Ketua
: Nur Aini
(201110420311110)
(201110420311091)
Siti Kamala H
(201110420311092)
Amelia Henitasari
(201110420311093)
Abu Bakar Abdi
(201110420311096)
Arfin Zena
(201110420311097)
Alfan Suhaili Badri
(201110420311098)
Yulya Ningsih
(201110420311099)
Riri Rizky Amalia
(201110420311100)
Carolina Didin F.
(201110420311104)
Rahmatullah Hanif
(201110420311109)
Dwi Rahni Maulidah
(201110420311113)
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kapada Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah Project Based Learning
mengenai Cerebral Vascular Accident. Dalam menyelesaikan Laporan ini banyak sekali
bantuan dan sumbangan baik secara langsung maupun tidak langsung dari banyak pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini dengan penuh penghargaan setinggi-tingginya penulis
menyampaikan terima kasih kepada bersangkutan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan
dan semoga makalah ini berguna bagi penulis dan pihak-pihak yang memanfaatkannya.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua
Sekretaris
Nur Aini
Milia F.M
Baiq
Dosen Pembimbing
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Pendahuluan
BAB II. ISI
BAB III. KESIMPULAN
PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa
kelumpuhan saraf atau deficit neurologik akibat gangguan aliran darah
pada salah satu bagian otak. Secara sederhana stroke didefinisi
sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena
sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas atau lumpuh sesaat
atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke
bisa
berupa
iskemik
maupun
perdarahan
(hemoragik).
(www.infostroke.wordpress.com).
Angka kejadian stroke dunia diperkirakan 200 per 100.000
penduduk, dalam setahun. Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan
dimana stroke bukan hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang
usia
muda
yang
masih
produktif.
Mengingat
kecacatan
yang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mengerti Asuhan Keperawatan tentang
Penyakit Stroke.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa
2. Mahasiswa
3. Mahasiswa
4. Mahasiswa
5. Mahasiswa
6. Mahasiswa
7. Mahasiswa
8. Mahasiswa
stroke
9. Mahasiswa mampu memahami intervensi keperawatan dari
stroke
10.
Mahasiswa
mampu
memahami
implementasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Stroke
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global
akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang
seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan
pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi
otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011).
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi
karena pembentukan trombus disuatu arteri serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak
dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak (Corwin, 2001).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa stroke adalah
gangguan peredaran darah otak yang dapat mengakibatkan fungsi otak terganggu dan bila
gangguan yang terjadi cukup besar akan mengakibatkan kematian sebagian sel saraf.
B. Klasifikasi
Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu, stroke iskemik dan stroke
hemorrhagic. Kedua kategori ini merupakan suatu kondisi yang berbeda, pada stroke
hemorhagic terdapat timbunan darah di subarahchnoid atau intraserebral, sedangkan stroke
iskemik terjadi karena kurangnya suplai darah ke otak sehingga kebutuhan oksigen dan
nutrisi kurang mencukupi. Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai
berikut :
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah yang
disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak. penyumbatnya adalah plak
atau timbunan lemak yang mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan
bisa terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis), atau pembuluh darah sedang
(arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.
Penyumbatan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh
darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh
karena darah berupa cairan kental, maka ada kemungkinan akan terjadi gumpalan darah
(trombosis), sehingga aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan
pembuluh darah. Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawah
nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah. Sekitar 85 % kasus stroke disebabkan
oleh stroke iskemik atau infark, stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya
aliran darah ke otak.
Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat menyebabkan kematian jaringan
otak. Penggolongan stroke iskemik atau infark menurut Junaidi (2011) dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang gejalanya berlangsung kurang
dari 24 jam atau serangan sementara dan disebabkan oleh thrombus atau emboli. Satu
sampai dua jam biasanya TIA dapat ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga
belum bisa teratasi sekitar 50 % pasien sudah terkena infark.
b. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)
Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih 24 jam, biasanya RIND
akan membaik dalam waktu 2448 jam.
c. Stroke In Evolution (SIE)
Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang dimana terlihat
semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit neurologis yang timbul
berlangsung bertahap dari ringan sampai menjadi berat.
d. Complete Stroke Non Hemorrhagic
Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen tidak berkembang
lagi bergantung daerah bagian otak mana yang mengalami infark.
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau pecahnya
pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi ruang-ruang
jaringan sel otak. Adanya darah yang mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan
sel otak akan menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan
fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar pembuluh darah yang
pecah (intracerebral hemorage) atau dapat juga genangan darah masuk kedalam ruang
sekitar otak (subarachnoid hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal
bahkan sampai pada kematian.
Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada lanjut usia, karena penyumbatan
terjadi pada dinding pembuluh darah yang sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh darah
yang sudah rapuh ini, disebabkan karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga
disebabkan karena faktor keturunan (genetik). Keadaan yang sering terjadi adalah
kerapuhan karena mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau
arteriosklerosis akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala tekanan darah tinggi.
