Anda di halaman 1dari 37

Di susun oleh :

- Alma Palupi
- Eni Farkhaeni
- Merlein Uviarty
- Risya Mawahdah

dr. Hj. Mariana Hasnah Yunizaf,


Sp.THT-KL

aluran nafas atas

Stase THT RSIJ cempaka putih

ANATOMI
FISIOLOGI
HIDUNG

Hidung luar

Pangkal
Hidung

Ala Nasi

Dorsum Nasi

Nasal Tip

Kolumela

Lubang
Hidung

Kerangka tulang :
- Tulang hidung (os
nasalis)
- Prosesus frontalis os
maksila
- Prosesus nasalis os
frontal
Tulang rawan:
- Sepasang kartilago
nasalis lateralis superior
- Sepasang kartilago
nasalis lateralis inferior
(kartilago ala mayor)
- Kartilago ala minor
- Tepi anterior kartilago
septum

Meatus
nasal
Superior

Diantara konka & dinding lateral terdapat meatus :


1. Superior
-. Konka superior dan konka media
-. Muara sinus sfenoid dan sinus etmoid posterior
2. Medius
-. Konka media dan dinding lateral
-. Muara sinus frontal, sinus maksilar, dan sinus etmoid anterior
3. Inferior
-. Konka inferior dan dasar hidung
-. Muara duktus nasolakrimalis

VASKULARISASI
Bagian depan :
cabang-cabang a. Fasialis
Bagian depan septum
anastomosis dari cabangcabang a.sfenopalatina,
a.etmoid anterior, a.labialis
superior,
dan
a.palatina
mayor pleksus Kiesselbach
(Littles area).

VASKULARISASI
Vena-vena hidung mempunyai
nama yang sama dan berjalan
berdampingan dengan
arterinya.
Vena di vestibulum dan
struktur luar hidung bermuara
ke v.oftalmika yang
berhubungan dengan sinus
kavernosus.
Vena-vena di hidung tidak
memiliki katup, sehingga
merupakan faktor predisposisi
untuk mudahnya penyebaran
infeksi sampai ke intrakranial.

PERSARAFAN
Bagian rongga hidung depan & atas : persarafan
sensoris dari N. Etmoidalis anterior cabang dari
A.nasosiliaris
Rongga hidung lainnya : sebagian besar mendapat
persarafan sensoris dari N.maksila melalui ganglion
sfenopalatinum.

SINUS
PARANASAL

Fungsi Sinus
Paranasal

Kompleks
Osteomeatal
KOM
merupakan
unit
fungsional yang merupakan
tempat ventilasi dan drainase
dari
sinus-sinus
yang
letaknya di anterior, yaitu
sinus maksila, etmoid anterior
dan frontal.
Kompleks ostiomeatal (KOM)
adalah bagian dari sinus
etmoid anterior yang berupa
celah pada dinding lateral
hidung yang dibatasi oleh
konka media dan lamina
papirasea.

Sistem Tranpsport
Mukosiliar
suatu mekanisme
mukosa hidung
untuk
membersihkan
dirinya dengan
mengangkut
partikel-partikel
asing yang
terperangkap pada
palut lendir ke arah
nasofaring.
.

FARING
Dimulai dari dasar tengkorak
terus menyambung ke
esofagus setinggi vertebra
servikalis ke-6.
Ke atas, faring berhubungan
dengan rongga hidung melalui
koana
Ke depan berhubungan
dengan rongga mulut melalui
ismus orofaring
Sedangkan dengan laring
dibawah berhubungan melalui
aditus laring dan ke bawah

Perdarahan
utama:
Arteri karotis
externa

Persyarafan:
Percabangan N.IX
N.X

Nasofaring
Nasofaring berada di
belakang cavum nasi.
- batas atas : dasar tengkorak
- batas bawah : palatum mole
- batas depan : rongga
hidung/koana
- batas belakang : vertebra
cervikal
- Batas lateral : Ostium Tuba
Eustachius, torus Tubarius,
fossa rosenmuller

Orofaring

Orofaring berada di belakang rongga cavum oris


-Batas atas : palatum mole
-Batas bawah: bagian atas epiglotis
-Batas depan : rongga mulut
-Batas belakang : vertebra servikal

Hipofaring
Batas laringofaring
disebelah superior
adalah tepi atas yaitu
dibawah valekula
epiglotis
Batas anterior
adalah laring
batas Inferior adalah
esofagus
Batas Posterior
adalah vertebra

Fisiologi Pada Faring

Menelan :
- Pertama gerakan makanan dari mulut
ke faring secara volunter
- Tahap kedua, transport makanan
melalui faring secara involunter
- Tahap ketiga, jalannya bolus melalui
esofagus, secara involunter
Proses berbicara :
- Pada saat berbicara dan menelan
terjadi gerakan terpadu dari otot-otot
palatum dan faring.

