah.

,\

r,'A

Ganti

Pada ketentuannya, Ganti Kerugian diberikan kepada pemegang Hak atas Tanah. untuk
hakguna bangunan

atau hak pakai yang berada di atastanah yang bukan miliknya, Ganti Kerugian diberikan kepada
pemeganghak guna bangunan atau hak pakai atas bangunan, tanaman, atau
bendalain yang berkaitan
dengan tanah yang dimiliki atau dipunyainya,sedangkan Ganti Kerugian atas tanahnya diberikan
kepada
pernegang hakrnilik atau hak pengelolaan.

ffi
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna usaha,
Hak Guna Bangunan dan Hak pakai Atas Tanah
Pasal 1 angka 2

Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian
dilimpahkan kepada pemeganBnya.
Pasal 22

(L) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh
Menteri
atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan diberikan dengan keputusan pemberian
hak oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk berdasar-kan usul pemegang Hak pengelolaan.
(3) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat permohonan dan pemberian diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.
Pasal 26 arrat (2)

Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan diperpanjang atau diperbaharui atas permohonan
pemegang Hak Guna Bangunan setelah mendapat persetujuan dari pemegang Hak pengelolaan.
Pasal 30 huruf d
Pemegang Hak Guna Bangunan berkewajiban
l

menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan kepada Negara, pemegang

A,rA

Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah Hak Guna Bangunan itu hapus;

trasal 34 ayat (7)

Peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan harus dengan persetujuan tertulis dari
pemegang Hak Pengelolaan.

\\ \)
'r-

'

!.!t! ll_.*t

--

..--.

-:---

.:---

'

Pasal 35
(L) Hak Guna Bangunan hapus karena

berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya
atau dalam perjanjian pemberiannya;
dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik
sebelum jangka waktunya berakhir, karena :
1) tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30, pasal 31 dan pasal 32; atau

2) tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam

perjanjian

pemberian Hak Guna Bangunan antara pemegang Hak Guna Bangunan dan pemegang Hak
Milik

3)

atau perjanjian penggunaan tanah Hak pengelolaan; atau


putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

Pasal 35

(1)
(2)
(3)

Hapusnya Hak Guna Bangunan atas tanah Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 35
mengakibatkan tanahnya menjadi tanah Negara.
Hapusnya Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
35
mengakibatkan tanahnya kembali ke dalam penguasaan pemegang Hak pengelolaan.
Hapusnya Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam pasal 35
mengakibatkann tanahnya kembali ke dalam penguasaan pemegang Hak Milik.

Pasal 38

Apabila Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan atau atas tanah Hak Milik hapus sebagaimana
dimaksud Pasal 35, maka bekas pemegang Hak Guna Bangunan wajib menyerahkan tanahnya kepada
pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik dan memenuhi ketentuan yang sudah
disepakati

tlri

t)

dalam perjanjian penggunaan tanah Hak Pengelolaan atau perjanjian pemberian Hak Guna Bangunan
atas tanah Hak Milik.

Pasal 55 ayat (1)


(1) Hak Pakai hapus karena

berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya
atau dalam perjanjian pemberiannya;
dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak pengelolaan atau
pemegang Hak Milik sebelum jangka waktunya berakhir, karena :
1) tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 50, pasal 51 dan pasal 52; atau

2) tidak

dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam perjanjian


pemberian Hak Pakai antara pemegang Hak Pakai dan pemegang Hak Milik atau perjanjian

3)

penggunaan Hak Pengelolaan; atau


putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 55

(1)
(2)
(3)

,\r'4,

Hapusnya Hak Pakai atas tanah Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 mengakibatkan
tanahnya menjadi tanah Negara.
Hapusnya Hak Pakai atas tanah Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 55
mengakibatkan tanahnya kembali dalam penguasaan pemegang Hak pengelolaan.
Hapusnya Hak Pakai atas tanah Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 mengakibatkan
tanahnya kembali dalam penguasaan pemegang Hak Milik.

Pasal 58

Apabila Hak Pakai atas tanah Hak Pengelolaan atau atas tanah Hak Milik hapus sebagaimana dimaksud
Pasal 55, bekas pemegang Hak Pakai wajib menyerahkan tanahnya kepada pemegang Hak pengelolaan

atau pemegang l-lak Milik dan memenuhi ketentuan yang sudah disepakati dalam perjanjian

\\[

penggunaan tanah Hak Pengelolaan atau perjanjian pemberian Hak Pakai atas tanah Hak Milik.

