Anda di halaman 1dari 13
Bidang Information Technology and Communication, 149 PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA GOVERNOR GENERATOR DIESEL ‘Sudirman Patatoi” Peneiti Maya Bidang Eisen dan Kon erat BITE-BPPT Ka * Dosen Teknik Elekto di Universitas Pamulang dan Insti Vel: H62217860862 est, 1162. Fay: F 62217560004 Teknolog Indonesia ABSTRAK Governor merupakan alat pengamr kecepatan mekanit hidrolik untuk pengontrol mesin diesel melalui pengaturan masuknya Baran bukar ke mesin Bila satu pembanekit yang sedang kerja poralel mengalami-gangguan atau trip. maka akan Perpengaruh pada sistem tain yang menyebabhan fickuensi dan tegangan trun serta ketidakstabilan nutu energilistré dari pembangkit. Hal tersebut dikarenakan heban dlavi generator yang trip akan dibebankan pada generator lain sehingga ‘meyehabhan penw nan kecepatan mess diese ‘Sesaat setelah salah sat generator wip, bekerja pula interlock heban (load shedding) untuk ‘memunskan sebagian beban secara oromaris, Namun terap akan berpengaruh pada sistem governor untuk memikul hebuan scans masih ada Sehingga perhu diketahui respon governor generator yang ‘masih rumsing saat penambohan behan sekingga perubahan frekuensi dapat dilibar sampai dengan Jookuens} normal Berdasarkan hasil analisis sat rerjul Bengalihan dan penambahan eb. maka didapat penurunan frokwensi dan menjadi stabil setelah (3 devi nan nila freknensi masih di bavwah normal yaite f = 49,18 Hz dilanjutkon dengan pengaturan primer dan pengaturan sekunder untuk mengembalikan fe ukuran normal yaitu f~ 50 Hz, Waktu untuk pengaturan primer dan sekunder sebesar f= 1.3 ssn) PUSPIPTEK, Serpong 15314 detik, sehingga di perlukan waksu wamk pemulihan sistem selama t = 43 det 1, PENDAHULUAN Sebuah pembangkit listrik tenaga disel (PLT) menggunakan motor disel sebagai penggerak mula yang berlandaskan pada sjklus Otto [1]. Dalam siklus ini tenaga gas Suatw campucan bahan bakar dengan udara dibakar datam sebuah silinder, dan gas-gas pembakaran secara Tangsung bekerja sebagai media kerja. Bahan bakar yang dipakai pada umumnya adalah minyak diesel, yang biasanya disebut solar disamping ada juga yang menggunakan gas, Mesin diesel biasanya terdiri atas beberapa silinder, yang dapat disusun secara berderet vertical, horizontal, atau bahkan berbentuk bintang. Untuk sebuah PLTD pada umumnya digunakan_dereten silinder terpasang sccara vertikal [I]. Efisien sebuah mesin diesel berkisar sckitar 40%, sedangkan rugi-rugi yang, terjadi adalah pada pendinginan 30%, gas buang 24% dan berbagai rugu-rugi lninnya seperti geseran dan radiasi sekitar 6%. Pada makalah ini akan dianalisis pengaruh perubahan beban terhadap sistem Kerja Governor Generator yang terdiri dari 8 unit generator yang wa_paralel, Generator ini penggerak snakai diesel engine type 16V32CLX berbalan_ bakar solar dengan 16 silinder, tenaga pporos 7090 PS dan bekerja pada kecepatan 600 rpm. Dari & engine, beroperasi 6 unit pembangkit, 1 generator unit stand-by dan | unit maintenance. Dari 6 unit generator yang beroperasi_ menghasilkan daya keluaran total sebesar 30 MW dengan masing- masing unit generator menghasitkan daya sebesar 5 MW. 2, DASAR TEORI 2.1 Generator Sinkro Tegangan output dari generator sinkron adalah tegangan bolak balik, karena itu. generator sinkron disebut juga generator AC. Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak diantara kutub-kutub magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator sinkron konstruksinya sebaliknya yaitu kumparan jangkar disebut juga Seminar Nasional Universitas Budi Lulur (SNUBL'09), Jahurta, 14 Agustus 2009 Bidang Information Technology and Communication kumparan stator Karena berada pada tempat yang, tetap, sedangkan kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik, Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan magnet yang terletak dliantara kutub magnet utata dan selatan diputar oleh tenaga diesel atan tenagalainnya maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau flux yang bersifat bolak-balik atau flux putar, Flu, putar ini akan memotong-motong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul gaya gerak listrik(ggl) Karena pengaruh induksi dan ux putar tersebut Gaya gerak fistrik yang timbul pada Kumparan stator juga bersifat bolak-balik atau berputar dengan kecepatan sinkron _terhadap ecepatan putar rotor, Generator. sinkron_ yang, banyak dijumpai di masyarakat adalah generator tiga phasa, dalam hal ini jumlah kumparan stator ada tiga kelompok atau tiga phasa. 2.2 Governor Governor merupakan lat pengaturan kecepatan mekanik hidrotik untuk pengontrol mesin diesel, mesin gas, turbin uap atau kompresor. Governor merupakan sistem pengaturan masuknya balan bakar ke engine dimana pasokan balan bakar ke pembangkit berpengaruh pada putaran mesin dan frekuensi yang. dihasilkan. Dengan kata lain governor sebagai kendali pasokan balan bakar ke resin diesel yang dapat diatur secara marnral atau melalui Komputer. Jadi governor dapat mematikan ddan juga dapat memaksimalkan baban bakar pada saat dibutuhkan melalui alat kontrol mokanik, penggerak utama, Putaran mesin sangat tergantung, dari jumtah bahan bakar yang masuk ke diesel, sehingga diperlukan pengaturan untuk mendapatkan putaran mesin dan frekwensi yang dinginkan Pengaturan frekuensi sistem harus dilakukan dengan melakukan pengaturan penyediaan daya aktif dalam sistem. Pengaturan penyediaan daya aktif dilakukan dengan pengaturan — besarnya Pengaturan kopel mekanis yang diperlukan untuk memutar generator, hal ini berarti pengaturan pemberian bahan bakar pada mesin diesel dan pengaturan banyaknya bahan bakar yang masuk diesel engine pada unit PLTD, Pengaturan diakukan —secara _mekanik dilakukan dengan penyetelan tombol kontrol mekanik yang dapat mengatur jumlah bahan bakar yang dibutuhkan genset. Pengaturanpemberian bahan bakar — dilakukan oleh governor unit pembangkit 150 j | ‘i Gambar 1. Diagram sederhana prinsip keria governor Vs ag, Gambar 2. Diagram lengkap prinsip kerja dari governor Gambar 1 dan Gambar 2 masing-masing mengilutrasikan konstruksi dan diagram skema ‘gerakan mekanik dari governor. Titik-tiik A, B,C dan D-pada Gambar 1 adalah sama_fungsinya dengan fitik A,B, C dan D pada Gambar 2. Pada Gambar | dan’ 2 tidak -mempunyai_hidrolik amplifier, tidak ada pengaturan gerakan. mekanik sebelum meneapai power piston seperti governor untuk mesin diesel dimana langsung menggerakan pompa pengatur bahan bakar yang tidak memerlukan gaya mekanis yang besar. Spring loaded accumulators bersama gear pump bertugas menyelenggaralan tekanan-minyak untuk sistem hridrolik, -Khususnya untuk menggerakan power piston ke atas maupun ke bawah tergantung pada pengarahan yang dilakukan oteh pilot valve yang digerakan melalui tiik B dan titik A naik atau tarun Jikafiekuensi trun arena adanya penambahan eban, maka fly weight akan menguncup (gaya sentvifugal berkurang) yang selanjutnya akan menyebabkan titik A dan juga titik B turun, Turunnya titik B menyebabkan minyak