Anda di halaman 1dari 52

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

LAPORAN KHUSUS

GAMBARAN UMUM TENTANG PENERAPAN CONTRACTOR


SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)
DI PT. PERTAMINA (PERSERO)
REFINERY UNIT IV
CILACAP

May Dwinantono Setyo Nugroho


R0008116

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Magang dengan judul : Gambaran Umum Tentang Penerapan Contractor Safety


Management System (CSMS) di PT.Pertamina (Persero)
Refinery Unit IVCilacap
May Dwinantono Setyo Nugroho., NIM : R0008116, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan


Penguji Magang

Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja


Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada hari ................Tanggal....................2011

Pembimbing I

Pembimbing II

Sumardiyono, SKM., M.Kes


NIP. 19650706 198803 1 002

Devi Aliyani, SKM

Ketua Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sumardiyono, SKM., M.Kes


NIP. 19650706 198803 1 002

commit to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

GAMBARAN UMUM TENTANG PENERAPAN CONTRACTOR SAFETY


MANAGEMENT SYSTEM (CSMS) DI PT. PERTAMINA (PERSERO)
REFINERY UNIT IVCILACAP
May Dwinantono Setyo Nugroho1, Sumardiyono 2, Devi Aliyani3
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan Contractor
Safety Management System (CSMS) dan tahap perekrutan calon rekanan kerja di
P.T Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif.
Pengambilan data dilakukan berdasarkan observasi dan wawancara kemudian
dianalisa menggunakan teknik pengolahan data dan teknik analisa data. Penelitian
ini dilaksanakan karena 70% dari pekerja yang bekerja di perkantoran dan Unit
pengolahan bukanlah pekerja PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap,
mereka merupakan pekerja dari kontraktor yang bekerja sama dengan PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. 80% dari total biaya pemeliharaan
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap digunakan untuk menyewa
kontraktor. 90% dari kasus kecelakaan dan insiden HSE yang berkaitan dengan
bisnis PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap menimpa para pekerja
kontraktor. Maka dari itu perlu adanya Contractor Safety Management System
(CSMS) untuk mendapatkan rekan kerja yang berkompeten
Hasil: Analisis data dibandingkan dengan pedoman-pedoman atau standar yang
ada, yaitu Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan pedoman BPMIGAS.
Simpulan: Contractor Safety Management System (CSMS), merupakan sistem
untuk memilih rekan kerja yang berkompeten dan PT. Pertamina (Persero) telah
melakukan pengawasan dan penilaian agar dapat mengurangi resiko bahaya pada
rekan kerja.saran yang diberikan adalah sagar perusahaan lebih banyak melakukan
pengawasan pada setiap kegiatan operasional yang dilakukan oleh rekan kerja.
Kata kunci
Kepustakaan

1, 2, 3

: penerapan Contractor Safety Management System (CSMS)


: 7, 1970 2006.

Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas


Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

commit to user
iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat melaksanakan magang di PT.
Pertamina (Persero) Refinary Unit IV Cilacap dan menyusun laporan magang ini.
Laporan magang ini disusun berdasarkan orientasi-orientasi di berbagai unit
khususnya mengenai Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dengan ditunjang oleh data-data
dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari pembimbing.
Atas terlaksananya Magang serta tersusunnya laporan Magang ini, penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr. MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2007-2011.
2. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2011-2015.
3. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok, selaku Ketua Program D. III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta periode 2008-2011.
4. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D. III Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta periode 2011-2015.
5. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberi
bimbingan masukan kepada penulis.
6. Ibu Devi Aliyani, SKM selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan
dan masukan kepada penulis.
7. Bapak Ir. R. M. Happy Paringhadi, selaku Manager HR Area/Business
Partner Refinery Unit IV yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melaksanakan Kerja Praktek (Magang) di PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap.
8. Bapak Arif Romdlon, SH selaku Panitia pelatihan bagian HR Area/Business
Partner PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

commit to user
v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9. Bapak Sugandi selaku Manager Health, Safety and Environmental (HSE) PT.
PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
10. Bapak Gatot Pratomo, selaku Safety Section Head PT. PERTAMINA
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
11. Bapak Arjon Siagian, selaku pembimbing lapangan Kerja Praktek maupun
pada saat penulisan laporan.
12. Bapak Dasiyo, Bapak Heru, Bapak Encu, Bapak Sjahru, Mas Rizki, Mas Al
Hadiruna yang telah membantu penulis untuk mendapatkan literatur dan data
yang dibutuhkan.
13. Mas Agus, Mas Yoga, Mas Andra, Mas Wahyu dan Mas Didi di bagian HSE
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap yang membantu penulis
memperoleh data-data yang dibutuhkan.
14. Ibu, Kakak, Adik dan saudara-saudaraku semua, terima kasih atas semua
dukungan moril.
15. Teman-teman senasib sepenanggungan yang magang di PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
16. Teman-teman satu tim (Lia, Isabella, Ocha, Dinar, Dian, Nana).
17. Seluruh teman-teman seperjuangan di Diploma III Hiperkes dan Keselamatan
Kerja.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna oleh karenanya saran dan kritik membangun dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukan.
Surakarta,
Penulis,

May Dwinantono Setyo Nugroho

commit to user
vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ...........................................

iii

ABSTRAK ....................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang Masalah .........................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................

C. Tujuan Penelitian .....................................................................

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................

B. Kerangka Pemikiran .................................................................

18

BAB III. METODE PENELITIAN...............................................................

19

A. Jenis Penelitian ........................................................................

19

B. Lokasi Penelitian ......................................................................

19

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ......................................

19

D. Sumber Data .............................................................................

19

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................

20

F. Pelaksanaan ..............................................................................

20

G. Analisa Data .............................................................................

20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

22

A. Hasil Penelitian ........................................................................

22

B. Pembahasan ..............................................................................

37

commit to user
vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

40

A. Simpulan ..................................................................................

40

B. Saran .........................................................................................

41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

42

LAMPIRAN

commit to user
viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Risk Assessment matrix ...............................................................

14

Gambar 2. Kerangka Pemikiran ....................................................................

19

commit to user
ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan ijin Magang.


Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Magang.
Lampiran 3. Absensi Kerja Praktek.
Lampiran 4. Jadwal Magang.
Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.
Lampiran 6. Kebijakan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja Lindungan
Lingkungan dan Kebijakan Sistem Manajemen Terpadu.
Lampiran 7. Contoh hasil evaluasi sementara.
Lampiran 8. Peta Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.
Lampiran 9. Peta Lokasi area 70 PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.
Lampiran 10. Surat perintah tentang tim penerapan CSMS.

commit to user
x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara yang mempunyai aneka macam sumber daya
alam, salah satu yang dikenal adalah sumber daya minyak dan gas bumi. Bagi
negara yang berkembang minyak dan gas bumi sangatlah berguna, dan
merupakan sumber daya alam yang strategis. Bahkan sampai saat ini peran
minyak dan gas bumi dalam pembangunan negeri masih sangatlah konsisten.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan minyak
dan gas bumi semakin meningkat. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan
minyak dan gas bumi, pemerintah membentuk perusahaan pertambangan
minyak dan gas bumi negara (PERTAMINA) di Indonesia. PT. Pertamina
(Persero)

mengemban

tugas

negara

untuk

mengusahakan

dan

mengembangkan potensi sumber daya minyak dan gas bumi. Kebijaksanaan


didasar kan pada pancasila dan undang-undang dasar Dasar 1945 pasal 33,
secara operasional dikembangkan atas dasar Undang-Undang Migas No. 22
tahun 2001.
PT. Pertamina (Persero) memiliki unit-unit operasi yang besar di seluruh
Indonesia, meliputi beberapa eksplorasi dan produksi, 7 unit pengolahan, 8
unit pemasaran dan unit pununjang lainnya. PT. Pertamina (Persero) Refinery
Unit IV Cilacap adalah salah satu unit usaha yang berada dibawah Direktorat

commit to user
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

Industri minyak dan gas PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV


Cilacap merupakan industri hilir (downstream) yang mengembangkan potensi
sumber daya alam minyak dan gas di sektor pengolahan dan pemurnian.
Proses pemurnian dan pengolahan minyak merupakan suatu proses dimana
minyak mentah dimurnikan dan diproses menjadi berbagai produk petrolium.
Proses pemurnian memerlukan banyak sekali peralatan yang kompleks,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai macam resiko, antara lain
: kecelakaan kerja, kebakaran atau peledakan, Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan pencemaran lingkungan. Isu dalam lingkungan luas yang diakibatkan
oleh proses pemurnian dan produksi minyak dan gas dapat memberikan efek
pada level lokal ataupun global. Salah satu masalah yang penting adalah efek
terhadap pekerja maupun kesehatan masyarakat.
Dalam beroperasinya kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap, maka banyak kemungkinan mempunyai potensi bahaya di tempat
kerja yang bersifat fisik, kimia, biologi, radiasi, ergonomi dan psikologi
terhadap kesehatan pekerja. Untuk menangani bahaya-bahaya yang ada di
lingkungan kerja, perlu dilakukan identifikasi, evaluasi, dan kontrol bahayabahaya tersebut. Identifikasi adalah mengetahui dan mengenal bahaya apa
saja yang ada di lingkungan tersebut. Evaluasi dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh bahaya itu merupakan ancaman bagi kesehatan
pekerja. Kontrol adalah cara pengendalian resiko bahaya yang ada di
lingkungan kerja, agar bahaya-bahaya tersebut dapat dihilangkan atau
diminimalisir agar tidak lagi merupakan ancaman bagi pekerja.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

Di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap 70% dari pekerja


yang bekerja di perkantoran dan Unit pengolahan bukanlah pekerja PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, mereka merupakan pekerja
dari kontraktor yang bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery
Unit IV Cilacap. 80% dari total biaya pemeliharaan PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap digunakan untuk menyewa kontraktor. 90% dari
kasus kecelakaan dan insiden HSE yang berkaitan dengan bisnis PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap menimpa para pekerja
kontraktor.
Untuk menjamin kehandalan, kelancaran dan keselamatan operasi
pengolahan diperlukan peningkatan serta pengembangan sistem dan prosedur
keselamatan kerja yang baku. Dalam menunjang kegiatan operasi kilang PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, maka peranan Health Safety
Environmental (HSE) sangatlah penting untuk menunjang pencegahan dan
penanggulangan bahaya kecelakaan kepada setiap pekerja ataupun para
kontraktor yang bekerja di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap,
sehingga kerugian dapat ditekan seminimal mungkin dan mencapai produksi
semaksimal mungkin. Untuk meningkatkan produktivitas dan mencegah
terjadinya kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan, PT.Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap memberi tugas dan tanggung jawab
kepada Health Safety Environmental (HSE), untuk melaksanakan kegiatan
yang berkaitan dengan aspek K3, lingkungan dan bahaya kebakaran secara

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
4

operasional diseluruh operasi kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit


IV Cilacap.
Oleh karena itu pengelolaan aspek K3 dan lingkungan dilakukan secara
profesional, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pihak
terkait agar operasi berjalan aman, handal, efisien dan berwawasan. Dengan
banyaknya kontraktor yang bekerjasama dengan PT.Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap, maka harus diwujudkan kerjasama yang baik di
antara kedua pihak terkait.
Dalam penelitian kali ini, penulis tertarik untuk mengetahui Penerapan
Contractor Safety Management System (CSMS) Sebagai Bentuk Persyaratan
Kerjasama Kontraktor dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat di rumuskan
permasalahan :
Bagaimana penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap ?
C. Tujuan
Dalam pelaksanaan magang ini diharapkan tercapainya tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan Contractor Safety Management System
(CSMS) dan tahap perekrutan calon rekanan kerja di PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
5

2. Untuk mengetahui manfaat penerapan Contractor Safety Management


System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
D. Manfaat
Dalam pelaksanaan magang ini diharapkan tercapainya manfaat sebagai
berikut :
1. Peneliti
a. Dapat mengenal secara dekat dan nyata karakteristik serta kondisi
lingkungan kerja.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan terhadap penerapan Contractor
Safety Management System (CSMS).
c. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
d. Dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama kuliah.
2. Perusahaan
a. Dapat mengembangkan identifikasi aspek K3 dengan Contractor
Safety Management System (CSMS).
b. Dapat memberikan rekomendasi kepada perusahaan dan dapat
menciptakan kegiatan kerja di tempat kerja yang aman dan nyaman.
3. Bagi Diploma III Hiperkes dan keselamatan kerja
a. Dapat

menambah

kepustakaan

mengenai

Contractor

Safety

Management System (CSMS).


b. Dapat menjadi sarana pengembangan ilmu keselamatan dan kesehatan
kerja.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

c. Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mengaplikasikan


ilmu yang didapat dari bangku perkuliahaan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap keselamatan kerja diatur
melalui peraturan perundangan guna meningkatkan kesadaran bagi pihak
manajemen maupun karyawan, peraturan tersebut diantaranya adalah Undangundang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bertujuan:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan
pekerjaaan

untuk

kesejahteraan,

meningkatkan

produksi

serta

produktivitas nasional.
2. Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja atas hak
keselamatannya.
3. Sumber produksi yang dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
PT. Pertamina (Persero) RU IV sangat memperhatikan keselamatan kerja
bagi karyawan mitra kerja. Hal ini mendorong akan pentingnya meningkatkan
kesadaran keselamatan kerja di kalangan mitra kerja, dengan mengembangkan
sebuah program yang disebut dengan Contractor Safety Management System
(CSMS) yaitu sebuah sistem kontrol terhadap aspek pengelolaan HSE bagi
mitra kerja yang berkerja di PT. Pertamina (Persero) RU IV.
Program Contractor Safety Management System (CSMS) ini akan
memberikan jaminan operasional yang unggul melalui 6 tahapan, yaitu :

