TRANSLET HAL GABUNGAN TUGAS PAK HERI Implementing An Interdisciplinary Governance Model in A Comprehensive Cancer Center
TRANSLET HAL GABUNGAN TUGAS PAK HERI Implementing An Interdisciplinary Governance Model in A Comprehensive Cancer Center
Dalam bab ini, model penugasan interdisipliner dibangun dengan gugus tugas untuk
didiskripsikan. Proses ini digunakan untuk membentuk dan melaksanakan model sampai
kemudian direview dan bagaimana model ini dapat memastikan akuntabilitas, komunikasi,
dan kolaborasi diantara disiplin ilmu, dan bagaimana dapat membantu DFCI untuk meraih
perbaikan yang substansial dalam praktik klinik yang akan didiskusikan.
Kolaborasi dan kerjasama dalam perawatan kesehatan
Nilai dari kolaborasi interdisipliner dalam perawatan kesehatan telah diteliti oleh
banyak peneliti dan praktisi perawatan kesehatan. Sebuah investigator telah dapat mengkaji
efek dari perawatan pasien dan edukasi dari praktisi perawatan kesehatan, dan dapat
mendemonstrasikan keuntungan antara pasien dan populasi mahasiswa. Pentingnya
kolaborasi interdisipliner untuk peningkatan kualitas dicatat dalam dua hal yang menonjol
seperti yang dilaporkan the institute of medicine (IOM)
Pertama, To Err is Human : Building a Safer Health System (IOM.2000), merupakan
peran utama dimana interdisipliner memainkan peran dalam upaya peningkatan keselamatan
pasien. Laporan tindak lanjut, Crossing the Quality Chasm : a New Health System for the
21th Century (IOM,2001), menunjukkan bahwa tim adalah dasar yang sangat penting untuk
semua upaya perbaikan. Sebuah Literatur manajemen juga mendiskripsikan pentingnya
kolaborasi interdisipliner melalui diskusi bagaimana kerjasama yang baik mempengaruhi
penampilan organisasi (Kouzes & Posner, 1993). Saat ini organisasi perawatan kesehatan,
dimana tuntutan dari eksternal yang komplek dan berdasarkan pengetahuan untuk
menyampaikan pada konstituen, pelaksana, dan profesional. Argumen diperlukan untuk
membangun model tata kelola dengan menggunakan semua kunci stakeholder dan
mengaplikasikan kerjasama, kesetaraan, dan akuntabilitas (Porter, O-Grady, Hawkin, &
Parker, 1997). Meskipun direkomendasikan, kolaborasi interdisipliner jarang ditunjukkan
dalam pekerjaan model kepemimpinan dan tata kelola dalam praktek rawat jalan onkologi,
bukan karena siapa yang mengawasi setting yang bukan merupakan nilai kolaborasi, tetapi
karena struktur untuk memfasilitasi kolaborasi dan kepastian dalam praktik tidak dibangun
kedalam desain gugus tugas.
Struktur manajemen terdahulu
Paksaan tugas dibebankan dengan merancang model pemerintahan baru untuk
layanan rawat jalan di DFCI terdiri dari wakil-wakil dari berbagai dewan Departemendepartemen dan disiplin, termasuk manajer dan staf dari keperawatan, kerja sosial, farmasi,
laboratorium klinik, radiologi, keuangan, peningkatan kualitas, dan operasi klinis, serta
perwakilan dari dokter medis, bedah, radiasi, dan onkologi psikososial. pasien dari pasien dan
keluarga Dewan penasehat DFCI ini (Ponte et al., 2003) juga anggota kelompok. perawat
kepala dan dua dokter, satu dari onkologi medis dan yang lainnya dari bedah onkologi, yang
memimpin grup. pemimpin gugus tugas menyadari bahwa mereka memulai perubahan
manajemen utama akan membutuhkan komitmen waktu yang signifikan. Mengingat situasi,
mereka memilih untuk melibatkan suport dari dua konsultan manajemen yang akrab dengan
DFCI nad memiliki keahlian dalam kepemimpinan, struktur manajemen, dan perubahan
organisasi.
