Kadar Air
.
1
2
3
25
25
25
75
23,414
23,790
23,638
70,842
6,34 %
4,84 %
5,44 %
16,62 %
Kadar Air ( ) =
2523,414
x 100 =6,34
25
2523,790
x 100 =4,84
25
2523,638
x 100 =5,44
25
Rata-rata
Berat Akhir
% Kadar Air
(Gram)
(Gram)
(X)
25
25
25
75
25
23,414
23,790
23,638
70,842
23,614
6,34
4,84
5,44
16,62
5,54
0,8
-0,7
-0,1
0
0
X-
Berat Awal
( X X )
0,64
0,49
0,01
1,04
0,347
16,62
3
5,54
Tabel 1.3 : Hubungan Antara Penguapan Rata-rata Laju Penguapan dengan Waktu
Spesime
n
1
2
3
1
0,23
0,33
0,20
2
1,14
1,14
0,76
3
2,62
2,26
1,73
4
4,05
3,16
2,67
0,76
3,04
6,61
9,88
Rata-
0,25
1,01
2,20
rata
Penguapan Ratarata=
5
4,83
3,76
3,39
11,9
6
5,13
4,20
3,92
13,2
7
5,19
4,48
4,39
14,0
8
5,20
4,66
4,79
14,6
9
5,20
4,76
5,13
15,0
3,29
8
3,99
5
4,41
6
4,68
5
4,88
9
5,03
10
5,21
4,81
5,38
15,4
5,13
3
Jumlah Penguapan
n
0,76
3
0,253
( x )=
x 16,62
=
=5,54
n
3
Simpangan Baku ( )
( x x )
1,04
=
=
= 0,52=0,721
n1
2
-
0,416
KR= =
=0,075
x 5,54
-
Resiko Kesalahan
= KR x 100%
= 0,075 x 100%
= 7,5 % , maka diambil = 5 %
Derajat Kebebasan
(db) = n - 1 = 3 - 1 = 2
; db ) x x + t ( ; db )
(
( 2 ) ( 2 )
x t
3,750
5,54
7,329
3,750 atau
adalah 3,750 sampai 7,329 artinya bahwa pada daerah tolak adalah daerah yang
rata - rata
5,54 % masuk pada daerah terima yang berarti hasil pengujian 3 spesimen
tersebut dianggap sama.
6
5
1
0
10
11
Grafik 1.1 : Hubungan Antara Waktu Pemanasan Terhadap Penguapan Rata - rata
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara waktu pemanasan dalam
satuan menit terhadap penguapan rata rata dalam satuan persen.
Berdasarkan teori, rumus penguapan rata rata yaitu:
Penguapan Ratarata=
Jumlah Penguapan
n
Dimana jumlah penguapan yaitu total dari semua percobaan yang dilakukan pada
tiap menitnya (dalam percobaan kali ini sebanyak 3 kali) dibagi banyaknya
percobaan.
Pada grafik hubungan antara penguapan rata - rata dengan waktu
pemanasan dapat diketahui bahwa pada menit awal, grafik cenderung meningkat
sampai pada titik optimum, kemudian grafik cenderung konstan. Kenaikan nilai
penguapan rata - rata disebabkan oleh semakin tinggi suhu pemanasan dengan
massa air pada pasir cetak yang konstan, maka menyebabkan kalor yang
digunakan untuk menguapkan air semakin besar sampai titik optimum. Setelah
mencapai nilai optimum, grafik cenderung konstan dikarenakan suhu pemanasan
semakin tinggi, sedangkan massa air pada pasir cetak semakin berkurang karena
telah menguap.
1.1.4.4 Grafik Hubungan Antara Waktu Pemanasan Terhadap Penguapan
Rata - rata Data Antar Kelompok & Pembahasan
6
5 Air 6% f(x) = - 0.04x^2 + 0.93x
Kadar
R = 0.99
f(x) = - 0.02x^2 + 0.72x
R = 0.99
4
1
0 Air 3%
Kadar
0
12
Grafik 1.2 : Hubungan Antara Waktu Pemanasan Terhadap Penguapan Rata - rata
Data Antar Kelompok
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara waktu pemanasan dalam
satuan menit terhadap penguapan rata rata dalam satuan persen antar kelompok.
Berdasarkan teori, rumus penguapan rata rata yaitu:
Penguapan Ratarata=
Jumlah Penguapan
n
0.7
0.6
0.5
0.2
0.1
0
10 11
menurun.
