Lapsus Disentri Amoeba
Lapsus Disentri Amoeba
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. N
Umur
: 18 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Status
: Belum menikah
Alamat
No.RM
: 060190-2014
Tanggal masuk
: 13 Juni 2014
Tanggal pulang
: 17 Juni 2014
: Teratai
2. DATA DASAR
a. Keluhan utama : BAB cair
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan buang air besar (BAB) cair sebanyak
> 10 kali sejak 4 hari SMRS. BAB cair bercampur darah dan lendir, BAB
yang keluar juga berbau busuk.
c. Keluhan Tambahan
Keluhan disertai mules dan nyeri perut bagian bawah, mual (+),
muntah (+) sebanyak 2 kali berisi cairan, lemas, buang air kecil (BAK)
tidak ada keluhan. Nafsu makan menurun. Badan terasa lemas.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan yang serupa (-)
Maag
: positif (+) selama 2 tahun
1
Riwayat mondok
: negative (-)
Riwayat tifoid
: negative (-)
Alergi makanan
: disangkal
Riwayat Alergi /obat
: disangkal
Riwayat Pengobatan Lama : disangkal
e. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
Riwayat sakit serupa
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat tifoid
: disangkal
Riwayat hepatitis
: disangkal
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien belum menikah dan berprofesi sebagai pelajar, tinggal
bersama ayah, ibu, dan 2 adik. Tinggal di lingkungan padat penduduk. Di
rumah kebutuhan air menggunakan air ledeng dan untuk minum
menggunakan air galon yang dibeli di warung.
g. Riwayat penggunaan obat
Pasien sebelumnya sudah minumobat diare yang dibeli di warung
namun tidak ada perubahan.
h. Riwayat kebiasaan
Pasien sering jajan sembarangan dan jarang mencuci tangan sebelum
makan. Pasien senang makan lalapan mentah dan terkdang lupa untuk
mencucinya terlebih dahulu.
i. Anamnesis sistem
1. Kepala
: Pusing + , sakit kepala 2. Mata
: kabur -/- , gatal -/- , kuning -/- , sekret -/3. Hidung
: tersumbat -, keluar darah - , keluar lendir - , gatal 4. Telinga
: penurunan pendengaran -, berdenging -, keluar sekret
5.
6.
7.
8.
9.
B.
PEMERIKSAAN FISIK
A.
Keadaan Umum
B.
Status gizi
BB
55 kg
TB
163 cm
TD : 128/86 mmHg
Nadi : 105x/menit, isi dan tegangan cukup
Frekuensi Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 C
C.
Kulit
D.
Kepala
E.
Mata
F.
Mulut
G.
Leher
H.
Thorax
Palpasi
Perkusi
Batas
jantung
kanan
atas
SIC
II
linea
parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah SIC IV linea
parasternalis dextra
Batas jantung kiri atas SIC II linea parasternalis
sinistra
Batas jantung kiri bawah SIC IV linea media
clavicularis sinistra
Auskultasi
Pulmo :
Inspeksi
Statis
Normochest, simetris
Dinamis
Palpasi
fremitus raba
kanan = kiri
Perkusi
Auskultasi
Kanan
Sonor
Kiri
Sonor
Kanan
Kiri
K. Punggung
L. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
(-), tes
undulasi (-)
Palpasi
M. Genitourinaria
N.
Ekstremitas
Superior dekstra
Superior sinistra
Inferior dekstra
Inferior Sinistra
C.
RESUME
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sebanyak > 10 kali sejak 4 hari
SMRS. BAB cair bercampur darah dan lendir, BAB yang keluar juga berbau
busuk. Keluhan disertai mules dan nyeri perut bagian bawah, mual (+), muntah
(+) sebanyak 2 kali berisi cairan, lemas. BAK tidak ada keluhan.