bertekanan diarahkan oleh pilot valve melalui control port imengalir ke bawah power piston Seminar Nasional Universitas Budi Luhur (SNUBL'09), Jakarta, 14 Agustus 2009 Bidang Information Technology and Communication sehingga power piston bergerak ke alas, Gerakan power piston ke atas selanjuinya memutar terminal shaft kearah penambahan bahan bakar (fuel increase) oleh pompa pengatur bahan bakar mesin diesel Gerakan terminal shaf selain menamah bahan bakar juga menggerakan speed drop link yang selanjutnya akan mengangkat titik A dan B ikembali ke atas. Kembalinya titik A dan B ke atas akan menghentikan pengiriman minyak beitekanan ke bawah power piston sehingga akhirnya power piston bethenti bergerak dan juga _penambahan bahan bakar oleh terminal shalt berhenti, Jadi speed droop tink merupakan Bagian pemberi umpan balik dari gerakan governor yang diawali oleh gerakan jly weight. Speed droop fulcum bersama speed droop lever spring, speed droop lever dan speed droop cam merupakan mekanisme untuk menyetel besar kecilnya umpan balik yang berasal dati speed dronp link ke titik A. Makin ke kiti posisi speed droop fidcum makin besar umpan balk tersebut sehingy governor lebith cepat berhenti, »jadi governor bereaksi lebih lambat_ yang berarti bahwa speed ddroopnya makin besar. Sebaliknya kalau makin ke kann posisi speed droop flew, makin kecil speed droop dati governor Receiving compensating piston ine floating lever bertugas meredam gerakan tittk A di tik Bo agar tidak mudahtimbul sila Compensating needle valve dipakai untuk menyetel besar kecilnya peredaman yang diinginkan(6) 3. PARAMETER-PARAMETER — UNTUK MENGHITUNG RESPON WAKTU DART GOVERNOR — AKIBAT PELEPASAN BEBAN + Hubungan Antara Speed Droop dan Pembagian Beban Pada Gambar 3 dapat ditihat dua buah pembangkit yang bekerja pararel dani melayani beban sebesar P, hhanya saja untuk pembangkit 2 (dua) garis beban berarah Kekiri dari sumbu trekuensi ada dikanan Untuk memudahkan penggambaran bahwa beban P selalu sama dengan jumfah daya yang dibangkitkan, yaitu = P, + Py. Unit pembangkit 1 mempunyai speed droop S; sedang unit pembangkit 2 speed droopnya = S>. Mula-mula masing-masing unit mempunyai beban Py dan P; — sedangkan frekuensinya = F, dan jumlah beban =P. Kemudian beban berubah menjadi P* schingga bbeban-masing-masing unit pembangkit menjadi 1st Jimana Py PY = PY dam frekuenst turun menjadi Fs Jambar 3. Pengaruh speed crvop veshadap pembagtan bbeban Terlihat bahwa unit pembangkit 1 yang mempunyai speed droop S1_yang lebih kecil dati pada S: mengalami penambakan beban P)'~ Py yang lebih besar dari pada penambahan_ beban pembangkit No, 2 sebesar P;’ ~ P2, fadi dalam sistem yang terdiriatas banyak unit pembangkit apabila’ terjadi perubahan beban maka unit pembangkit yang_mempunyai speed droop kecil allan penambahan beban yang. lebih besar dari pada unit pembangkit yang mempunyai speed droop besar Sistem yang terdiri atas banyak unit pembangkit sesungguhnya dapat dianalogikan dengan sebuah unit pembangkit besar yang mempunyai speed droop tertentu. Dalam hal ini sering digunakan istilah sfatisme dari sistim yaitu suatu angka yang menggambarkan seberapa besar yang dipetlukan untuk menurunkan frekuensi sistem atau Hertz. tanpa ada pengaturan sekunder. Starisme ini tergantung pada banyak unit pembangkit yang beroperasi datam sistem serta penyearah speed droopuya. rar t isa selingas Fangs Beban ava” Gambar 4, Perubahan frekuensi sebagai akibat kenaikan ‘beh sister | Beban sistem pada _umumnya