2012 2 62201 241407017 Bab2 05022013025442.ps
2012 2 62201 241407017 Bab2 05022013025442.ps
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
unit kerja. Sedangkan laporan keuangan yang harus dibuat setiap unit kerja adalah
laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. laporan
keuangan tersebut disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah
(PPKD) sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
Mardiasmo (2002: 159) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktifitas suatu perusahaaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Berdasarkan
pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan
yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai, posisi keuangan, kinerja perusahaan/organisasi,
perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lain yang merupakan hasil dari proses
akuntansi selama periode akuntansi dari suatu kesatuan usaha.
Laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan PP No.24 tahun 2005
tentang SAP adalah merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Menurut Mahmudi (2010: 1) definisi laporan keuangan adalah Laporan keuangan
sektor publik pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi
atau transaksi lainnya. Laporan keuangan merupakan suatu pernyataan entitas
pelaporan yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Laporan
keuangan
adalah
bentuk
pertanggungjawaban
pengelolaan
keuangan
10
daerah
menyampaikan
rancangan
peraturan
daerah
tentang
11
b. Neraca
c. Laporan arus kas
d. Catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan
badan usaha milik daerah
Laporan keuangan sebagaimana dimaksud disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan sebagaimana diatur dalam peraturan
pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan.
2.1.2 Tujuan penyajian laporan keuangan Pemerintah
Tujuan penyajian laporan keuangan sektor publik menurut Governmental
Accounting Standard Board (GASB, 1998) adalah untuk membantu memenuhi
kewajiban pemerintah untuk menjadi akuntabel secara publik. Untuk membantu
memenuhi kebutuhan
penting.
Untuk
tujuan
tersebut,
pelaporan
keuangan
harus
12
13
14
Asset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
15
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
c.
aliran
kas
menggambarkan
saldo
awal,
penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir kas daerah dalam suatu periode akuntansi tahun
berkenaan. Laporan aliran kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas yang berkaitan dengan aktifitas operasi, investasi dan
16
pembiayaan. Unsur yang dicakup dalam laporan aliran kas terdiri dari penerimaan
dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah.
b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
Laporan arus kas dibagi dalam empat aktivitas utama yaitu arus kas dari
aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas intvestasi, arus kas dari kativitas
pembiyaan dan arus kas dari aktivitas non anggaran (Mahmudi, 2006).
2.1.3.4 Catatan atas Laporan Keuangan
Menurut Bastian (2009) catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang
dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahamai oleh pembaca secara luas,
tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu maupun manajemen entitas
palaporan. Sedangkan catatan atas laporan keuangan menurut Nurlan Darise
(2008) adalah catatan atas laporan keuangan meliputii penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan
laporan arus kas.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus
kas. Catatan atas Laporan keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan
akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi
pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
17
Mengungkapkan informasi
standar akuntansi
18
19
dapat dikatakan
20
21
22
23
akuntansi
dan
pelapoan
keuangan
dalam
melakukan
kegiatannya.
4. Penyajian Unsur laporan keuangan, laporan keuangan dalam suatu entitas
harus menyajian unsure laporan keuangan sesuai dengan kegiatan entitas
pelaporannya.
2.1.4.2 Kecukupan Pengungkapan Laporan keuangan
Konsep full disclosure (pengungkapan lengkap) mewajibkan agar
laporan keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian
ekonomi yang mempengaruhi instansi pemerintah untuk suatu periode dan berisi
cukup informasi. Yang menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna laporan keuangan sehingga membuat pemakai laporan keuangan
24
paham dan tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut, (Mahmudi,
2010).
Menurut Mahsun, dkk, (2006: 59) laporan keuangan menyajikan secara
lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan lengkap merupakan
bagian dari prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan, sehingga terdapat di dalam
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 pada lampiran II paragraf 50,
mengatakan Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan
keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka laporan keuangan atau catatan
atas laporan keuangan.
2.1.4.3 Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah harus menunjukkan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, antara lain:
a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia khususnya yang mengatur
mengenai keuangan Negara, UU No. 17 tahun 2003.
b. Undang-undang Perbendaharaan Indonesia, UU No. 1 tahun 2004.
c. Undang-undang APBN,
d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, UU
No. 22 tahun 1999
e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan
pusat dan daerah,
25
f. Ketentuan
perundang-undangan
yang
mengatur
tentang
pelaksanaan
APBN/APBD,
g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat
dan daerah.
Apabila terdapat pertentangan antara standar akuntansi keuangan
pemerintah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka yang
berlaku adalah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
2.1.4.4 Efektivitas Pengendalian Intern
Di tahun 1994, Committee Of American Institute Of Accountants (sekarang
bernama The American Institute Of certified Public Accountant atau AICPA)
memberikan definisi pengendalian intern dalam Bastian (2009: 51) adalah rencana
organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang
dianut perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan
keandalan data akuntansi, mengingatkan efisiensi usaha, dan mendorong
ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Kemudian ditahun 1998,
AICPA mengklasifikasikan pengendalian intern dalam pengendalian akuntansi
(Accounting Control) dan pengendalian administrasi (administrative control).
Pengendalian akuntansi meliputi rencanan organisasi dan semua metode
serta prosedur yang berkaitan dengn data akuntansi, dan berhubungan langsung
dengan pengamanan terhadap kekayaan suatu organisasi dan keandalan catatan
keuangan. Selanjutnya pada tahun 1972, perbaikan definisi pengendalian intern
dilakukan
dengan
memasukan
pengendalian
administrasi.
Akibatnya,
pengendalian intern tidak terbatas hanya pada rencana organisasi, namun juga
26
prosedur dan catatan yang berkaitan dengan proses keputusan yang mengarah
pada otorisasi manajemen atas transaksi. Otorisasi merupakan suatu fungsi
manajemen yang secara langsung berhubungan dengan tanggungjawan untuk
mencapai tujuan organisasi dan sekaligus,
pada
pelaporan
organisasi
terkait
dalam
kerangka
pertanggungjawaban aktiva/kekayaan.
3. Akses
terhadap
aktiva/kekayaan
yang
dicatat
dibandingkan
dengan
aktiva/kekayaan yang ada pada interval waktu yang wajar dan tindakannya
yang tepat diambil jika terjadi perbedaan.
2.1.5 Akuntabilitas
Hapsari (2010) dalam jurnalnya menjelaskan fenomena yang terjadi
dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya
tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggung
jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
27
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Pada dasarnya,
akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas
aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus dapat menjadi subyek pemberi
informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik yaitu hak untuk tahu, hak
untuk diberi informasi, dan hak untuk didengar aspirasinya.
2.1.5.1
Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas publik merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas
segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pemegang amanah terhadap
orang atau badan yang meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas ini
dilakukan sebagai bentuk transparansi daripada kegiatan operasional suatu
perusahaan.
Menurut Mardiasmo (2002: 20) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik
menyatakan bahwa Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang
amanah
(agent)
untuk
memberikan
pertanggungjawaban,
menyajikan,
28
(2008
pertanggungjawaban
:58)
oleh
mendefinisikan
pihak-pihak
yang
akuntabilitas
diberi
adalah
kepercayaan
suatu
oleh
dipungut
langsung
maupun
tidak
langsung
dari
masyarakat.
29
merupakan
pencapaian hasil program dengan target yang telah d tetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil. Efisien merupakan pencapaian keluaran
yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah
untuk mencapai keluaran tertentu. Ekonomis merupakan perolehan masukan
dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah,
(Mutakin, 2008).
Transparan
merupakan
prinsip
keterbukaan
yang
memungkinkan
30
dengan
target
yang
telah
ditetapkan,
yaitu
dengan
cara
kewajiban
seseorang
untuk
mempertanggungjawabkan
31
Penyajian
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
laporan
keuangan
juga
sebagai
pertanggungjawaban
atau
32
antara
komponen
kewajaran
penyajian
laporan
terhadap
perundang-undangan
dan
efektivitas
pengendalian intern)
Hubungan antara kesesuaian SAP dengan kecukupan pengungkapan,
kecukupan pengungkapan merupakan salah satu prinsip dari prinsip akuntansi
dan pelaporan keuangan, prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksud
sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dan
penyusunan standar akuntansi pemerintah, oleh penyelenggara akuntansi dan
pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan (Mahsun, 2006: 58).
Jadi dengan kata lain bahwa Standar akuntansi pemerintah (SAP) harus disusun
atau harus sesuai dengan Prinsip akuntansi dan laporan keuangan dimana salah
satu prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan tersebut adalah prinsip kecakupan
pengungkapan lengkap.
