Anda di halaman 1dari 1

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada

produktivitas dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia yang prevalensinya akan terus
meningkat dari tahun ke tahun. DM merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi (Dipiro, 2008). Komplikasi diantaranya komplikasi mikrovaskular yasebagai gagal
ginjal. Gagal ginjal dapat terjadi akibat dari penyakit itu sendiri dan dapat di akibatkan
penggunaan obat DM dalam jangka waktu panjang. Obat-obat yang diekresikan melalui ginjal
akan terakumulasi dengan adanya gangguan fungsi ginjal dan dapat menimbulkan efek toksik
atau memperburuk keadaan ginjal pasien bila dosisnya tidak disesuaikan (Swan & Bennet, 1992).
Telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang pola penggunan anti hipoglikemik oral (OHO)
pada pasien geriatri DM tipe 2 RSUD DR. Moewardi Surakarta(2008) dimana pasien usia lanjut
banyak mengalami komplikasi dengan penyakit penyerta (hipertensi, osteoporosis, konstipasi,
dll) sehingga akan menerima banyak obat yang akan menimbulkan banyak masalah.Pola
pengobatan pada pasien DM dengan lanjut usia perlu perhatian khusus salah satunya faktor
farmakokinetik dan farmakodinamik yang terkait dengan geriatri dan tejadinya perubahan faktor
fisiologis yaitu penurunan laju filtrasi glomerulus. Faktor-faktor tersebut jika tidak diperhatikan
dapat menyebabkan kegagalan pengobatan karena terjadi perubahan efek terapi obat
(Rachmawati, 2008).
Tingkat keberhasilan terapi DM bukan hanya memberikan jaminan pasien
tentang pengobatan yang rasional saja tetapi pengetahuan tentang aspek
farmakokinetik klinik juga sangat penting untuk memastikan obat yang di
gunakan sehingga dapat meringankan kerja ginjal dan keefektifan obat dapat
tercapai. Terapi obat DM dalam jangka waktu panjang harus diikuti dengan
pemantauan fungsi ginjal pasien dengan melihat klirens kreatinin sehingga
dapat dilakukan penyesuaian dosis bila terjadi penurunan fungsi ginjal ng
sering terjadi nefropati diabetika yaitu komplikasi DM pada ginjal yang dapat
berakhir Obat antidiabetika sebahagian besar dieliminasikan melalui urin
diantaranya golongan sulfonilurea (glimepiride, glipzid, gliklazid), golongan
biguanid (metformin), golongan thiazolidindion, penghambat alfa glukosa,
dan repaglinida.
Prinsip farmakokinetika pada manusia bertujuan membuat regimen dosis individu dengan
mengoptimalkan respon terapi pada pengobatan dan meminimalkan adanya respon efek samping.
Farmakokinetik adalah cabang farmakologi yang dikaitkan dengan penentuan nasib obat dalam
tubuh, yang mencakup absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Farmakokinetik klinik
adalah penerapan prinsip farmakokinetik pada manajemen terapi obat yang aman dan efektif pada
seorang pasien sehingga keberhasilan terapi obat dapat optimal (Siregar, 2004; Dipiro, 2008).
Penggunaan obat antidiabetika pada gangguan ginjal sangat perlu dilakukan
prinsip farmakokinetik klinik karena dengan terjadinya penurunan ginjal maka
obat yang diekresikan melalui ginjal akan terakumulasi dan dapat
menimbulkan efek toksik atau memperburuk kondisi ginjal pasien sehingga
perlu dilakukan penyesuaian dosis (Aslam, 2004).

Anda mungkin juga menyukai