lapangan jalan perkotaan yang sering tergenang tersebut telah dirancang memiliki saluran
drainase di sisi kanan dan kiri jalan, yaitu menggunakan saluran tertutup berupa box culvert.
Penggunaan box culvert ini merupakan langkah pemerintah kota untuk mengatasi dua
masalah, yaitu masalah drainase dan kemacetan. Suatu jalan harus memiliki saluran
drainase agar tidak menggenang di atas permukaan jalan dan tidak bertahan di lapisan
perkerasan jalan. Jika jalan tergenang air, maka dapat menurunkan kestabilan konstruksi
jalan. Selain mengatasi masalah drainase tersebut, pemerintah kota juga menjadikan box
culvert untuk mengatasi kemacetan. Di atas box culvert dibuat perkerasan jalan, sehingga
jalan perkotaan semakin lebar.
Namun kenyataan yang ditemukan di lapangan tidaklah demikian. Genangan air dan
kemacetan tetap terjadi. Box culvert yang sejatinya untuk menyalurkan air dari jalan ke
tempat pembuangan tidak berfungsi dengan baik. Saluran box culvert tersumbat sampah dan
sedimen, sehingga kecepatan aliran air kecil, bahkan tidak ada kecepatan (tidak mengalir)..
Penyelesaian permasalahan drainase jalan perkotaan sebenarnya telah dipikirkan melalui
konsep drainase dengan saluran tertutup. Namun konsep tersebut hanya berlaku jika pada
saluran drainase tidak mengalami permasalahan. Permasalahan yang terjadi adalah saluran
drainase tersumbat oleh sampah dan sedimen. Dengan demikian, konsep sistem saluran
terbuka diharapkan dapat dijadikan solusi untuk menyelesaikan masalah drainase jalan
perkotaan Surabaya. Namun, dalam memaksimalkan sistem drainase ini digabungkan juga
dengan proses bioengineering dengan memanfaatkan tanaman sulur diatas saluran. Fungsi
dari tanaman sulur ini yaitu agar sampah tidak mudah masuk ke saluran. Selain itu dengan
memanfaatkan proses bioengineering akan lebih mudah dalam membersihkan sampah yang
kadang kala tersumbat pada saluran. Selain itu, tanaman sulur yang ada pada saluran
sekunder dapat mendukung terciptanya konsep green clean surabaya.
5.