Peraturan Pemerintah Nom or 24 Tahun 1997


tentang Pendaftaran Tanah
Pasal 1 angka 4

Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan


pelaksanaannya sebagian dirimpahkan kepada pemegangnya.

Pasal 9 avat (1) Huruf b

Obyek pendaftaran tanah meliputi

b. tanah hak pengelolaan

Il

I' r)

Peraturan Pemerintah Nomor 112 Tahun 2000 tentang pengenaan


Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena pemberian
Hak pengelolaan
Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan


Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari
Negara atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya

untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah, menggunakan


tanah untuk

rllll

keperluan
pelaksanaan tugasnya, menyerahkan bagianbagian
tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja
sama dengan pihak ketiga.
Pasal 2

Besarnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan


karena pemberian Hak pengelolaan adalah
sebagai berikut :
0% (nol persen) dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan yang seharusnya terutang, dalam hal
penerima Hak Pengelolaan adalah Departemen, Lembaga
Pemerintah
pemerintah

Non Departemen,
Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, lembaga pemeri.ntah
lainnya, dan perusahaan
Umum Pembangunan perumahan Nasional (perum perumnas);
5o% (lima puluh persen) dari Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan yang seharusnya terutang
dalam hal penerima Hak pengelolaan selain dimaksud pada
huruf a.
Penielasan Pasal 2 Huruf a
Yang dimaksud dengan lembaga pemerintah lainnya
antara lain

otorita pengembangan Daerah lndustri


Pulau Batam' Badan Pengelola Gelanggang olahraga
Senayan, dan lembaga pemerintah sejenis yang
ditetapkan dengan Keputusan presiden.

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun


2010 tentang penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Tertantar

Pasal 1 angka 2

ffi

Hak pengerolaan adarah Hak Menguasai


dari Negara
yang kewenangan pelaksanaannya

sebagian

dilimpahkan kepada pernegangnya.

ffi

Peraturan Presiden Republik rndonesia Nomor 71


Iiahun zolz
Tentang Penyelenggaraan pengadaan Tanah Bagi pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
Pasal 1 Aneka 7

Hak Pengelolaan adalah hak menguasai


dilimpahkan kepeda pemegangnya.

dari negara yang kewenangan pelaksanaannya

sebagian

Pasal 17
it;:1i,:
'.1 .:
'

't':i:i:

(1)

Pihak yang Berhak sebagaimana dimaksud dalam pasal


16 berupa perseorangan, badan hukum,
badan sosial' badan keagamaan, atau instansi pemerintah
yang memiliki atau menguasai obyek
Pengadaan Tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(21 Pihak yang Berhak sebagaimana dimaksud pada
ayat 1i; metiputi:
a. pemegang hak atas tanah;
b. pemegangpengelolaan;
c' nadzir untuk tanah wakaf; Pusat Hukum dan Hubungan Masyarakat
BpN Rl Bidang sJDl Hukum
d. pemilik tanah bekas milik adat;
e. masyarakat hukum adat;
f. pihakyang menguasai tanah negara dengan itikad baik;
C. pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau
h' pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan
tanah

Pasal 19

Pemegang hak pengelolaan sebagaimana


dimaksud datam pasal L7 ayat (2) huruf b merupakan
hak
menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya
dilimpahkan kepada pemegangnya
berdasarka n ketentuan peratu ra n peru n dang_undangan.

Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 riahun


lgos tentang
Pelaksanaan Konversi Hak penguasaan
Atas Tanah Negara dan
Ketentuan-Ketentuan tentang Kebijaksanaan
selanjutnya
Pasal 1
Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai
dimaksud dalam peraturan pemerintah No. g tahun
1953' yang diberikan kepada Departemen-departemen,
Direktorat-direktorat dan daerah-daerah
swatantra sebelum berlakunya Peraturan
ini sepanjang tanah-tanah tersebut hanya dipergunakan
untuk kepentingan instansi-instansi itu sendiri
dikonversi menjadi hak pakai, sebagai dimaksud
dalam Undang-undang Pokok Agraria, yang
berlangsung serama tanah tersebut dipergunakan
untuk keperluan itu oleh instansi yang bersangkutan.

