Anda di halaman 1dari 2

2.2.

Penyebab Pencemaran Sungai Di Indonesia


Menurut Undang-Undang nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pengendalian

Pencemaran Air Pasal 1 yang dimaksud dengan pencemaran air masuknya makhluk hidup, zat,
energy dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Sungai sebagai sumber air sangat penting fungsingnya dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan pembangunan nasional, di
samping itu sungai dapat merupakan menjadi sumber malapetaka apabila tidak dijaga, baik dari
segi manfaatnya maupun pengamanannya. Misalnya dengan tercemarnya air oleh zat-zat kimia
selain mematikan kehidupan yang ada di sekitarnya juga merusak lingkungan, dan apabila dari
segi pengamanan tidak dilakukan pengawasan atau tanggul-tanggul tidak memenuhi persyaratan
dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor dan sebagainya ( Joko Subagyo, 1992).
2.2.1. Pengendalian Pencemaran Industri
Kemajuan teknologi yang diikuti dengan perkembangan industri memang menciptakan
kenikmatan dan kesejahteraan materil bagi manusia, akan tetapi sebaliknya apabila ada kemajuan
dan perkembangan tersebut tidak terkendalikan dapat menimbulkan pencemaran yang berupa
bahaya, kerugian dan gangguan-gangguan dalam kelangsungan hidup manusia, terutama
industry-industri yang menghasilkan produk samping (Joko Subagyo, 1992). Produk samping
yang dihasilkan dari inddustri tersebut dapat berupa limbah cair yang kemudian dibuang ke
badan sungai, yang menyebabkan tercemarnya air sungai. Air limbah yang dimaksud banyak
mengandung zat-zat yang dapat mencemari sungai dan membahayakan bagi kehidupan
ekosistem sungai serta menurunkan fungsi sungai.
Sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi maupun mengendalikan segala bentuk
pencemaran sebagai produk samping perusahaan industry, maka Menteri Perindustrian dalam
Surat Keputusannya Nomor : 20/M/SK/1/1986 telah mengeluarkan lingkup tugas Departemen
Perindustrian Dalam Pengendalian Pencemaran Industri terhadap lingkungan hidup. Dalam pasal
2 Surat keputusan tersebut diatur pengendalian pencemaran industri meliputi :

a. Pencegahan pencemaran industry, baik dalam tahap perencanaan, pembangunan ataupun


pengoperasian industri yang terdiri dari :
1. Pemilihan lokasi, yaitu dikaitkan dengan rencana tata ruang.
2. Studi yang menyangkut dengan pengaruh dari pemilihan lokasi industry terhadap
kemungkinan pencemaran pada lingkungan hidup yaitu Studi Analisis Dampak
Lingkungan.
3. Pemilihan teknologi proses termasuk desain peralatan dalam pembuatan produk
industry dan penggunaan peralatan untuk pencegahan pencemaran.
4. Pemilihan sistem pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pengemasa

dan

pengangkutan bahan baku dan/atau produk industri terutama bahan beracun dan
berbahaya.
5. Pemilihan teknologi pengolahan limbah industry termasuk daur ulang limbah industri.
6. Sistem pengawasan terhadap gejala dan timbulnyapencemaran industry.
b. Penanggulangan pencemaran industry baik pada tahap pembangunan maupun pada tahap
operasional yang terdiri dari :
1. Penetapan tentang berlakunya Standar Kualitas Limbah bagi tiap jenis Bidang Usaha
Industri serta penetapan tentang Nilai Ambang Batas bagi suatu lingkungan.
2. Penelitian penyebab pencemaran serta pemberian petunjuk untuk mengatasinya.
3. Petunjuk mengenai penanganan limbah industry mencemarkan lingkungan melalui
cara penyimpana sementara, daur ulang, pemusnahan, pembuangan secara aman
seperti penimbunan di dalam tanah atau pengisolasian ke dasar laut dan lain
sebagainya, baik dalam bentuk turu tangan ataupun dalam konsultasi.

Anda mungkin juga menyukai