commit to user
7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

1. Penilaian Risiko
Tahapan Penilaian Risiko adalah tahap awal untuk mengkaji sejauh
mana risiko pekerjaan yang akan dikontrakkan.
2. Pra Kualifikasi
Tahapan Pra Kualifikasi adalah tahap penyaringan mitra kerja yang
potensial.
3. Seleksi
Tahapan Seleksi adalah tahap proses pemilihan mitra kerja, melalui
proses tender dengan mempertimbangkan semua aspek, termasuk
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan.
4. Evaluasi Awal
Tahapan Kegiatan Pra Pekerjaan adalah tahap untuk memastikan
bahwa aspek aspek yang relevan dengan perencanaan pekerjaan, termasuk
kajian risiko telah dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak
terkait, pada awal pelaksanaan kontrak.
5. Pekerjaan Sedang Berjalan
Tahapan Pekerjaan Sedang Berjalan adalah tahap untuk menjamin agar
pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana.
6. Evaluasi Akhir
Tahapan Evaluasi Akhir, adalah tahap untuk mengevaluasi kinerja
mitra kerja.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

Adapun pertimbangan PT. Pertamina (Persero) RU IV mengembangkan


program Contractor Safety Management System (CSMS) adalah sebagai
berikut :
1. Perlu adanya keseragaman program Contractor Safety Management
System (CSMS) antara PT. Pertamina (Persero) RU IV dengan mitra kerja.
2. Menjamin operasi pengelolaan minyak dan gas berjalan dengan aman
untuk mendukung tercapainya target produksi yang telah diterapkan.
3. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja para mitra kerja.
4. Mencegah terjadinya kerugian material, peralatan dan kerusakan
lingkungan.
5. Menjaga citra perusahaan.
Dalam mengimplementasikan Program Contractor Safety Management
System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap
sebelumnya dilaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Pengembangan
Kegiatan Tahap Pengembangan adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan Pedoman CSMS
Pembuatan pedoman berguna untuk mengatur seleksi kontraktor ke
dalam dua tahap, yaitu :
1) Tahap Administrasi
Langkah langkah untuk memilih rekan kerja terbaik, khususnya
dalam hal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan.
Tahap ini terdiri dari :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

a) Penilaian Risiko
Prosedur untuk meneliti risiko pekerjaan yang akan
dikontrakkan dan menentukan kategorinya apakah Rendah (R),
Sedang (S), atau Tinggi (T). Kategori risiko tersebut kemudian
menentukan perlu atau tidaknya langkah langkah CSMS
berikutnya.
b) Pra Kualifikasi
Prosedur untuk meneliti kualifikasi rekan kerja dalam hal
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan. Hanya
mereka yang memiliki potensi untuk berkerja secara aman yang
akan disertakan di dalam proses tender untuk suatu pekerjaan.
c) Pemilihan
Prosedur untuk memilih rekan kerja terbaik di antara yang
mengikuti tender.
2) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
Langkah langkah yang bertujuan untuk menjamin Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan di lapangan. Tahap ini
terdiri dari :
a) Evaluasi Awal Pekerjaan
Langkah untuk membuka komunikasi awal antara PT.
Pertamina (Persero) RU IV dengan rekan kerja pada awal
pekerjaan mengenai kesamaan rencana dengan implementasi
HSE.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

b) Evaluasi Pekerjaan Berlangsung


Langkah inspeksi dan penilaian pelaksanaan lapangan. Ada 2
macam daftar periksa di bagian ini, yaitu Daftar periksa Inspeksi
Keselamatan Kerja (Safety Inspection Checklist) dan Daftar
periksa Program Keselamatan Kerja (Safety Program Checklist).
Inspeksi harus selalu diikuti dengan langkah langkah koreksi,
karena mekanisme kontrol tidak akan pernah terbentuk tanpa
langkah koreksi.
c) Evaluasi Akhir
Langkah penilaian kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindung Lingkungan rekan kerja selama Pra Kualifikasi dan
Pekerjaan Berlangsung. Hasil evaluasi akan disimpan di Bank
Data, dan menjadi bahan pertimbangan apakah mitra kerja
tersebut layak untuk pekerjaan yang akan datang.
Setelah selang waktu tertentu, Data Bank akan memiliki
sejumlah nama rekan kerja yang baik dan memenuhi syarat
sehingga proses Pra Kualifikasi dan Pemilihan kemudian akan
berjalan lebih mudah.
b. Pembentukan Tim CSMS PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Tim CSMS dibentuk menurut surat perintah dari General Manager
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Adapun susunan dari
tim CSMS adalah

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

1) Pelindung
Berkewajiban sebagai pelindung dari program CSMS di PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dan mempunyai tugas
membentuk Tim CSMS.
2) Penasehat
Sebagai penasehat dari program CSMS di PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
3) Penanggung jawab
a) Bertanggung jawab terhadap penerapan program CSMS.
b) Memberikan dukungan terhadap sarana dan prasarana yang di
butuhkan dalam implementasi CSMS.
c) Melakukan evaluasi dan laporan terhadap penerapan CSMS
kepada General Manager
4) Ketua
a) Menyusun

program

kegiatan

CSMS

dan

melaksanakan

implementasi sesuai dengan program kegiatan.


b) Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan CSMS.
c) Merencanakan pertemuan tim CSMS minimal 1 bulan sekali
d) Melakukan sosialisasi terhadap program kerja ke seluruh bagian
atau fungsi terkait dan memonitor pelaksanaannya sesuai rencana.
e) Membuat laporan setiap kegiatan penerapan program CSMS
kepada General Manager
f) Menjalankan tugas sebagai Tim CSMS

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

5) Wakil ketua
a) Bekerja sama dengan ketua dalam melaksanakan tugas Tim
CSMS.
b) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai ketua jika tidak
di tempat dan berhalangan hadir.
6) Sekertaris
a) Memberikan masukan kepada ketua Tim untuk menetapkan
kebijakan dan konsep CSMS secara rutin dan terjadwal sesuai
dengan keperluan dan urutan prioritas.
b) Memfasilitasi semua kegiatan CSMS PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap.
c) Mendokumentasikan semua kegiatan CSMS ke seluruh bagian
atau fungsi terkait.
d) Melaksanakan semua urusan administrasi dan surat menyurat
yang berhubungan dengan program CSMS.
e) Mengkonsep dan bertanggung jawab sampai dengan terbitnya
hasil penilaian lapangan.
f) Menginput data-data hasil penilaian lapangan ke data bank.
g) Melaksanakan tugas sebagai Tim CSMS.
7) Anggota
a) Aktif terlibat dalam penerapan CSMS sesuai skala prioritas (target
program)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
14