Tugas paksaan dimulai dengan review kekuatan dan kelemahan model tata kelola
rawat jalan. Masing-masing spesifik untuk area onkologi (misalnya kanker ginekologi, neuro
onkologi, kanker payudara). Seorang dokter kepala bertanggung jawab untuk masing-masing
pusat penelitian, pendidikan dan aktifitas perawatan klinik. Dokter kepala juga melakukan
supervisi kepada staf pelaksana di pusat penyakit termasuk dokter, perawat praktis (NPs),
perawat program (staf perawat yang bekerja dengan MDs dan NPs untuk mengkoordinir
perawatan pasien) dan koordinator pasien baru.
Karena masalah dengan model manajemen, keputusan mengenai operasional rawat jalan
sering diprioritaskan untuk perawat kepala, kepala ruang operasi (COO), atau kepala ruang
medis (CMO), yang bertanggung jawab untuk semua perawatan pasien oleh institusi,
termasuk ketersediaan perawatan meliputi pelayanan pasien rawat inap, onkologi anak, dan
12 disease center. Lain watu, pemusatan dan sering proses pengambilan keputusan terhambat
dengan fleksibilitas dan responsibilitas dari disease center individu, berkontribusi kepada
determinasi kepemimpinan senior yang secara signifikan diperlukan untuk merubah
opersional rawat jalan dan struktur manajemen.
Table 8.4.2 Kolaborasi Interdisiplin dalam Perawatan Pasien dan Akadmik
Peneliti
Fokus Area
Perawatan Pasien
Abrahm dan rekan, Dampak
dari
konsultasi
tim
1996
multidisiplin hospis pada perawatan
veteran dengan kanker stadium lanjut
Penemuan
Sebagai satuan tugas yang dianggap sebagai struktur dari pengelolaan rawat jalan, aggotanya
memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam sisi positif, struktur disease center mengikuti
dokter dengan keahlian khusus di area perawatan kanker untuk bekerja secara akrab satu
sama lain, penelitian yang menguntungkan dan penyampaian perawatan. Masalah yang
umum terjadi dengan struktur yang digunakan oleh penguasa dan pengelolaan operasi, baik
internal dan antar disease center. Struktur tersebut, determinasi satuan tugas, tidak efektif dan
diperlukan desain ulang.
Keperawatan dan
pelayanan perawatan
pasien
Onkologi medik
Onkologi pembedahan
Onkologi radiasi
Komite servis
multidisiplin klinik
Disease Center
(n=12)
Program penelitian
Program pengajaran
Program klinik perawatan
Pekerja sosial
Kordinator perawatan atau
manajmen kasus
Farmasi
Terapi pernafasan
pengaturan praktek.
Efektivitas model akan dinilai oleh metrik untuk mengevaluasi kepuasan pasien dan
staf, efisiensi operasional dan produktivitas, dan kualitas klinis dan keselamatan.
Selama periode sembilan bulan, gugus tugas yang digariskan model tata kelola baru untuk
memenuhi kriteria. Selama waktu itu, mereka sering bertemu dengan yang lebih besar,
kelompok penasehat multidisiplin untuk memberi masukan pada perkembangan model dan
mengadakan beberapa forum terbuka untuk semua staf klinis di mana mereka disajikan
desain dan sougt diusulkan masukan model baru pada strukturnya. Mereka juga terus
memberi informasi kepada tim eksekutif lembaga atas kemajuan mereka melalui laporan
reguler. Pada akhir sembilan bulan, tim eksekutif menyetujui model tata kelola yang
diusulkan dan disetujui pelaksanaannya. Model baru (lihat gambar 8.4.2) berfokus pada
mendefinisikan ulang tata kelola dan manajemen layanan klinis untuk 12 pusat penyakit.
Dengan desain, model tidak mempengaruhi penelitian dan pengajaran di pusat penyakit.
