PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab
kesakitan dan kematian yang paling sering dan penting pada anak, terutama
pada bayi, karena saluran pernafasannya masih sempit dan daya tahan
tubuhnya masih rendah. Disamping faktor organ pernafasan, keadaan
pernafasan bayi dan anak juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain, seperti
suhu tubuh yang tinggi, terdapatnya sakit perut, atau lambung yang penuh.
RDS (Respiratory Distress Syndrome) atau disebut juga Hyaline
membrane disease merupakan hasil dari ketidak maturan dari paru-paru
dimana terjadi gangguan pertukaran gas.Berdasarkan perkiraan 30 % dari
kematian neonatus diakibatkan oleh RDS atau komplikasi yang dihasilkannya
(Leifer, 2007).
Secara tinjauan kasus, di negara-negara Eropa sebelum pemberian
rutin antenatal steroid dan postnatal surfaktan, terdapat angka kejadian RDS
2-3%, di USA 1,72% dari kelahiran bayi hidup periode 1986-1987.
Sedangkan jaman modern sekarang ini dari pelayanan NICU turun menjadi
1%. Di Negara berkembang termasuk Indonesia belum ada laporan tentang
kejadian RDS.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk menyusun
laporan tugas akhir Praktik Klinik Kebidanan II (PKK II ) dengan judul
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi Ny.Y Dengan
Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruanganan Neonatus RSUD
Prabumulih Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi
Ny.Y Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruanganan
Neonatus RSUD Prabumulih Tahun 2015?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengupayakan dan melakukan Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi Ny.Y Dengan Respiratory Distress
Syndrome (RDS) Di Ruangan Neonatus RSUD Prabumulih Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif dan mengkaji data
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi Ny.Y
Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruangan Neonatus
RSUD Prabumulih Tahun 2015.
2. Mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif dan mengkaji data
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi Ny.Y
Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruangan Neonatus
RSUD Prabumulih Tahun 2015.
3. Mahasiswa mampu menganalisa untuk menegakkan diagnosa terhadap
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi Ny.Y
Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruangan Neonatus
RSUD Prabumulih Tahun 2015.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan terhadap masalah
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi Ny.Y
Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruangan Neonatus
RSUD Prabumulih Tahun 2015.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Dalam membuat laporan akhir PKK II ini, Penulis mengambil kasus
di Ruanganan Neonatus RSUD Prabumulih Tahun 2015 sedangkan waktu
pelaksanaan pengambilan kasus ini dilaksanakan pada tanggal 9 November
2015 pukul 11.00 WIB.
Daerah
Prabumulih
untuk
lebih
Asuhan
Kebidanan
pengetahuan
yang
berkaitan
dengan
Asuhan
Kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian RDS
istilah
yang
digunakan
untuk
disfungsi
pernafasan
pada
Merupakan kegawatan neonatus yang berakibat kematian atau cacat fisik dan
mental dimasa mendatang. Sering kali sindrom ini sebagai suatu fase adaptasi
sistem pernapasan,sehingga akan pulih menjadi normal lagi. (Wafi Nur
Muslihatun, 2010)
Sindrom gawat nafas atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada
neonatus yang juga disebut sebagai Hyaline Membrane Dosease (HMD),
merupakan suatu penyakit paru-paru akut pada neonatus yang disebabkan
karena kekurangan surfaktan, terutama bayi premature, dimana suatu
membran yang tersusun atas protein dan sel-sel mati melapisi alveoli
(kantung udara tipis dalam paru-paru) sehingga membuat kesulitan untuk
terjadinya pertukaran gas (Anik, 2009).
