Anda di halaman 1dari 4

Membahas Etika, Etika Politik dan Pancasila

Sebagai Sistem Etika


(Pudyo Kriswhardani 132010101028)
Nilai, norma dan moral adalah konsep konsep yang saling
terkait. Dalam hubungannya dengan pancasila maka ketiganya
akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai
system etika.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya
merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala
penjabaran norma, baik norma hukum, moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan
dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Dengan demikian Pancasila bukan merupakan suatu
pedoman yang langsung bersifat normative ataupun praktis
melainkan merupakan suatu system nilai nilai etika yang
merupakan sumber norma.
Pengertian Etika sendiri adalah suatu pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti ajaran tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertangung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi. dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika
umum merupakan prinsip- prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia sedangkan etika khusus membahas prinsipprinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan
manusia. Etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika individu (membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri) dan

etika sosial (membahas tentang kewajiban manusia terhadap


manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan suatu
bagian terbesar dari etika khusus).

Etika, atau filsafat moral mempunyai tujuan menerangkan


kebaikan dan kejahatan. Etika politik sendiri, memiliki tujuan
untuk menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik dan mana
yang jelek. Standar baik dalam konteks politik adalah bagaimana
politik diarahkan untuk memajukan kepentingan umum. Jadi kalau
politik sudah mengarah pada kepentingan pribadi dan golongan
tertentu, itu etika politik yang buruk.
Etika politik Indonesia dibangun melalui karakteristik
masyarakat yang berdasarkan Pancasila sehingga amat
diperlukan untuk mewadahi tindakan-tindakan yang tidak diatur
dalam aturan secara legal formal. Karena itu, etika politik lebih
bersifat konvensi atau kesepakatan tidak tertulis dan berupa
aturan-aturan moral. Akibat luasnya cakupan etika politik itulah
maka seringkali keberadaannya bersifat sangat longgar. Ditunjang
dengan alam kompetisi untuk meraih jabatan dan akses ekonomis
atau uang yang begitu kuat, rasa malu dan bersalah bisa dengan
mudah diabaikan begitu saja.
Secara substantif pengertian etika politik tidak dapat
dipisahkan dari subyek atau pelaku etika yaitu manusia. Oleh
karena itu etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan
moral. Namun demikian, perlu dibedakan antara etika politik
dengan moralitas politisi. Moralitas politisi menyangkut mutu
moral negarawan dan politisi secara pribadi, misalnya apakah ia
korup atau tidak.

Pancasila sebagai etika politik maka mempunyai lima prinsip


dasar etika politik sesuai dengan sila sila pancasila itu sendiri.
Diantaranya pluralisme, hak asasi manusia, solidaritas bangsa,
demokrasi dan keadilan sosial.
Pertama pluralisme, adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya
untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga
masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat.
Pluralisme mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama,
kebebasan berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme disini
memerlukan kematangan kepribadian cara berpikir seseorang.
Didalam hak asasi manusia jaminan hak-hak asasi manusia
adalah bukti Kemanusian yang adil dan beradab. Karena hak-hak
asasi
manusia
menyatakan
bagaimana
manusia
wajib
diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan. Jadi bagaimana
manusia harus diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya
sebagai manusia.
Solidaritas sendiri bermakna manusia tidak hanya hidup
demi diri sendiri, melainkan juga demi orang lain, bahwa kita
bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut
harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan
menyumbang sesuatu pada hidup manusia-manusia lain.
Prinsip kedaulatan rakyat menyatakan bahwa tak ada
manusia atau sebuah elit atau sekelompok ideologi berhak untuk
menentukan dan memaksakan orang lain harus atau boleh hidup.
Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin
berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana
mereka mau dipimpin. Jadi demokrasi memerlukan sebuah sistem
penerjemah kehendak masyarakat ke dalam tindakan politik.
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam
kehidupan masyarakat. Keadilan sosial diusahakan dengan

membongkar ketidakadilan-ketidakadilan yang ada dalam


masyarakat. Ketidakadilan adalah diskriminasi di semua bidang
terhadap perempuan, semua diskriminasi atas dasar ras, suku,
agama dan budaya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai sistem etika
politik mengandung nilai-nilai pancasila sebagai berikut, sila ke-1
yaitu adanya kebebasan dan toleransi beragama. Sila ke-2 yaitu
adanya jaminan terhadap HAM. Sila ke-3, adanya solidaritas
bahwa kita adalah sebangsa, setanah air, senasib dan
sepenanggungan. Sila ke-4, adanya demokrasi dan sila ke-5 yaitu
keadilan yang terlaksana tanpa adanya diskriminasi.

Anda mungkin juga menyukai