Anda di halaman 1dari 3

1.

Penyebab banjir yang berasal dari kondisi alam:


Terjadi sedimentasi di dasar sungai
Perubahan klimatologis yang mengakibatkan peningkatan intensitas
hujan
Muka air laut naik dan Penurunan muka tanah
Kawasan retensi banjir berubah fungsi
Curah hujan tinggi
Penyebab banjir akibat manusia:
Pengembangan/pembudidayaan dan penataan ruang di dataran
banjir yang tidak/kurang mempertimbangkan adanya
ancaman/resiko tergenang banjir
Pembudidayaan dan penataan ruang di DAS hulu yang kurang
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air
Pembudidayaan bantaran sungai untuk pemukiman
Pembangunan sistem drainase di kawasan pemukiman/perkotaan
yang tidak berwawasan konservasi sehingga memperbesar debit
banjir di sungai
Bangunan silang (jembatan, gorong-gorong, sipon, pipa air, dsb)
yang menghambat aliran banjir
Sampah padat yang dibuang ke sungai sehingga mengurangi
kapasitas pengaliran sungai
Pendangkalan sungai akibat erosi dan sedimentasi yang berlebihan
Amblesan permukaan tanah akibat penyedotan air tanah yang
berlebihan
Keterbatasan pengertian masyarakat tentang fenomena alam
berupa banjir yang bersifat dinamis
Keterbatasan biaya pembangunan prasarana pengendali banjir dan
biaya operasi dan pemeliharaan
Kemiskinan masyarakat
Kenaikan air laut akibat global warming, dll
2. SIDLACOM, kependekan dari : Survey ( Pengukuran ), Investigation
( Penyelidikan ), Design ( Perencanaan Teknik ), Land Acquistion
( Pembebasan Tanah ), Construktion ( Konstruksi / Pelaksanaan ),
Operation ( Ekspolitasi ), Maitenance ( Pemeliharaan ).
3. Sistem drainase yang cocok untuk kota surabaya adalah Konsep

Sistem Saluran Drainase Bioengineering dalam Mengatasi Masalah


Genangan Air Ruas Jalan di Surabaya
Genangan air merupakan suatu permasalahan yang tak kunjung selesai pada jalan perkotaan
Surabaya. Sudah menjadi agenda tahunan bagi pemerintah kota untuk menyelesaikan
masalah genangan air tersebut. Genangan dapat terjadi karena air hujan tertahan dan tidak
tersalur dengan cepat ke pembuangan (saluran, sungai, laut). Melihat kondisi yang ada di

lapangan jalan perkotaan yang sering tergenang tersebut telah dirancang memiliki saluran
drainase di sisi kanan dan kiri jalan, yaitu menggunakan saluran tertutup berupa box culvert.
Penggunaan box culvert ini merupakan langkah pemerintah kota untuk mengatasi dua
masalah, yaitu masalah drainase dan kemacetan. Suatu jalan harus memiliki saluran
drainase agar tidak menggenang di atas permukaan jalan dan tidak bertahan di lapisan
perkerasan jalan. Jika jalan tergenang air, maka dapat menurunkan kestabilan konstruksi
jalan. Selain mengatasi masalah drainase tersebut, pemerintah kota juga menjadikan box
culvert untuk mengatasi kemacetan. Di atas box culvert dibuat perkerasan jalan, sehingga
jalan perkotaan semakin lebar.
Namun kenyataan yang ditemukan di lapangan tidaklah demikian. Genangan air dan
kemacetan tetap terjadi. Box culvert yang sejatinya untuk menyalurkan air dari jalan ke
tempat pembuangan tidak berfungsi dengan baik. Saluran box culvert tersumbat sampah dan
sedimen, sehingga kecepatan aliran air kecil, bahkan tidak ada kecepatan (tidak mengalir)..
Penyelesaian permasalahan drainase jalan perkotaan sebenarnya telah dipikirkan melalui
konsep drainase dengan saluran tertutup. Namun konsep tersebut hanya berlaku jika pada
saluran drainase tidak mengalami permasalahan. Permasalahan yang terjadi adalah saluran
drainase tersumbat oleh sampah dan sedimen. Dengan demikian, konsep sistem saluran
terbuka diharapkan dapat dijadikan solusi untuk menyelesaikan masalah drainase jalan
perkotaan Surabaya. Namun, dalam memaksimalkan sistem drainase ini digabungkan juga
dengan proses bioengineering dengan memanfaatkan tanaman sulur diatas saluran. Fungsi
dari tanaman sulur ini yaitu agar sampah tidak mudah masuk ke saluran. Selain itu dengan
memanfaatkan proses bioengineering akan lebih mudah dalam membersihkan sampah yang
kadang kala tersumbat pada saluran. Selain itu, tanaman sulur yang ada pada saluran
sekunder dapat mendukung terciptanya konsep green clean surabaya.

4. Perbedaan perencanaan saluran drainase tahan erosi dengan saluran


drainase yang mudah tererosi adalah:
Perencanaan saluran drainase tahan erosi:
Merupakan saluran buatan yang diberi lapisan dari bahan yang
tidak mudah tererosi seperti pasangan batu, kayu, kaca, plastik,
dan beton
Dimensi saluran direncanakan sedemikian rupa agar mampu
mengalirkan air sebesar mungkin untuk suatu luas penampang dan
kemiringan aliran.
Penampang saluran terdiri dari penampang segiempat, trapesium,
dan berbentuk setengah lingkaran.
Perencanaan saluran drainase mudah tererosi:

5.

Perencanaannya lebih kompleks karena membutuhkan banyak


faktor yang mempengaruh aliran yang sebagian faktor tidak dapat
ditetapkan secara tepat karena berhubungan dengan kondisi alam
yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain
Adanya batas kecepatan maksimum yang diijinkan agar tidak
tererosi dan kecepatan minimum agar tidak terjadi pengendapan

Anda mungkin juga menyukai