Laju Penguapan=
Ratarata Penguapan
Waktu Penguapan
Dari grafik laju penguapan dengan waktu pemanasan dapat kita lihat
bahwa terjadi peningkatan laju penguapan dari menit awal sampai mencapai titik
optimum. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu pemanasan dengan massa air
pada pasir cetak konstan, maka menyebabkan kalor yang digunakan untuk
menguapkan air semakin besar sampai titik optimum. Setelah mencapai optimum,
grafik cenderung menurun dikarenakan nilai laju penguapan merupakan
pembagian antara penguapan rata - rata dibagi dengan waktu pemanasan. Jadi
semakin lama waktu pemanasan makin semakin kecil nilai dari laju penguapan.
1.1.4.6 Grafik Hubungan Antara Waktu Pemanasan Terhadap Laju
Penguapan Data Antar Kelompok & Pembahasan
0.9
0.8
Kadar Air 6%
0.7
0.6
Kadar0.5
Air 5%
Laju Penguapan (% / menit)
0.4
0.3
Kadar Air 4%
0.2
0.1
0 3%
Kadar Air
0
Grafik 1.4: Hubungan Antara Waktu Pemanasan Terhadap Laju Pengupan Data
Antar Kelompok
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara waktu pemanasan terhadap
laju penguapan antar kelompok.
Dari grafik di atas dapat dilihat terjadi peningkatan laju penguapan dari
menit awal sampai mencapai titik optimum. Hal ini dikarenakan semakin tinggi
12
suhu pemanasan dengan massa air pada pasir cetak yang konstan, maka
menyebabkan kalor yang digunakan untuk menguapkan air semakin besar sampai
titik maksimum. Setelah mencapai optimum, grafik cenderung menurun
dikarenakan nilai laju penguapan merupakan pembagian antara penguapan rata rata dibagi dengan waktu pemanasan. Jadi semakin lama waktu pemanasan maka
semakin kecil nilai dari laju penguapan. Menurut dasar teori juga menyebutkan
bahwa semakin besar kadar air maka laju penguapan juga semakin tinggi. Dari
kecenderungan grafik diatas dapat dilihat bahwa yang memiliki laju penguapan
tertinggi adalah pasir dengan kadar air 6% kemudian 5%, 4%, dan yang terendah
adalah 3%. Hal ini sesuai dengan dasar teori dimana semakin tinggi suhu
pemanasan dengan massa air pada pasir cetak konstan, maka menyebabkan kalor
yang digunakan untuk menguapkan air semakin besar sampai titik optimum.
Setelah mencapai optimum, grafik cenderung menurun.
1.1.5 Kesimpulan dan Saran
1.1.5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi suhu pemanasan dengan massa air yang sama, maka
menyebabkan kalor yang digunakan untuk menguapkan air semakin besar
sampai titik optimum. Setelah mencapai nilai optimum grafik cenderung
konstan dikarenakan suhu pemanasan tinggi, sedangkan massa air pasir cetak
semakin berkurang karena telah menguap.
2. Semakin lama waktu pemanasan, maka laju penguapan semakin tinggi sampai
mencapai optimum, kemudian grafik cenderung turun karena nilai laju
penguapan merupakan pembagian antara penguapan rata - rata dibagi dengan
waktu pemanasan.
1.1.5.2 Saran
1. Sebaiknya laboratorium menyediakan alat untuk mencampur pasir
2. Sebaiknya pasir yang digunakan benar-benar kering.
3. Sebaiknya pasir cetak yang digunakan bukan pasir daur ulang.
Kadar Pengikat
.
1
2
3
100
100
100
300
89,58
87,72
92.13
269,43
4,88
6,74
2,33
13,95
Berat Awal
Berat Akhir
Kadar Pengikat
( xx )
( xx )2
1
2
3
Rata-rata
100
100
100
300
100
89,58
87,72
92.13
269,43
89.81
4,88
6,74
2,33
13,95
4,65
0,23
2,09
-2,32
0
0
0,052
4,368
5,382
9,802
3,267
Kadar Bentonite ( )=
Pengujian Pertama=
10089,58
x 100 5,54 =4,88
100
Pengujian Kedua=
10087,72
x 100 5,54 =6,74
100
Pengujian Ketiga=
10092,13
x 100 5,54 =2,33
100
x 13,95
=
=4,65
n
3
Simpangan Baku ( )
=
( x x )
9,802
=
=2,213
n1
2
Resiko Kesalahan
= KR x 100 %
= 0,27 x 100 %
= 27 % , maka diambil = 5 %
Derajat Kebebasan
(db) = n 1 = 3 1 = 2
(( ) )
x t
(( ) )
; db x x + t ; db
2
2
-0,849
4,65
10,144
Mesh (m)
Berat 1 (gr)
Berat 2 (gr)
Berat 3 (gr)
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
355
315
280
250
200
180
160
140
Sisa
27,38
9,25
6,70
5,18
4,20
1,30
1,20
0,78
1,16
23,65
8,57
6,47
4,41
3,52
1,28
0,96
0,68
0,82
27,91
9,81
7,24
4,94
4,34
1,30
1,21
0,82
0,78
Ukuran Mesh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
355
315
280
250
200
180
160
140
Sisa
Us
Wn1
44,95
48,31
53,44
59,66
73,93
83,77
93,60
106,51
391,27
34,15
38,31
47,63
44,83
52,62
59,18
65,73
74,88
300
27,38
9,25
6,70
5,18
4,20
1,30
1,20
0,78
1,16
57,15
( Wn1 x M )
935,02
354,36
319,12
232,21
221,00
76,93
78,87
58,40
348
2623,95
414355 40x
=
355295 x50
59 40x
=
60 x 50
x=44,95
Interpolasi M
5044,95 40x
=
44,9540 x30
x=34,15
( Wn x M )
Wn
2623,95
57,15
45,91
Ukuran Mesh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
355
315
280
250
200
180
160
140
Sisa
Us
Wn2
44,95
48,31
53,44
59,66
73,93
83,77
93,60
106,51
391,27
34,15
38,31
47,63
44,83
52,62
59,18
65,73
74,88
300
23,65
8,57
6,47
4,41
3,52
1,28
0,96
0,68
0,82
50,36
( Wn2 x M )
807,64
328,31
308,16
197,70
185,22
75,75
63,10
50,91
246
2262,82
Contoh perhitungan 2:
2. Mesh 315
- Ukuran mesh 414 m memiliki Us = 40, M = 30
- Ukuran mesh 295 m memiliki Us = 50, M = 40
Interpolasi Us
414315 40x
=
315295 x50
99 40x
=
124 x50
x=48,31
Interpolasi M
5048,31 40x
=
48,3140 x30
x=38,31
( Wn x M )
Wn
2262,82
50,36
44,93
Ukuran Mesh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
355
315
280
250
200
180
160
140
Sisa
Us
44,95
48,31
53,44
59,66
73,93
83,77
93,60
106,51
391,27
Jumlah
Wn3
34,15
38,31
47,63
44,83
52,62
59,18
65,73
74,88
300
27,91
9,81
7,24
4,94
4,34
1,30
1,21
0,82
0,78
58,35
( Wn3 x M )
935,12
375,82
344,84
221,46
228,37
76,93
79,53
61,40
234
2575,48
Contoh perhitungan 3:
3. Mesh 280
-
Interpolasi M
7053,44 50x
=
53,4450 x40
16,55 50x
=
53,44 x 40
x=47,63
(Wn x M )
Wn
2575,48
58,35
44,13
Perhitungan statistika skala AFS
Tabel 1.15 : Skala AFS
No
.
1
2
3
Spesimen
1
2
3
Jumlah
AFS
45,91
44,93
44,13
134,97
0,92
-0,06
-0,86
0
0,846
0,003
0,739
1,588
AFS rat )
AFS Rata - rata (
AFS rat =
AFS
n
134,97
3
44,99
Simpangan Baku ( )
n1
1,588
2
0,891
=
n
0,891
3
0,514
AFS rat
KR=
0,514
=0,011
44,99
5. Resiko Kesalahan
=KR x 100
0,0141 x 100
1,41
, maka diambil = 5 %
6. Derajat Kebebasan
db = n - 1 = 3 - 1 = 2
7. Interval Penduga Kesalahan
t
; db ) x AFS + t ( ; db )
(
( 2 )
( 2 )
AFS rat t
rat
42,778
44,99
47,201
(AFS = 45,91)
2. Spesimen 2
(AFS = 44,93)
3. Spesimen 3
(AFS = 44,13)
Data hasil pengujian terhadap spesimen tersebut didapat nilai AFS sesuai
dengan nomor standar kekasaran butir, yaitu antara 40 - 220, sehingga pasir ini
layak digunakan untuk pasir cetak.
1.3.5 Kesimpulan dan Saran
1.3.5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai AFS pasir hasil pengujian
adalah butiran antara 44,13 45,91. AFS ini sudah sesuai dengan standar dan