Anatomi Laring
Batas atas laring
Batas bawahnya ialah bidang
yang melalui pinggir bawah
kartilago krikoid.
Batas depannya ialah permukaan
belakang epiglotis.
Batas lateralnya ialah membran
kuadrangularis,
kartilago
aritenoid, konus elastikus dan
arkus kartilago krikoid.
Batas
belakangnya
ialah
m.aritenoid
transversus
dan
lamina kartilago krikoid.

PERSARAFAN
Laring dipersarafi oleh
cabang-cabang nervus
vagus :

N.Laryngeus
Superior

1. N. laringis superior
mempersarafi m.krikotiroid,
sehingga memberikan sensasi
pada mukosa laring dibawah
pita suara
2. N. laringis inferior
merupakan lanjutan dari
n.rekuren setelah saraf itu
memberikan cabangnya
menjadi ramus kardia inferior

M. Cricothyreoideus

N.Recurrens
Laryngeus

VASKULARISAS
I
Pendarahan untuk laring
terdiri dari 2 cabang :
1. A.laringis superior
merupakan cabang
dari a.tiroid superior
2. A.laringis inferior
merupakan cabang.
dari a.tiroid inferior

Fisiologi Laring

Proteksi : untuk mencegah makanan dan benda asing


masuk ke dalam trakea.

Batuk : benda asing yang telah masuk ke dalam trakea


dapat dibatukkan ke luar.

Respirasi : dengan mengatur besar kecilnya rima glotis.


Sirkulasi : perubahan tekanan udara di dalam traktus
trakeobronkial

akan

darah dari alveolus.

dapat

mempengaruhi

sirkulasi

Menelan dengan 3 mekanisme :


- Gerakan laring bagian bawah ke atas
- Menutup aditus laringis
- Mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan
tidak mungkin masuk ke dalam laring.
Emosi :
untuk mengekpresikan emosi, seperti berteriak,
mengeluh, menangis
Fonasi :
membuat suara dan menentukan tinggi rendahnya
nada

Fisologi Bersuara
A. Vocal cord ditutup segera
sebelum fonasi (produksi
suara).
B. tekanan udara
berkembang di bawah pita
suara karena udara dari
paru-paru selama
pernafasan.
C. Vocal cord terpisah
sebentar dengan pelepasan
udara. (1) Panah menunjuk
ke tepi atas dari pita suara.
D. Vocal cord kembali (2)
Panah poin ke ujung bawah
dari pita suara.
E. Vocal cord tertutup

Anatomi Trachea

Trachea
Dibentuk oleh cartilago & jaringan
ikat
Tepi caudal cartilago cricoidea
(setinggi VC -6) tepi cranial V Th- 5
Terdiri dari 20 cincin cartilago,
bentuk huruf U, membuka ke
dorsal
Lumen selalu terbuka

Pada bifurcatio terdapat


CARINA
Terltak di linea mediana
kecuali bgn caudal
terdesak ke kanan oleh
arcus aorta
Sebelah dorsalnya
terdapat oesophagus
Sebelah anterior tdp
ISTHMUS dan lobus
pyramidalis gld.thyreoidea
serta otot-otot infrahyoid
Sebelah lateral terdapat
lobus lateral gld
thyreoidea dan carotid
sheath

Anatomi Broncus

Bronchus
Bercabang menjadi
bronchus sinister &
bronchus dexter
Vascularisasi : A.
Thyreoidea Inferior
Innervasi : N. Vagus,
N.Recurrens &
Truncus
Symphaticus

Bronchus dexter

Lebih besar,lebih pendek,lebih vertical


Hilus Pulmonalis setinggi V Th-6
V.azygos melengkung dicranialnya
A.pulmonalis mulanya berada di inferior
kamudian di ventralnya

Bronchus dexter

Bronchus bercabang 3 (=bronchus


secunder)
Bronchus secunder yg menuju ke lobus
medialis disebut Bronchus Eparterialis
Bronchus secunder yg menuju ke lobus
superior disebut Bronchus Hyparterialis

Bronchus sinister

Diameter lebih kecil,lebih panjang


Di caudal arcus aorta
Menyilang diventrral oesophagus,ductus
thoracicus & aorta thoracalis
Bronchus secunder menuju lobus
superior & inferior termasuk bronchus
Hyparterialis

Daftar Pustaka

Rusmarjono; Soepardi, Efiaty Arsyad. 2012. Faringitis


Tonsilitis, dan Hipertrofi
Adenoid. Dalam : Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher edisi 7. Jakarta : BP-FKUI
Higler, Adam Boies. 2007. Boies : Buku Ajar Penyakit
THT (Boies Fundamental of otolaryngology) Ed.6.
Jakarta : EGC
R. Putz, R. Pabst. 2007.Atlas Anatomi Manusia
Sobotta Edisi 22 Jilid 1. Jakarta: EGC.
Prince, Sylvia A. 2006.Patofisiologi Volume 2 Edisi 6.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai