BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
01
A.
Latar Blakang
01
B.
Dasar Hukum
03
C.
Definisi .
04
06
06
OBJEK PENGAWASAN
07
1.
Instalasi Nuklir
07
2.
07
3.
Bahan Nuklir
07
4.
Sertifikasi. .
08
BAB III
09
BAB IV
11
A.
Persyaratan Izin..
11
12
13
14
16
17.
18
20
22
BAB V
24
BAB VI
26
BAB VII
BAB VIII
B.
30
BAB I
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang
kesadaran
hukum
pengguna
tenaga
nuklir
untuk
Ayat (1) : Setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin, kecuali
dalam hal-hal tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Ayat (2) : Pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir dan instalasi
nuklir lainnya serta dekomisioning reaktor nuklir wajib
memiliki izin.
Ayat (3) : Syarat-syarat dan tata cara perizinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Selain instalasi nuklir baik rektor nuklir maupun instalasi nuklir non rektor,
Bapeten mengatur pula kualifikasi petugas yang bekerja sebagai operator
reaktor/supervisor reaktor dan petugas proteksi radiasi. Persyaratan dimaksud
adalah untuk meminimalkan risiko yang dihadapi oleh pengguna tenaga nuklir
maupun masyarakat.
Disamping itu terdapat pula pengawasan khusus terhadap bahan bakar nuklir
yang digunakan yang harus memenuhi ketentuan :
1. Bahan bakar nuklir dikuasai oleh negara dan pemanfaatannya diatur dan
diawasi oleh BAPETEN.
B. Dasar Hukum.
C. Definisi
1. Reaktor nuklir adalah alat atau instalasi yang dijalankan dengan bahan
bakar nuklir yang dapat menghasilkan reaksi inti berantai yang terkendali
dan digunakan untuk pembangkitan daya, atau penelitian, dan/atau
produksi radioisotop. (UU 10/1997)
2. Instalasi nuklir non-reaktor adalah fasilitas yang digunakan untuk
pemurnian, konversi, pengayaan bahan nuklir, fabrikasi bahan bakar nuklir
dan/atau pengolahan ulang bahan bakar nuklir bekas; dan/atau untuk
menyimpan bahan bakar nuklir dan bahan bakar nuklir bekas.
3. Perizinan adalah seluruh proses yang meliputi persyaratan dan tata cara
memperoleh izin, penerbitan, perubahan, perpanjangan, pembekuan,
pencabutan dan kegiatan lain yang terkait dengan izin pemanfaatan tenaga
nuklir. (PP 64/2000)
4. Modifikasi (Modifikasi Reaktor) adalah perubahan di dalam atau
penambahan terhadap konfigurasi reaktor yang ada dengan pelaksanaan
keselamatan potensial yang dimaksudkan untuk kesinambungan operasi
reaktor. Modifikasi ini dapat menyangkut sistem keselamatan atau sistem
komponen yang terkait dengan keselamatan, prosedur, dokumentasi atau
kondisi operasi yang berkaitan dengan keselamatan. (SK Ka-BAPETEN
No 06-P)
5. Laporan Analisis Keselamatan adalah dokumen yang disampaikan
pemohon kepada Badan Pengawas dan berisi informasi tentang fasilitas
reaktor penelitian nuklir, desain, analisis keselamatan dan peralatan untuk
mengurangi
resiko
terhadap
masyarakat,
lingkungan.
personilpengoperasi
dan
dari
teras
reaktor,
pembongkaran
komponen
reaktor,
dari
fasilitas
terpasang
yang
dilakukan
selama
kegiatan
dan
personil
yang
disetujui
oleh
BAPETEN
untuk
mengoperasikan fasilitas reaktor penelitian secara aman. (SK KaBAPETEN No. 05)
10. Sistem yang Berkaitan dengan Keselamatan adalah sistem yang penting
untuk keselamatan tapi bukan merupakan sistem keselamatan (SK KaBAPETEN No. 05)
11. Sistem Keselamatan adalah sistem yang penting untuk keselamatan, yang
diperlukan untuk menjamin pemadaman reaktor dengan aman, atau untuk
memindahkan panas dari teras reaktor, atau untuk membatasi akibat
peristiwa operasi yang diperkirakan dan kondisi kecelakaan (SK KaBAPETEN No. 05)
BAB II.