Pasal 2

Jika tanah Negara sebagai dimaksud pasal


1, selain dipergunakan untuk kepentingan instansiinstansi itu sendiri, dimaksudkan juga
untuk dapat
ketiga' maka hak penguasaan tersebut diatas diberika-n dengan sesuatu hak kepada pihak
dikonversi menjadi hak pengelolaan sebagai
dirnaksud dalam pasal 5 dan 6, yang
i"rlangsung selama tanah tersebut dipergunakan
kepertuan itu oleh instansi yang bersangkutan.

untuk

Pasat 5

Apabila tanah-tanah Negara sebagai dimaksud


dalam pasal 4 di atas, selain dipergunakan oleh
instansi-instansi itu sendiri,
luga dimaksudkan untuk diberikan dengan sesuatu hak kepada pihak
ketiga' maka oleh Menteri Agraria tanah-tanah
tersebut akan diberikan kepada instansi tersebut
dengan hak pengelolaan.

,.+

Pasal 6

(1) Hak pengelolaan sebagaidimaksud dalam pasal 2 dan pasal 5 di atas


memberikan wewenang
kepada pemegangnya untuk :
a. Merencanakan peruntukkan dan penggunaan tanah tersebut;
b. Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya;
c. Menyerahkan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dengan hak pakai
yang berjangka waktu 6 (enam) tahun;
d. Menerima uang pemasukan/ganti-rugidan/atau uang wajib tahunan;
{2)Wewenang untuk menyerahkan tanah kepada pihak ketiga sebagai dimaksud dalam ayat 1
huruf c di atas terbatas pada :
a. Tanah yang luasnya maksimum 1.000 m2 (seribu meter persegi) ;
b- Hanya kepada warganegara lndonesia dan badan-badan hukum yang dibentuk menurut
hukum lndonesia dan berkedudukan di lndonesia ;
c' Pemberian hak untuk yang pertama kali saja, dengan ketentuan bahwa perubahan,
perpanjangan dan penggantian hak tersebut akan dilakukan oleh instansi
agraria yang

bersangkutan, dengan pada azasnya

sebelumnya oleh pemegang hak.

tidak mengurangi penghasilan yang diterima

Pasal 7

Selain kepada instansi-instansitersebut pada pasal 4 hak pengelolaan oleh Menteri Agraria
dapat

diberikan pula kepada badan-badan lain yang untuk melaksanakan tugasnya memerlukan
penguasaantanah-tanah Negara dengan wewenang-wewenangtersebut pada pasal
6.
Pasal 8

Pemberian hak pakai dan hak pengelolaan tersebut dalam pasal 4 dan pasal 5 di atas disertai
syarat-syarat khusus yang akan ditetapkan di dalam surat keputusan pemberiannya.

Peraturan Menteri Agraria Nornor l Tahun 1966


tentang Pendaftaran Hak pakai dan Hak pengelolaan
Pasal 1

selain hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan akan harus pula
didaftarkdn menurut ketentuan-ketentuan Peraturan pemerintah no.10 tahun
1961 (1.N. 1961 No.28)

a. semua hak pakai, termasuk yang diperoleh

Departemen-Departemen,

dalam Peraturan Menteri Agraria No.9 tahun 19G5.

b' Semua hak Pengelolaan sebagai dimaksud dalam


Agraria No.9 tahun 1965.

peraturan - Menteri

Peraturan Menteri Datam Negeri Nomor 5 Tahu n


Lgr4tentang
Ketentuan-Ketentuan Mengenai penyediaan dan pemberian
Tanah untuk Kepertuan perusahaan
Pasal 3

Dengan mengubah seperlunya ketentuan dalam


Peraturan Menteri Agraria No. g rahun 1g65
tentang "Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan atas
tanah Negara dan Ketentuanketentuan
tentang Kebijaksanaan selanjutnya", hak pengelolaan
sebagai yang dimaksudkan dalam pasal 2
ayat t huruf a berisikan wewenang untuk:

a'
b'
c'

Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang


bersangkutan;
Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan peraksanaan
usahanya;

Menyerahkan bagian-bagian daripada tanah itu


kepada pihak ketiga menurut persyaratan
yang ditentukan oreh perusahaan pemegang
hak tersebut, yang

meriputi segi_segi
peruntukan, penggunaan, jangka waktu dan
keuangannya, dengan ketentuan bahwa
pemberian hak atas tanah kepada pihak
ketiga yang bersangkutan dilakukan oleh pejabatpejabat yang wewenang menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1g72 tentang
"Pelimpahan wewenang Pemberian Hak atas Tanah",
sesuai dengan peraturan perundangan
yang
agraria
berlaku.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata


Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas Bagian-Bagian
Tanah Hak pengelolaan serta pendaftarannya
(Telah dicabut menjadi Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999)
Pasal 1
Yang

(1)

dimaksud dengan "Hak pengelolaan,, dalam peraturan ini adalah:


Hak pengelolaan, yang berisi wewenang untuk:

a.
b.
c.

(2)

Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan;


Menggunakan tanah tersebut untuk keperruan pelaksanaan usahanya;

Menyerahkan bagian-bagian daripada tanah itu kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang
ditentukan oleh perusahaan pemegang hak tersebut, yang meliputi segi-segi peruntukan, penggunaan,
jangka waktu dan keuangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian
hak atas tanah kepada pihak
ketiga yang bersangkutan dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berwenang, sesuaI dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Hak pengelolaan yang berasal dari pengkonversian hak penguasaan berdasarkan peraturan Menteri
Agraria
No. 9/1965 tentang "Pelaksanaan konversi hak penguasaan atas tanah Negara dan ketentuan tengang
kebijaksanaan selanjutnya" yang memberi wewenang sebagaimana tersebut dalam ayat 1 di atas dan yang
telah didaftarkan di Kantor Sub Direktorat Agraria setempat serta sudah ada sertipikatnya.

Pasal 2

Bagian-bagian tanah hak pengelolaan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah, Lembaga, lnstansi dan
atau
Badan/Badan Hukum (milik) Pemerintah untuk pembangunan wilayah permukiman, dapat diserahkan kepada
pihak ketiga dan diusulkan kepada Menteri Dalam Negeri atau Gubernur Kepala Daerah yang
bersangkutan
untuk diberikan dengan hak milik, hak guna bangunan, atau hak pakai, sesuai dengan rencana peruntukan dan
penggunaan tanah yang telah dipersiapkan oleh pemegang hak pengelolaan yang
bersangkutan.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan pertanahan


Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara pemberian
dan
Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak pengeroraan
Pasal 1 aneka 3

' Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangannya sebagian dilimpahkan
it, kepada pemegangnya
,;.:
r Pasal 4 avat {2}
dimo.hon merupakan tanah Hak pengetotaan. pemohon
harus tertebih #
i dahulu
?:Il t'-]:.l"n,vang
memperoleh penunjukan berupa perjanjian
Pengelolaan

penggunaan tanah

dari pemegang

Hak

Pasal 57
(L) Hak Pengelolan dapat diberikan kepada :
a. lnstansi Pemerintah termasuk pemerintah Daerah,.

b.

Badan Usaha Milik Negara;

d.
e.

PT. Persero;

c. Badan Usaha Milik Daerah;

f.

Badan Otorita;

Badan-badan hukum pemerintah rainnya yang ditunjuk pemerintah.


(2) Badan-badan hukum sebagaimana dimaksud pida
ayat (i) aapat diberikan Hak pengelolaan
sepanjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
berkaitan dengan pengelolan tanah.

Pasal 68

(1) Permohonan Hak pengeroraan


diajukan secara terturis.
(2) Permohonan Hak pengeroraan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat:
1' Keterangan mengenai pemohon: Nama badan
hukum, tempat kedudukan, akta
atau peraturan pendiriannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
2. Keterangan mengenaitanahnya yang meliputi
data yurisis dan data fisik:
a'Bukti pemilikan dan bukti perolehan tanah
berupa sertpikat, penunjukan atau
penyerahan dari pemerintah, pelepasan
kawasan hutan dari instansi yang
b'berwenang, akta pelepasan bekas tanah
milik adat atau bukti perolehan tanah
c.lainnya;

d'Letak, batas-batas dan luasnya (jika ada


Surat Ukur atau Gambar situasi
sebutkan tanggal
dan nomornya);

e.Jenis ta nah (perta nian,/non perta nian);


f. Rencana penggunaan tanah;
g.Status tanahnya (tanah hak atau

3. Lain-lain:

tanah negara);

a'Keterangan mengenaijumlah bidang,


luas dan status tanah- tanah yang dimiliki
oleh pemohon, ternasuk bidang tanah yang
dimohon;
b.Keterangan lain yang dianggap perlu.