juga ‘merupakan fungsi dari frekuensi, jika frekuensinya Seminar Nasional Universitas Budi Luhur (SNUBL’09), Jakarta, 14 Agustus 2009 Bidung Information Technology and Communication. naik beban juga akan naik. Gambar 4 memperlihatkan kenaikan beban mula-mula sebesar AP dalam sistem dari Py menjadi P;, maka titik keseimbangan yang semula ada di ttik tr berpindah lik 2. Tetapi karena adanya statisme dari sistem maka titik 2 cenderung menuju ke tik 2A yang. tetletak pada garis statisme sistem. Di lain pihak Karena frekuensi-menurun sebagai akibat adanya statisme sistem beban juga ‘menurun menurut garis beban dan akhirnya tereapai kesetimbangan baru frekuensi dan beban eS = 1 0,998798076 1 = -6,723832441 sehinga t= 1,2930447 = 1,3 detik Jadi waktu pengaturan sekunder berakhir lihitung pada waktu sebesar (= 3 + 1,3 = 4,3 detik, total waktu sekunder sebesar 1,3 — 04 = 9 detik Sedangkan waktu dari 3 sampai 34 adalah waktu peralifian menuju pengaturan sekunder. Frekuensi pada t= 0.5 detik. dimana govemor mulai bekerja, ddan fungsi interlock pada pengaturan beban adalah mnembatasi Kelebihan beban. ) 4.3 Analisis Pengaturan Sekunder Pada pegaturan sekunder ini adalah berfunysi- untuk mengembalikan daya yang dibangkitka sama dengan daya beban (Ps) 1 mengendalikan dan mengarahkan frekuensi menuju ke frekuensi avval (fy = 0 Hz). Pengaturan sekunder tidak mengubah speed droop, jadi. dalam melakukan pengaturan sckunder, garis AC_ pada Gambar 11 digeser — sejajar sedemikian hingga idapat titik D yang mempunyai absis.sebesar 4,90012 + 0,09 = 4,99012 MW. Secara gratis terlihat frekuensi menjadi 49,99 Hz yaitu frekuensi titik D, secara analisis titik (nilai) frekwensi dari tk D dapat dicari dengan menggunakan persamaan garis BC seperti yang dlinyatakan oleh persanzaan (38) maka diperoleh P= P 445 = 4.990124 45 © 49,99012 He, Seperti diuraikan di atas,ttik D mempunyai absis Pg, = 4.99012 MW dan terletak pada garis BC, Seminar Nasional Universitas Budi Luhur (SNUBL’09), Jakarta, 14 Agustus 2009 Bidang Information Technology and Communication maka nilai f = 49,99012 Hz analisis, Dati uraian pengaturan sekunder terlihat bahwa a. Dengan pengaturan sekunder, daya yang. dibangkitkan naik dari 4.90012 MW. menjadi 4.99012 MW. sehingga frekuensi naik dari 49,90 Hz menjadi 49,99012 Iz (keseimbangan pindah dati titik C ke ttik D). b. Untuk mengembalikan frekuensi sistem menjadi 50 Tz, pengaturan sekunder yang. ditakukan, sehingga daya yang. dibangkitkan akan sama dengan daya bebar 4.4 MW, secara grafik pengaturan sekunder dilakukan sampai titik D berhimpit dengan titik B. Fahap-tahapan yang dilalui pada penyaturan der sebenarnya tidak langsung_menggeser statisme sistem, tetapi seeara berjenjang, wa saja pada tahapan itu pergeserannya relatif kecil seperti pada Gambar 12 dan Gambar 13, a ing sama dengan Beban (NAW) jambar 12 Pengaturan sekunder untuk menaikan fekuensi sistem Setelah tercapai keseimbangan di titik 3 dengan frekuensi fy dilakukan pengaturan sekunder dengan mengubah posisi speed changer (ttik 4), Pengaturan sekunder ini berarti pergeseran garisstatisme sistem sejajar ke atas, seperti terlihat pada Gambar 13 Frekuensi cenderung menu titik 4A. tetapi karen bbeban naik bersama naiknya frekuensi menurut garis beban, maka keseimbangan baru tercapai pada titik 4 dengan frekuensi fy dan beban sebesar B4 Pengaturan sekunder beban dapat dilakukan secara ‘manual maupun dengan komputer Dalam praktek begitu frekuensi naik langsung uti dengan kenaikan beban. Meskipun