2.2Etiologi
Etiologi untuk penyakit RDS atau PMH sampai sekarang belum
diketahui dengan pasti (idiopatik). Tetapi dapat diketahui menurut IKA-FKUI
(1985) beberapa faktor predisposisi penyebab sindrom ini dapat terjadi yaitu :
Kelainan faktor pertumbuhan (kematangan paru belum sempurna)
Bayi dengan prematuritas
Ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan,
misalnya ibu yang menderita diabetes melitus, toksemia gravidarum,
hipotensi, seksio sesar, dan perdarahan antepartum
Pembentukan substansi surfaktan paru yang tidak sempurna
Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan pada bayi
baru lahir adalah :
Atelektasis
Pengembangan paru yang tidak lengkap saat lahir atau sebentar setelah
lahir bisa mengenai satu lobus paru atau yang mengenai satu lobus paru
Pematangan paru yang kurang sempurna pada bayi baru lahir
Pada bayi premature alat-alat tubuhnya belum matur dan terbentuk kurang
sempurna baik anatomic maupun fisiologik
Pembentukkan substansi surfaktan yang tidak sempurna
Surfaktan adalah zat yang memegang peranan
penting
dalam
Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin. Zat ini terbentuk pada
kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu ke-35
Tidak lancarnya absorbsi cairan paru
Pusat pernapasan di medulla yang belum matur
Sering timbul pernapasan periodic atau apnea. Bentuk pernapasan ini
sering ditemukan pada bayi dengan berat badan < 2000 gram atau masa
gestasi < 36 minggu, jarang timbul dalam 24 jam pertama kelahiran dan
dapat berlangsung sampai kira-kira 6 minggu.
Belum menutup duktus arteriola
Aspirasi mekonium yang masif
Hal ini terjadi apabila cairan amnion yang mengandung cairan mekonium
2.3 Patofisiologi
Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi dengan gangguan
pernafasan yang dapat menimbulkan dampak yang cukup berat bagi bayi
berupa kerusakaa otak atau bahkan kematian. Akibat dari gangguan pada
sistem pernafasan adalah terjadinaya kekurangan oksiggen (hipoksia) pada
tubuh bayi akan beradaptasi terhadap kekurangan oksigen dengan
mengaktifkan metabolism anaerob. Apabila keadaan hipoksia semakin berat
dan lama,metabolism anaerob akan menghasilkan asam laktat(Marmi dan
Kukuh Rahardjo,2012)
Dengn memburukya keadaan asidosis dan penurunan aliran darah
keotak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain karena hipoksia dan
iskemia. Pada stadium awal terjadi hiperventilasi diikuti stadium apneu
primer. Pada keadaan ini bayi tampak sianosis,tetapi sirkulasi darah relative
masih baik. Curah jantung yang meningkat dan adanya vasokontriksi perifer
ringan menimbulkan peninggkatan tekanan darah dan reflek bradikardi
ringan.Depresi pernafasan pada saat ini dapat diatasi dengaan meningkatkan
6
2.
3.
4.
Analisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60
mmHg, saturasi oksigen 92% 94%, pH 7,31 7,45
Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel
alveolar yang rusak.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksana secara umum (Sudarti dan Endang Khoirunnisa,2010)
a. Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling
sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi mengupayakan infus
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
dektrosa 5 %
Pantau selalu tanda vital
Jaga kepatenan jalan nafas
Mengupayakan Oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
Jika bayi mengalami apneu
Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan.
Lakukan penilaian lanjut.
Bila terjadi kejang potong kejang.
Segera periksa kadar gula darah.
Pemberian nutrisi adekuat.
Setelah menajemen umum, segera dilakukan menajemen lanjut sesuai
dengan kemungkinan penyebab dan jenis atau derajat gangguan nafas.
Merintih
saat
ekspirasi Klasifikasi
Ringan
Sedang
Sedang
Berat
c.
d.
minuman
Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan
nafas, hentikan pemberian O2 jika frekuensi nafas antara 30-60
e.
kali/menit.
Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi nafas menetap
antaran 30-60kali/menit,tidak ada tanda sepsis, dan tidak ada masalah
lain yang memerlukan perawatan,bayi dapat dipulangkan.
10
2.
3.
kemerahan.
Pasang pipa lambung, mengupayakan ASI peras setiap 2jam
Bila pemberian O2 tak diperlukan lagi, bayi mulai dilatih menyusui.
Bila bayi tak bisa menyusui, mengupayakan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum
2.
3.
kemerahan.
Mulailah pemberian ASI peras melalui pipa lambunng.
Bila pemberian O2 tak diperlukan lagi,bayi mulai dilatih dengn
menggunakan salah satu alternafif cara pemberian minum.
Bagan Penanganan Gangguan Pernafasan Bayi Baru Lahir (Abdul
Barisaifudin dkk,2009)
medis.
Management yang tepat.
Pengendalian kadar gula darah ibu hamil yang memiliki riwayat DM.
