Anda di halaman 1dari 4

Praktikum yang kedua yaitu pengamatan viabilitas perkecambahn serbuk sari ,

didapatkan hasil pada tabel dan grafik di bawah ini:


Tabel 1. Viabilitas Perkecambahan Serbuk Sari
No.
1
2
3
4
5
6
7

Perkembangan Bunga (Ukuran Bunga)


Bunga lewat Mekar
Bunga setengah mekar (4,6 cm )
Bunga mau mekar (4,5 cm)
Bunga Kuncup ( 3.8 cm)
Bunga Kuncup (3 cm)
Bunga Kuncup ( 2.5 cm)
Bunga kuncup terkecil ( 2,5 cm)

Viabilitas
63.63 %
55.3 %
100 %
0%
0%
0%
0%

Grafik 1. Viabilitas Perkecambahan Serbuk Sari

Viabilitas yaitu kemampuan serbuk sari untuk berkecambah dalam jangka waktu
tertentu. Viabilitas serbuk sari dapat diketahui dengan menumbuhkannya secara in vitro
dengan menggunakan medium buatan. Medium yang digunakan praktikan ada 2 macam,
yaitu medium yang terdiri atas 10 % sukrosa dan 1% agar. Penambahan pada medium
dapat mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan buluh serbuk sari. Pembuatan media
tumbuh serbuk sari ini pada prinsipnya disamakan dengan lingkungan dimana serbuk sari
itu tersimpan pada kantong yang ada pada bunga (lingkungan disamakan dengan
lingkungan aslinya). Larutan sukrosa berguna untuk memberikan nutrisi berupa glukosa
yang digunakan serbuk sari untuk berkecambah.
Serbuk sari yang digunakan berupa Serbuk sari dari tanaman tapak dara (Vinca rosea).
Tujuan dari perkecambahan invitro adalah untuk melakukan optimalisasi perkecambahan
agar penyerbukan dapat terjadi secara maksimal tanpa berada dalam kepala putik.
Berdasarkan hasil pengamatan, maka didapatkan viabilitas perkecembahan serbuk sari pada bunga
lewat mekar sebesar 63,63%, Bunga setengah mekar dengan panjang 4,6 cm

memiliki

viabilitas 55,3 %, Bunga mau mekar (4,5 cm) 100 %, Bunga Kuncup 3.8 cm, 3 cm, 2,5
cm, dan yang terkecil memiliki viabilitas perkecambahan serbuk sari sebesar 0 %.
Viabilitas perkecambahan serbuk sari pada bunga lewat mekar sebesar 63,63%, Bunga
setengah mekar dengan panjang 4,6 cm memiliki viabilitas 55,3 %, dan bunga mau mekar
(4,5 cm) 100 %,dikarenakan serbuk sari sudah benar-benar masak, sehingga dalam
medium yang dibuat hampir sama dengan kondisi medium di kepala putik serbuk sari
dapat segera berkecambah dengan baik. Kemungkinan yang lain yaitu karena medium
buatan mempunyai kondisi yang sesuai dengan kondisi perkecambahan serbuk sari secara
alami, yaitu pada suasana yang lembab dan suhu yang hangat tetapi tidak panas. Dalam
memberikan kondisi lingkungan lembab tersebut, dilakukan dengan membasahi kertas
saring sebagai dasar atau alas dalam cawan petri dan menutup cawan petri agar air tersebut
tidak menguap keluar, tetapi hanya ada di dalam ruangan biakan (cawan petri) sehingga
uap air tersebut dapat memberikan kondisi yang lembab pada medium perkecambahan
serbuk sari. Dan ketika pengamatan dengan mikroskop, kemungkinannya praktikan tidak
mengamatinya terlalu lama sehingga masih dapat mempertahankan kondisi ruang biakan
perkecambahan serbuk sari (di dalam cawan petri) dengan suhu yang terjaga. Walaupun
lampu mikroskop mengeluarkan energi panas, yang dapat menyebabkan medium
kering/tidak lembab dan mempertinggi suhu, bila pengamatannya hanya sebentar maka

