- Alma Palupi
- Eni Farkhaeni
- Merlein Uviarty
- Risya Mawahdah
ANATOMI
FISIOLOGI
HIDUNG
Hidung luar
Pangkal
Hidung
Ala Nasi
Dorsum Nasi
Nasal Tip
Kolumela
Lubang
Hidung
Kerangka tulang :
- Tulang hidung (os
nasalis)
- Prosesus frontalis os
maksila
- Prosesus nasalis os
frontal
Tulang rawan:
- Sepasang kartilago
nasalis lateralis superior
- Sepasang kartilago
nasalis lateralis inferior
(kartilago ala mayor)
- Kartilago ala minor
- Tepi anterior kartilago
septum
Meatus
nasal
Superior
VASKULARISASI
Bagian depan :
cabang-cabang a. Fasialis
Bagian depan septum
anastomosis dari cabangcabang a.sfenopalatina,
a.etmoid anterior, a.labialis
superior,
dan
a.palatina
mayor pleksus Kiesselbach
(Littles area).
VASKULARISASI
Vena-vena hidung mempunyai
nama yang sama dan berjalan
berdampingan dengan
arterinya.
Vena di vestibulum dan
struktur luar hidung bermuara
ke v.oftalmika yang
berhubungan dengan sinus
kavernosus.
Vena-vena di hidung tidak
memiliki katup, sehingga
merupakan faktor predisposisi
untuk mudahnya penyebaran
infeksi sampai ke intrakranial.
PERSARAFAN
Bagian rongga hidung depan & atas : persarafan
sensoris dari N. Etmoidalis anterior cabang dari
A.nasosiliaris
Rongga hidung lainnya : sebagian besar mendapat
persarafan sensoris dari N.maksila melalui ganglion
sfenopalatinum.
SINUS
PARANASAL
Fungsi Sinus
Paranasal
Kompleks
Osteomeatal
KOM
merupakan
unit
fungsional yang merupakan
tempat ventilasi dan drainase
dari
sinus-sinus
yang
letaknya di anterior, yaitu
sinus maksila, etmoid anterior
dan frontal.
Kompleks ostiomeatal (KOM)
adalah bagian dari sinus
etmoid anterior yang berupa
celah pada dinding lateral
hidung yang dibatasi oleh
konka media dan lamina
papirasea.
Sistem Tranpsport
Mukosiliar
suatu mekanisme
mukosa hidung
untuk
membersihkan
dirinya dengan
mengangkut
partikel-partikel
asing yang
terperangkap pada
palut lendir ke arah
nasofaring.
.
FARING
Dimulai dari dasar tengkorak
terus menyambung ke
esofagus setinggi vertebra
servikalis ke-6.
Ke atas, faring berhubungan
dengan rongga hidung melalui
koana
Ke depan berhubungan
dengan rongga mulut melalui
ismus orofaring
Sedangkan dengan laring
dibawah berhubungan melalui
aditus laring dan ke bawah
Perdarahan
utama:
Arteri karotis
externa
Persyarafan:
Percabangan N.IX
N.X
Nasofaring
Nasofaring berada di
belakang cavum nasi.
- batas atas : dasar tengkorak
- batas bawah : palatum mole
- batas depan : rongga
hidung/koana
- batas belakang : vertebra
cervikal
- Batas lateral : Ostium Tuba
Eustachius, torus Tubarius,
fossa rosenmuller
Orofaring
Hipofaring
Batas laringofaring
disebelah superior
adalah tepi atas yaitu
dibawah valekula
epiglotis
Batas anterior
adalah laring
batas Inferior adalah
esofagus
Batas Posterior
adalah vertebra
Menelan :
- Pertama gerakan makanan dari mulut
ke faring secara volunter
- Tahap kedua, transport makanan
melalui faring secara involunter
- Tahap ketiga, jalannya bolus melalui
esofagus, secara involunter
Proses berbicara :
- Pada saat berbicara dan menelan
terjadi gerakan terpadu dari otot-otot
palatum dan faring.
Anatomi Laring
Batas atas laring
Batas bawahnya ialah bidang
yang melalui pinggir bawah
kartilago krikoid.
Batas depannya ialah permukaan
belakang epiglotis.
Batas lateralnya ialah membran
kuadrangularis,
kartilago
aritenoid, konus elastikus dan
arkus kartilago krikoid.
Batas
belakangnya
ialah
m.aritenoid
transversus
dan
lamina kartilago krikoid.
PERSARAFAN
Laring dipersarafi oleh
cabang-cabang nervus
vagus :
N.Laryngeus
Superior
1. N. laringis superior
mempersarafi m.krikotiroid,
sehingga memberikan sensasi
pada mukosa laring dibawah
pita suara
2. N. laringis inferior
merupakan lanjutan dari
n.rekuren setelah saraf itu
memberikan cabangnya
menjadi ramus kardia inferior
M. Cricothyreoideus
N.Recurrens
Laryngeus
VASKULARISAS
I
Pendarahan untuk laring
terdiri dari 2 cabang :
1. A.laringis superior
merupakan cabang
dari a.tiroid superior
2. A.laringis inferior
merupakan cabang.
dari a.tiroid inferior
Fisiologi Laring
akan
dapat
mempengaruhi
sirkulasi
Fisologi Bersuara
A. Vocal cord ditutup segera
sebelum fonasi (produksi
suara).
B. tekanan udara
berkembang di bawah pita
suara karena udara dari
paru-paru selama
pernafasan.
C. Vocal cord terpisah
sebentar dengan pelepasan
udara. (1) Panah menunjuk
ke tepi atas dari pita suara.
D. Vocal cord kembali (2)
Panah poin ke ujung bawah
dari pita suara.
E. Vocal cord tertutup
Anatomi Trachea
Trachea
Dibentuk oleh cartilago & jaringan
ikat
Tepi caudal cartilago cricoidea
(setinggi VC -6) tepi cranial V Th- 5
Terdiri dari 20 cincin cartilago,
bentuk huruf U, membuka ke
dorsal
Lumen selalu terbuka
Anatomi Broncus
Bronchus
Bercabang menjadi
bronchus sinister &
bronchus dexter
Vascularisasi : A.
Thyreoidea Inferior
Innervasi : N. Vagus,
N.Recurrens &
Truncus
Symphaticus
Bronchus dexter
Bronchus dexter
Bronchus sinister
Daftar Pustaka