b) Secara berkala mengikuti rapat CSMS yang membahas dan


mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.
c) Melaksanakan dan memonitor kegiatan implementasi CSMS.
d) Melaksanakan dan mencari data tentang penerapan CSMS
terhadap para penyedia jasa atau kontraktor PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
e) Menyatukan persepsi atau pola pikir sehingga interprestasi hasil
penilaian CSMS dapat dijadikan masukan untuk bahan bagi
manajemen PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
c. Up Skilling Pekerja PT. Pertamina (Persero) Refinery UNit IV Cilacap
yang terlibat CSMS
Suatu bentuk pengembangan kemampuan pekerja untuk dapat
mengerti dan memonitor kegiatan implementasi CSMS yang berlangsung
pada semua rekanan kerja dan dapat untuk menyatukan persepsi atau pola
pikir sehingga interprestasi hasil penilaian CSMS.
d. Up Skiling dan sosialisasi CSMS kepada Seluruh Mitra Kerja.
Suatu bentuk pengembangan dan penyamaan persepsi antara sistem
HSE PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dengan sistem
HSE rekan kerja yang bekerja sama.
2. Tahap Implementasi
Kegiatan tahap implementasi mencakup :
a. Melaksanakan Klinik CSMS kepada seluruh Mitra Kerja dan Pekerja
Pertamina yang terlibat dalam implementasi CSMS. Klinik CSMS

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
15

adalah suatu bentuk program yang bertujuan untuk menyamakan


paradigma HSE antara calon rekanan dengan PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap. Dengan di laksanakannya klinik CSMS, maka
semua calon rekanan dapat mengetahui tentang tahapan CSMS dan
sistem HSE yang ada di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap.
b. Melakukan Risk Assessment semua pekerjaan yang sudah berlangsung
dan yang akan dikerjakan di RU dengan Metoda Risk Assessment Matrix
untuk menentukan resiko Pekerjaan (High Risk, Medium Risk atau Low
Risk).
INCREASING LIKELIHOOD

CONSEQUENCES

A
Never
heard of in
the Industry

No injury or
health
effect

No
damage

No effect

No
impact

Slight injury
or health
effect

Slight
damage

Slight
effect

Slight
impact

Minor injury
or health
effect

Minor
damage

Minor
effect

Minor
impact

Major injury
or health
effect

Moderate
damage

Moderate
effect

Moderate
impact

PTD or up
to 3
fatalities

Major
damage

Major
effect

Major
impact

More than
3 fatalities

Massive
damage

Massive
effect

Massive
impact

Heard of in
the Industry

C
Has
happened in
the
Organisation
or more than
once per
year in the
Industry

D
Has
happened at
the Location
or more than
once per
year in the
Organisation

E
Has
happened
more than
once per
year at the
Location

Gambar 1. Risk Assessment matrix


Sumber : Data Sekunder RU IV, 2011
1) AREA BIRU - Resiko-resiko diasumsikan rendah apabila fasilitas
atau bisnis memiliki Sistem Manajemen HSSE yang berfungsi dengan
baik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
16

2) AREA KUNING

Resiko level Medium dan hal-hal berikut harus

berada pada tempatnya Engineering Standards or best Practice,


Industry Practices, Hazard Control Sheets, Mini-Bowties.
3) AREA MERAH

resiko merah harus dianalisa dengan analisa Bowtie

analysis atau equivalent-nya


c. Melaksanakan penilaian Program HSE mitra kerja dengan metoda
penilaian dokummen dan Survey ke Kantor dan Workshop mitra kerja
untuk menentukan Rating High, Medium atau Low. Dimana dalam
proses penilaian ini memiliki batasan sebagai berikut :
1) Pekerjaan dengan resiko rendah tidak diharuskan mengikuti
prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi .
2) Pekerjaan dengan resiko menengah tidak diharuskan mengikuti
prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi tetapi
harus mengikuti seluruh proses dalam tahap pelaksanaan pekerjaan
sesuai Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan Kontraktor (A-002/I00400/2003-S0).
3) Semua pekerjaan yang diklasifikasikan beresiko tinggi setelah
dilakukan penilaian awal terhadap bahaya yang ada, mutlak harus
dilaksanakan melalui proses prakualifikasi.
4) Kriteria nilai minimum yang bisa diterima agar kontraktor lulus
prakualifikasi SMK3 Kontraktor adalah :
a) 55 untuk resiko tinggi;
b) 40 untuk resiko medium;

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
17

c) 25 untuk resiko rendah.


5) Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi,
sedangkan pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh
langkah penerimaan bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratanpersyaratan khusus harus diterapkan tanpa mengabaikan atau
mengurangi kaidah HSE, tindakan pengawasan yang ketat untuk
resiko relatif harus dikenakan pada kontraktor.
3. Tahap Evaluasi dan Review
Tujuan dari Evaluasi dan Review :
a. Melakukan evaluasi bersama terhadap kinerja HSE kontraktor dan PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
1) Dialog dua arah.
2) Review dan evaluasi data yang diperoleh.
b. Feed Back terhadap penerapan HSE untuk perbaikan pekerjaan yang
akan datang .
c. Memberikan reward atau punishment terhadap kinerja HSE Kontraktor.
Proses evaluasi dan Review:
a. Evaluasi akhir harus dilaksanakan segera setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan.
b. Evaluasi yang dilakukan meliputi:
1) HSE plan yang dijanjikan
2) Laporan Pre-Job Activity
3) Laporan evaluasi Work In Progress (WIP)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
18

4) Follow up ketidaksesuaian dan gap clossure


5) KPI yang disepakati

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

19

B. Kerangka Pemikiran
Pekerjaan yang dikontrakan
Kontraktor
Penilaian Resiko

Tinggi

Sedang

Rendah

Prakualifikasi

Tahap
Pengembangan

Penilaian

Seleksi

Pra Pelaksanaan Pekerjaan


Tahap
Implementasi
Pelaksanaan Pekerjaan

Evaluasi Akhir

Gambar 2.Kerangka Pemikiran

commit to user

Tahap Evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian deskriptif yaitu
memberi gambaran yang jelas dan tepat terhadap objek penulisan. Dalam
penelitian ini penulis memberikan gambaran tentang penerapan Contractor
Safety Management System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit
IV Cilacap.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap, yang berlokasi di Desa Donan, Kecamatan Lomanis, Kabupaten
Cilacap, Jawa Tengah.
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini meliputi kegiatan kerja dan penerapan Contractor
Safety Management System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit
IV Cilacap.
D. Sumber Data
Sumber data ini berasal dari :
1. Sumber data primer
Sumber data primer ini diperoleh dari observasi di lapangan, wawancara
serta diskusi dengan pengawas di lapangan dan karyawan PT. Pertamina

commit to user
20

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
21

(Persero) Refinery Unit IV Cilacap, yan berkaitan dengan masalah yang


diteliti.
2. Sumber data sekunder
Sumber

data

sekunder

diperoleh

dari

studi

kepustakaan

yang

berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya


mengenai penerapan Contractor Safety Management System (CSMS).
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitihan di HSE PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap ini adalah:
1. Observasi, yaitu berupa pengamatan langsung terhadap aktivitas tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan serta pengamatan terhadap lingkungan
kerjanya
2. Studi Kepustakaan, yaitu melalui buku-buku, literatur dan standar
peraturan yan ada kaitannya dengan penelitihan yang penulis lakukan.
3. Wawancara, berupa wawancara dengan pengawas dan karyawan dalam
ruang lingkup PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, baik
secara terstruktur maupun tidak terstruktur.
H. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di PT.PERTAMINA (Persero) UP IV Cilacap
pada tanggal 08 Maret 2011 sampai dengan 21 April 2011.
I.