tidak begitu mempengaruhi terjadinya perubahan kondisi yang ekstrim dengan kondisi di
ruang biakan perkecambahan serbuk sari (di dalam cawan petri).
Kemasakan serbuk sari paling maksimal terjadi pada serbuk sari pada bunga mau
mekar dengan panjang 4,5 cm sehingga memiliki viabilitas yang paling tinggi sebesar
100%. Sedangkan untuk bunga lewat mekar viabilitas sebesar 63,63% dan bunga setengah
mekar dengan panjang 4,6 cm memiliki viabilitas 55,3 %, karena serbuk sari belum
benar-benar masak, sehingga masih membutuhkan waktu untuk pemasakan terlebih
dahulu, dan setelah masak maka serbuk sari dapat berkecambah dengan baik bila kondisi
mediumnya sesuai yaitu dalam suasana yang lembab dan pada suhu hangat serta
mempunyai

kandungan

nutrisi

yang

baik.

Ketika

pengamatan

berlangsung,

kemungkiannya dilakukan dengan prosedur yang sesuai dan tidak terlalu lama mengamati
di bawah mikroskop (di luar ruang biakan perkecambahan serbuk sari), sehingga kondisi
untuk perkecambahannya tetap terjaga, dan serbuk sari dapat berkecambah meskipun
membutuhkan waktu yang cukup lama. Lamanya waktu perkecambahan juga dapat
dikarenakan pada awal peletakan serbuk sari pada medium biakan, kondisi medium
tersebut masih belum sesuai dengan kondisi perkecambahan serbuk sari secara alami di
kepala putik, seperti kurang lembab atau suhunya terlalu rendah karena kelembabannya
terlalu tinggi atau bahakan suhunya terlalu panas. Namun lama-kelamaan kondisi medium
tersebut berubah menjadi kondisi yang sesuai untuk berkecambah, sehingga pada
waktunya, serbuk sari dapat berkecambah dengan baik.
Pada Bunga Kuncup 3.8 cm, 3 cm, 2,5 cm, dan yang terkecil memiliki viabilitas
perkecambahan serbuk sari sebesar 0 %. hal ini kemungkinan terjadi karena bunga masih
terlalu muda, sehingga serbuk sari belum begitu siap untuk melakukan perkecambahan.
Faktor lain yang dapat menyebabkan lambatnya proses perkecambahan serbuk sari di
antaranya karena media yang digunakan kurang sesuai dengan kondisi untuk berkecambah
yang sesungguhnya, seperti terlalu kering. Kemungkinan lain, kami selaku praktikum
mungkin kurang berhati-hati dalam melakukan praktikum seperti misalnya lupa menutup
cawan petri dengan tutupnya sehingga suhu di dalam cawan petri tidak mendukung untuk
perkecambahan serbuk sari. Sehingga, serbuk sari kurang maksimal dalam berkecambah.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perkecambahan serbuk sari secara in-vitro adalah perkecambahan serbuk sari pada
media buatan, dimana lingkungan yang ada pada medium itu hampir sama dengan
kepala serbuk sari tempat disimpannya serbuk sari tersebut.
2. Pertumbuhan buluh serbuk sari diawali oleh pemanjangan intin yang menembus
apertura dimana pada intin terdapat inti vegetatif dan dua inti generatif.
3. Viabilitas perkecambahan serbuk sari dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban
lingkungan, serta kelengkapan nutrisi yang sesuai untuk membentuk buluh serbuk.

DAFTAR PUSTAKA
Akmalia, Hafidha Asni, 2013 Perkecambahan Serbuk Sari. Jakarta : Gramedia
Budiwati. Ratnawati. 2011. Biologi Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : FMIPA UNY

Anda mungkin juga menyukai