Hubungan SAP dengan peraturan perundang-undangan, SAP diterapkan
dilingkungan pemerintah , yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan
organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan
33
34
antara
kecukupan
pengungkapan
dengan
efektivitas
syarat
dalam
keandalan
laporan
keuangan
yaitu
kecakupan
35
pengungkapnya yaitu laporan keuangan harus disajikan secara lengkap, jujur serta
harus dapat duji kebenarannya.
Sedangkan hubungan kepatuhan peraturan perundang-undangan dengan
efektivitas pengendalian intern dijelaskan lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern menjelaskan sistem
pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
36
laporan
37
38
Nama
Judul
Variabel
Penelitan
Penyajian
lporan
keuangan, akuntabilitas
keuangan
Hasil penelitian
Indriyani
Pautina
(2011)
Bambang
Santoso
(2009)
Pengaruh
penyajian
laporan
keuangan
terhadap akuntabilitas
Pengelolaan keuangan
daerah
pada
Pemerintah
Kota
Gorontalo
Pengaruh penyajian
dan aksesibilitas
laporan keuangan
terhadap akuntabilitas
Pengelolaan keuangan
daerah pada
Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara.
Penyajian laporan
keuangan, aksesbilitas
laporan keuangan,
akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa penyajian dan aksesbilitas
laporan keuangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah.
Secara parsial, penyajian dan
aksesbilitas
laporan
keuangan
berpengaruh positif
signifikan
terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Hasil penelitian yaitu bahwa
pemahaman SAP, latar belakang
pendidikan,strata pendidikan dan
pelatihan secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
penyusunan laporan keuangan
daerah. Secara parsial, pemahaman
SAP dan latar belakang pendidikan
tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan serta memiliki hubungan
yang negatif terhadap penyusunan
laporan
keuangan
daerah.
Sedangkan strata pendidikan dan
pelatihan mempunyai hubungan
yang
positif
namun
tidak
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap
penyusunan
laporan
keuangan daerah.
Penyajian neraca SKPD dan
aksesbilitas
laporan
keuangan
SKPD secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
transparansi
dan
akuntabilitas
keuangan SKPD Provinsi Sumatra
Utara.
Secara parsial Penyajian neraca
SKPD dan aksesbilitas laporan
keuangan
SKPD
berpengaruh
secara positif dan signifikan
terhadap
transparansi
dan
akuntabilitas keuangan SKPD.
Junita Putri
Rajana Hrp
(2009)
Pengaruh Pemahaman
SAP, Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap
Penyusunan Laporan
Keuangan SKPD Kota
PematangSiantar.
Saufi Iqbal
Nasution
(2009)
Penyajian Neraca
SKPD dan Aksesbilitas
Laporan Keuangan
SKPD Terhadap
Transparansi dan
Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan
SKPD Provinsi
Sumatra Utara.
Penyajian neraca
SKPD, aksesbilitas
laporan keuangan,
akuntabilitas
pengelolaan keuangan
SKPD.
39
(2005) degan judul kualitas isi informasi dari laporan keuangan pemerintah,
Keuangan Pemerintah adalah kecukupan laporan pelaporan keuangan dalam
memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok pengguna yang beragam di negara
ini, pemanfaatan laporan, dan kepatuhan dari laporan dengan persyaratan hukum.
Untuk mencapai tujuan dari makalah ini, tiga hipotesis yang dirumuskan dan
diuji. Atas dasar hipotesis, wawancara pribadi dan pemerintah kuesioner laporan
evaluasi keuangan yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Statistik
deskriptif dan parametrik dipekerjakan dalam menganalisis data dan menguji
hipotesis, masing-masing. bahwa laporan keuangan pemerintah, dalam bentuknya
yang sekarang, secara signifikan sesuai dengan peraturan perundangan tetapi tidak
Ada tinggi kelompok pengguna untuk Laporan Keuangan Pemerintah lebih
komprehensif dan informatif Keuangan. Akibatnya, untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan, dianjurkan bahwa laporan keuangan harus disederhanakan
dengan laporan keuangan khusus berdasarkan permintaan pengguna.
40
41
Kesesuaian Dengan
SAP (X1)
Kecukupan
pengungkapan (X2)
Kepatuhan terhadap
perundang-undangan
(X3)
Akuntabilitas
Keuangan Pemerintah
Daerah (Y)
Efektivitas
Pengendalian Intern
(X4)
42
2.4
Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan