Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus dengan staff dan
perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien
yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis
diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh tim yang terlatih dan
berpengalaman dibidang critical care. Pengelolaan pelayanan ICU dilakukan secara khusus
dengan mengutamakan keselamatan pasien (Patient Safety), untuk

menurunkan angka

kematian dan kecacatan.


ICU RSUD Pemangkat dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh staff
yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus untuk menunjang
fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi staff medik, perawat dan staff lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan - keadaan tersebut.

b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Standarisasi pelayanan ICU RSUD Pemangkat di Indonesia.
2. Tujuan Khusus:

Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana ruangan
ICU.

Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi sumber

daya

manusia yang meliputi penghitungan kebutuhan, kualifikasi, kompetensi dan


lain-lain.

Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan.

Standarisasi sistem meliputi Kebijakan / SOP, UT dan lain-lain.

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


1

c. Batasan Operasional
Pelayanan ICU diindikasikan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit kritis:
1.

Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan penangaan


dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
serta pemantauan dan penanganan segera, terapi titrasi dan dukungan alat.

2.

Keadaan pasien dalam bahaya dan mengalami dekompensasi fisiologis sehingga


memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta intervensi segera dan
dukungan

peralatan

canggih

untuk

mencegah

timbulnya

penyulit

yang

merugikan.
Pada keadaan permintaan layanan ICU lebih tinggi dari pada kapasitas atau sarana dan
prasarana maka kepala ICU harus menentukan prioritas sesuai indikasi. Prioritas tersebut
adalah:
1.

Pasien prioritas 1 (satu)


Kelompok ini dengan kondisi sakit kritis, tidak stabil, memerlukan bantuan
ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat kontinyu,
misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.

2.

Pasien prioritas 2 (dua)


Pasien ini memerlukan pelayanan karena sangat berisiko bila tidak mendapatkan
terapi intensive dan pemantauan segera.

3.

Pasien prioritas 3 (tiga)


Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,

secara

sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU


pada golongan ini sangat kecil. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk
mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai
melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

4.

Pengecualian
Dengan pertimbangan danpersetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa
golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien- pasien
golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar
fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3
(satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


2

hidup yang agresif / DNR (Do Not Resuscitate).


2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya
untuk kepentingan donor organ.
d. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan

RI No.161 tahun 2010 tentang Registrasi

Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013 tentang perubahan 148 ijin
praktek keperawatan
10. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 971 Tahun 2009 tentang Standar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
12. Keputusan Menterikesehatan

Republik

Indonesia

No

1778/MENKES/SK/XII/2010
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang Ruang
Lingkup Dokter Anastesi

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


3

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. Struktur Ketenagaan
Struktur internal tanya ke ICU

Division Head Nursing

Division Head AMA

ICU Coordinator

Doctors

Head Nurse

Clinical Nurse Educator


Ward Clark

Nurses

Health Care Assistance

b. Kualifikasi SDM
Untuk

mendukung

penanganan

pasien

di

ruang

intensive

care

dibutuhkan

pendidikan dan pelatihan khusus. Spesifikasi Pendidikan dan Pelatihan yang terkait
dengan layanan dan kompetensi adalah seperti pada table berikut:

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


4

No

Jenis
Tenaga

Strata/Klasifikasi Pelayanan
Sekunder

Tim Medis Dokter

Tersier

spesialis

memberikan

(yang

dapat Dokter

pelayanan

setiap memberikan

diperlukan)
Dokter

jaga

kemampuan
Perawat

(yang

dapat

pelayanan

setiap

diperlukan).
24

jam

dengan Dokter jaga 24 jam dengan.

ALS/ACLS,

dan Kemampuan

ALS/ACLS,

dan

FCCS

FCCS
2

spesialis

Minimal 40% dari jumlah seluruh Minimal


perawat

di

ICU

merupakan seluruh

60%

dari

perawat

jumlah
di

ICU

perawat terlatih dan bersertifikat merupakan perawat terlatih dan


ICU
3

Tenaga non Tenaga


kesehatan

bersertifikat ICU
administrasi di ICU Tenaga

administrasi di ICU

(Ward clerk)

(Ward clerk)

HCA

Tenaga

Housekeeping

Housekeeping

kefarmasian
Tenaga

HCA,
rekam

medik Tenaga untuk kepentingan


ilmiah dan penelitian.
Tabel 1. Spesifikasi Ketenagaan ICU
1. Dokter Anestesi Intensivis
Dokter Anestesi Intensivis yang dimaksud adalah Dokter Anestesi yang:

Bersertifikat

sebagai

seorang

spesialis

intensive

care

medicine

(KIC:

Konsultan Intensive Care).

Menunjang kualitas pelayanan di ICU dan menggunakan sumber daya ICU


secara efisien.

Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU

Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24


jam/hari, 7 hari/seminggu.

Mampu melakukan prosedur critical care

Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer.

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


5

Melakukan

diagnostik

non-invasif

fungsi

kardiovaskuler

dengan

echokardiografi.
Resusitasi jantung paru.
Pemasangan selang (WSD) / thoracostomy

Melaksanakan dua peran utama:


Mampu melakukan pengelolaan pasien sakit kritis
Mampu melakukan management unit.

2. Keperawatan
Perencanaan tenaga perawat
Perencanaan tenaga keperawatan mengacu pada kapasitas tempat tidur dan
klasifikasi / stratifikasi pelayanan ICU serta kompetensi perawat

untuk

mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan yang berkualitas, efektif dan


efisien.

Kualifikasi perawat ICU adalah sebagai berikut:


Perawat Pelaksana: Minimal D3 Keperawatan, memiliki sertifikat pelatihan
ICU, atau pelatihan BTCLS.

Ketua Tim (Penanggung Jawab Shift): Minimal D3 Keperawatan, dengan


pengalaman kerja di ICU minimal 3 tahun, memiliki sertifikat ICU dan sertifikat
pelatihan tambahan.

Perawat Kepala Ruangan ICU Primer dan Sekunder: Ners dengan pengalaman
sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat manajemen
kepala ruang. ICU Tersier : minimal Ners atau S2 keperawatan, memiliki
pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat
manajemen kepala ruang, serta sertifikat pelatihan ICU.

Adanya kebijakan pimpinan tentang kebutuhan perawat di ICU dengan dasar


perhitungan kebutuhan tenaga dengan memperhatikan kapasitas tempat tidur,
BOR dan tingkat ketergantungan pasien.

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


6

3. Kompetensi perawat ICU

a)

ICU Primer
Memahami konsep keperawatan intensif

b) Memahami isu etik dan hukum


c)

Mempergunakan ketrampilan komunikasi yang efektif

d) Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat


e)

Pengelolaan jalan nafas

f)

Melakukan fisioterapi dada

g) Memberikan inhalasi
h) Memberikan terapi oksigen
i)

Mengukur saturasi oksigen

j)

Monitoring hemodinamik non-invasif

k) Melakukan BLS dan ALS


l)

Merekam dan melakukan interpretasi EKG

m) Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium


n) Mengetahui dan dapat menginterpretasi hasil Analisa Gas Darah (AGD)
o) Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainase toraks
p) Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi
q) Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis
r)

Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena

s)

Melakukan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial

t)

Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien yang efektif.

ICU Sekunder

Kompetensi ICU Primer di tambah:

1) Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanik,


2) Pengelolaan pasien dengan drainase toraks,
3) Mempersiapkan pemasangan monitoring invasif (tekanan vena sentral, tekanan
arteri sistemik dan pulmonal),
4) Melakukan pengukuran tekanan vena sentral dan arteri,
5) Melakukan pengelolaan terapi trombolitik,
6) Melakukan persiapan Renal Replacement Therapy.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
7

7)
8)
ICU Tersier
9)

Kompetensi ICU Sekunder ditambah:


1) Mengetahui persiapan pemasangan Intraaortic Artery Balloon Pump
10) (IABP)
2) Melakukan persiapan Continous Renal Replacement Therapy (CRRT)

11)
c. Penghitungan Jumlah Ketenagaan
12)

Kebutuhan perawat di ICU didasarkan pada kapasitas tempat tidur, BOR dan

tingkat ketergantungan pasien.


13)

Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang rasio perawat setiap jaga (shift):

a. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Primer adalah 1 perawat : 2-3 pasien,
b. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Sekunder adalah 1 perawat : 1- 2 pasien,
c. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Tersier adalah 1-2 perawat : 1 pasien,
d. Perbandingan perawat dengan pasien berdasarkan pada kompleksitas masalah pasien.:
perbandingan perawat : pasien yang menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:1,
sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik
adalah 1:2.

