MEMBUKA
HUBUNGAN INTERNASIONAL
MEMBANGUN ACEH DENGAN MEMBUKA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Oleh: Cut Adila
Secara gieografis, letak daerah Aceh di pandang dari sudut lalulintas ekonomi
secara nasional memang kurang menguntungkan. Ini tidak lain semata-mata karena
roda perekonomian antar daerah tidak begitu ramai di sini. Hanya berbatasan
dengan Sumatera Utara, menempatkan Aceh pada posisi yang kurang aktif dan
serba tergantung, apalagi sebagaimana kita ketahui daerah Sumut jauh lebih maju,
hampir dari semua sektor ekonomi.
Ketergantungan Aceh kian terasa darl upaya distribusi hasil-hasil pertanian
dan Industri, terutama kegiatan ekspor ke luar negeri, dimana kita harus
membawanya terlebih dahulu ke Medan, untuk tempat transit atau bahkan tempat
pengolahan sebelum diekspor. Kondisi seperti ini menjadikan perekonomian di Aceh
tidak mampu bergerak dengan cepat, walaupun kita memiliki keungulan hasil
pertanian dan industri.
Salah satu alternatif mengatasi kendala seperti di atas, dan sekaligus untuk
mempercepat proses pembangunan di berbagai sektor adalah dengan jalan
mengembangkan sarana transportasi, untuk keperluan mengangkut hasil-hasil
produksi, beberapa hasil pertanian dan industri dari kedua zona produksi yang telah
dicanangkan Gubernur Ibrahimm Hasan. Pengembangan sarana transportasi,
bagaimanapun, akan dapat menentukan perkembangan zona- zona tersebut. Karena
hanya dengan lancarnya transportasi maka arus distribusi dapat berjalan dengan
baik. Untuk itu perlu dipikirkan apa saja sarana transportasi yarg perlu
dikembangkan.
Dewasa ini kita melihat transportas yang masih sangat dominan adalah
angkutan darat. Meningkatnya pembangunan infrastruktur seperti jalan dan
jembatan, boleh dikatakan sebagai faktor-faktor pendukungnya. Arus jalan dari arah
utara dan timur menuju Medan boleh dikatakan tanpa masalah, dan gencarnya
pembangunan infrastruktur di barat dan selatan saat ini diharapkan melengkapi
sarana transportasi darat yang ada.Konon lagi terbetik kabar rencana pembangunan
kereta api pada tahun l995 mendatang. Sungguh lengkaplah fasilitas darat di Aceh.
Namun, untuk lebih mengejar pertumbuhan ekonomi dan membuka lahan
ekonomi baru, pemakaian transportasi darat semata, belumlah cukup bila
dibandingkan dengan potensi daerah. Mengingat angkutan darat masih mengalami
kurang
segera