Analisa Data
Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif, yaitu penggambaran
umum penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
22

Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap kepada para rekan kerja,


sehingga PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dapat memperoleh
rekan kerja yang kompetitif sesuai dengan kriteria kebijakan PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Analisis data tersebut dibandingkan
dengan pedoman-pedoman atau standar yang ada, yaitu Permenaker No.
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan pedoman
BPMIGAS.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap 70% dari pekerja
yang bekerja di perkantoran dan Unit pengolahan bukanlah pekerja PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, mereka merupakan pekerja dari
kontraktor yang bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit
IV Cilacap. 80% dari total biaya pemeliharaan PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap digunakan untuk menyewa kontraktor. 90% dari
kasus kecelakaan dan insiden HSE yang berkaitan dengan bisnis PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap menimpa para pekerja
kontraktor.
Dengan penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) dapat
diketahui tentang kemampuan masing-masing kontraktor dalam bidang Health
Safety and Environmental (HSE). Dengan adanya hal tersebut PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap dapat mempercayai calon rekanan kerja
yang memenangkan tender.
Selain itu PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap harus
mempercayakan kepada mitra kerja bahwa daerah yang akan dilakukan
pekerjaan oleh mitra kerja aman dari segala bahaya kebakaran/peledakan,
kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan. Dalam upaya untuk

commit to user
23

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
24

memperkecil resiko kebakaran/peledakan, kecelakaan kerja dan pencemaran


lingkungan serta kejadian-kejadian lain yang tidak diinginkan, maka
Safe Working Practice
bertujuan untuk mengurangi terjadinya :Unsaafe act

Unsafe

condition
Penggambaran penerapan Contractor Safety Management System (CSMS)
Di dalam 14 elemen sistem MKP terdapat satu elemen yang berhubungan
dengan kontraktor, yaitu tentang Keselamatan Kerja Kontraktor. Oleh karena itu
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap Mengembangkan suatu sistem
yang disebut dengan Contractor Safety Management System (CSMS), adapun
dasar-dasar (pedoman) dari pengembangan Contractor Safety Management
System (CSMS) adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lindungan-Lingkungan PT
Pertamina (Persero).
2. Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Kontraktor No.A-002/100400/2003-S0
3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Pertamina (Persero) Refinery
Unit IV Cilacap.
4. Manajemen Keselamatan Proses PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap.
Contractor Safety Management System (CSMS) itu sendiri adalah Suatu
Bagian dari sistem manajemen Keselamatan Kerja yang berupaya untuk
menertibkan Pengelolaan Kontraktor yang menjadi rekanan PT. Pertamina

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
25

(Persero) dengan memasukan aspek HSE pada setiap tahapan pelaksanaan kontrak
suatu pekerjaan mulai dari tahap Penilaian Resiko hingga kepada Akhir
pelaksanaan pekerjaan. Adapun Contractor Safety Management System (CSMS)
di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Membina dan Meningkatkan kepedulian dan kesadaran kontraktor dalam
penanganan aspek HSE, sehingga tingkat kecelakaan kerja kontraktor dapat
diturunkan atau bahkan dihilangkan.
2. Meningkatkan produktivitas dan citra atau image positif PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap di mata pelanggan, masyarakat,
Pemerintah dan semua pihak terkait.
3. Membina dan Meningkatkan kemampuan kontraktor lokal dalam menghadapi
persaingan global
4. Sebagai Bukti konsistensi Kontraktor dalam penerapan HSE
Dari penerapan Contractor Safety Management System (CSMS), PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap mendapatkan manfaat yang berupa:
1. Pembagian Tanggung Jawab Keselamatan Kerja antara Pertamina dan
Kontraktor menjadi seimbang.
2. Pertamina akan memperoleh kontraktor yang lebih profesional.
3. Jumlah Insiden dapat diminimasi karena kontraktor sudah lebih peduli aspek
HSE.
4. Meningkatkan produktivitas dan citra Pertamina.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
26

5. Pertamina dapat mengontrol konsistensi kontraktor dalam menerapkan aspek


HSE selama kerjasama terjalin.
Dalam penilaian resiko dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu high, mediun
dan low. Kategori ini dibedakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan di
kerjakan di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Penilaian tingkat
resiko pekerjaan dilakukan oleh direktorat atau unit bisnis masing-masing
berdasarkan panduan corporate. Contractor Safety Management System (CSMS)
dibagi menjadi 6 langkah yang berkesinambungan dan dapat mewujudkan tujuantujuan dari sistem tersebut. Adapun 6 langkah itu adalah :
1. Risk Assessment (Penilaian resiko)
Risk Assessment (Penilaian resiko) merupakan langkah pertama dalam
Program Contractor Safety Management System (CSMS) yang berfungsi untuk
menilai semua pekerjaan yang akan dikontrakan. Risk Assessment (Penilaian
resiko) bertujuan untuk mengkaji seberapa besar dampak negatif pekerjaan
terhadap aspek HSE (keselamatan manusia, peralatan/aset, lingkungan hidup
dan citra perusahaan). Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam Risk
Assessment (Penilaian resiko) adalah sebagai berikut :
a. Jenis Pekerjaan
Setiap jenis kegiatan atau pekerjaan berpotensi menimbulkan dampak
negatif pada aspek HSE dalam skala yang berbeda.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
27

b. Lokasi Kerja
Lokasi kerja mempengaruhi risiko atau potensi dampak negatif HSE
(perairan atau laut, ruangan tertutup, sekitar bahan atau peralatan mudah
terbakar, ketinggian, bawah air).
c. Rentang Waktu Pelaksanaan Kerja
Pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung lama akan menimbulkan keletihan
dan kejenuhan terhadap pekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan
potensi dampak negatif HSE
d. Bahan atau Material atau Peralatan yang digunakan
Setiap bahan atau material atau peralatan yang digunakan memiliki potensi
bahaya dan tingkat resiko yang berbeda
e. Pekerjaan Simultan atau Gabungan beberapa Kontraktor
Tingkat kesulitan terhadap pengawasan dan pengendalian pekerjaan yang
dilakukan secara simultan atau bersamaan oleh beberapa kontraktor ditempat
yang sama
f. Pengalaman Kontraktor
Kontraktor