Beberapa jenis stroke hemoragik menurut Feigin (2007), yaitu:
a. Hemoragi ekstradural (hemoragi epidural)
adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Stroke ini
biasanya diikuti dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri
meningens lainnya. Pasien harus diatasi beberapa jam setelah mengalami cedera
untuk dapat mempertahankan hidup.
b. Hemoragi subdural (termasuk subdural akut) yaitu hematoma subdural yang
robek adalah bagian vena sehingga pembentukan hematomanya lebih lama dan
menyebabkan tekanan pada otak.
c. Hemoragi subaraknoid (hemoragi yang terjadi di ruang subaraknoid) dapat terjadi
sebagai akibat dari trauma atau hipertensi tetapi penyebab paling sering adalah
kebocoran aneurisma.
d. Hemoragi interaserebral, yaitu hemoragi atau perdarahan di substansi dalam otak
yang paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral
karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur
pembuluh darah.
C. Etiologi
a. Stroke Iskemik
- Trombosis serebral
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab
utama thrombosis serebral yang merupakan penyebab paling umum dari stroke.
Tanda-tanda thrombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah onset yang tidak
umum. Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang dan
beberapa mengalami onset yang tidak dapat dibedakan dari hemoragi intraserebral
atau embolisme serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tibatiba ; dan kehilangan bicara sementara, hemiplegic, atau parastesia pada setengah
-
tubuh dapat mendahului onset paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
Embolisme serebral
Embolisme biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya
sehingga merusak sirkulasi serebral. Onset hemiparesis atau hemiplegic tiba-tiba
dengan afasia, tanpa afasia, atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit
jantung atau pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral.
b. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan
iskemia (penurunan aliran) dan hipoksia di sebelah hilir. Penyebab stroke himoragik
adalah hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteriovenosa ( hubungan yang
abnormal).
D. Factor resiko
Faktor risiko stroke adalah faktor yang memperbesar kemungkinan seseorang untuk
menderita stroke. Ada 2 kelompok utama faktor risiko stroke. Kelompok pertama ditentukan
secara genetik atau berhubungan dengan fungsi tubuh yang normal sehingga tidak dapat
dimodifikasi. Yang termasuk kelompok ini :
a. Usia
b. jenis kelamin
c. ras
d. riwayat stroke dalam keluargaserangan
e. Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya.
Kelompok yang kedua merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan dapat dimodifikasi.
Faktor risiko utama yang termasuk kelompok kedua menurut Bounameaux, et
al.,1999 adalah
a. Hipertensi
b. diabetes mellitus
c. merokok
d. hiperlipidemia
e. intoksikasi alkohol
E. Penatalaksaan stroke
Menurut Harsono (1996), kematian dan deteriosasi neurologis
minggu pertama stroke iskemia terjadi karena adanya edema otak.
Edema otak timbul dalam beberapa jam setelah stroke iskemik dan
mencapai puncaknya 24-96 jam. Edema otak mula-mula cytofosic
karena terjadi gangguan pada metabolism seluler kemudian terdapat
edema vasogenik karena rusaknya sawar darah otak setempat.
A. Menurut Harsono (1996), Untuk menurunkan edema otak
dilakukan hal-hal berikut ini :
a. Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20-300
b. Hindarkan pemberian nutrisi cairan intravena yang berisi glukosa
atau cairan hipotonik.
c. Pemberian osmoterapi seperti berikut ini :
i.
ii.
iii.
f)
air kemih
Lainnya
Pemasangan alat-alat lainnya, misalnya peralatan untuk monitoring.
Pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan di IGD (relatif):
Pemeriksaan darah lengkap, termasuk elektrolit dan gula darah.
e)
dengan
menggunakan Cincinnati
Pre-Hospital
(abnormal bila satu sisi wajah tidak bergerak sesuai sisi lainnya.
A : Arm drift Pasien diminta mengangkat kedua tangan
900 selama beberapa saat (abnormal bila tidak mampu bertahan/
G. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Satyanegara (1998) adalah sebagai berikut :
a. Kompikasi dini (0-48 jam pertama)
mengakibatkan
peningkayan
TIK,
herniasi
dan
ii.
infark miokard
iii.
iv.
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Harsono (1996) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
pada penderita stroke adalah sebagai berikut
a. CT scan bagian kepala
Pada stroke non-hemoragi terlihat adanya infark, sedangkan pada
stroke hemoragi terlihat perdarahan
b. Pemeriksaan lumbal Pungsi
Pada pemeriksaan lumbal pungsi untuk pemeriksaan diagnostic
diperiksa kimia sitology, mikrobiologi, dan virologi. Di samping itu,
dilihat
pula
tetesan
kecepatannya,
cairan
kejernihannya,
serebrospinal
warnanya,
saat
dan
keluar
tekanan
baik
yang
akan
ditemukan
tekanan
normal
dari
cairan
masalah
berdasarkan
gelombang
otak,
dilakukan untuk
mengetahui
tekanan
darah,
dapat
memicu
pendarahan
pada
CVA
Hemoragik.
jantung
besar
cedera
jaringan
neuron
dapat
dipulihkan.
kalsium
neuron
dan
juga
memperlihatkan
efek
neurotrofik
c. Trombolisis Intravena
Satu-satunya obat yang disetujui oleh the US Food and Drug
Administration (FDA) untuk terapi stroke Iskemik akut adalah
activator plasminogen jaringan (TPA) bentuk rekombinan. TPA dapat
digunakan
mendorong
untuk
menghindari
diidentifikasikannya
cedera
otak.
upaya-upaya
Keberhasilan
untuk
ini
menyuluh