Anda di halaman 1dari 63

I.

1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia.

Kelapa sawit yang berasal dari spesies Arecaceae atau famili Palma termasuk
tumbuhan pohon dan ketinggiannya dapat mencapai 24 m. Bunga dan buahnya
berupa tandan, dimana tandan buahnya bercabang banyak. Buah kelapa sawit
apabila masak berwarna merah kehitaman dengan daging buah yang padat. Agar
kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai minyak secara maksimal, maka perlu
dilakukan proses pengolahan kelapa sawit dari TBS (Tandan Buah Segar) hingga
dihasilkan CPO (Crude Palm Oil) (Syamsul, dkk. 2012).
Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun, (2005) produk kelapa sawit
dimanfaatkan untuk bahan makanan karena mengandung kalori yang cukup tinggi
dan mengandung sejumlah vitamin, antara lain pro-vitamin A (-karotena),
tokoferol sebagai sumber pro-vitamin E dan tokotrienol sehingga digunakan
dalam pembuatan minyak goreng, mentega, butter, shortening, dll. Pemanfaatan
produk kelapa sawit untuk bahan bukan makanan berupa, sabun, deterjen, semir
sepatu, lilin, tinta cetak, biodiesel, bahan kosmetik, dll.
Secara umum proses pengolahan kelapa sawit melalui beberapa bagian
seperti, penerimaan buah, stasiun loading ramp, perebusan (sterilizer), perontokan
(threser), pelumatan (diggester), pengempaan (pressing), stasiun kernel,
pemurnian (clarifier) (sentot wahono, et all, 2005).
Sterilizer merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses
pengolahan kelapa sawit karena mempengaruhi proses pengolahan di stasiun
berikutnya. Di stasiun sterilizer terjadi beberapa perlakuan terhadap TBS seperti
1

pelunakan daging buah, pelekangan inti kernel, pengurangan kadar air TBS,
penon-aktifan enzim lipase yang meningkatkan kadar asam lemak bebas (Anonim,
1996).
1.2. Tujuan
PKPM merupakan salah satu kurikulum yang harus dijalani oleh mahasiswa di
Politeknik Pertanian Negri Payakumbuh bertujuan untuk :
1.

Mempelajari secara langsung proses pengolahan kelapa sawit khususnya


proses perebusan di stasiun sterilizer.

2.

Mengenal bagian-bagian sterilizer, tujuan perebusan, dan proses perebusan


pada rebusan tipe horizontal.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan setelah mengikuti PKPM adalah :
1.

Mahasiswa memahami proses pengolahan kelapa sawit khususnya pada


proses perebusan TBS.

2.

Mahasiswa memahami perlakuan yang terjadi pada TBS selama proses


perebusan.

3.

Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan karyawan
sebagai pengalaman kerja pada kondisi sesungguhnya untuk bekal memasuki
dunia kerja.

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PKS. PT. Asam Jawa merupakan salah satu pabrik yang bergerak dibidang
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang didirikan dengan Akta Notaris No
37 tanggal 16 Januari 1982 dari notaris Barnang Armino Pulungan,SH di Medan.
Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. C2.3259 HT. 01.
01 TH.84, yang dimuat dalam Berita Negara RI No. 797-1984. Berdasarkan surat
keputusan Menteri Pertanian, Dirjen Perkebunan PT. Asam Jawa dinyatakan
sebagai perkebunan besar Swasta Nasional, sedangkan legalitas usaha didapatkan
berdasarkan SPT. Badan Koordinasi Pusat No. 261/I/PMDN/1983 tanggal 13
Desember 1983. Kontrak kerja pembangunan pabrik ditandatangani dengan pihak
PT STARTREC pada tahun 1983, namun karena sesuatu hal, mulai awal tahun
1987 pekerjaan dilanjutkan dengan system swakelola. Setelah waktu 9 bulan,
pabrik dengan kapasitas pertama 30 ton/jam diresmikan pada tanggal 21
Desember 1987 yang terletak di Desa Pangarungan, Kecamatan Torgamba,
Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara dan berkantor pusat di
jl. Sei Lapan NO. 2 Medan dengan lahan perkebunan saat itu seluas 8.500 Ha.
Sekarang PKS. PT. Asam Jawa beroperasi dengan kapasitas 60 ton/jam dengan
luas lahan perkebunan 10.000 Ha.
Produk utama pada PKS.PT. Asam Jawa ini adalah CPO (Crude Palm Oil) dan
Kernel (Inti Sawit). Tujuan pembangunan pabrik di PT. Asam Jawa adalah untuk
mengolah buah yang dihasilkan dari kebun perusahaan maupun dari kebun luar
dengan biaya pengolahan sekecil mungkin atau seefisien mungkin dengan

pemakaian tenaga kerja yang efektif dan losses sekecil mungkin dengan
memperoleh minyak (CPO) dan kernel yang berkualitas.
2.2 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PKS PT. Asam Jawa terdiri dari perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa
sawit (PKS) yang dipimpin oleh seorang Mill Manager, yang bertugas
menjalankan kebijakan perusahaan dan mengawasi jalannya perusahaan. Dalam
tugas sehari-hari Mill Manager dibantu oleh beberapa staff, yaitu KTU dan
asisten.
Selain membantu Manager, staff memiliki tugas mengawasi kegiatan yang
berada dibawah pimpinan masing-masing.

Staff ini bertanggung jawab

memimpin dan mengendalikan operasional, fungsional dan efisiensi kerja bagian


yang dipimpinnya. Staff dibantu oleh mandor yang mengawasi kerja karyawan
dan operator yang bertugas untuk menjalankan mesin dan peralatan pengolahan.
Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 3.
Perencanaan menetapkan tujuan melalui sasaran dan tindakan serta
menetapkan metode dan cara-cara untuk mencapai tujuan. Pada PKS PT. Asam
Jawa ini ditargetkan :

Rendemen minyak (CPO)

: > 23%

Rendemen inti

:>5%

ALB (Asam Lemak Bebas)

: < 3.50 %

Kapasitas olah / Trough Put

: > 60 ton/jam

III.

PELAKSANAAN PKPM

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini
selama 2,5 Bulan dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 dan selesai pada tanggal
30 Mei 2015 di PKS. PT. Asam Jawa Kebun Torgamba Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Provinsi Sumatera Utara.
3.2 Metode Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PKPM di PKS. PT. Asam Jawa ini mahasiswa
melaksanakan kegiatan di pabrik pengolahan kelapa sawit, yang dilaksanakan
setiap hari senin sampai jumat dan kegiatan dimulai pada pukul 06.45 di
kantor/labor dan bengkel sampai pada pukul 16.00 WIB sedangkan untuk setiap
stasiun di pengolahan dimulai pukul 07.45 s/d pukul 16.00, dan pada hari sabtu
sampai jam 12.00 WIB.
Pengambilan data yang dibutuhkan dilakukan pengamatan secara langsung
dilapangan sambil melakukan diskusi dan tanya jawab dengan operator, mandor,
assisten, asisten training, karyawan, dll. Pengambilan data dilakukan juga dengan
mengamati laporan assisten dan operator serta meminta data perusahaan berupa
buku yang berhubungan dengan proses pengolahan kelapa sawit.
Pengumpulan data lain yang dilakukan berupa meminta buku panduan dari
operator di masing-masing unit, dari situs website serta dari perpustakaan
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
3.3 Proses/Alat dan Mesin Pengolahan Kelapa Sawit
Dalam proses pengolahan kelapa sawit terdapat beberapa tahap pengolahan
yang dilaksanakan pada masing masing stasiun seperti berikut.
5

3.3.1 Stasiun Penerimaan Buah (Food Reception)


Setelah TBS di angkut dari lapangan, stasiun yang pertama kali dilalui adalah
stasiun penerimaan buah. Di dalam penerimaan buah ada dua tempat yang harus
dilalui, yaitu :
a) Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Jembatan timbang adalah alat untuk mengetahui berapa banyak jumlah
yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS
yang masuk, produksi yang keluar, janjangan kosong yang keluar dan lain-lain
yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg).

Gambar

jembatan timbang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Jembatan timbangan


Timbangan yang dimiliki di PKS. PT. Asam Jawa terdapat 2 unit dengan
kapasitas timbangan 50 ton dan memakai digital sistem komputerisasi, dimana
timbangan digital ini memakai petunjuk berat dari layer/display computer dengan
angka-angka. Dalam satu hari PKS PT. Asam Jawa dengan kapasitas 60 ton/jam
diasumsikan mengolah TBS sekitar 900 - 1000 ton/hari
Spesifikasi

dari

timbangan

dapat

dilihat

pada

lampiran

1.a.

b) Pengumpulan Buah ( sortasi)


Tempat pengumpulan buah merupakan tempat untuk dilakukan sortasi
terhadap tandan buah segar yang baru datang dari tiap divisi / kebun luar, seperti
pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Pengumpulan Buah


Adapun fungsi dari pengumpulan ( sortasi ) buah adalah :

Sebagai tempat penampungan/penuangan TBS yang dibawa oleh truk.

Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun
milik pabrik maupun kebun luar.

Sebagai tempat penilaian terhadap TBS yang dikirim oleh kebun.

Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai


dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan.

Pengelompokan tandan buah biasanya diketahui dengan cara melihat


berondolan yang lepas dan dengan memukul permukaan TBS. Kriteria
kematangan buah dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 1. Tabel kriteria kematangan buah


FRAKSI BUAH

JLH.BUAH LUAR

KATEGORI

PERSYARATAN

MEMBERODOL
Fraksi 00 (F.00)

Sangat mentah

Tidak ada

0,0 %

Fraksi 0 (F.0)

Mentah

1 12,5 %

Maksimum 3,0 %

Fraksi 1 (F.1)

Kurang matang

12,5 25 %

F.1 : Maks. 5 %

Fraksi 2 (F.2)

Matang I

25 50 %

F2+F3:Min. 80 %

Fraksi 3 (F.3)

Matang II

50 75 %

Fraksi 4 (F.4)

Lewat matang

75 100 %

Fraksi 5 (F.5)

Terlalu matang

Maksimum 10 %

Buah bagian dalam

Maksimum 2 %

ikut memberondol
TE

Buah bagian dalam 0 %


hampir

habis

memberondol
Brondolan

10 %

Tandan kosong

0%

Buah busuk

0%

Panjang tangkai TBS (bentuk V)

Maksimum 2,5 Cm

3.3.2 Stasiun Loading ramp


Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk
pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan
kemiringan loading ramp 30 (sesuai dengan keadaan pabrik). loading ramp
dilengkapi dengan kisi kisi dengan jarak minimal 5 mm dan maksimal 10 mm
agar sampah, pasir yang terikut buah turun melalui kisi kisi. Di ujung loading
ramp bagian bawah terdapat pintu yang digerakkan oleh motor listrik dengan
sistim hidrolik, seperti pada gambar dibawah ini.
8

Gambar 3. Loading ramp


Spesifikasi dari loading ramp dapat dilihat pada lampiran 1.b.
Fungsi loading ramp :

Mempermudah TBS masuk kedalam lori untuk perebusan di sterilizer.

Memudahkan sistem FIFO (first in first ou), yaitu TBS yang pertama
kali datang ke pabrik diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS yang terakhir
datang menunggu dibelakang.

Sebagai tempat melakukan sortasi buah dan penampungan TBS yang


dibawa oleh truk dari kebun sebelum dilakukan proses selanjutnya.

Di loading ramp juga terdapat losses (kehilangan minyak di dalam pengolahan


yang tidak bisa di kutip lagi).

Tetapi losses ini tidak dihitung lagi / tidak

mempunyai standar sehingga disebut losses liar. Di stasiun loading ramp terdapat
peralatan pembantu seperti :
a) Lori
Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel yang
kemudian akan direbus di sterilizer. Setelah lori selesai diisi kemudian lori ini
9

akan didorong dengan Jhon dheere menuju pintu drum rebusan seperti pada
gambar dibawah ini.

Gambar 4 . Lori
Spesifikasi dari lori dapat dilihat pada lampiran 1.c.
b) Jhon dheere
Jhon dheere adalah traktor roda empat yang digunakan secara khusus untuk
menarik ataupun mendorong lori, baik untuk mengarahkan lori ke bawah pintu
loading ramp maupun ke sterilizer. Kegunaan lain dari traktor ini adalah untuk
menarik lori yang rusak untuk dilakukan perbaikan dan juga untuk melakukan
penyiraman areal pabrik apabila musim kemarau.

Gambar 5. Jhon dheere


10

3.3.3 Stasiun Perebusan (Sterilizer)


Sterilizer adalah suatu bejana bertekanan yang digunakan untuk merebus
TBS dengan menggunakan uap yang dikirim dari BPV, uap yang digunakan
adalah uap basah. Di dalam rebusan terdapat 9 lori dengan kapasitas lori 2,5 ton.
Jumlah rebusan pada PKS PT. Asam Jawa terdapat 4 unit dengan kapasitas
masing-masing rebusan 22,5 ton.

Tujuan utama perebusan adalah untuk

mempermudah proses selanjutnya yaitu membantu pelepasan brondolan dari


tandan sawit.

Tujuan lain perebusan yaitu memperlambat perkembangbiakan

enzim lipase yang dapat meningkatkan kadar asam lemak basah.

Perebusan

dilakukan selama 90 - 95 menit dengan tekanan 0 - 3,0 kg/cm (PT. Asam Jawa
Group, 2011)
Sterilizer terdiri dari beberapa komponen dan cara kerja yang akan dibahas
pada pembahasan di bab IV. Sketsa sterilizaer dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Sketsa Sterilizer dan bagiannya


Spesifikasi sterilizer dapat dilihat pada lampiran 1.d.

11

3.3.4

Stasiun Cupstand dan hoisting crane

Cupstand digunakan untuk menarik lori berisi TBS masak yang sudah keluar
dari rebusan hingga ke posisi hoisting crane dengan penggerak electromotor.
Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7. Cupstand
Spesifikasi electromotor dapat dilihat pada lampiran 1.e.
Electromotor merupakan motor penggerak bollard capstand yang terdiri dari
2 unit dengan komponen utama sebagai berikut :

Elektromotor merk

: Electromotor 15 (Hp), 11 (KW), 1500 (rpm)

Gear Box, pelumas

: Allroyd Worm

Bollard (Gulungan tali) : Rata-rata panjang kabel sling /tali

Hoisting crane digunakan untuk mengangkat dan menuangkan lori berisi TBS
masak kedalam hooper threser Setelah isi lori dituang ke hooper threser akan
diturunkan kembali dan didorong oleh locomotive yaitu alat yang menggunakan
penggerak electromotor.

12

3.3.5 Stasiun Thresher (bantingan)


Thresher merupakan alat untuk melepaskan buah/fruit dari janjangan.
Thresher berbentuk silinder horizontal yang berkisi-kisi dan diberi plat pembawa.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 8. Sketsa Thresing


Keterangan gambar 8 dapat dilihat di bawah ini :
1.

Stripper drum

4. Kisi-kisi (plat Strip) 110 pcs

2.

Shaft

5. Spider Arm

3.

Under thresher conveyor

6. Dinding Thresher Drum

Fungsi dari thresher ini adalah :


Alat untuk melepaskan buah dari janjangan yang telah direbus dengan
cara membanting didalam thresher yang mempunyai kisi kisi.

Sebagai tempat pemisahan antara fruit dengan tandan kosong.

Spesifikasi dari thresher dapat dilihat pada lampiran 1.f.

13

Di stasiun threser terdapat bunch crusher yaitu alat yang berfungsi untuk
membantu melepaskan fruit yang masih melekat pada jenjangan dengan cara
menggilas jenjangan dari thresher sebelumnya. Jenjangan akan dijatuhkan keatas
dua buah poros yang berputar berlawanan arah sehingga jenjangan akan tergilas
dan jatuh kepermukaan dua buah poros yang berada dibawahnya dan digilas
kembali seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 9. Bunch crasher


Spesifikasi dari Bunch Crusher ini dapat dilihat pada lampiran 1.g.
3.3.6 Stasiun Digester (Pelumat)
Digester merupakan ketel tempat pengadukan dengan menggunakan pisau
yang berfungsi untuk melumatkan fruit sehingga daging buah (mesocarp) terpisah
dari bijinya (nut) yang selanjutnya akan dilakukan pengepressan untuk
mengeluarkan minyak dari mesocarp tersebut. Dapat dilihat pada Gambar berikut
ini !.

14

Gambar 10. Sketsa Digester


Keterangan gambar 10 dapat dilihat di bawah ini :
1. Pulley Gerar Box

7. Main Hole

2. V.Belt

8. Saluran Ke Oil Gutter

3. Electromotor

9. Expeller Arm

4. Besi siku

10. Bottom Plate

5. Pisau pelumat

11. Pipa Steam masuk

6. Pisau pengaduk

12. Umpan ke Screw Press

Spesifikasi dari Digester ini dapat dilihat pada lampiran 1.h.


Tujuan dari pelumatan ini adalah untuk :

Mempermudah pemerasan pada screw press

Melekangkan mesocarp dari nut

Melumatkan mesocarp, dan

Menghancurkan sel-sel kantong minyak pada mesocarp

15

Digester

dilengkapi

dengan

pisau-pisau

yang

masing-masingnya

mempunyai fungsi yaitu :


1. Pisau pelumat, mata pisaunya berbentuk seperti sabit gunanya untuk
melumatkan fruit.
2. Pisau pelempar berada pada bagian bawah, gunanya untuk melemparkan
menuju screw press melalui sebuah corong.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :

Suhu dalam digester 90C

Digester sebaiknya terisi sebanyak 75%

Tekanan steam yang masuk sebaiknya 3 kg/cm

3.3.7 Stasiun Kempa (Pressing Station)


Merupakan alat memeras minyak yang terkandung didalam mesocarp
dengan adanya tekanan dari cone dan ulir (screw). Alat ini dilengkapi dengan
silinder berlubang / stainer sebagai tempat keluarnya minyak kasar hasil dari
pengepresan, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 11. Sketsa Press

16

Keterangan gambar 11. dapat dilihat di bawah ini :


1. Hydrolic Cilinder

6. Worm Screw

2. Lighting Shaft

7. Cylinder Caqe

3. Tic Rod

8. Straiser

4. Cone Guide

9. Spur Gear

5. Cone
Tujuan dari pengepresan ini adalah untuk memproleh minyak yang
terkandung dalam mesocarp yang telah dilumatkan sebelumnya.
Spesifikasi dari press dapat dilihat pada lampiran 1.i.
3.3.8 Stasiun Kernel
Setelah fibre dan nut (press cake) selesai di press pada stasiun press
kemudian fibre dan nut dibawa oleh cake breaker conveyor menuju stasiun kernel.
Stasiun kernel merupakan tempat pengolahan biji (nut) menjadi inti (kernel) dan
cangkang (shell). Di stasiun kernel terdapat beberapa komponen seperti :
a)

Cake Breaker Conveyor (CBC)


Cake breaker conveyor ini berbeda dengan conveyor lainnya. Conveyor

ini berbentuk spiral yang piringannya bersegi-segi. Disamping untuk membawa


fibre dan nut menuju depericarper juga untuk mengaduk-aduk fibre dan nut.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

17

Gambar 12. Cake Breaker Conveyor


b) Depericarper (pemisahan nut dan fibre)
Depericarper adalah suatu alat yang berfungsi sebagai untuk memisahkan
serabut (fibre) dengan inti (nut). Alat ini terdiri dari separating coulumn dan
polishing drum. Fungsi dari alat ini yaitu untuk pembersih fibre yang melekat
pada nut dan sebagai tempat terjadinya pemisahan antara serabut (fibre) dengan
biji (nut) seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 13. Depericarper

18

c) Fibre Cyclone
Merupakan alat yang dilengkapi dengan blower / fan untuk mengisap fibre
(serabut kering) dan air lock sebagai alat untuk mengatur laju pengumpanan untuk
melakukan pengisapan. Seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 14. Fibre Cyclone


d) Polishing Drum
Polishing drum merupakan suatu alat berbentuk drum horizontal yang
berputar. Fungsi dari polishing drum ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa
serabut yang masuk melekat pada biji. Nut dan kotoran fibre yang masih terikut
akan masuk kedalam polishing drum yang berputar. Dengan adanya plat pembawa
maka nut akan dibawa ke ujung polishing drum. Seperti pada gambar berikut ini.

19

Gambar 15. Polishing Drum


Spesifikasi dari Polishing drum ini dapat dilihat pada lampiran 1.j.
e) Nut Silo
Nut silo merupakan suatu tempat penampung nut (volumenya 40 50 ton)
yang telah bersih. Bagian bawah nut silo berbentuk kerucut menuju ripple mill.
Seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 16 . Nut Silo

20

f) Ripple mill (pemecah nut)


Ripple mill merupakan suatu alat untuk memecahkan cangkang agar inti
(kernel) dan cangkang dapat dipisahkan pada proses selanjutnya. Sebelum masuk
ke ripple mill biji akan melewati corong yang terdapat magnet pada bagian
bawahnya yang bertujuan untuk menangkap material logam yang terikut dengan
biji. Dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Gambar 17 . Ripple Mill


Spesifikasi ripple mill ini dapat dilihat pada lampiran 1.k.
g) Cracked Mixtur Conveyor dan cracked Mixture Elevator
Cracked Mixtur Conveyor dan cracked Mixture Elevator merupakan alat
untuk membawa Out Put Ripple Mill berupa kernel dan cangkang yang masih
bersatu menuju separating.
h) Separating
Separating merupakan suatu alat yang berfungsi untuk pemisah kernel
dengan pecahan cangkang. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan berat
jenis antara kernel dengan cangkang.

21

i) LTDS I (Ligh Tenera Dust Separator I)


Merupakan alat untuk pemisah antara kernel dan cangkang. Cangkang
yang berat jenisnya lebih ringan akan terisap oleh separating fan. Sedangkan
kernel yang mempunyai berat jenis berat akan jatuh ke wet kernel conveyor.
Pemisahan ini juga bisa disebut sistem pengolahan kering. Ada juga kernel yang
pecah pada saat pemecahan di ripple mill dan cangkang yang berat jenisnya
diantara keduanya, tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat. Kernel dan
cangkang seperti ini akan masuk ke LTDS II untuk dipisah kembali.
j)

LTDS II ( Ligh Tenera Dush Separator II)


LTDS II merupakan alat untuk memisah kernel dan cangkang yang mana

disini diterapkan metode pemisahan inti dengan sistem kering tahap dua. dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 18. LTDS I danLTDS II


Setelah dilakukan pemisahan di LTDS II masih banyak juga terdapat
Kernel dan cangkang yang belum dapat terpisahkan. Kernel dan cangkang seperti
ini harus dipisahkan lagi di sistim pengolahan basah / pada Claybath.
Sebelum kernel dan cangkang diolah di claybath, kernel dan cangkang
tersebut terlebih dahulu di cuci di tabung pencucian. Pencucian ini bertujuan
22

untuk membersihkan kernel dan cangkang dari kotoran halus agar pemakaian
calcium (CaCO3) pada Claybath dapat diminimalkan.
k)

Claybath
Claybath adalah suatu tempat pemisahan antara kernel dengan cangkang

dengan menggunakan bantuan calcium (CaCO3). Pemisahan ini disebut juga


dengan pemisahan kernel dengan cangkang melalui sistim basah. Bisa dilihat
pada gambar dibawah ini.

Gambar 19. Claybath


l) Wet Kernel Conveyor
Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel yang keluar
dari LTDS I, LTDS II dan vibrating mesh claybath menuju Wet kernel Elevator.
m)Wet Kernel Elevator
Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel dari wet
kernel conveyor untuk dibawa kedalam kernel silo. Wet kernel elevator ini
berbentuk timba / bucket yang dihubungkan dengan rantai / chain.

23

n) Kernel Silo
Kernel silo merupakan suatu alat yang berbentuk tabung horizontal untuk
mengurangi kadar air yang terkandung di dalam kernel (7%) agar tumbuhnya
jamur sewaktu penyimpanan di gudang kernel (kernel storage) dapat dihindari.
Bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 20 . Kernel silo


o) Kernel Storage
Merupakan tempat penyimpanan atau penimbunan kernel sebelum di
pasarkan. Kernel storage di PKS PT. Asam Jawa berbentuk sebuah ruangan
dengan ukuran 20 x 35 m. Dapat dilihat pada gambar berikut ini:

24

Gambar 21. Kernel Storage


3.3.9 Stasiun Klarifikasi (Pemurnian Minyak)
Minyak kasar yang diperoleh dari pressan ditampung dalam talang dan
diencerkan dengan menambah air panas 18 20 %, untuk dialirkan ke stasiun
pemurnian minyak. Tujuannya untuk memisahkan minyak dari fraksi air dan
lumpur (non oily solid) serta mengeringkannya sehingga kadar air maksimumnya
0,10 %. Pemurnian minyak melalui proses sebagai berikut.
a) Crude Oil Gutter
Minyak yang keluar dari press akan mengalir ke sand trap tank melalui
sebuah talang air (Crude oil gutter). Tujuannya pemberian air panas ini adalah
agar minyak yang mengalir tidak menggumpal sehingga banyak minyak yang
mengalir ke sand trap tank lancar.
b) Sand Trap Tank
Fungsi dari Sand trap tank adalah untuk menampung sementara minyak
yang keluar dari press dan juga untuk mengendapkan pasir dan kotoran lain yang
mengikut dengan minyak. Proses pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan
25

berat jenis antara minyak dengan kotoran. Pemasukkan steam di sand trap tank
ini adalah sistim coil dengan suhu 90 - 95 C.
c) Vibrating Screen (Ayakan Getar)
Minyak yang telah dipisahkan dengan pasir dan kotoran lain pada sand
trap tank akan dialirkan ke vibrating screen. Vibrating screen adalah suatu alat
untuk memisahkan minyak dari serabut (fibre) kasar dan halus yang terikut pada
minyak malalui sistem ayakan / ayakan getar. Seperti pada gambar dibawah.

Gambar 22. Vibrating Screen


d) Crude Oil Tank (COT)
Minyak yang telah disaring di vibrating screen kemudian dialirkan
kedalam crude oil tank (COT). COT merupakan suatu alat tempat penampungan
minyak sementara sebelum di pompakan ke clarifier tank. Gambar COT dapat
dilihat pada gambar berikut.

26

Gambar 23. Crude Oil Tank


e) Clarifier Tank
Clarifier tank yang terdapat di PT. Asam Jawa mempunyai ukuran 120 m.
Clarifier tank merupakan alat untuk tempat terjadinya proses pemisahan antara
minyak dengan sludge yang mana proses pemisahan terjadi akibat perbedaan berat
jenis. Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa pipa steam untuk menjaga agar
suhu tetap 85 - 95C.
Disini terdapat sebuah stirrer yang berfungsi untuk mengaduk massa yang
terdapat pada tangki agar butiran minyak dapat naik kepermukaan. Stirrer ini
bekerja dengan cara berputar dengan putaran 4 rpm. Sperti pada gambar dibawah
ini.

27

Gambar 24. Continious Setting Tank (CST)


Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST mengandung kadar air, 0,400,80% dan kadar kotoran, 0,20-0,40 %. Pencucian CST dilakukan setiap 3-6
bulan sekali untuk memaksimalkan fungsi dari CST.
Proses pengolahan minyak melalui beberapa tahapan deperti berikut !.
a) Oil Tank
Oil tank yang terdapat pada PT. Asam Jawa ini berukuran 20 m. Oil tank
adalah tempat penampungan minyak sementara setelah dipisahkan di clarifier
tank (sistim over flow). Disini juga terdapat pemasukkan steam sistim coil dengan
tujuan untuk menjaga suhu agar tetap 80 -90 C, dapat dilihat pada gambar berikut
ini:

28

Gambar 25. Oli tank


b) Purifier
Purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran dan air.
Pemisahan dilakukan dengan gaya sentrifugal. Minyak yang keluar dari purifier
mengandung kadar air 0,20-0,50 % dan kadar kotoran, 0,02 % . Gambar purifier
dapat diliat pada gambar berikut ini:

Gambar 26. Furifier

29

c) Float Tank
Float tank (tangki apung) adalah bejana pengaturan minyak masuk ke
dalam vacum dryer setelah diolah furifuer, agar minyak yang masuk ke vacum
dryer masuk secara merata (konstan). Dapat dilihat pada vacuum dryer.
d) Vaccum Dryer
Fungsi vaccum dryer adalah untuk memisahkan minyak dengan air yang
mengikut dengan minyak, agar minyak yang dipasarkan mempunyai kadar air
yang rendah. Seperti pada gambar dibawah.

Gambar 27. Vaccum Dryer


Spesifikasi vaccum Dryer ini dapat dilihat pada lampiran 1.l.
Minyak dari vaccum dryer yang sudah memenuhi standar mutu dialirkan
ke tangki timbun dengan kandungan kadar air, 0,15 % dan kadar kotoran, 0,02 %.
e) Storage Tank (tangki timbun)
Tangki timbun merupakan tempat penyimpanan sekaligus penimbunan
minyak yang akan dipasarkan. Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa steam (coil)

30

untuk pemanas agar mutu minyak dapat dipertahankan sebagaimana sewaktu


dikirimkan ke tangki timbun. Dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 28. Storage Tank


Spesifikasi dari storage tank dapat dilihat pada lampiran 1.m.
Proses pengolahan sludge melalui beberapa tahapan sebagai berikut !.
a) Sludge Tank
Cairan sludge yang keluar dari CST dialirkan dan dipanaskan dengan injeksi
uap langsung sampai 90-95 C. Sludge yang telah keluar dari sludge tank akan
menuju sludge separator untuk dikutip minyaknya dan dipompakan ke COT,
sedangkan sisanya berupa sludge yang masih mengandung minyak < 0,7 %
dialirkan ke bak fat-pit. Kapasitas dari sludge tank ini adalah 30 m. dapat dilihat
pada gambar berikut ini:

31

Gambar 29. Sludge Tank


b) Decanter
Decanter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak
dengan sludge. Sludge masuk dengan campuran air panas dengan suhu 90 - 95 C
yang diputar dengan putaran 1500 rpm. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 30. Decanter


c) Reclaimed Tank
Reclaimed tank merupakan tempat penampungan minyak yang keluar dari
Decanter yang akan dipompakan ke clarifier tank untuk diolah lagi. Dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
32

Gambar 31. Reclaimed Tank


d) Fat fit
Merupakan suatu tempat berbentuk bak, yang dibuat ditanah dengan
diplaster menggunakan semen untuk menampung heavy fhase yang keluar dari
decanter serta minyak yang tercecer. Dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 32. Fat fit


e) Bak recovery
Merupakan suatu tempat berbentuk bak, berfungsi untuk menampung air,
pasir, sludge dari fat fit untuk dikirimkan ke kolam limbah. Apabila pada bak
recovery masih terdapat minyak atau minyak yang naik dipermukaan, maka

33

minyak tersebut langsung dikutip dan dikirimkan ke clarifier tank untuk diolah
kembali. Dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 33. Bak Recovery


f) Sludge Drain Tank
Sludge drain tank adalah bak tempat penampungan sludge yang masih
mengandung minyak dari tangki lain. Sludge drain ini terdiri dari tiga bagian.
Bagian 1 merupaka tempat pemasukkan sludge kemudian butiran minyaknya akan
naik kepermukaan dan mengalir ke bagian ke 2 dan selanjutnya ke bagian ke 3.
Kemudian dari bagian 3 minyak akan dialirkan menuju reclaimed tank.
3.3.10 Stasiun Boiler (Ketel Uap)
Stasiun boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap steam untuk
pembangkit tenaga listrik dan juga untuk proses pengolahan yang memerlukan
steam dengan cara pemanasan terhadap air dengan memanfaatkan cangkang dan
fiber sebagai bahan bakarnya. Karena uap yang dihasilkan oleh boiler sangat
diperlukan maka boiler ini merupakan alat yang paling vital, oleh karena itu
didalam pelaksanaan pengoprasiannya harus berdasarkan standart operating
process (SOP). Dapat dilihat pada gambar berikut.

34

Gambar 34. Boiler (Ketel Uap)


Terdapat beberapa komponen di stasiun boiler, antara lain :
1) Primary Air Fan (PAF)

8)

Elektrik Feed Water Pump

2) Secondary Air Fan(SAF)

9)

Upper Drum

3) Carrier Air Fan (CAF)

10)

Lower Drum

4) Ash Rotary Trap (ART)

11)

Super Heater

5) Induced Draft Fan (IDF)

12)

Chimney (cerobong asap)

6) Automatic Fuel Feeder (AFF)

13)

Ruang Bakar

7) 1st dan 2nd Dust Collector


Sebelum boiler dioperasikan, boiler terlebih dahulu dipanaskan dengan
cara menghidupkan api secara manual diruang bakar/ dapur boiler tujuan antara
lain :

Mencegah terjadinya pemanasan mendadak yang mengakibatkan


pembengkokan pada pipa.

Untuk membuang air dan udara yang berada pada super heater dengan
cara membuka condensat valve, dan air fan valve dan menutupnya
kembali pada saat boiler akan mulai di operasikan.

35

Pemanasan ini dihentikan apabila tekanan sudah menjadi 1,5 kg/cm


(dilihat dari manometer) dengan cara menghidupkan PAF dan SAF dan yang
terakhir menghidupkan IDF (proses akan di mulai).
3.3.11 Stasiun Engine Room
Di stasiun engine room terdapat beberapa bagian diantaranya :
a) Turbine
Fungsi dari turbine adalah untuk mengubah tenaga uap menjadi energi listrik,
yaitu dengan jalan menggerakkan memutar alternator sehingga menghasilkan
energi listrik.
Steam yang masuk dari super heater pada boiler dengan tekanan kurang lebih
20 kg/cm lalu steam tersebut akan masuk ketabung penampungan air yang
letaknya berada di atas turbine. Fungsi dari tabung penampung air ini adalah
untuk menyaring air yang mengikut dengan steam yang akan masuk ke dalam
turbine. Gambar turbin dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini:.

Gambar 35. Turbine


Spesifikasi turbine ini dapat dilihat pada lampiran 1.n.

36

b) Generator
Fungsi dari genset ini sama dengan fungsi dari turbine, yaitu sama sama
sebagai pembangkit listrik, bedanya adalah sumber tenaganya. Turbine
menggunakan steam sebagai sumber tenaga

sedangkan genset dengan

menggunakan bahan bakar solar. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 36. Genset


Pemakaian solar dapat mencapai 60 liter / jam, sehingga genset dipakai
hanya pada saat pagi hari, malam hari, dan hari-hari dimana boiler tidak
beroperasi.
Spesifikasi genset ini dapat dilihat pada lampiran 1.o.
c) Tabung BPV (break preasure Vessel)
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan steam yang dihasilkan dari
turbine dan sebagai pendistribusi steam ke masing masing stasiun yang
memerlukan steam. Seperti pada gambar di bawah ini.

37

Gambar 37. Tabung BPV


3.3.12 Stasiun Water Treatment
Stasiun water treatment merupakan suatu tempat pengolahan air yang akan
dipakai / dipergunakan dalam proses pengolahan maupun untuk keperluan
domestik. Terdapat beberapa bagian pada stasiun water treatment seperti :
a) Raw Water Pump
Raw water pump adalah sebuah pompa untuk menghisap air dari sungai
menuju water stelling basin (waduk).
b) Clarifier Tank
Clarifier tank berfungsi sebagai tempat pengendapan air. Air yang berasal
dari waduk terlebih dahulu diinjeksikan dengan aluminiun sulfhate sebagai
pengikat kotoran-kotoran yang terikut dan soda ash berfungsi sebagai penjernih
air. Dapat dilihat pada gambar berikut ini:

38

Gambar 38. Clarifier Tank


c) Water Stelling Basin
Water stelling basin adalah suatu tempat berupa bak yang fungsinya
sebagai tempat pengendapan zat-zat terlarut dan juga sebagai tempat
penampungan air yang telah jernih sebelum dipompakan ke sand filter
Setelah air masuk ke water stelling basin dan terjadi pengendapan,
kemudian air yang sudah jernih di pompakan ke sand filter. Dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

39

Gambar 39. Water Settling Basin


d) Sand Filtre
Sand filtre adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyaring kembali air
yang telah diproses di water stelling basin yang kemungkinan masih mengandung
zat-zat terlarut yang masih terikut dengan air. Penyaringan di sand filtre ini
menggunakan pasir kwarsa sebagai media. Seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 40. Sand Filtre

40

e) Water Tower Tank


Water tower tank adalah suatu tempat untuk menampung air dari sand filter
dan untuk didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan. Seperti pada
gambar dibawah ini.

Gambar 41. Water Tower Tank

41

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Stasiun Perebusan (Sterilizer)


Perebusan merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS
karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan selanjutnya baik losses
(kerugian) yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama
mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO yang
dihasilkan menjadi berwarna lebih gelap (tua). Sebaliknya apabila terlalu singkat
mengakibatkan jumlah buah balik meningkat, proses pelumatan di unit digester
dan pemecahan biji kurang sempurna (Sugianto, 2005).
Sterilizer adalah suatu ketel tempat perebusan TBS yang berbentuk bejana
(silinder) dengan tipe horizontal. Pada bagian luar sterilizer ini dilapisi dengan
rockwool dan aluminium sebagai penahan panas.
4.1.1. Bagian bagian Sterilizer
a. Pintu sterilizer
Pintu sterilizer berfungsi sebagai tempat masuknya TBS yang mau direbus dan
keluarnya TBM yang sudah direbus. Pintu pada sterilizer harus benar benar
tertutup rapat supaya steam yang akan digunakan untuk perebusan tidak keluar.
Pintu sterilizer dapat dilihat pada gambar berikut.

42

Gambar 42. Pintu Sterilizer


b.

Sensor
Sensor yang terdapat pada sterilizer terletak di bagian atas ujung sterilizer,

inlet valve, exchaust valve, dan saluran condensate yang berfungsi untuk
mendeteksi apakah pintu/valve terbuka atau tertutup dimana hasil pendeteksian
yang dihasilkan oleh sensor akan ditampilkan di panel automatic system berupa
lampu kecil. Pintu/valve yang terbuka ditandai dengan lampu warna merah,
sedangkan pintu/valve yang tertutup ditandai dengan lampu warna hijau.
c.

Body (Drum rebusan)


Drum rebusan adalah tempat lori yang berisi TBS selama dilakukan proses

perebusan. Body rebusan memiliki tebal 16 mm. di dalam body rebusan terdapat
linear terbuat dari plat stainless stell dengan tebal 6 mm. Pada bagian luar body
dibalut dengan kapas dan ditutup dengan seng yang memiliki ketebalan 2 mm
yang bertujuan untuk meminimalisir panas yang keluar dari drum rebusan.

43

Gambar 43. Drum rebusan


d.

Savety valve ( katup pengaman)


Savety valve adalah katup yang akan terbuka sendiri apabila tekanan sudah

melebihi dari batas yang ditentukan. Savety valve terletak di masing masing
drum rebusan dan juga pada kran induk.

Gambar 44. Katup Pengaman


e.

Manometer
Manometer adalah indikator tekanan pada linear yang berfungsi sebagai

penunjuk besar kecilnya tekanan yang terdapat pada linear. Manometer terdapat
pada masing masing drum rebusan dan juga pada kran induk.

44

Gambar 45. Manometer


f.

Rail track
Rail track adalah tempat/jalur lori berjalan.

Rail track terbuat dari besi

dengan ukuran 50 x 50 mm.


g.

Panel automatic system


Panel automatic system berfungsi untuk kontrol sterilizer. Pada panel ini

terdapat pengaturan untuk pilihan menjalankan sterilizer dengan cara manual atau
otomatis. Pada panel ini terdapat layar yang menunjukkan sisa waktu perebusan
yang sedang berjalan.

Gamabar 46. Panel automatic system


45

h.

Valve steam (katup uap)


Valve steam yang digunakan dipabrik ini adalah katup satu arah. Terdapat

beberapa katup uap pada sterilizer seperti katup masuk (inlet valve), katup buang
(exchaust valve), dan katup air buang (condensate). Katup katup ini berfungsi
untuk menahan dan membuka aliran uap/air yang akan dimasukkan maupun
dikeluarkan.

Gambar 47. Katup Uap


i.

Pipa uap dan strainer


Pipa uap adalah tempat mengalirnya uap. Pipa yang ada di sterilizer seperti

pipa induk dari boiler, pipa pemasukan uap, pipa pembuangan uap. Sedangkan
strainer adalah pipa pembuangan bekas air rebusan (condensate).

46

Gambar 48. Strainer


j.

Silencer
Yang dimaksud dengan silencer adalah plat tebal 8 mm yang dilas membentuk

pipa besar yang berfungsi untuk pembuangan uap bekas perebusan.

Ukuran

silencer di pabrik ini yaitu, timggi 6 m, diameter 1,44 m.

Gamabar 49. silencer


k.

Distribution steam
Distribution steam adalah plat segi empat yang dilubangi yang terdapat

diujung pipa pemasukan uap di dalam drum rebusan yang berfungsi untuk
47

mendistribusikan uap dengan tujuan supaya uap menyebar keseluruh bagian drum
rebusan.

Gambar 50. Distribution steam


l.

Water pump
Digunakan untuk memompakan air sisa rebusan kedalam bak penampungan.

Gambar 51. Water Pump


m. Compressor
Digunakan untuk menghasilkan udara dengan tekanan tinggi yang akan
difungsikan untuk membuka dan menutup katup yang beroperasi secara otomatis.
48

Gambar 52. compressor


n.

Recorder
Recorder adalah alat yang digunakan untuk merekam/mencatat program kerja

pada sterilizer seperti tinggi rendahnya tekanan uap pada drum perebusan yang
dihubungkan interval waktu perebusan.
4.1.2 Tujuan perebusan
Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :

Tujuan utama proses perebusan adalah untuk mempermudah proses


selanjutnya.

Menon-aktifkan enzim lipase pada TBS.

TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam
buah. enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat
mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.

Melunakkan daging buah (mesocarp) sehingga mudah diaduk dalam


digester.

Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang (Shell).

Mengurangi kadar air dalam buah.

Mempermudah buah lepas dari tandannya.


49

4.1.3 Proses perebusan


Di PKS. PT. ASAM JAWA terdapat empat buah sterilizer yang letaknya
berdekatan antara keempatnya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT.
Asam Jawa adalah perebusan sistem tiga puncak (triple peak) seperti pada tabel
berikut.
Tabel 2. Proses sterilisasi TBS dengan automatic system
No

Program sterilizer

Inlet

Condensate

exchaust

Waktu(mnt)

Tekanan uap

Buang udara I

Buka

Buka

Tutup

0 - 0.5

kg/Cm

Naik tekanan I

Buka

Tutup

Tutup

1.5 - 2.0

kg/Cm

Buang air condensate

Tutup

Buka

Tutup

0.8 1.2

kg/Cm

Afblas I (air + steam)

Tutup

Buka

Buka

kg/Cm

Buang udara II

Buka

Buka

Tutup

0 0.05

kg/Cm

Naik tekanan II

Buka

Tutup

Tutup

2.0 2.5

kg/Cm

Buang air condensate

Tutup

Buka

Tutup

1.2 1.5

kg/Cm

Afblas II

Tutup

Buka

Buka

0 0.5

kg/Cm

Naik tekanan III (1)

Buka

Tutup

Tutup

18-19

2.8

kg/Cm

10

Buang udara III

Buka

Buka

Tutup

2.6 2.7

kg/Cm

11

Naik tekanan IV (2)

Buka

Tutup

Tutup

19-20

2.8

kg/Cm

12

Buang udara IV

Buka

Buka

Tutup

2.6 2.7

kg/Cm

13

Naik tekanan V (3)

Buka

Tutup

Tutup

19-21

2.8

kg/Cm

14

Buang air condensate

Tutup

Buka

Tutup

0.8 1.2

kg/Cm

15

Afblas III (akhir)

Tutup

Buka

Tutup

kg/Cm

Jumlah waktu rebus

90 95

50

Sitem perebusan dengan triple peak dapat dilihat pada kurva berikut ini :

Gambar 53. Kurva perebusan sistem triple peak


Cara kerja pada proses perebusan :
Lori yang telah berisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer sebanyak 9 lori
setiap rebusan (dengan muatan rata rata 2,5 ton/lori) kemudian kedua pintu
sterilizer di tutup rapat.
Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, katup kondensat dibuka dan
katup steam buang ditutup dan katup steam masuk dibuka, tujuannya adalah
untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat menyebabkan
TBS yang terdapat di bagian bawah tidak masak dengan sempurna.
Naik tekanan I selama 6 menit untuk proses penitrasi. Steam yang masuk ke
sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru dimasukkan dingin. Jadi
steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS yang dingin.
Buang air condensate I selama 1 menit untuk membuang air sisa rebusan.
Afblas I (condensate + Air) selama 2 menit untuk membuang air dan uap
bekas.
Buang udara II selama 1 menit untuk membuang udara di dalam rebusan.
51

Naik tekanan II sama seperti naik tekanan I hanya tekanannya lebih tinggi
untuk menguapkan air dari dalam TBS.
Buang air condensate II selama 1 menit untuk membuang air sisa rebusan.
Afblas II (condensate + Air) selama 2 menit untuk membuang air dan uap
bekas.
Naik tekanan tahap III (tahap 1) selama 18-19 menit untuk membunuh bakteri
yang terdapat pada TBS serta untuk melekangkan buah dari tandan. Diakhiri
dengan buang udara selama 1 menit.
Naik tekanan tahap IV (tahap 2) selama 19-20 menit untuk mematangkan
daging buah untuk mempermudah pengempaan sekaligus mengurangi kadar
air. Diakhiri dengan buang udara selama 1 menit.
Naik tekanan tahap V (tahap 3) selama 19-21 menit untuk melekangkan inti
kernel dari cangkan.
Buang air condensate III selama 6 menit untuk membuang air sisa rebusan.
Afblas III (condensate + Air) selama 3 menit untuk membuang air dan uap
bekas. Setelah tekanan dalam drum rebusan 0 kg/cm baru pintu sterilizer
dibuka.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :
Pengisian TBS ke dalam lori yang akan direbus sebaiknya tidak melebihi batas
yang ditentukan yaitu 2,5 ton/lori supaya tidak berserakan pada saat
memasukkan lori kedalam rebusan.
Kebersihan saringan (strainer) air condensate harus bersih dari sampah
ataupun brondolan agar condensate tidak tertahan dalam rebusan yang dapat

52

mengakibatkan perebusan tidak maksimal dan minyak semakin tinggi meresap


di janjangan
Tidak ada kebocoran pada sterilizer seperti pada drum, packing pintu,
katup/valve, sambungan pipa condenste dengan body rebusan, dan lain-lain.
Waktu tahan steam pada puncak ke III (holding time) disesuaikan dengan
keadaan TBS yang direbus (derajat kematangan dan keadaan restan buah) yang
diketahui dari komunikasi operator rebusan dengan petugas pengisian lori.

53

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan PKPM di PKS PT. Asam Jawa Torgamba yang
dilaksanakan selama 10 minggu, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.

Stasiun proses pengolahan kelapa sawit di PKS PT. Asam Jawa Torgamba
dikelompokkan menjadi beberapa stasiun yaitu : stasiun penerimaan buah,
stasiun loading ramp, stasiun rebusan, stasiun bantingan, stasiun press,
stasiun klarifikasi, staisun boiler, stasiun pengolahan air, stasiun kamar
mesin, stasiun pengolahan limbah, stasiun pengolahan jenjangan kosong,
stasiun bengkel.

2.

Stasiun sterilizer merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses


pengolahan kelapa sawit karena mempengaruhi proses pengolahan di
stasiun berikutnya.

Di stasiun sterilizer terjadi beberapa perlakuan

terhadap TBS seperti pelunakan daging buah, pelekangan inti kernel,


pengurangan kadar air TBS, dan penon-aktifan enzim lipase yang
meningkatkan kadar asam lemak bebas sehingga dapat menurunkan
rendemen minyak.
3.

Standar spesifikasi mutu produksi yang dihasilkan minyak sawit ( CPO)


adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar kotoran < 0,02,
rendemen <23 %. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%,
kadar kotoran < 7,00%, rendemen < 5 %.

54

5. 2. Saran
1.

Agar diperoleh TBS yang memenuhi standar untuk diolah, maka assisten
lapangan harus mengawasi pelaksanaan panen sesuai dengan kriteria
kematangan

panen

agar

tercapai

hasil

yang

memuaskan

dan

memperhatikan cara sortasi pada grading agar buah mentah dari luar tidak
dimasukan ke loading ramp.
2.

Untuk masa yang akan datang diharapkan pada program studi


menambahkan mata ajaran mengenai mesin pengolahan yang digunakan
pada pengolahan hasil pertanian seperti sawit.

3.

Untuk mempermudah operator di stasiun rebusan sebaiknya pintu rebusan


dibuat dengan sistem hidrolik, dengan demikian operator akan terhindar
dari sisa uap panas dari rebusan pada saat membuka pintu rebusan secara
manual.

4.

Sebaiknya interval waktu perebusan benar-benar diperhatikan sesuai


dengan kondisi buah khususnya terhadap buah restan.

55

DAFTAR PUSTAKA
Amir, Syafri dan Sentot Wahono. 2005. Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Buku ajar Politeknik Pertanian, Payakumbuh
Anonim. 1996. Teknologi Industri Pengolahan Berbasis CPO di Indonesia.
Jakarta: Ditjen IHPK Deperindag.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Produksi, Produktivitas dan Luas lahan
Kelapa Sawit. Jakarta.
PT. Asam Jawa Group. 2011. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Pada Pabrik
Kelapa Sawit
Semangun dan Mangoensoekarjo. 2003. Kandungan Dalam Produk Kelapa Sawit.
Penebar swadaya. Jakarta
Sugianto. 2005. Pedoman Kerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Parenggean.
Kalimantan Tengah
Syamsul, dkk. 2012. Rancang Bangun Sistem Kendali Waktu Memasak Buah
Kelapa Sawit. Fakultas Teknik Lokhsomawe
http://repository.usu.ac.id/2013/05/pengaruh-asam-lemak-bebas-terhadap.html
(20 April 2013)
http://portalgaruda/2013/01/kebutuhan-uap-pada-sterilizer-pabrik-kelapa-sawit
(17 Mei 2015)
https://kampongpergam.wordpress.com/2010/01/24/proses-pengolahan-minyakkelapa-sawit-crude-palm-oil/
http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-pertumbuhan-areal-kelapa-sawitmeningkat.html

56

LAMPIRAN
Lampiran 1. Spesifikasi Alat Pengolahan Kelapa Sawit di PT. ASAM JAWA
a. Timbangan no 1 dan 2:

Merk

: Avery Berkel

Type

: 5199 12 x 3 m

Kapasitas

: 50 Ton

Produksi

: PT. MUGI

b. Spesifikasi Loading ramp

Lebar pintu Loading ramp2

: 1900 cm

Panjang

: 27 m

Tinggi pintu

: 1500 cm

Tebal pintu

: 2,5 cm

Jumlah pintu

: 9 pintu

Jarak antar pintu

: 1100 mm

Kemiringan Loading ramp

: 30

c. Spesifikasi pada Lori

Jumlah lori

: 120 unit

Lebar lori

: 140 cm

Panjang lori

: 250 cm

Tinggi lori dari roda

: 120 cm

Lebar rel

: 61 cm

Jarak antar rel

: 320 cm

Kapasitas lori

: 2,5 ton

d. Spesifikasi Sterilizer

Type

: Double Door

Made By

: Super Andalas Steel

Jumlah

: 4 unit

Kapasitas

: 9 lori/rebusan.

Pola rebusan

: Triple Peak (tiga puncak)

57

Lampiran 1. Lanjutan
e. Spesikasi Elektro Motor pada Cupstand

Merk

: TECO IDUCTION

Tenaga

: 25 HP

Putaran

: 1400 Rpm

Type

: AEE BAC

f. Spesifikasi Thresher

Jumlah

: 3 unit

Jenis

: single drum

Putaran

: 22 24 rpm

Panjang

: 4,80 m

Diameter

: 1,97 m

Jarak antar kisi kisi

: 5 cm

Kemiringan plat pembawa

: 10,89

Motor penggerak

: TECO Induction 20 Hp 3 phase

Kapasitas

: 10 ton/jam

g. Spesifikasi Bunch Crusher

Jumlah

: 1 unit

Jumlah poros penggilas

: 4 buah

Putaran

: 24 rpm

Motor penggerak

: Nord 1445 rpm

h. Spesifikasi Digester

Jumlah

: 7 unit

Kapasitas

: 15 ton/jam

Putaran pisau digester

: 23 rpm

Motor penggerak

: TECO, 3 phase, 30 hp, 1445 rpm

Isi max dan min digester

: digester

Suhu dalam digester

: 90 C

Waktu pelumatan

: 17 menit

58

Lampiran 1. Lanjutan
i. Spesifikasi Press

Jumlah

: 7 unit

Kapasitas

:15 ton/jam

Putaran screw press : 10 rpm

Tekanan cone

: 50 bar

j. Spesifikasi Polishing Drum

Jumlah

: 2 unit

Panjang

:6m

Diameter

:1m

Putaran

: 17 rpm

Diameter lubang keluar nut

: 2 cm

Kemiringan plat pembawa

: 15

k. Spesifikasi Ripple Mill

Model

: MSB cracket

Putaran

: 1050 rpm

Jumlah

: 4 unit

l. Spesifikasi Vacum Dryer

Jumlah

: 2 unit

Tekanan

: 0,8 bar

Kapasitas

: 10 ton

m. Storage Tank
Jumlah

: 5 unit

Storage tank no. 1-4


Tinggi

: 13,585 meter

Kapasitas

: 1000 ton

Keliling

: 42 m

Tinggi

: 8,30 m

Storage tank no. 5

Tinggi

: 10,82 m

Keliling

: 57 m

Diameter

: 18, 7 m
59

Lampiran 1. Lanjutan

Kapasitas

: 2000 ton

n. Spesifikasi Turbine

Merk

: SHINKO

Steam Out Put

: 1.000 kw

Steam Press

: 20 kg/cm

Steam Temperatur

: 260C

Exhaust Press

: 3,5 kg/cm

Turbine speed

: 5.294 rpm

Out Put Shaff Speed

: 1.500 rpm

Weight
o. Spesifikasi Genset

: 6.040 kg

Spesifikasi genset 1

Merk

: Merci

Model

: 275

Rotatet power prime : 200 kw

Phase

:3

Ratet rpm

: 1.500

Made in

: Germany

Spesifikasi genset 2 & 3

Merk

: Marcedez

Model

: 3412

Ratis

: 400 kw

Phase

:3

Ratet rpm

: 1500

Made in

:Germany

60

Lampiran 3. Struktur Organisasi di PKS. PT. ASAM JAWA


MILL MANAGER

KTU
ASISTEN
TEKNIK

ASISTEN
LISTRIK

ASISTEN
PROSES

ASISTEN
GRADING

ASISTEN
LABOR

ASISTEN
PEMASARAN
KEPALA
PEMBUKUAN

MANDOR

MANDOR

MANDOR

KEPALA
LABOR

MANDOR

DISPECTMENT
PEMBELIAN

KARYAWAN
GRADING
MEKANIK

ANALIS

MEKANIK

SAMPLE
BOY
OPERATOR

OPERATOR

PEMBANTU
OPERATOR

PEMBANTU
OPERATOR

63

KEPALA
GUDANG

Lampiran 4. Foto-foto kegiatan PKPM di PT. Asam Jawa

63

Lampiran 4. Lanjutan

63

Anda mungkin juga menyukai