yang

berpengalaman

cenderung

lebih

mampu

untuk

mengendalikan bahaya pekerjaannya dibandingkan kontraktor yang belum


berpenglaman
2. Pra Kualifikasi
Prakualifikasi merupakan langkah pertama penyaringan kontraktor untuk
menjamin hanya kontraktor yang mampu bekerja secara aman yang akan
diikutsertakan dalam lelang. Kontraktor lulus bersyarat adalah kontraktor yang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
28

telah lulus tahap prakualifikasi namun belum mampu memenuhi sebagian


persyaratan (ringan) HSE yang diwajibkan dan akan memenuhinya dalam
waktu yang ditentukan.
Dalam penilaian pra kualifikasi dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu
high, medium dan low. Adapun langkah-langkah pada tahap Pra kualifikasi
adalah sebagai berikut :
a. Kontraktor yang telah lolos prakualifikasi sebelumnya tidak diharuskan
mengikuti proses prakualifikasi lagi kecuali jika komposisi Sumber Daya
Manusia berubah.
b. Kontraktor

atau

mitra

kerja

Pertamina yang

belum

pernah

mengikuti prakualifikasi atau baru, diharuskan mengisi daftar kuisioner


sebagai persyaratan ikut serta tahap prakualifikasi.
c. Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi maka prakualifikasi dilakukan
oleh Tim Evaluasi (Tim Tender yang terdiri dari wakil fungsi terkait)
yang ditunjuk.
d. Tim

Evaluasi

menilai

hasil

Kuisioner SMK3

Kontraktor sesuai

Kriteria Evaluasi Prakualifikasi Pertamina dan melakukan klarifikasi


melalui kegiatan inspeksi dan audit. Hasil pembahasan oleh TimEvaluasi menghasilkan keputusan :
1) Lulus, maka kontraktor bersangkutan dimasukkan ke dalam daftar
calon peserta lelang.
2) Tidak Lulus, maka kontraktor bersangkutan dikenakan diskualifikasi
dan diberi umpan balik untuk memberitahukan kepada mereka

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
29

mengenai alasan kenapa mereka tidak memenuhi syarat dan


memberitahu

mereka

mengenai

tindakan

koreksi

terhadap

kekurangan yang ditemukan.


e. Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi,
sedangkan pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah
penerimaan bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-persyaratan khusus
harus diterapkan tanpa mengabaikan atau mengurangi kaidah HSE,
tindakan pengawasan yang ketat untuk resiko relatif harus dikenakan
pada kontraktor.
f. Kontraktor yang lulus bersyarat sesuai kondisi yang dapat diterima
kemudian dimasukkan dalam calon peserta lelang.
Dalam pelaksanaan tahap Pra Kualifikasi ada suatu batasan-batasan,
yaitu :
1. Pekerjaan dengan resiko rendah tidak diharuskan mengikuti prakualifikasi,
kontraktor langsung mengikuti proses seleksi .
2. Pekerjaan

dengan

resiko

menengah

tidak

diharuskan

mengikuti

prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi tetapi harus


mengikuti seluruh proses dalam tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai
Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Kontraktor (A-002/I00400/2003-S0).
3. Semua pekerjaan yang diklasifikasikan beresiko tinggi setelah dilakukan
penilaian awal terhadap bahaya yang ada, mutlak harus dilaksanakan melalui
proses prakualifikasi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
30

4. Kriteria nilai minimum yang bisa diterima agar kontraktor lulus


prakualifikasi SMK3 Kontraktor adalah :
a. 55 untuk resiko tinggi;
b. 40 untuk resiko medium;
c. 25 untuk resiko rendah.
5. Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi, sedangkan
pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah penerimaan
bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-persyaratan khusus harus diterapkan
tanpa mengabaikan atau mengurangi kaidah HSE, tindakan pengawasan
yang ketat untuk resiko relatif harus dikenakan pada kontraktor.
3. Selection (Seleksi)
Tahap seleksi (selection) adalah untuk memilih dan menentukan
Kontraktor yang paling memenuhi persyaratan dari aspek K3 selain
persyaratan teknis, ekonomis dan persyaratan lainnya, maka dilakukan
prosedur berikut :
a. Persiapan Dokumen Lelang
1) Bagian kontrak dan Fungsi / Bagian terkait harus membuat rencana
K3 yang sesuai dengan masing masing jenis pekerjaan. Keseluruhan
resiko kontrak dan manajemen K3LL harus diberi bobot yang sesuai,
berikut pertimbangan-pertimbangan lain ketika kriteria seleksi
dievaluasi.
2) Bagian kontrak bisa berkonsultasi dengan wakil K3 untuk
memperoleh bobot yang paling tepat untuk pekerjaan yang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
31

dikontrakkan, biasanya sekitar 20% - 30%,

tergantung

dari

kompleksitas pekerjaan. Dokumen yang harus disertakan dalam


paket lelang adalah :
a) Sasaran dan Tujuan K3.
b) Definisi dari Cakupan Rencana K3 dan bahaya yang sudah
diketahui untuk diperhatikan.
c) Prosedur

pengawasan

K3,

buku

pedoman

dan

panduan

keselamatan serta masalah kepatuhan untuk kontrak.


d) Definisi interface yang diantisipasi antara Pertamina dan
Kontraktor, strategi pengawasan Pertamina dan interaksi dengan
operasi Pertamina.
e) Persyaratan-persyaratan spesifikasi minimum.
f) Metode evaluasi lelang.
g) Persyaratan-persyaratan pre-bid dan kunjungan lapangan yang
mutlak perlu.
3) Dalam mempersiapkan dokumen kontrak ada beberapa pertimbangan
yang perlu diambil:
a) Manajer

bertanggung

jawab

dalam

memastikan

bahwa

dokumen lelang menjelaskan persyaratan-persyaratan K3 untuk


kontrak bersangkutan dan pengetahuan mengenai bahaya yang
telah diidentifikasi untuk disampaikan kepada kontraktor.
Pertamina tidak akan pernah mengasumsikan bahwa kontraktor
mengetahui bahaya di tempat kerja.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
32

b) Kontraktor mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap rencana


K3 nya, tetapi dokumen-dokumen harus menjeiaskan ketentuan
yang jelas bagi Pertamina untuk

melaksanakan

audit

K3

terhadap Kontraktor untuk menilai kepatuhannya.


c) Dokumen-dokumen harus menyertakan ketentuan bagi Pertamina
untuk menunda pekerjaan jika kontraktor tidak memenuhi
Kriteria K3 yang dijelaskan didalam Rencana K3 kontrak.
d) Pertamina harus memastikan bahwa tahap mobilisasi dan
demobilisasi

tercantum

persyaratan-persyaratan

dalam

Rencana

SMK3

dikomunikasikan kepada semua

K3.