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


8

14) BAB III


15) STANDAR FASILITAS
16)
a. Denah Ruang
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
b. Standar Fasilitas
31)

Instalasi ICU memiliki fasilitas ruang terdiri atas:

1) Nurse stasion
32)

Tempat perawat melaksanakan pencatatan asuhan keperawatan serta administrasi

pasien keluar masuk di instalasi ICU


2) Ruang ICU
33)

Ruang utama rawat ICU pada kasus-kasus pasien yang diharuskan dirawat

diruang ICU, diruangan ini juga terdapat obat-obatan emergency, serta monitor EKG,
Ventilator, Syringe Pump, dan Infus Pump.
3) Ruang ICCU, PICU/NICU
34)

Khusus untuk perawatan pada pasien jantung, bayi dan anak. Di ruangan ini juga

terdapat obat obat emergency, Monitor EKG, Syringe Pump, dan Infus Pump, kasur
dikubitus.
4) Ruang Istirahat perawat
5) Dapur
6) WC perawat dan WC pasien
7) Ruang tunggu keluarga Pasien

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


9

35)
36)

BAB IV

TATA LAKSANA LAYANAN

37)
38)
a. Tata Laksana Layanan
39)

Tata

laksana

layanan

ICU

RSUD Pemangkat

dibagi

menjadi

klasifikasi
40)

pelayanan yaitu:

1. Close ICU
41)

Pada closed ICU, jika dokter yang merawat pasien sudah

memutuskan dan / mengindikasikan pasien harus mendapat perawatan intensive, maka


dokter yang merawat atau dokter jaga saat itu harus melaporkan kepada Dokter
Intensivist ICU. Dokter ICU akan mengkaji indikasi tersebut melalui telephone. Setelah
menerima jawaban dari dokter intensivist dokter yang merawat pasien / dokter jaga
segera memberitahukan ke HN / incharge untuk pemindahan pasien. HN / Incharge
segera menghubungi HC dan HN/Incharge ICU untuk rencana pemindahan pasien.
42)

HN / Incharge ICU akan mengkaji diagnose, dokter yang

merawat, kondisi pasien, informed cosent, tindakan yang sudah dilakukan, tindakan
yang akan dilakukan, alat alat yang dipasang obat obatan / infuse yang
diberikan. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke perawat yang akan merawat
pasien tersebut dan persiapan ruangan untuk pasien baru. Dalam waktu < 30 menit
pasien sudah boleh di antar ke ICU.
43)

Penanganan pasien selama di ICU sepenuhnya dibawah tanggung

jawab dokter intensivist. Dokter intensivist akan berkoordinasi dengan berbagai disiplin
untuk penanganan pasien. Semua keputusan dan instruksi dari dokter intensivist,
termasuk rencana dan / pemindahan pasien jika kondisi pasien sudah stabil dan tidak
memerlukan penanganan di ICU lagi
44)
2. Open ICU
45)

Pada Layanan Open ICU, dokter yang merawat pasien yang

menentukan dan memutuskan pasien harus dirawat di ICU. Selama perawatan di


ICU akan dikonsultasikan kepada dokter anestesi atau intensivist yang bertugas
untuk airway managemen, berhubungan dengan kedaruratan, pemasangan alat alat.
46)
47)
48)

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


10

49)

invasive, pemberian obat obat anestesi dll namun coordinator dan segala

instruksi diputuskan oleh dokter yang merawat. Dokter yang merawat akan
berkoordinasi dengan berbagai disiplin lain untuk merawat pasien tersebut.
50)
51)
52)
53)
54)
55)
56)
57)
58)
59)
60)
61)
62)
63)
64)
65)
66)
67)
68)
69)
70)
71)
72)
73)
74)
75)
76)
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
11

77)
78) BAB V
79) LOGISTIK
80)
81)
82)

Keperluan logistik di Instalasi ICU meliputi bahan medis yang dipenuhi


oleh instalasi farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, gel,
cairan infus, obat-obat emergency dan lain-lain. Sedangkan untuk ATK (alat
tulis kantor) dipenuhi melalui bagian logistik umum.

a. Alur permintaan barang bahan medis dan non medis


83)
84)
85)
Permintaa
n barang

Karu 86)
ICU

87)

Bagian
pengadaan
logistik
umum
Bagian
pengadaan
logistik
farmasi

88)
89)
90)
b. Perencanaan
91)

Pengadaan bahan ICU harus mempertimbangkan hal sebagai berikut :

1) Tingkat persediaan
92)

Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan

yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.


