Anda di halaman 1dari 26

G

N
I
G
N
A
H
Meilina Fitri
0710070100015
Nurhasmaryani
0810070100116
Triasfiko Tenggara
0808260016
PEMBIMBING :

dr. Rita Mawarni, Sp.F

PENDAHULUAN

Hangi
ng

Salah satu bunuh diri


yang paling populer
salah satu cara
sederhana
menghukum orang
sampai mati
sering diperlukan
bantuan dokter umum
untuk memeriksa

i
s
i
n
fi
De
Suatu
keadaan
asfiksia
dimana terjadi konstriksi dari leher
oleh
alat
penjerat
yang
ditimbulkan oleh berat badan
seluruhnya atau sebagian. Dengan
demikian berarti alat penjerat
sifatnya pasif, sedangkan berat
badan sifatnya aktif sehingga
terjadi konstriksi pada leher.

Pembagian
Hanging

Berdasarkan letak simpul/titik


gantung
Berdasarkan sempurna tidaknya
penggantungan
Berdasarkan motif dari pada
penggantungan
4

Berdasarkan letak simpul/titik


gantung, terbagi:
a. Typical hanging
Adalah penggantungan tubuh
dimana titik gantung ( simpul tali )
berada tepat diatas tengah tulang
occiput. Dalam situasi seperti ini
kemungkinan penekanan arteri
didaerah leher maksimum.
Atypical hanging
Adalah semua penggantung
tubuh dengan titik gantung ( simpul
tali) berada disemua tempat selain

Berdasarkan sempurna
tidaknya penggantungan
a.Complete hanging
Artinya seluruh tubuh
menggantung sempurna.
b. Partial hanging
Artinya hanya sebagian atau
tubuh tergantung dengan
posisi duduk,
berlutut,tersandar atau
telungkup.

Berdasarkan motif dari


pada penggantungan :
a.Suicidal hanging
b.Accidental hanging
Penggantungan yang tidak
disengaja ini dapat dibagi
dalam dua kelompok yang
terjadi sewaktu bermain
atau bekerja dan sewaktu
melampiaskan nafsu
seksual yang menyimpang (

c. Homicidal hanging
Pembunuhan dengan metode
menggantung korbannya relatif
jarang dijumpai, cara ini baru dapat
dilakukan bila korbannya anak
anak atau orang dewasa yang
kondisinya lemah, baik lemah oleh
karena menderita penyakit, di
bawah pengaruh obat bius, alkohol
atau korban yang sedang tidur.
Pembunuhan dengan cara
penggantungan sulit untuk

Gejala / symptom

Pertama-tama dijumpai kehilangan kemampuan


pada sensasi subjektif, kemudian diikuti oleh :
Kehilangan tenaga (loose of power)
Halusinasi penglihatan, seperti melihat cahaya
Halusinasi pendegaran seperti ada suara ributribut ditelinga
Kehilangan kesadaran
Keadaan tersebut diikuti degan berhentinya
fungsi pernafasan dan jantung.

b
a
b
e
y
Pen
n
a
i
t
a
kem
asfiksia,
vena kongesti,
Refleks vagal
anemia serebral,
fraktur atau dislokasi tulang
leher

10

Tanda
klasik
asfiksia
Kemacetan akibat penurunan
aliran balik vena.
Bintik Tardieu atau pendarahan
Peticheal karena keluarnya sel
darah merah dari pecahnya
kapiler menyebabkan
pembentukan poin perdarahan
kecil.
Sianosis karena berkurangnya
hemoglobin dalam darah

11

Perbedaan antara
penggantungan
antemortem dan
postmortem

12

No
.
1.

2.

Penggantungan
antemortem
Tanda-tanda penggantungan antemortem

Tanda-tanda post-mortem menunjukkan

bervariasi. Tergantung dari

kematian yang bukan disebabkan

cara kematian korban

penggantungan

Tanda jejas jeratan miring, berupa

Tanda jejas jeratan biasanya berbentuk

lingkaran terputus (non-continuous) dan lingkaran utuh (continuous), agak


letaknya pada leher bagian atas

sirkuler

Simpul tali biasanya tunggal,

bagian leher tidak begitu tinggi


Simpul tali biasanya lebih dari

Ekimosis tampak jelas pada salah satu

satu,
Ekimosis pada salah satu sisi

sisi dari jejas penjeratan. Lebam mayat

jejas penjeratan tidak ada atau

3.
4.

Penggantungan
postmortem

dan

letaknya

pada

tampak di atas jejas jerat dan pada tidak jelas. Lebam mayat
tungkai bawah

terdapat pada bagian tubuh yang

Penggantungan
antemortem

No
.
5.

Pada kulit di tempat jejas penjeratan


teraba

seperti

perkamen,

6.

perabaan
yaitu

Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak


kertas

begitu jelas

tanda

parchmentisasi
Sianosis pada wajah, bibir, telinga,

Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga

dan lain-lain sangat jelas terlihat terutama

dan lain-lain tergantung dari penyebab

jika kematian karena asfiksia

kematian

Wajah
7.

Penggantungan
postmortem

membengkak

dan

mengalami

Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak

kongesti dan agak menonjol, disertai

terdapat, kecuali jika penyebab kematian

dengan gambaran pembuluh dara vena

adalah pencekikan (strangulasi) atau

yang jelas pada bagian kening dan sufokasi


dahi
Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali
8.

Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus


kematian akibat pencekikan

No
.

Penggantungan
antemortem
Penis. Ereksi penis disertai dengan

9.

Penggantungan
postmortem
Penis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak

keluarnya cairan sperma. Demikian juga ada. Pengeluaran feses juga tidak ada
sering ditemukan keluarnya feses

Air liur. Ditemukan menetes dari sudut Air liur tidak ditemukan yang menetes
10.

mulut, dengan arah yang vertikal menuju pada kasus selain kasus penggantungan.
dada. Hal ini merupakan pertanda pasti
penggantungan ante-mortem

Figure-1: Ligature mark of ante-mortem


suicidal Hanging

Perbedaan penggantungan
pada bunuh diri dan pada pembunuhan

No
.
1.

Penggantungan pada bunuh diri

Penggantungan pada pembunuhan

Usia. Gantung diri lebih sering terjadi

Tidak

pada remaja dan orang dewasa.

tindakan

Anak-anak di bawah usia 10 tahun

musuh atau lawan dari korban dan tidak

atau orang dewasa di atas usia 50

bergantung pada usia

mengenal

batas

pembunuhan

usia,
dilakukan

karena
oleh

tahun jarang melakukan gantung diri


Tanda jejas jeratan, bentuknya miring,
2.

3.

Tanda jejas jeratan, berupa lingkaran tidak

berupa lingkaran terputus (noncontinuous) terputus, mendatar, dan letaknya di bagian


dan terletak pada bagian

tengah leher, karena usaha pelaku

atas leher

pembunuhan untuk membuat simpul tali

Simpul tali, biasanya hanya satu

Simpul tali biasanya lebih dari satu pada

simpul yang letaknya pada bagian

bagian depan leher dan simpul tali tersebut

samping leher

terikat kuat

No
.
Riwayat korban. Biasanya korban

Sebelumnya korban tidak mempunyai

4.

mempunyai riwayat untuk mencoba

riwayat untuk bunuh diri

5.

bunuh diri dengan cara lain


Cedera. Luka-luka pada tubuh korban

Cedera berupa luka-luka pada tubuh

yang bisa menyebabkan kematian

korban

mendadak tidak ditemukan pada kasus

pembunuhan

biasanya

mengarah

kepada

bunuh diri
6.

Racun. Ditemukannya racun dalam

Terdapatnya racun berupa asam opium

lambung korban, misalnya arsen,

hidrosianat atau kalium sianida tidak

sublimat korosif dan lain-lain tidak

sesuai pada kasus pembunuhan, karena

bertentangan dengan kasus gantung

untuk hal ini perlu waktu dan kemauan

diri. Rasa nyeri yang disebabkan

dari korban itu sendiri.

racun tersebut mungkin mendorong


korban untuk melakukan gantung diri

No
.
7.

Tangan tidak dalam keadaan terikat, Tangan

yang

dalam

keadaan

karena sulit untuk gantung diri dalam terikatmengarahkan dugaan pada kasus
8.

keadaan tangan terikat


Kemudahan. Pada kasus bunuh diri,

pembunuhan
Pada kasus pembunuhan, mayat ditemukan

mayat biasanya ditemukan tergantung

tergantung pada tempat yang sulit dicapai

pada tempat yang mudah dicapai oleh

oleh korban dan alat yang digunakan untuk

korban atau di sekitarnya ditemukan

mencapai tempat tersebut tidak ditemukan

alat yang digunakan untuk mencapai


tempat tersebut
9.

Tempat kejadian. Jika kejadian

Tempat kejadian. Bila sebaliknya pada

berlangsung di dalam kamar, dimana

ruangan ditemukan terkunci dari luar,

pintu, jendela ditemukan dalam

maka

keadaan tertutup dan terkunci dari

pembunuhan

dalam, maka kasusnya pasti


merupakan bunuh diri

penggantungan

adalah

kasus

No
.
10.

Penggantungan pada bunuh diri

Penggantungan pada pembunuhan

Tanda-tanda perlawanan, tidak

Tanda-tanda perlawanan hampir selalu ada

ditemukan pada kasus gantung diri

kecuali jika korban sedang tidur, tidak


sadar atau masih anak-anak.

us
s
a
k
a
d
a
p
n
ih
a
s
a
a
n
a
m
s
g
k
n
a
l
a
a
y
t
a
n
a
g
Pen
n
u
nt
a
g
g
pen
hidup
1. Korbannya diturunkan
2. Ikatan pada leher dipotong dan
jeratan dilonggarkan
3. Berikan bantuan pernafasan untuk
waktu yang cukup lama
4. Lidah ditarik keluar, lubang hidung
dibersihkan jika banyak
mengandung sekresi cairan
5. Berikan oksigen, lebih baik lagi
kalau disertai CO2 5%

us
s
a
k
a
d
a
p
n
ih
a
s
a
a
n
a
m
s
g
k
n
a
l
a
a
y
t
a
n
a
g
Pen
n
u
nt
a
g
g
pen
hidup
6. Jika korban mengalami kegagalan jantung
kongestif, pertolongan melalui vena seksi
mungkin akan membantu untuk mengatasi
kegagalan jantung tersebut
7. Berikan obat-obat yang perlu (misalnya
Coramine)
8. Gejala sisa: hemiplegia, amnesia, demensia,
bronkhitis, selulitis, parotitis.

an
a
s
ik
r
e
Pem alam
D
1. Jaringan yang berada di bawah jeratan berwarna putih,
berkilat dan perabaan seperti perkamen karena kekurangan
darah, terutama jika mayat tergantung cukup lama.
2. Platisma atau otot lain di sekitarnya mungkin memar atau
ruptur pada beberapa keadaan.
3. Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah
mengalami laserasi ataupun ruptur.

Figure-2: Congestion of trachea


t
n
Co
..
4.Fraktur tulang hyoid jarang terjadi.

5.Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi


6.Fraktur 2 buah tulang vertebra
servikalis bagian atas. Fraktur ini
sering terjadi pada korban hukuman
gantung.

TERIMAKASIH

26

Anda mungkin juga menyukai