Pasal 69

Permohonan Hak Pengelolaan sebagaimana


a' Foto copy identitas permohonan ataudimaksud dalam pasal 6g ayat (1) dilampiri dengan:
surat keputusan pembentukannya
perusahaan sesuai dengan peratura
atau akta pendirian
n perundang-undangan yang
berra
ku;
b. Rencana pengusahaal tanah;angka penOek
dan jangka panjang;

: 5#:ff:::;:::::i["ff;:.,tri
d'
Bukti pemilikan dan atau

r"nr*n,"n

tanah atau surat izin pencadangan


tanah sesuai

bukti ,"Lr"h"n tanah berupa


sertifikat, penunjukan atau penyerahan
dari pemerintah perepar"n tr*"r"n
hutan d".i ;;;;;; lr-ng u"r*"nang,akta
perepasan bekas
tanah milik adat atau
surat_surat bukti perolehan
tanah lainnya;
rekomendasi Jari instansi te,r"it
diperrukan,.

; *::: :il:,i]ffi::"":

"p"[ira

g'

surat pernyataan atau bukti bahwa


seruruh modalnya dimiriki oleh
pemerintah.
Pisal 70
Permohonan Hak Pengelolaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal
-p"""n"hr"
6g ayat (1) diajukan kepada
Kantor
Menteri
yans Jr"r"i-r"rirnr. meriputiretak
tanah yans
lvilavah

;::lfl-[:f''
Pasal 71

Setelah berkas permohonan


diterima, Kepala Kantor pertanahan

a'
b.
c'
d'

:
Memeriksa dan meneriti kerengkapai
J"a" yuridis dan data fisik.
Mencatatpada formulir i.irn rlru.i.ontoh
lampiran 4.
Memberikan tanda terima berkas purrohon.n

Memberitahukan kepada

[il:J: -;:il

ff :'Tff

,"rrri forrrlir

isian

sesuai contoh lampiran 5.


o"*oiln"'u*rt ."mb"y". - biaya-biaya
yang diperrukan untuk

'*::,l"J::H l;:U;;;;,i"

J"'." i,

"'

ket

entu

an o-".,i u." n

perundan

g-

Pasal 72

(1)

ifll

Kepala Kantor Pertanahan meneliti kelengkapan


dan kebenaran data yuridis dan data fisik
permohonan Hak Pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6g ayat (1) dan memeriksa
kelayakan permohonan tersebut untuk diproses
lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang_undangan yang berlaku.
(2) Dalam hal tanah yang dimohon Lelum ada
surat ukurnya. Kepala Kantor pertanahan
memrintahkan kepada kepala Seksi Pengukuran
Dan pendaftaran Tanah untuk
mempersiapkan surat ukur atau melakukan pengukuran.
(3) selanjutnya Kepara Kantor pertanahan memerintahkan
kepada:
a- Kepala Seksi H.ak Atas Tanah atau petugas yang
ditunjuk untuk memeriksa
b'permohonan hak terhadap tanah yang sudah terdaftar,
sepanjang data yuridis dan data
fisiknya telah cukup untuk mengambil keputusan yang
dituangkan dalam Risalah
Pemeriksaan Tanah (konstatering Rapport),
sesuai contoh Lampiran 7; atau
c' Tim Penelitian Tanah untuk memeriksa permohonan
hak terhadap tanah yang belum
terdaftar yang dituangkan daram berita acara, sesuai
contoh Lampiran g; atau
' d' Panitia Pemeriksa Tanah
A untuk memeriksa permohonan hak terhadap
tanah selain yang
diperiksa sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b, yang dituangkan dalam Risalah
Pemeriksaan Tanah sesuai contoh Lampiran
9.-.

(4) Dalam hal data yuridis dan data fisik belum


lengkap Kepala Kantor pertanahan
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapinya.
(5) Setelah permohonan telah memenuhi syarat.
rlpata Kantor pertanahan yang bersangkutan
menyampaikan berkas permohonan tersebut
kepada Kepala Kantor wilayah disertai pendapat
dan pertimbangannya, sesuai contoh Lampiran
L0.

Pasal 73

(1) setelah menerima berkas


permohonan yang disertai
pendapat dan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 72 ayat (5), Kepala
Kantor wilayah memerintahkan
kepada Kepala Bidang Hak-hak
Atas Tanah untuk:
a. Mencatat dalam formulir isian sesuaicontoh
Lampiran L1.
b' Memeriksa dan meneliti kelengkapan
data yuridis

dan data fisik, dan apabila belum


lengkap segera meminta Kepala
Kantor pertanahan yang bersangkutan
untuk

melengkapinya.

(2)

Kepala Kantor wilayah meneliti


kelengkapan dan kebenaran
data yuridis dan data fisik atas
tanah YanE dimohon beserta pendapat
dan pertimbangan Kepala Kantor pertanahan
sebagaimana dimaksud datam
Pasal 72 ayat (5) dan memeriksa
kerayakan

permohonan Hak
Pengelolaan tersebut untuk
diproses lebih raniut sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
(3) setelah permohonan telah
memenuhi syarat. Kepara Kantor
wilayah yang bersangkutan
menyampaikan berkas permohonan
tersebut kepada Menteri disertai pendapat
dan
pertimbangannya. Sesuai
contoh Lampiran 12.

PasalT4
(1) Setelah menerima berkas permohonan
yang disertai pendapat dan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud daiam pasal
73 ayat (1), Menteri memerintahkan
t"pJUa
Pejabat yang ditunjuk untuk:
a' Mencatat daram formutir isian sesuai contoh
b' Memeriksa dan meneliti kelengkapan data Lampiran 13.
vrriJiJ"n data fisik, dan apabila belum
lengkap segera meminta repala
rantor wir.v.r, yang bersangkutan untuk
melengkapinya.
(2) Menteri meneliti kelengkapan
dan kebenaran data yuridis dan
data fisik atas tanah
yang dimohon dengan memperhatikan
pendapat dan pertimbangan
Kepala Kantor
wilayah sebagaimana dimakzud
dalam pasat iilr.itrt
dan
seranjutnya
memeriksa
kelayakan permohonan tersebut
dapat atau tidaknya dikabulkan sesuai
dengan
ketentua n peratu ran peru ndang_undanga
n yang berlaku.
(3) setelah memp.ertimbangkan
-p"rtiru.ng.n
i"no"p.i
ai.
Kepata Kantor wirayah
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal. 73 ayat (3), Menteri
menerbitkan keputusan
v"'c ii'nl".,on'"'"u keputusan penota*an
vans

5::Hlt::l:;::;';5;:ff:j"n'r'

Pasal 75

Keputusan pemberian atau penolakan


pemberian Hak pengelolaan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 ayat (3) disampaikan
t<epaaa pemohon me]alui surat
tercatat atau dengan
cara lain yang menjamin sesampainya
keputusan tersebut kepada yang
berhak

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Repubtik


lndonesia Nomor 3
Tahun 2oo7 Tentang Ketentuan Pelaksanaan peraturan presiden
Nomor 36
Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan pembangunan
untuk
Kepentingan Umum sebagaimana Telah Diubah
Dengan pera Turan presiden
Nomor 55 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas peraturan presiden
Nomor 36
Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan pembangunan
Untuk
Kepentingan Umum
Pasal 43

(1) yang berhak atas ganti rugi adalah:


a' pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai
dengan peraturan
perunda
ng-undangan;

b. atau nazhir bagi harta benda wakaf.


(2) Dalam haltanah hak pakai atau hak guna bangunan
di atas tanah hak milik
atau di atas tanah hak pengelolaan, yang berhak
atas ganti

rugi adalah pemegang


hak milik atau pemegang hak pengelolaan.
(3) Ganti rugi atas bangunan dan/atau tanaman
dan/atau benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah di atas tanah hak pakai
atau tanah hak guna bangunan
yang diberikan di atas tanah hak milik atau
tanah hak pengelJlaan diberikan
kepada pemilik bangunan dan/atau tanaman
dan/atau benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor


1 Tahun
zaLltentang pelimpahan Kewenangan pemberian Hak Atas
Tanah dan Kegiatan pendaftaran Tanah Tertentu

rr;:.1

:ii:i

*,
m

Pasal 1 aneka 3

Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara

yang

kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada


pemegangnya.

uiri

Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan pertanahan


Nasional Nomor 9 Tahun Lggr tentang pemberian
Hak Milik Atas
Tanah untuk Rumah sangat sederhana (RSS)
dan Rumah
Sederhana (RS)

Pasal 1 anFka 3

Hak pengelolaan adatah hak mensuasai dari Negara yang


kewenangan petaksanaannya sebagian dilimpahkan
kepada

pemegangnya.