93)

Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk

memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal


atau ruang penyimpanan umum.
94)

Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-

bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok
95)

Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan reagent di lab

2) Perkiraan jumlah kebutuhan


96)

Perkiraan jumlah kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau

pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan
untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian
bahan untuk satu bulan perlu dicatat
97)
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
12

98)

Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima

dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
99)

Perencanaan dimulai dari penanggung jawab administrasi dan logistic yang

mendata kebutuhan barang-barang medis dan non medis habis pakai setiap bulan,
mengecek barang dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon permintaan barang
yang kemudian diserahkan kepada kepala ruangan lab untuk ditandatangani untuk
kemudian diberikan kepada bagian pengadaan atau bagian farmasi sesuai dengan kebutuhan
pemesanannya.
d. Permintaan
100)

Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian

farmasi atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintaan barang.
Dalam keadaan mendesak dan stock barang di Instalasi ICU kosong, maka permintaan
barang bisa dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
e. Penyimpanan
101)

Bahan ICU yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan

mempertimbangkan :
1) Perputaran pemakaian dengan mengadakan kaidah :
-

Pertama masuk-pertama keluar (FIFO-first in-first out) yaitu barang yang lebih
dahulu masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu

Masa kadaluarsa pendek dipakai terlebih dahulu. Hal ini untuk menjamin barang
tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama

f. Penggunaan
102)

Penggunaan barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih

dahulu, sedangkan yang memiliki masa kadaluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu
103)
104)
105)
106)
107)
108)
109)
110)
111)
112)
113)
114)
115)
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
13

116)
117)
118)
119)
120) BAB VI
121) KESELAMATAN PASIEN
122)
a. Pengertian
123)

Sistim dimana Intalasi ICU membuat asuhan untuk keselamatan pasien

b. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien
2) Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3) Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan
c. Tata laksana keselamatan pasien
1) Tahap penerimaan pasien
124) Aplusan dari bangsal perawatan atau UGD :
-

Identitas pasien

Terapi yang diberikan

Bangsal pengirim

Dokter penanggungjawab Pasien

Pastikan ventilator sudah dalam keadaan siap jika diperlukan


125)
2) Tahap perawatan
a) Tahap persiapan perawatan
126)

Pasien yang baru masuk dari bangsal perawatan ke instalasi ICU pastikan

pasien sudah terpasang foley cateter, dan mengganti pakaian pasien dengan
pakaian khuss rawat inap ICU, pasien yang akan dirawat sebaiknya sudah
dipasang pempers.
b) Tahap Perawatan
127)

Pada tahap ini segera pasang elektroda monitor EKG, standby kan

monitor agar pasien mudah untuk di monitoring. Cek terapi yang diberikan oleh
dokter penanggungjawab serta monitoring masukan dan keluaran cairan pasien,
berikan diit sesuai intruksi yang diberikan oleh dokter.
3) Tahap pemindahan pasien ke bangsal
128)

Pastikan administrasi pasien sudah lengkap, dan intruksi pasien pindah

bangsal sudah di tulis oleh dokter penanggungjawab pasien.


Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
14

129)
130)
131)
132)
133) BAB VII
134) KESELAMATAN KERJA
135)
136)

Keselamatan kerja
137)
1. Standard Precautions : Mencuci tangan dan penggunaan sarung
2. Kewaspadaan Needle stick Injury.
3. Ergonomi bekerja:
1) Perawat, staff admin
4. Fire Safety Knowledge
1) Jalur Evakuasi
2) Letak dan Penggunaan APAR dan Hydran
5. Pemeriksaan kesehatan Karyawan
6. Alat pelindung tubuh
7. Paparan bahan dan cairan tubuh pasien
1) Masker
2) Handscoon
138)
139)
140)
141)
142)
143)
144)
145)
146)
147)
148)
149)
150)
151)
152)
153)
154)
155)
156)
157)
158)