Optimalisasi kesehatan ibu hamil.
Kortikosteroid pada kehamilan kurang bulan yang mengancam.
Obat-obat tocolysis (-agonist : terbutalin, salbutamol) relaksasi uterus
Contoh : Salbutamol (ex: Ventolin Obstetric injection) 5mg/5 ml (utk
asma: 5 mg/ml) Untuk relaksasi uterus : 5 mg salbutamol dilarutkan dalam
infus 500 ml dekstrose/NaCl diberikan i.v (infus) dgn kecepatan 10 50
12
g/menit dgn monitoring cardial effect. Jika detak jantung ibu > 140/menit
-
1.
2.
3.
4.
dan sungkup.
Indikasi penggunaan balon dan sungkup adalah apnu atau megap-megap,
frekuensi jantung kurang dari 100 kali per menit dan sianosis sentral
persisten walaupun diberi aliran oksigen bebas 100%. Periksa kadar
5.
glukosa darah bila kurang dari 45 g/dl, segera terapi sebagai hipoglikemi.
Bila didapatkan tanda-tanda lainya misalnya: kesulitan minum, BBLR,
tada-tanda kejang, sepsis dan lain-lain, usahakan menentukan penyebab
gangguan nafas ini sambil meneruskan pemberian oksigennya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
13
: 09.68.38
: 06-11-2015/12.36WIB
Tanggal pengkajian
: 09-11-2015
Waktu pengkajian
: 12.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi
: By Ny .Y
Umur
: 5 hari
: 5-11-2015
Jenis Kelamin
: Perempuan
: Ny. Y
Umur
: 28 tahun
Umur
:26 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Petani
Suku/Bangsa
: Indonesia
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat
: Ds. 3 Sumber
Alamat
Rahayu
: Ds. 3 Sumber
Rahayu
3. Keluhan utama
Bayi masuk ke Ruangan Neonatus kiriman IGD pada tanggal 6
November 2015 pukul 12.36 WIB, bayi keadaan umum lemah, merintih,
14
Anak ke
Usia Kehamilan
ImunisasiTT
Penyakit yang diderita selama kehamilan
: 2 (dua)
: aterm
: 2 kali
: tidak ada
2. Riwayat Persalinan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jenis Persalinan
: SC
Penolong Persalinan : Dokter
APGAR Score
: 5/6
PB
: 48 cm
BB
: 2600 gram
Komplikasi Persalinan: tidak ada
3. Riwayat Nifas
Tidak ada
5. Pola Nutrisi
Jenis Nutrisi : PASI
Frekuensi
Jumlah
: 5 cc
6. Eliminasi
BAB
BAK
Frekuansi
: 1x
Frekuensi
: 1x
Warna
: kuning
Warna
: kuning jernih
Konsistensi : lembek
Peyulit
: tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
15
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Lemah
Kesadaran
: menangis merintih
Tanda-tanda Vital
Pernapasan : 67 x/menit
Nadi
: 94 x/menit
Suhu
: 36,20C
2. Pemeriksaan Antropometri
Lingkar kepala :31 cm
Lingkar Dada
: 29 cm
Lingkar Perut
: 30 cm
3. Pemeriksaan kebidanan
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Tali pusat
Kulit
Punggung
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Kelainan
Genetalia
Anus
: berlubang
16
3. Refleks primitif
- Refleks moro
: masih lemah
- Refleks sucking
: masih lemah
- Refleks rooting
: masih lemah
- Refleks grasping
: masih lemah
C. ASSESMENT
Diagnosa
Masalah
Kebutuhan
5.
6.
7.
Suhu : 36,20C ).
Diberikan diet PASI 5 cc melalui NGT setiap 1 jam sekali.
Melakukan kolaborasi dengan Dokter SpA:
- Melakukan Intervensi lanjut pada cairan D10% dengan gtt 6 x/menit
-
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal
Pada Bayi Ny.Y Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruangan
Neonatus
18
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Bayi
Ny.Y Dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) Di Ruang Neonatus
RSUD Prabumulih Tahun 2015
berikut :
1.
20
2.
3.
4.
Suhu: 36,20C.
Diagnosis pada kasus adalah By Ny Y berusia 5 hari dengan RDS.
Pelaksanaan tindakan melakukan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Neonatal Pada Bayi Ny.Y Dengan Respiratory Distress Syndrome
(RDS) disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan sesuai dengan
aturan yang dilakukan secara menyeluruh.
Jadi, tidak terdapat kesenjangan antara teori yang ada dan hasil pengkajian
yang dilakukan.
5.2 Saran
a. Bagi Rumah Sakit Daerah Umum Prabumulih
Diharapkan pihak Rumah Sakit terkait agar dapat meningkatkan
kualitas
pelayanan
kesehatan
yang
telah
dilakukan
dalam
21
DAFTAR PUSTAKA
Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Sudarti dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan
Anak Balita. Nuha Medika: Yogyakarta.
http://akbidwh.blogspot.co.id/2013/03/respiratory-distress-syndrome-rds.html
http://puputsilumut.blogspot.co.id/2014/03/rds-respiratory-distresssyndrome_6.html
https://www.academia.edu/7517900/Sindroma_Kesukaran_Pernafaan_pada_Neon
atus_RDS
22
No
Hari,
Masalah
1.
Tanggal/Jam
Senin,
Pola
S:
09-11-
napas
O: Keadaan Umum
: Lemah
2015/12.00
tidak
Kesadaran
WIB
efektif
Tanda-tanda Vital
Pernapasan
Nadi
: 67 x/menit
: 94 x/menit
23
: 36,20C
Suhu
sedikit
ekstensi
dan
dilakukan resusitasi.
3. Pemberian oksigen 1 liter menggunakan binasal.
4. Mengupayakan suhu lingkungan yang optimal untuk
menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat.
5. Dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital (Keadaan
Umum:
Lemah,
Kesadaran:
menangis
merintih,
C ).
6. Diberikan diet PASI 5 cc melalui NGT setiap 1 jam
sekali.
7. Melakukan kolaborasi dengan Dokter SpA:
- Melakukan Intervensi lanjut pada cairan D10%
dengan gtt 6 x/menit untuk menambah tambahan
-
9 November
Pola
S:
2015/ 18.00
napas
O: Keadaan Umum
: Sedang
WIB
tidak
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
efektif.
1. Pernapasan
2. Nadi
3. Suhu
: 64x/menit
: 148x/menit
: 36,4 0C
3. Dilakukan
pemeriksaan
Keadaan
Umum:
sedang,
Selasa, 10
Masalah
S:
November
teratasi
O: Keadaan Umum
: Sedang
2015/05.00WI
sebagian
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
Pernapasan
Nadi
Suhu
: 57 x/menit
: 144 x/menit
: 36,30C
10 November
Masalah
S:
2015/13.30
teratasi
O: Keadaan Umum
WIB
seebagia
Kesadaran
: Sedang
: Menangis kuat, refleks hisap (+)
25
Tanda-tanda Vital
-
Pernapasan
Nadi
Suhu
:
: 50 x/menit
: 145x/menit
: 35,70C
10 November
Masalah
S:
2015/18.00
teratasi
O: Keadaan Umum
WIB
sebagian
Kesadaran
: Sedang
: Menangis kuat,refleks hisap (+),
mobilasasi (+)
Tanda-tanda Vital
-
Pernapasan
Nadi
Suhu
:
: 48 x/menit
: 145x/menit
: 36,30C
26
11 November
Masalah
S:
2015/05.30
teratasi
O: Keadaan Umum
WIB
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
-
Pernapasan
Nadi
Suhu
: Baik
: Menangis kuat, refleks hisap (+)
:
: 50 x/menit
: 150x/menit
: 36,70C
A :Masalah teratasi
P:
1. Dilakukan pemeriksaan pada bayi yaitu keadaan umum baik,
kesadaran menangis kuat, pernapasan 50 x/menit, Nadi 150
x/menit, suhu 36,7oc. Bayi diperbolehkan pulang atas
intruksi dokter SpA.
2. memberikan konseling kepada ibu tentang asi eksklusif.
Pemberian asi dianjurkan sampai bayi berusia 6 bulan.
3. memberikan konseling tentang perawatan payudara.
Mebersihkan payudara setiap kali akan menyusui.
4. memberikan konseling perawatan bayi dan perawatan tali
pusat. Perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa
steril dan jangan memberikan apa pun pada tali pusat.
27