Surat Edaran Nomor 630.1_ 3433


tentang
Agunan sertipikat di atas tanah
pengetoraan
Hak
t.

sesuai dengan ketentuan yang


berlaku Hak Pengerolaan pada dasarnya
adarah kewenangan untuk
melaksanakan sebagian dari hak
,"rru.r"idari Negara atas tanatr yang dilimpahkan
kepada rnstansi

H[rJ:[;::H#',i:T:tT'-:ffi:i:::
badan hukum u.", i-.",ng yang

Pengeroraan,.oii,,- Kewenangan
vangdirimpahkan

,XliffJ,irJi":il:lr:.::lff"li,i:lTfl?"HTT:I

2.

diberi n.u
tertentu sesuai UUPA' misalnya Hak
Guna Bangunan. Daram hal'demikian
maka semua ketentuan
mengenai Hak Guna Bangunan pada
umumnya berlaku put. o"gil-r.k Guna
Bangunan atas tanah Hak
Pengelolaan dengan ketentuan
bahwa r"p"ni"ns mengenai p"urugrn""nnya
setiap pemegang Hak
Guna Bangunan, baik pemegang
Hak Guna Banlunan p"*"*,
irng memperorehnya berdasarkan
perjanjian pemberian penggunaan
tanah dari pemegang Hak cuna bangunan
pertama, terikat oreh
' syarat penggunaan yang
ditentukan dalam perjanjian pemberian
penggunaan
pemegang Hak pengeroraan
tanah antara
dengan pemegang
Berdasarkan halyang diuraikan
oi"i"r,
Tanggungan pada Hak Guna Bangun.n

a'

b'

Hak Guna Bangunan pertama.

,}., orl., il;il;""** kemungkinan dibebankannya


Hak
t"n"h Hak pengelotJi uap"t aijelasakan
sebagai berikut:
"t*
daram UUpA maupun Undang-Undang

sesuai dengan ketentuan


Hak ranggungan (UU Nomor 4
Tahun 1995) Hak Guna Bangunan
atas tanah Hak eengetJta"n Japat
aiuebani Hak Tanggungan;
Dalam Pasal 34
p"n]".intrt]

Peraturan

Nomor

ao r"hun 1gg5 tentang ditentukan bahwa


pengalihan Hak Guna Bangunan
atas tanah Hak Pengelolaan m"m"rrukan
persetujuan terturis
dari pemegang Hak Pengelolaan' sehubunga.n
dengan-itu mengingat kemungkinan
dialihkan Hak
Guna Bangunan tersp.but daram rangka
H"k
i";;;ungan,
pembebanan
maka
Tanggungan atas Hak Guna Bangunrrj,, .eksekus]
Hak
juga memertut"i'p?r"tujuan
tertulis dari pemegang
Hak Pengelolaan yang akan berliku
sebagai persetujuan untuk pengalihannya
apabila kemudian
diperbukan dalam rangka eksekusi
ff"t funggrng"n

surat Edaran Nomor 500-4352


tentang penyampaian peraturan
Negara Agraria/ Kepata
Menteri
pertanahan wasionar
B;;;,
No.9 Tahun 1999
Tentang rhta cara pemoeiiri'orn
pembatatan uak
Atas Tanah Negara
dan Hak pengelotaan

1'

Peraturan ini merupakan


kelanjutan
-Tahun
dari peraturan Menteri Negara
Pertanahan Nasaionar
Agraria/Kepala Badan
Nomor 3
lggg yang o"*r;r"n agar
ada keseragaman
rata cara p",nou,.iln
Hak Atas ranah dan pembataran
Hak Atas ranah,
gai pengganti Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor
tentang Ketentua
5 Tahun 1g73

x::il::r::,iT

T:#il":*fu ll*lni:t*":r,,m
;"j::":,T"I;::i:::r;:;'.#ilff
o,l:T
n n, n
::, j :j ff ]ff :TJ:"' il i :1ffi;
",i,
yang diatur
[:
p e m b e ri a

::ill #,,:;T:

]
diberbagai peratur"n
a.n t"prtrr.n .uo"n,lu.rtrr.n *ff
Nomor 1 Tahun 1977
Menteri Daram Negeri
tentang Tdta Cara Permohonan
dan penyeresaian pemberian
r'ntr' uak eengelotaan serta pendaftarannya,
Hak Atas
peraturan
Menteri Daram

IU1,tiil::f':n

proyek Departem:1lT"H:::"T::Pertanahan Nasional


Nomor

pem ba ha ru
a n Hak Gu na

I:""fi:ill":entuan

Ba

#1nT

r;:**r,*,"" ranah r"r,. J,"*om dan

r rahun 1993 tentang Tata a", *"t"t'

j;H;':Tr:r?#x?ff
n a.L, Kawasa n_ka*.
r,
i
tiaat surrai dengan ketentuan"i
"1i:
daram peraturan ini, dinyatakan

ngu n,

rain vang

Agraria/Kepata Badan

2.