Nafsu
sembarangan dan
jarang
mencuci tangan
sebelum
makan, pasien juga senang makan lalapan mentah dan terkdang lupa untuk
mencucinya terlebih dahulu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dan
kesadarannya compos mentis. Status gizi dalam batas normal (normoweight),
tanda vital dalam batas normal, conjungtiva pucat, bibir dan mukosa bukal
sedikit pucat dan kering. Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal.
Pemeriksaan abdomen bising usus (+) 11x/menit, supel, nyeri tekan (+)
pada regio lumbalis dextra + sinistra, umbilicalis, iliaca dextra dan sinistra
serta hipogastric. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan akral dingin.
D. ASSESSMENT
Diare akut berdarah suspek disentri amoeba
Diagnosis differential :
Disentri basilaris, Colitis ulseratif
E. PLANNING
Lab. Darah/ Feses rutin
SGPT & SGOT
F. TERAPI
Non farmakologi
Istirahat
Diet Lunak II
Farmakologi
6
Inf. RL 20 tpm
Inf. Metronidazole 3 x 1 fl
Inj. Ranitidine 2 x 1 amp
Per oral : antasida syr 3 x 1c
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan Laboratorium
a. Laboratorium Darah
Tanggal 14 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Hemoglobin
12,8
12.5-15,5
g/dl
Lekosit
10,0
4.0-10
Ribu
Eritrosit
4,10
3.8-5,4
Juta
Hematokrit
37,2
37-47
Trombosit
217
150-400
Ribu
MCV
90,7
82-98
Mikro m3
MCH
31,2
>=27
Pg
MCHC
34,4
32-36
g/dl
RDW
13,0
10-16
MPV
8,9
7-11
Mikro m3
Limfosit
3,3
1.0-4.5
10^3/mikroL
Monosit
2,6
0.2-1.0
10^3/mikroL
Eosinofil
0,1
0.04-0.8
10^3/mikroL
Basofil
0,5
0-0.2
Neutrofil
3,6
1.8-7.5
Limfosit%
32,6
25-40
Monosit %
25,9
2-8
Eosinofil %
0,6
2-4
Basofil %
5,4
0-1
Neutrofil %
35,5
50-70
PCT
0.192
0.2-0.5
PDW
14,6
10-18
SGOT
10
<25
U/L
SGPT
11
<25
U/L
Kimia Klinik
H.
Tanggal
13062014
Object
-
TD : 110/70 mmHg,
N: 88x/mnt, RR :
24x/mnt, S : 36,9C
Mata : ca +/+, bibir
dan mukosa mulut
tidak kering dan
pucat
Thoraks : d.b.n.
Abdomen :
BU (+), supel, NT
(+) regio lumbalis
dextra + sinistra,
umbilicalis,
iliaca
dextra dan sinistra
serta hipogastric
Ekstremitas : akral
hangat
Assessment
Planning
Diare
akut
berdarah
suspek
disentri
amoeba
Diagnosis
differential :
Disentri
basilaris,
Colitis
ulseratif
PLANNING
Lab. Darah/ Feses
rutin, SGPT &
SGOT
TERAPI
Non farmakologi
Istirahat
Diet Lunak II
Farmakologi
Inf. RL 20 tpm
Inf.