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


15

159)
160)
161)
162)
163)
164)
165)
166)
167)
168) BAB VIII
169) PENGENDALIAN MUTU
170)
a. Standar / sasaran mutu
171)

Sasaran mutu ICU adalah

172)

75% Asuhan Keperawatan Pasien Baru Akan dilengkapi dalam waktu 24 jam

Kriteria :
173)

Dilakukan pada semua pasien baru kecuali pasien pindahan tentang

pengkajian,
174)

Action Plan:

175)

Sosialisasi kontnyu kebijakan Nursing yang mengatur tentang standar praktek

keperawatan pada semua staff baru maupun lama


176)

Sosialisasi tentang konsep standar praktek keperawatan / proses keperawatan

177)

Selalu mengingatkan staff tentang pentingnya perencanaan askep yang

sistimatis dan terintegrasi serta pendokumentasian dalam keperawatan.


178)

Meningkatkan peran HN dan incharge dalam melakukan supervisi setiap

rekam medic dan keperawatan pasien setiap hari.


179)

Memberikan pembinaan pada staff yang belum melakukan perencanaan askep

dan pendokumentasian dengan benar.


180)

Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap bulan, didokumentasikan

dan dilaporkan dalam laporan bulanan (monthly repport).


b. Laporan di Ruang ICU RSUD Pemangkat
1) Laporan Harian
181)

Laporan harian ditulis setiap shift oleh perawat pelaksana yang merawat

pasien tersebut dan oleh perawat incharge / HN yang merawat dan mengelola
ruangan secara keseluruhan pada shift tersebut.
182) Laporan inidividu pasien terdiri dari data hasil pemantauan pasien pada flow
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
16

chart, proses perawatan,data data penunjang hasil pemeriksaan, pengobatan


serta tindakan yang akan dilakukan dan pada file pasien. Perawat juga harus
melaporkan kepada incharge segala kendala atau masalah yang dihadapi pasien
dan / keluarga seperti pembiayaan, asuransi dan lain lain.
183)

Laporan HN/Incahge, ditulis oleh incharge / HN pada shift tersebut

yang berisi Laporan pasien secara keseluruhan, ketenagaan, fasilitas dan peralatan,
masalah- masalah yang ada dan pemecahannya, rencana tindakan dan lain lain.
2) Laporan Bulanan
184) Laporan Bulanan dibuat oleh HN(Kepala ruang) setiap akhir bulan bulan
tersebut atau awal

bulan berikutnya. Komponen laporan bulanan adalah:

operational volume, patient days/BOR, pencapaian sasaran mutu, revenue, staff cuti,
Training dan Pendidikan, pengadaan dan penggunaan peralatan, kasus terbanyak,
dan angka kematian.
3) Laporan Tahunan.
185)

Laporan tahunan dibuat oleh HN setiap tahun yang terdiri dari 5 bagian yaitu:

a) Pencapaian unit of service ( mulai dari pasien masuk, jumlah hari rawat,
BOR, mortalitas dan jumlah kasus terbanyak)
b) Ketenagaan
c) Peralatan
d) Pengendalian mutu
e) Serta masalah yang ada sepanjang tahun yang yang lewat.
186)
187)
188)
189)
190)
191)
192)
193)
194)
195)
196)
197)
198)
199)
200)
201)
202)
203)
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
17

204)
205)
206)
207)
208)
209)
210)
211)
212)
213)
214)
215)
216)
217)
218)
219)
220)

BAB IX

221) PENUTUP
222)
223)

Pedoman Pelayanan ICU RSUD Pemangkat ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi

seluruh Kabupaten Sambas yang menyelenggarakan pelayanan ICU. Pelayanan ICU RSUD
Pemangkat dibagi menjadi tiga klasifikasi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
rumah sakit meliputi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan. Oleh karena itu, setiap
rumah sakit hendaknya dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam pedoman ini
dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap
rumah sakit. Pedoman Pelayanan ICU RSUD Pemangkat, selanjutnya perlu dijabarkan dalam
prosedur tetap di setiap rumah sakit guna kelancaran pelaksanaannya.
224)
225)
226)
227)
228)
229)
230)
231)
232)
233)
234)
235)
236)
237)
238)
239)
240)
241)
242)
243)
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat
18

244)
245)

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


19

246)

Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat


20

Anda mungkin juga menyukai