OBJEK PENGAWASAN
1. Instalasi Nuklir:
a. Reaktor Kartini,
b. RSG GA. Siwabessy,
c. Reaktor Triga 2000.
3. Bahan Nuklir
a. Bahan Nuklir untuk Reaktor Kartini (antara lain: SS-204),
b. Bahan Nuklir untuk Reaktor RSG GA. Siwabessy (Uranium Oksida,
Uranium Silisida),
c. Bahan Nuklir untuk Reaktor Triga 2000 (SS-204, SS-304, rod
follower).
d. Bahan Nuklir untuk produksi Molibdenum
e. Bahan Nuklir untuk produksi Elemen Bakar RSG-GAS
f. Bahan Nuklir hasil tambang timah (P. Bangka)
g. Bahan Nuklir di pertambangan daerah Kalan Kalimantan
h. Penyimpanan Bahan Nuklir di P. Batam)
4. Sertifikasi
Sertifikasi personil Operator reaktor dan Supervisor reaktor, validasi
bungkusan.
BAB III
PERIZINAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR
Berdasarkan tujuan ini, terdapat pula tujuan proteksi radiasi yang lebih rinci yang
digunakan untuk :
1.
2.
3.
10
BAB IV
PROSEDUR, PERSYARATAN PENERBITAN DAN JENIS IZIN
A. Persyaratan Izin
Persyaratan umum yang dipakai sebagai dasar penilaian agar diperolehnya izin
pemanfaatan tenaga nuklir dari Bapeten adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai fasilitas yang memenuhi persyaratan keselamatan untuk
bekerja dengan tenaga nuklir. Fasilitas nuklir harus didesain, dikonstruksi,
dioperasikan yang memberikan dampak aman/selamatnya operasi.
2. Mempunyai tenaga-tenaga yang cakap dan terlatih baik, untuk bekerja
dengan instalasi nuklir. Yang dimaksud dengan tenaga yang cakap dan
terlatih baik adalah tenaga yang mempunyai pengetahuan dalam bidang
keselamatan kerja terhadap radiasi.
3. Mempunyai
peralatan
teknis
yang
diperlukan
untuk
menjamin
11
1. izin tapak
2. izin konstruksi
3. izin operasi:
a. izin operasi sementara (tahap komisioning)
b. izin operasi jangka panjang
4. izin dekomisioning
Izin tapak, izin konstruksi, izin operasi, atau izin dekomisioning diberikan
setelah permohonan beserta seluruh lampirannya memenuhi ketentuan dalam
keputusan ini dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh BAPETEN.
Izin tapak diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, yang dapat
diperpanjang sampai dengan 2 (dua) kali masing-masing 1 (satu) tahun.
12
13
umum
mengenai
pembungkusan,
penyimpanan,
dan
14
15
Izin tapak, izin konstruksi, izin operasi, atau izin dekomisioning diberikan
setelah permohonan beserta seluruh lampirannya memenuhi ketentuan
dalam keputusan ini dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh BAPETEN.
Izin tapak diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, yang dapat
diperpanjang sampai dengan 2 (dua) kali masing-masing 1 (satu) tahun.