4.

Didalam peraturan ini.diadopsi kembali pemberian


hak secara individual dan pemberian hak
secara umum' Pemberian hak secara individual
merupakan pemberian hak atas sebidang tanah
kepada seseorang atau sebuah badan hukum
secara bersama sebagai penerima hak bersama
yang dilakukan dengan satu penetapan
sedangkan pemberian secara kolektif merupakan
pemberian hak atas beberapa bidangtanah
masing-masing kepada seseorang atau sebuah badan
hukum sebagai penerima hak yanidilakukan
dJngan r.-,u p"n",rpan. pemberian hak secara
umum merupakan pemberian hak atas sebidang
tanah yang memenuhi kriteria tertentu
)xang
dilakukan dengan satu penetapan pemberian
hak, seperti pemberian hak milik atas tanah untuk
rurnah tinggal yang diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 199g.
Dalam hal pemeriksaan tanah terhadap permohonan
hak terhadap tanah yang sudah terdaftar
dan data yuridis dan data pisiknya sudah jelas dan
cukup untuk mengambil keputusan, tidak
perlu dilakukan pemeriksaan tanah oleh
Panitia Pemeriksa Tanah A namum cukup dituangkan
dalam risalah Pemeriksaan Tanah
{Konstatering Rapport).
Demikian juga terhadap tanah-tanah
'ra.'tagi
yang belum terdaftar, yang sudah jelas dan
iiart
ku."gu-raguan dalam mengambil
keputusan pemberian haknya ,"p".ti tanah-tanah
kapling matang dapat diproses melalui
konstatering rapport atau untuk rumah pegawai
negeri yang sudah dibeli dari pemerintah
dilakukan melalui sK Konfirmasi saja bukan melalui panitia pemlriksaan
Tanah A, dan terhadap
permohonan tanah-tanah
Yang dimiliki lnstansi Pemerintah yang belum terdaftar tetap di!akukan
Pemeriksaan tanahnya yang dituangkan dalam
berita acara yangliseaiakan dalam peraturan ini.
Ada beberapa ketentuan baru yang sebelumnya
tidak diatui misalnya mengenai Daftar lsian,
Daftar lsian dimaksud diharapkan akan menciptakan
tertib administrasi dalam pemberian dan
pembatalan hak atas tanah. Peraturan
ini selain mengatur tata cara pemberian Hak Milik, Hak
Pakai' Hak Guna Bangunan Juga mengatur tata
cara pemberian Hak pengelolaan dan sekaligus
mengatur kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi
oleh penerirna hak atas tanah. Dalam
pelaksanaannya hendaknya disesuaikin dengan
kondisi diwirayah Saudara.

5.

ljin Peralihan hak atas tanah diberlakukan


terhadap tanah-tanah yang diberikan kepada
badan hukum keagamaan, badan
hukum sosial dan badan hukum lainnya yang
ditunjuk
oleh Pemerintah' Hak Guna Usaha,
Hak

Pakai tanah pertanian diatas tanah Negara


dan
hak-hak rain yang didaram sertipikatnya
dicatat memerrukan ijin.
6. Disamping mengatur tata cara pemberian
hak atas tanah negara peraturan ini juga
memberikan landasan hukum dan mengatur
tata cara pembatalan hak atas tanah yang
selama ini belum ada ketentuan yang
mengaturnya. Bahwa peraturan ini memberikan
diskripsi dan limitasi kewenangan hukum
bagi Badan pertanahan Nasional Untuk

mengambil keputusan pembataran hak


atas tanah, disamping juga memberikan
kemudahan prosedur dan pemangkasan
birokrasi daram hal permohonan pembatalan
hak atas tanah' Dalam hal permohonan pembatalan
hak dalam proses penelitian,
hendaknya Buku Tanah distatus
Quo ( diblokir ). Perlu ditegaskan yang dimaksud
limitasi
adalah bahwa batas waktu penelitian permohonan
pembatalan agar

ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku, dan apabila permohonan pembatalan
tidak beralasan maka permohonan tersebut
harus ditotak dan status quo ( blokir
)
diangkat.
7.

Perlu diperhatikan, dalam pelaksanaannya


berkas permohonan yang telah diterima
setelah peraturan ini berlaku, dan telah
dilaksanakan sidang panitia, atau Konstatering
Raport atau penelitian hendaknya terus
dilanjutkan
sesuai dengan peraturan yang lama

Anda mungkin juga menyukai