Kontraktor

Pentingnya
harus

peserta lelang selama waktu

berlangsungnya rapat klarifikasi pre- Bid.


b. Pre-bid dan rapat pertemuan.
Klarifikasi lelang diperlukan untuk memastikan adanya pengertian
peserta lelang yang jelas mengenai persyaratan-persyaratan lelang,
tempat kerja, dan aturan-aturan serta persyaratan-persyaratan yang
dikenakan. Persyaratan-persyaratan lelang harus menyertakan aspekaspek K3, Teknis, Administrasi, Jadwal dan Biaya. Rapat rapat pre-Bid
dan kunjungan lapangan ditetapkan sebagai sesuatu yang mutlak untuk
diikuti oleh peserta lelang . Ketidakhadiran dalam rapat pre-Bid dan
kunjungan lapangan akan mengakibatkan peserta lelang mendapat
catatan tidak hadir.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
33

c. Evaluasi Lelang, Peninjauan Lokasi dan Audit


Selama masa evaluasi lelang, Fungsi / Bagian terkait pemiiik
pekerjaan, Wakil dari Bagian K3 dan Bagian Kontrak harus
menyelenggarakan pertemuan untuk membahas program K3 yang dibuat
oleh Kontraktor dan menilai seberapa efektif kontraktor telah
memberikan jaminan bahwa semua bahaya sudah dikenali. Apa yang
telah dievaluasi selama proses Prakualifikasi bisa saja dievaluasi ulang
dan dibandingkan satu sama yang lain dengan semua peserta lelang,
kalau terdapat inkonsistensi dengan Pra Kualifikasi peserta lelang.
Rapat klarifikasi antara Pertamina dan kontraktor juga harus
dilakukan untuk mengklarifikasi dan menilai selanjutnya kecocokan
antara rencana-rencana K3 kontraktor dan bagaimana rencana tersebut
berinteraksi dengan program K3 Pertamina dan dengan program K3
kontraktor lainnnya. Setelah masalah masalah K3 dievaluasi dan
diberikan pemberatan sesuai dengan faktor pemberat yang sudah baku,
hal ini akan dimasukkan dalam evaluasi teknis secara keseluruhan.
Penilaian ini harus didokumentasikan, sebab merupakan suatu kondisi
yang sangat penting untuk memenangkan kontrak.
Inspeksi lapangan mungkin dilakukan untuk memastikan kepatuhan
terhadap apa yang telah diajukan peserta lelang. Wakii-wakil K3 akan
membantu

dengan

menyediakan

jaminan

rekomendasi yang diperlukan.

commit to user

K3

dan

memberikan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
34

d. Award/Apresiasi
Rekomendasi award akan diberikan kepada Panitia lelang (panitia
tender) untuk persetujuan atau penyerahan sebelum memperoleh
persetujuan dari otoritas kontrak (contract office). Semua langkah
persetujuan rekomendasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang
dijelaskan di dalam buku panduan kontrak.
4. Pre-Job Activity (Pra Pelaksanaan Pekerjaan)
Pre Job Activity (Pra Pelaksanaan Pekerjaan) merupakan langkah
pelakasanaan dalam Program Contractor Safety Management System (CSMS)
yang berfungsi untuk memastikan HSE plan yang telah dibuat oleh kontraktor
sudah lengkap dan memastikan bahwa semua HSE Plan yang dibuat akan
dilaksanakan.
Untuk memastikan bahwa aspek yang relevan dengan penilaian resiko
kontrak dan semua aspek K3 lainnya dari kontrak dikomunikasikan dan
dimengerti oleh semua pihak sebelum pelaksanaan kontrak, maka dilakukan
prosedur berikut :
a. Kontraktor terpilih dari tahap seleksi menanda-tangani kontrak kerja.
b. Fungsi terkait yang merupakan pemilik pekerjaan memeriksa kesiapan
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan K3
dan memasukkan hasil-hasil dari aktivitas ini ke sistem database untuk
menghindari pekerjaan ganda.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
35

c. Bagian atau Fungsi pemilik proyek mengkomunikasikan aspek-aspek


resiko K3 yang terkait dengan pekerjaan kontrak dan bersama-sama
Bagian HSE melakukan inspeksi kegiatan pramobilisasi.
d. Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan bersama-sama dengan personil
kunci

pihak kontraktor melakukan rapat-rapat atau kick-off meeting

untuk memberi klarifikasi atau mengangkat masalah K3 lainnya.


e. Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan memberikan penjelasan dan
orientasi lapangan kepada kontraktor.
f. Kontraktor melatih dan memberikan penjelasan kepada para pekerjanya
mengenai semua bahaya yang potensial dan masalah-masalah K3 yang
berhubungan dengan pekerjaan.
g. Bagian HSE Pertamina memeriksa apakah pelatihan K3 tersebut
dilakukan dan didokumentasikan dengan baik.
h. Kontraktor dan Bagian atau Fungsi terkait sebagai pemilik pekerjaan
melakukan mobilisasi untuk memulai aktivitas pekerjaan dengan metode
operasi yang sesuai dengan rencana K3 yang telah disepakati.
5. Work in Progress (pelaksanaan pekerjaan)
Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana K3
yang telah disepakati oleh PT.Pertamina dengan Rekan kerja dan bahwa
kebutuhan K3 tambahan yang ditemukan selama pekerjaan diperhatikan
dengan benar. Dalam pelakasanaan work in progress (pelaksanaan
pekerjaan) dibutuhkan adanya Checklist Inspeksi HSE. Checklist Inspeksi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
36

HSE adalah Checklist Aspek HSE yang digunakan oleh Pengawas Pelaksana
dalam melakukan pemeriksaan Aspek HSE Mitra Kerja.
Dalam pelaksanaan work in progress (pelaksanaan pekerjaan) maka
dilakukan prosedur berikut :
a. Datam waktu 7 (tujuh) hari setelah mobilisasi, Manajer Lini yang
berwenang melakukan kunjungan ke lokasi yang dikelola kontraktor
untuk mengkomunikasikan harapan manajemen dan memantau kinerja
mereka dalam hal K3 melalui audit atau inspeksi. Peninjauan lapangan
tersebut juga dapat dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu untuk
memastikan semua kewajiban K3 telah dipenuhi.
b. Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan harus memantau kecakapan
kontraktor dalam hal pelaksanaan semua

komitmen pelatihan yang

terkait dengan pekerjaan yang dilakukan.