16
harus
mengajukan
permohonan
perpanjangan
izin
dengan
B. Laporan Keselamatan
Bab I
Bab II
Bab III
Karakteristik Tapak
Bab IV
Bab V
Reaktor
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Daya Listrik
Bab X
Sistem Bantu
17
Bab XI
Pemanfaatan Reaktor
Bab XII
Bab XIII
Pelaksanaan Operasi
Bab XIV
Pengkajian Lingkungan
Bab XV
Komisioning
Bab XVI
Analisis Keselamatan
Bab XVII
Bab XVIII
Jaminan Kualitas
Bab XIX
Dekomisioning
Bab XX
Laporan
Analisis
mengenai
bahan
yang
digunakan
untuk
18
19
memperlihatkan
bahwa
tiap
persoalan
keselamatan
akan
instrumentasi
dan
kendali,
sistem
listrik,
sistem
20
sistem
dan
komponen
harus
memperhatikan
pelaksanaan
operasi,
termasuk
perawatan,
21
otomatis
dapat
mengatasi
situasi
pemegang
izin
harus
menghentikan
beroperasinya reaktor.
c) Persyaratan
pengawasan.
Persyaratan
pengawasan
beroperasi
dalam
nilai
batas
keselamatan;dan
(3) Persyaratan minimal dipenuhi;
d) Bagian-bagian penting dari disain. Bagian-bagian
penting
dari
disain,
misalnya
bahan
konstruksi
mengenai
organisasi
dan
pengelolaan,
22
23
BAB V
SURAT IZIN BEKERJA (SIB)
Ayat (2) :
24
a. Para ahli dan para petugas yang akan bertindak sebagai operator untuk reaktor
nuklir harus memiliki izin kerja dari BAPETEN.
b. Izin kerja bagi operator tersebut diberikan oleh BAPETEN setelah diadakan
pengujian.
c. Izin kerja diberikan untuk jangka waktu tertentu dan ditinjau kembali secara
berkala.
25
BAB VI
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN OPERASI
Pasal 21
Pasal 23
26
tahap
konstruksi,
pemeriksaan
apakah
persyaratan
yang
Pasal 24
1.
2.
Pasal 25
1.
27
Operator reaktor wajib melaporkan hal ini kepada pemegang izin operasi yang
selanjutnya melaporkan hal tersebut kepada BAPETEN.
3.
28
BAB VII
PENGAWASAN BAHAN BAKAR NUKLIR
Pasal 26
1. Bahan bakar nuklir dikuasai oleh negara dan pemanfaatannya diatur dan
diawasi oleh BAPETEN.
2. Pemegang izin konstruksi/operasi wajib mentaati ketentuan yang dikeluarkan
oleh BAPETEN mengenai tanggung jawab yang dipikulnya selama bahan
bakar nuklir dalam penguasaannya.
3. BAPETEN akan mengadakan pemeriksaan pertanggung-jawaban maupun
pemeriksaan fisik bahan bakar nuklir.
{ps.1]
a. PPR
[ps.5]
Setiap pengoperasian reaktor nuklir harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang
cakap dan terlatih, dan sekurang-kurangnya terdiri dari: satu Operator reaktor, satu
29
Supervisor Reaktor, satu Petugas Proteksi Radiasi dan satu Petugas Perawatan dan
Perbaikan.
30
BAB VII
BIAYA IZIN INNR
Biaya izin ini merupakan biaya untuk izin baru maupun perpanjangan.
No.
Jenis Izin
Masa
Berlaku Biaya
(thn)
1.
2.
(Rupiah)
Izin Tapak
-
Pemerintah
Swasta
2 (dua)
1.250.000,2.750.000,-
Izin Konstruksi
-
Pemerintah
-
Swasta
2.500.000,-
pemurnian)
5.500.000,-
8 (delapan) (inst.
pengkayaan)
3.
Izin Operasi
2(dua)
Sementara
4.
Pemerintah
Swasta
Pemerintah
-
Swasta
20 (dua puluh)
3.750.000,8.250.000,-
Izin Dekomisioning
-
Pemerintah
-
6.
2.750.000,-
5.
1.250.000,-
Swasta
3.750.000,8.250.000,-
Fasilitas Penyimpanan
31
Lestari
a. Izin Tapak
2 (dua)
b. Izin Konstruksi
8(delapan)
c. Izin Operasi
33.000.000,110.000.000,550.000.000,-
Tetap
Catatan :
o Denda keterlambatan perpanjangan izin (paling lama 30 hari sejak izin
berakhir) : 25% dari total biaya izin (Ps. 3).
32