NIM
Kelas
: 421414034
:B
yang
selama
bertahun-tahun
dikerangkeng
oleh
negara.
banyak.
Klimaks
dari
pendirian
partai
politik
adalah
Baru dan pemilu kedua setelah pemilu 1955, yang oleh para pengamat asing
disebut sebagai pemilu paling bersih.
Pemilu 1999 juga dijadikan tonggak awal Orde Reformasi. Sebagai orde
transisi politik di Indonesia, maka sistem politik Indonesia di masa reformasi
dianggap sebagai sistem politik yang juga bersifat transisi. Pertanyaan
mendasar kemudian adalah, sampai kapan sistem politik Indonesia berkutat
pada tataran transisi?
Kran demokrasi yang tertutup rapat selama 32 tahun, berimbas pada
meledaknya partisipasi politik. Ini bukanlah hal yang mengejutkan, karena
banyak kalangan yang telah memperhitungkan sebelumnya. Sebuah sistem
politik yang sangat akut ini sedang mencari format terbaik, guna terciptanya
sebuah sistem yang sehat seperti yang digambarkan oleh David Easton.
Sebuah sistem merupakan sebuah keseluruhan yang saling berinteraksi
di dalamnya, di mana terdiri atas sub-sub sistem. Jadi sebagai sebuah
keseluruhan, sistem politik Indonesia perlu adanya sebuah evaluasi ulang
atas fungsi-fungsi lembaga berdasarkan aturan yang telah ada. Proses input
sebuah kebijakan haruslah kebutuhan mendasar sebuah masyarakat yang
ditafsirkan sebagai doa-doa makhluk terhadap Tuhannya, ibarat sebuah
harapan.
Sehingga proses yang berjalan merupakan transformasi nilai-nilai
kemanusiaan.
Bukan
berarti
menafikan
bahwa
akan
ada
benturan
terperangkap
pada
keistimewaan
akan
dirinya
sehingga
tidak
lagi
dibahasakan
oleh
Muhammad
Hatta
pendidikan
politik,
guna
bencana
kemanusiaan
yang
melanda
bangsa
ini,
dibutuhkan
kedinamisan
maupun
keseimbangan
komponen-
politik yang ada di Indonesia bahwa elit yang hadir bukanlah orang-orang
yang begitu paham dengan politik. Sehingga kebijakan yang lahir pun tidak
lagi menjadi alat untuk mensejahterakan rakyat, tapi sebagai alat untuk
mendapatkan kekuasaan dan menjadi budak nafsu keserakahan binatang.
Jadi sistem politik Indonesia harus dilihat sebagai sebuah keseluruhan yang
saling mempengaruhi, bukan ditafsirkan secara sempit sebagai sebuah
kesalahan sebuah rezim atau kejahatan elit politik semata.
Bergumul dalam selimut politik yang di dalamnya ada kekuatan besar
sebenarnya berbahaya, terutama jika Jokowi tidak bisa menguasainya.
Ketika Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan bergabung ke
pemerintah, komposisi kekuatan di parlemen jelas bakal berubah. Presiden
Jokowi
boleh dibilang
berhasil
mengubah
peta
menikmati pasti bukan dirinya tapi sekelompok kekuatan baru yang sudah
lama menetap dalam selimut politik Jokowi.
Yuda mengatakan, Presiden Jokowi telah memainkan politik layaknya
Presiden Soekarno dalam memimpin negara pasca-kemerdekaan. Namun,
Yuda menjelaskan, keadaan politik tripolar seperti ini dapat membahayakan
Presiden Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan.
Apa yang dikatakan Yuda tentu mengacu pada peta politik di zaman
Bung Karno, yang kala itu menerapkan tripolar-nya. Selain mengandalkan
ketokohan dirinya, juga ada PKI dan TNI AD yang memainkan tripolar.
Bergumul dalam selimut politik yang di dalamnya ada kekuatan besar
sebenarnya berbahaya, terutama jika Jokowi tidak bisa menguasainya.
Apalagi, Jokowi bukan seorang ketua partai. Yang dikhawatirkan, jika
kondisi ekonomi nasional terus melemah, posisinya jelas membahayakan.
Sebab, kekuatan-kekuatan politik itu kerap bermanuver tidak terduga.