Berdasarkan model baru, masing-masing pusat penyakit diawasi oleh tim interdisipliner
terdiri dari direktur dokter klinis dan perawat pemimpin program, yang didukung oleh
administrator Program. (ketika model baru diperkenalkan, istilah manajer perawat diubah
menjadi perawat pemimpin program untuk membuatnya sepadan dengan istilah pemimpin
dokter). Dokter dan pemimpin perawat berbagi tanggung jawab untuk semua aspek
pengambilan keputusan operasional dan bertanggung jawab untuk mengarur dan
meningkatkan sistem, pengelolaan anggaran terkait dengan modal dan operasional klinik, dan
memenuhi target klinis, operasional, dan keuangan. Juga berkolaborasi pada pengelolaan
anggaran personil pusat penyakit, acara meskipun kelompok karyawan tertentu yang terletak
di pusat biaya lainnya (misalnya, asisten perawatan dan perawat manajer pasien dialokasikan
di pusat biaya lainnya, sedangkan NP dan dokter terletak di pusat biaya untuk medis
onkologi, bedah onkologi, dan departemen onkologi radiasi).
Dokter dan perawat pemimpin
Kolaborasi dan koordinasi diantara 12 disease centre ini dilakukan melalui banyak
disiplin Komite Pelayanan Klini (MCSC). Komite ini melaporkan kepada Departemen Klinik
Primer, (sebagai contoh: NPCS dan medikal, bedah dan radiasi onkologi) dan diwakili oleh
seorang pemimpin keperawatan senior (wakil presiden pelayanan ambulatory dewasa dan
direktur ambulatory keperawatan) dan pemimpin dokter senior (wakil ketuaonkologi medis
dan direktur pusat onkologi Payudara), yang bekerjasama dengan komite dan bekerja dalam
aturan-aturan kepemimpinannya. Anggota komite ini adalah direktur kedokteran klinik,
perawat pemegang program, operation manager setiap disease centre yang bekerja untuk
membangun prioritas operasional bagi pelayanan ambulatory secara utuh, mendiskusikan dan
mengevaluasi peraturan-peraturan yang ada dan menshare informasi dan layanan yang terbaik
dan membantu menyelesaikan masalah.
MCSC ini merupakan jalan dalam sentalisasi departemen, contoh sosial dan farmasi
dalam menyediakan input kedalam pusat operasi penyakit. Direktur departemen ini mengikuti
pertemuan komite dan bekerja dalam kelompok untuk memperkenalkan beberapa perubahan
yang mungkin dapat berdampak pada disease centre. Pasien dan keluarga harus secara pasti
masuk kedalam anggota peserta Institutes Patient and Family Advisory Council, yang harus
emngikuti semua pertemuan komite.
Implementasi Model Pemerintahan Baru
Merupakan sebuah desain tugas pembelajaran sikap dan beratribusi bahwa RN dan
pemimpin MD dan staf perlu untuk mendukung keberhasilan model ini mendemonstrasikan
kolaborasi interdisiplin. Sangat perlu memberikan respect terhadap disiplin yang lain,
keinginan untuk mentrasnfer informasi dan mendengarkan pendapat displin lain dan juga
toleransi terhadap ketidaksetujuan. Sebagai bagian dari usaha untuk menciptakakn respect
antar disiplin, DFCI menggagas inisiatif keslamatan pasien yang berfokus pada adopsi
prinsip-prinsip adil dan kebudayaan dan pendekatan sistem blame free terhadap investigasi
yang salah dan managemen resiko. Iniatif ini dilengkapi dengan usaha-usaha untuk
memperkenalkan model pemerintahan yang baru dan membantu dalam menggarisbawahi
pentingnya kunci sikap. Walaupun sebagian besar klinisi dan anggota staf lembaga ini
menilai kebutuhan atribut, gugus tugas dipamahi dapat membantu pemimpin dan anggota
staff untuk mengimplementasikan model ini. Tantangan ini ditekankan sebagai prioritas
utama, contoh : hal-hal yang sering diekspresikan oleh perawat atau yang lain dimana hal ini
keputusan disease centre ini dibuat secara unilateral dan staf dipengaruhi oleh keputusan yang
ditinggalkan dalam proses pengambilan keputusan.
Dokter dan perawat leader disetiap disease centre ditunjuk segera setelah model
pemerintahan interdisiplin diterima. Walaupun mereka telah memiliki job deskripsi yang jelas
dan telah mendapatkan informasi tentang tanggungjawab, banyak leaders yang tidak yakin
untuk memulai. MCSC yang memulai pertemuan setiap bulan di bulan September 2002
berperan secara signifikan terhadap membantu mereka untuk memulai program ini.
Selama pertemuan pertama komite, wakil ketua komite memandu para leader disease
centre melalui diskusi berkala yang menghasilkan identifikasi prioritas operasional dan tujuan
untuk tahun yang akan datang dan perubahan yang harus diimplementasikan. Tujuan
ditargetkan secara spesifik dan masalah yang menetap dengan operasional klinik dan
bertujuan untuk:
MCSC juga mengidentifikasi metrik hasil yang dipantau untuk melacak progres
disease centre dalam pencapaian setiap tujuan. Sebagai contoh sistem koleksi data yang
dibuat untuk memoniotr jumlah waktu tunggu pasien dilacak menggunakan survey kepuasan
pasien yang telah siap ditempat dan efisiensi biaya yang dilakukan dengan menghitung
jumlah perjanjian yang tidak dibebankan kepada mereka 15 hari setelah layanan diberikan.
Mungkin tujuan terpenting dapat diidentifikasi dengan MCSC yang dibuat dengan
kolaborasi kerja, satu hal yang melibatkani anggota setiap disiplin dalam mempengaruhi
perubahan dan peningkatan oprasi klinik. Untuk mencapai tujuan itu, wakil MCSC bertemu
secara rutin dengan semua pemimpin tim disease centre untuk membantu mereka dalam
membangun strategi untuk mengimplementasi perubahan dan menshare isu kedalam area
klinik. Leader disease centre kemudian bertemu dengan anggota staf dan para klinisi untuk
mendiskusikan tujuan mereka, memberikan saran untuk perubahan dan mengatur tugas dan
tanggungjawab untuk langkah berikutnya. dengan hal tersebut wakil MCSC membantu
membangun kekuatan dan akuntabilitas anggota. Dan yang sangat penting adalah dengan
melayani seperti role model bagi colaborative, gaya kepemimpinan interdisiplin yang
diharapkan sekarang.
Hasil
Selama tahun pertama, kemajuan dalam pembentukan kepemimpinan interdisiplin
yang kuat sangat bervariasi antar program dan lantai. Variasi ini tampak pada ketrampilan
kepempinan setiap bagian. Ada yang secara cepat memegang peran dan terampil dalam
berkolaborasi dengan wakil pimpinan dan staf yang dengan cepat dapat menyelesaikan dan
ada pula yang enggan menjalankan tanggungjawab atau mereka yang tidak enggan dalam
bekerja sebagai anggota tim. Selain itu ada beberapa tim leadership yang mulai memahami
perannya dan memutuskan bahwa perubahan tidak cocok dengan ketertarikan mereka dan
juga keterampilan.
Pada waktunya, tim leadership menjadi nyaman dengan peran baru mereka dan
memulai untuk membuat catatan penting untuk mencapai tujuan oprasional. Contoh: jumlah
prosentase perjanjian dengan missing charge data yang menurun dari 8,59% tahun 2002
menjadi 2.15% di pertengahan 2005. Sejak tahun 2005 peningkatan pada area ini cukup
bertahan namun dengan sedikit penurunan dalam penyebab kinerja dengan penigkatan
aktivitas klinik. Implementasi sistem pembayaran secara elektronik sedang berjalan. Waktu
tunggu juga menurun dalam dua disease centre besar dan satu unit infus. Selain itu juga
pemberian layanan ambulatory mengimplementasikan pencatatan medikal secara online,
meningkatkan laporan hasil laboratorium dan meningkatkan akses liburan pasien, weekend
dan malam. Semua peningkatan ini lengkap meskipun klinik dan volume infus meningkat
kurang lebih 5% per tahun.
Sekarang, 4 tahun setelah struktur leadership yang baru diperkealkan, pemerintahan
interdisiplin telah diterima oleh lembaga CEO, COO, CMO, ketua perawat dan senior
eksekutif lain. Sebagai hasil, proses ini digunakan dalam pengambilan keputusan,
menemukan prioritas dan rencana dan mengimplementasi peningkatan telah berubah secara
dramatis.
Hasil
Selama tahun pertama, kemajuan dalam pembentukan kepemimpinan interdisiplin
yang kuat sangat bervariasi antar program dan lantai. Variasi ini tampak pada ketrampilan
kepempinan setiap bagian. Ada yang secara cepat memegang peran dan terampil dalam
berkolaborasi dengan wakil pimpinan dan staf yang dengan cepat dapat menyelesaikan dan
ada pula yang enggan menjalankan tanggungjawab atau mereka yang tidak enggan dalam
bekerja sebagai anggota tim. Selain itu ada beberapa tim leadership yang mulai memahami
perannya dan memutuskan bahwa perubahan tidak cocok dengan ketertarikan mereka dan
juga keterampilan.
Pada waktunya, tim leadership menjadi nyaman dengan peran baru mereka dan
memulai untuk membuat catatan penting untuk mencapai tujuan oprasional. Contoh: jumlah
prosentase perjanjian dengan missing charge data yang menurun dari 8,59% tahun 2002
menjadi 2.15% di pertengahan 2005. Sejak tahun 2005 peningkatan pada area ini cukup
bertahan namun dengan sedikit penurunan dalam penyebab kinerja dengan penigkatan
aktivitas klinik. Implementasi sistem pembayaran secara elektronik sedang berjalan. Waktu
tunggu juga menurun dalam dua disease centre besar dan satu unit infus. Selain itu juga
pemberian layanan ambulatory mengimplementasikan pencatatan medikal secara online,
meningkatkan laporan hasil laboratorium dan meningkatkan akses liburan pasien, weekend
dan malam. Semua peningkatan ini lengkap meskipun klinik dan volume infus meningkat
kurang lebih 5% per tahun.
Sekarang, 4 tahun setelah struktur leadership yang baru diperkealkan, pemerintahan
interdisiplin telah diterima oleh lembaga CEO, COO, CMO, ketua perawat dan senior
eksekutif lain. Sebagai hasil, proses ini digunakan dalam pengambilan keputusan,
menemukan prioritas dan rencana dan mengimplementasi peningkatan telah berubah secara
dramatis. Sebelum model baru ini diimplementasikan, usaha untuk merubah proses klinik dan
sistem seringkali ditemukan resistensi dari para klinisi dan staf. Dibawah model
pemerintahan yang baru dimana RN dan MD leader akuntable dalam membuat keputusan
operasional dan menerima persetujuan pencapaian tujuan.
Model penelitian kualitatif diguanakan untuk mengevaluasi model ini, bagaimana
model berpengaruh terhadap lingkungan kerja. hasil menunjukkan bahwa banyak stf yakin
bahwa budaya shiftterjadi setelah model diperkenalkan dan bahwa lingkungan kerja lebih
efektif dengan akuntabilitas, komunikasi, respect dan kolaborasi yang terbangun.
Pembelajaran
1. Pelajaran pertama
Go slow to go fast
2. Pelajaran kedua
Membangun tujuan kelompok, akuntabilitas dan keanggotaan
3. Pelajaran ketiga
Pentingnya kepemimpinan eksekutif
LESSON LEARNED:
Lesson 1: Go slow to go fast (perlu waktu pada awal untuk menjadi cepat pada akhirnya) perlu
waktu lebih lama untuk memulai dan merencanakan
Lesson 2: Menyatukan tujuan kelompok/ tim, akuntabilitas dan keanggotaan