Metronidazole 3 x
1 fl
Inj. Ranitidine 2 x
1 amp
Per oral :
antasida syr 3 x
1c
14062014
TD : 100/70 mmHg
N : 68 x/m
RR : 20 x/m
S : 36 C
K/L : CA-/-, SI -/Thoraks : dbn
Abdomen :
BU (+), supel, NT
(+) regiolumbalis
dextra + sinistra,
umbilicalis iliaca
Diare akut
berdarah
suspek
disentri
amoeba
Diagnosis
differential :
Disentri
basilaris,
Colitis
Terapi lanjut
Demam (-)
Nafsu makan
menurun
ulseratif
TD : 110/70 mmHg,
N: 69x/mnt, RR :
20x/mnt, S : 36,4C
KU : sakit sedang
Kes : CM
K/L : CA-/-, SI -/Thoraks : dbn
Abdomen :
BU (+), supel, NT
(+) regio iliaca
dextra dan sinistra
serta hipogastric
Ekstremitas : akral
hangat
Diare akut
berdarah
suspek
disentri
amoeba
Diagnosis
differential :
Disentri
basilaris,
Colitis
ulseratif
Terapi lanjut
TD : 100/70 mmHg
N : 69 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,3 C
K/L : CA-/-, SI -/Thoraks :
Abdomen :
BU (+), supel, NT
(+) regio iliaca
dextra dan sinistra
serta hipogastric
Ekstremitas : dbn
Diare akut
berdarah
suspek
disentri
amoeba
Diagnosis
differential :
Disentri
basilaris,
Colitis
ulseratif
Terapi lanjut
26-062014
ada
BAB konsistensi
nya mulai lembek
dan tidak terdapat
lendir
maupun
darah
makan
tidak
ada
10
keluhan
BAB II
LANDASAN TEORI
gejala meluas seperti; BAB dengan tinja berdarah, BAB dengan tinja
bercampur lendir (mucus), kram perut, nyeri saat buang air besar (tenesmus).
II.1.2. Etiologi
Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica
12
diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan tinja berbau busuk. Kadang
tinja bercampur darah dan lendir.
13
hepatomegali ringan
Disentri amoeba berat
Keluhan dan gejala klinis lebih berat lagi
Diare disertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali sehari.
Demam tinggi (40 C-40,5 C)
Mual
anemia
II.1.6. Diagnosis
Disentri amuba
Pemeriksaan tinja : tidak banyak mengandung leukosit tetapi banyak
mengandung bakteri.
Diagnosis pasti baru dapat ditegakkan bila ditemukan amoeba (trofozoit).
Tinja berbau busuk, bercampur darah dan lendir.
Pemeriksaan sigmoidoskopi dan kolonoskopi
didapatkan ulkus yang khas dengan tepi menonjol, tertutup eksudat
kekuningan, mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak normal
Foto rontgen kolon
pada kasus amoebiasis kronis, tampak ulkus disertai spasme otot. Pada
ameboma nampak filling defect yang mirip karsinoma
II.1.7. Komplikasi
Perdarahan usus
Perforasi
Peritonitis
Ameboma
14
Intususepsi
Penyempitan usus (striktura)
Amebiasis hati
II.1.8. Terapi
Disentri amoeba
II.1.9. Prognosis
Prognosis baik pada kasus tanpa komplikasi
Bentuk S. dysentriae biasanya lebih berat dan masa penyembuhan lama.
Bentuk S. flexneri mempunyai angka kematian yang rendah.
Prognosis buruk pada abses otak amoeba
BAB III
ANALISIS KASUS
S:
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sebanyak > 10 kali sejak 4 hari
SMRS. BAB cair bercampur darah dan lendir, BAB yang keluar juga berbau
busuk. Keluhan disertai mules dan nyeri perut bagian bawah, mual (+),
15
muntah (+) sebanyak 2 kali berisi cairan, lemas. BAK tidak ada keluhan.
Nafsu makan menurun. Riwayat penggunaan obat , pasien sebelumnya sudah
minum obat diare yang dibeli di warung namun tidak ada perubahan. Habit
pasien adalah sering jajan sembarangan dan jarang mencuci tangan sebelum
makan, pasien juga senang makan lalapan mentah dan terkdang lupa
untuk mencucinya terlebih dahulu.
O:
A:
P:
Inf. RL 20 tpm
Inf. Metronidazole 3 x 1 fl
Inj. Ranitidine 2 x 1 amp
Per oral : antasida syr 3 x 1c
16
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz et al. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Jakarta : EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.
%20364%20ttg%20Pedoman%20Pengendalian%20Demam%20Tifoid.pdf.
Mansjoer Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran edisi III volume 1. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price A. Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit edisi VI volume 2.
Jakarta: EGC.
Widodo, Djoko. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid III.
Jakarta : InternaPublishing
17
18