kenaikan beban ini memeriukan waktu karena adanya elembaman sistem mekanik dari beban khususnya motor-motor listrik. Jika pengaturan sekunder berlangsung cukup lama, maka pengaruh kenaikan beban sebagai akibat kenaikan frekuensi sehingga proses pengaturan sekunder seperti digambarkan 160, pada Gambar 12 sesutyguhnya sedikit demi seperti erlihat pada Gambar 13, yang sesungguhnya ‘merupakan proses pengaturan sekunder, Frekuensi dinaikan dari titik | ke ttik 2, menyebabkan kenaikan beban sistem mengikuti Kenaikan frekuensi sepanjang gavis statisme sistem 3, kemudian frekuensi naik ke titik 4 dan selerusnya samapai ketitik 7. Dalam proses ini dianggap bahwa sclama kenaikan frekuensi dari tit: Uke titik 2 sampai titik 6, terjadi kenaikan beban yang relatif keeil, karena peningkatan frekuensi Yang juga relatif Keeil dan berlangsung cukup cepat. Penambalan beban dari titik 1 sampai titik 7 sebesar AB dapat dilihat pada Gambar 13 * raves Goris bebo sehen tunes rekon Gambar 13, Pengaturan sekunder yang ditkuti dengan pperubalhan beban sistent 5. KESIMPULAN a, Pada saat terjadi penambahan beban, governor mengadakan respon pertama dengan pengaturan primer. Pada pengaturan primer ini sistem belum dikatakan normal secara penuh Karena daya yang dibangkitkan (PG) —belum sama dengan daya beban (PB), yang konsekuensinya frekuensi masih di bawab frekuensi normal (50 Hz), maka diperlukan pengaturan lanjut yaitu pengaturan sekunder. b. Bila salah satu generator trip, berart kehilangan suplai daya sebesar 4 MW. schingga autoload shaving bekerja agar setiap generator yang mnasih sehat memberikan day masing-masing ke sistem sebesar 0.4 MW dari normal bebannya, ©. Dati hasil perhitungan didapatkan bahwa sistem akan stabil setelah saat t = 3 detik, seperti ditunjukkan pada AT mendekati 0 dan frekwensi f = 49,168 Hz, dari karakteristik ‘Seminar Nasional Universitas Budi Luhur (SNUBL'09), Jakarta, 14 Agustus 2009 Bidang Information Technology and Communication 161 fersebut_ maka respon waktu. governor cukup ‘untuk menanggutangi beban lebih, 4d. Sctelah sistem mencapai f= 49.168 Hz pada akhir pengaturan primer AT = 0 akan tetap (erjaya, walaupun ada pengaturan lanjutan yaitu pengaturan sekunder untuk menaikan ke frekuensi semula yakn.i 50 Hz. ©. Pengaturan sekunder terjadi pada taju yang. Febih cepat dari pengaturan primer, hal. ini lerjadi pada sekitar 3.4 detik setelah pengaturan primer selesai dan hanya membutuhkan waktu sekitar 4 detik untuk mengembalikan Frekuensi ke frekuensi semuta, Daftar Pustaka [1] “Manual Replaces Manuals Wooclward Governor Company”, 1988. [2] Charles Kingley Jr,” Mesin-mesin Listr Erlangga, Bandung, 1986. [3] Dorf C — Richard,"Sistem — Pengaturan”, PT-Erlangga, Jakarta, 1983, [4] Kadir A.Pembangkit “Tenaga Listrik”, Universitas Indonesia, Jakarta 1996, [5] Kundur, Purba,"Power System Stability and Contro!”,CEPRI. Me Graw Hill inc, California, 1993. [6] Laksono E., Ogata K.."Teknik Kontrol Automatik Kesatw", PT.Erlangga, Jakarta, 1995. (7) Marsudi D."Operasi Sistem Tenaga Listrik”, Balai Penerbit dan Humas ISTN, Jakarta, 1990. [8] Rijono ¥.,"Dasar Sistem Tenaga _Listrik, isi Revisi”. PT. Andi, Yogyakarta, 1997. [9] Sonif Hermawan, 2006. “Analisa Sistem Governor dengan Interlock Beban pada PLID PT. TIFICO, ‘Tbk Institut Teknologi Indonesia. Tangerang, [10] Zuhal.."Dasar Teknik Tenaga Listrik, Edisi Kedua’, ITB, Bandung, 1990. Seminar Nasional Universitas Budi Luhur (SNUBL‘09), Jakarta, 14 Agustus 2009

Anda mungkin juga menyukai