c. Kontraktor dan Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan melakukan
inspeksi, audit K3 dan evaluasi sementara secara berkala dengan
frekuensi sesuai jenis pekerjaan, besar pekerjaan, dan resiko yang terlibat
dan/atau lamanya kontrak serta mencatatnya dalam sistem database.
d. Setiap temuan inspeksi dan audit harus dibicarakan satu sama lain antara
Pertamina dan kontraktor dengan komitmen kedua-belah pihak untuk
meningkatkan kinerja K3.
e. Kontraktor melakukan tindakan perbaikan terhadap setiap

kekurangan

yang ditemukan. Bila tidak melaksanakan perbaikan, kontraktor


bersangkutan akan di beri peringatan atau sangsi berupa peringatan lisan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
37

maupun tertulis, pemberhentian personil, penundaan kontrak, atau


bahkan penghentian kontrak.
f. Kontraktor harus melakukan pengawasan dan komunikasi K3 kepada
pekerjanya, serta melakukan/berpartisipasi dalam setiap latihan keadaan
darurat dan melakukan investigasi kecelakaan yang terjadi ditempat
kerja dan melaporkannya kepada Pertamina.
6. Final Evaluation
Untuk mengadakan evaluasi bersama terhadap kinerja K3 Kontraktor
dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dan untuk
memberikan feed back kepada kontraktor dan PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk pekerjaan
di masa depan, maka dilakukan prosedur berikut :
a. Kontraktor
penyusunan

menyerahkan

semua

informasi

dan

data

guna

laporan evaluasi akhir kepada Bagian atau Fungsi pemilik

pekerjaan.
b. Bagian atau Fungsi
kinerja

terkait

membahas

laporan

evaluasi

akhir

kontraktor berdasarkan kewajiban-kewajiban K3 kontrak,

Laporan Aktivitas Awal Pekerjaan, Laporan Evaluasi Sementara,


Tindakan perbaikan selama evaluasi sementara.
c. Hasil

evaluasi akhir didiskusikan

dengan

kontraktor dan

memasukkannya dalam sistem database.


d. Kepala Bagian atau Manajer Fungsi terkait memberikan persetujuan
terhadap laporan hasil evaluasi akhir.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
38

e. Bagian atau Fungsi terkait menerbitkan surat peringatan atau pujian


untuk kinerja yang di bawah atau yang melebihi harapan dan
mengihmkan laporan evaluasi akhir kinerja kontraktor kepada Fungsi
HSE.
f. Bagian safety memasukkan laporan evaluasi akhir kinerja kontraktor ke
dalam data Bank K3 Kontraktor (SMK3 Kontraktor) .
B. Pembahasan
1. Risk Assessment (Penilaian Resiko)
Dalam tahap penilaian resiko ini PT. Pertamina (Persero) RU IV telah
mempertimbangkan

jenis

pekerjaan,

lokasi

kerja,

rentang

waktu

pelaksanaan kerja, bahan atau material atau peralatan yang digunakan. Hal
ini telah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 lampiran 1 pada
pasal 3.(3).(1) tentang identifikasi sumber bahaya dan pasal 3.(3).(2)
tentang penilaian resiko. Penilaian resiko ini mengacu pada pedoman
BPMIGAS
2. Pra Kualifikasi
Dalam pelaksanaan pra kualifikasi, PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap telah memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon
rekan kerja dan menilai setiap hal-hal yang telah disyaratkan tersebut.
Dalam hal ini PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap telah menyamakan
segala bentuk persyaratan dan penilaian tersebut dengan pedoman
BPMIGAS. Pelaksanaan audit SMK3 di perusahaan calon rekan kerja
untuk membuktikan bahwa penerapan SMK3 telah dilaksanakan, penilaian

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
39

PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap berpedoman dengan Permenaker


No. 05/MEN/1996 Bab IV tentang audit Sistem Manajemen Keselamatan
dan kesehatan kerja.
3. Selection (Seleksi)
Dalam pelaksanaan tahap seleksi PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap telah menyeleksi calon rekan kerja dengan mengacu pada
pedoman BPMIGAS.
4. Pre-job Activity (Pra pelaksanaan Pekerjaan)
Dalam pelaksanaan pra pelaksanaan pekerjaan PT. Pertamina hanya
melakukan inspeksi dan memberikan arahan kepada rakan kerja, karena
dalam hal ini PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap sebagai pemilik
pekerjaan. Hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11
Tahun 1979 pasal 2 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan
pengolahan minyak dan gas bumi.
5. Work In Progress (Pelaksanaan Pekerjaan)
Dalam pelaksanaan tahap pelaksanaan pekerjaan PT. Pertamina
(Persero) RU IV Cilacap yang sebagai pemilik pekerjaan telah melakukan
pemantauan (Inspeksi), audit K3 dan melaporkan segala bentuk kinerja
pegawai rekan kerja kepada pemilik perusahaan rekanan tersebut agar
rekanan kerja dapat melakukan perbaikan pada setiap kekurangan yang
ditemukan, hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11
Tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan
minyak dan gas bumi dan pedoman BPMIGAS.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
40

6. Final Evaluation (Evaluasi Akhir)


Dalam pelaksanaan evaluasi akhir PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap telah melakukan diskusi kepada pihak rekan kerja, hal ini telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang
keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi
dan memberikan penghargaan atau peringatan untuk kinerja yang melebihi
atau dibawah harapan, hal ini telah sesuai dengan pedoman BPMIGAS.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil pengamatan terhadap penerapan Sistem C
ontractor Safety
Management System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) R
efineryUnit

IV

Cilacap, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :


1. Penerapan C
ontractor Safety

Management System

(CSMS) di PT.

Pertamina (Persero) Refinery Unit IV terdiri dari 6 tahapan, yaitu : R


isk
Assessment (Penilaian Resiko) yang telah sesuai dengan Permenaker No.
05/MEN/1996 lampiran 1 pada pasal 3.(3).(1), Pra Kualifikasi yang telah
sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 Bab IV, Selection (Seleksi)
yang telah sesuai dengan pedoman BPMIGAS, Pre-job Activity

(Pra

pelaksanaan Pekerjaan) yang telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah


No. 11 Tahun 1979 pasal 2, oWrk In Progress

(Pelaksanaan Pekerjaan)

yang telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 dan
inal Evaluation
F

(Evaluasi Akhir) yang telah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 11 Tahun 1979.


2. Penerapan C
ontractor Safety Management System
PERTAMINA (Persero) R
efineryUnit

(CSMS) di PT.

IV Cilacap sangat efektif untuk

mencegah dan mengendalikan unsafe act serta unsafe condition dalam


kegiatan-kegiatan yang terkait dengan operasional perusahaan karena

commit to user
41

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
42

kehandalan dari rekanan kerja yang terpilih dan pengawasan dari PT.
Pertamina (Persero) R
efineryUnit

IV Cilacap, sehingga dapat mencegah

terjadinya kecelakaan.
B. Saran
1.

Sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan K3 setiap aktifitas pekerjaan,


untuk mengurangi faktor bahaya dan potensi bahaya yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).

2.

Sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap semua kegiatan yang


terkait dengan operasional perusahaan baik itu kegiatan pemeliharaan,
konstruksi ataupun kegiatan lainnya di dalam area proses kilang.

3.

PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap harus lebih tegas


memberikan peringatan pada setiap temuan pelanggaran dengan
pemberian hukuman atau sanksi pelanggaran secara konsisten.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai