Anda di halaman 1dari 72

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,


kemurahan-Nya

naskahPendukung

pembelajaran

Kurikulum

karena berkat

2013

ini

dapat

diselesaikan.Naskah ini kami beri judul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata


Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

I
ii

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................
2. Tujuan..........................................................
3. Ruang Lingkup.............................................
4. Landasan Hukum....... .................................

1
2
3
3

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
2. Penilaian Autentik........................................

5
22

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI
1. Prosedur Analisis.. .........................................
2. Hasil Analisis Kompetensi..............................

BAB IV

PENUTUP

30
33
58
60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan
secara

suasana

belajar

dan

proses pembelajaran

agar

peserta

didik

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan

sistematis

agar

pembelajaran

berlangsung

secara interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,


serta

memberikan

kemandirian
psikologis

sesuai

ruang

yang cukup

dengan bakat,

bagi

minat,

dan

prakarsa,

kreativitas,

perkembangan

fisik

dan
serta

peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses


pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan
cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Sedangkan

Strategi

penilaian

disiapkan

untuk

memfasilitasi

guru

dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan


pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada
1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk

menyiapkan

kemampuan

guru

dalam

merancang

dan

melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan


silabus

sebagai

acuan,

perlu

penjabaran

operasional

antara

lain

dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran


serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B.

Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus
mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
1

C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

D.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi
Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus

BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat


proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik
Standar

pembelajaran

Kompetensi

memberikan

pada

Lulusan

kerangka

setiap

dan

konseptual

satuan

Standar

pendidikan

Isi.

tentang

Standar

sasaran

terkait

erat

Kompetensi

pembelajaran

pada

Lulusan

yang

harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai

dengan

Standar

Kompetensi

Lulusan,

sasaran

pembelajaran

mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk


setiap satuan pendidikan. Ketiga
perolehan

(proses psikologis)

menerima,menjalankan,
Pengetahuandiperoleh

ranah

yang

kompetensi

berbeda.

menghargai,
melalui

Sikap

tersebut

memiliki

lintasan

diperoleh

melalui

aktivitas

menghayati,

aktivitas

dan

mengamalkan.

mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas


mengamati, menanya, mencoba,
kompetensi
karakteristik

beserta

perbedaan

standar

proses.

menalar, menyaji,
lintasan

dan mencipta. Karaktersitik

perolehan turut

Penguatan pendekatan

serta

mempengaruhi

saintifik perlu diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk


mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran

pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual

menjadi pendekatan

ilmiah; (4) pembelajaran

proses

berbasis

sebagai
konten

penguatan penggunaan pendekatan


menjadi

pembelajaran

berbasis

kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran


yang

menekankan

jawaban

tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan


aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran

yang

mengutamakan
3

pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;


(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso

sung

tulodo), membangun kemauan

mengembangkan

kreativitas

peserta

handayani); (11) pembelajaranyang

didik

(ing

madyo mangun

karso),

dan

dalam proses pembelajaran (tut wuri

berlangsung

di

rumah,

di

sekolah,

dan

di

masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta
didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik


Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum

proses

pembelajaran

dipandang

sangat

penting.

Oleh

karena

itu

pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran


berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
4

subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide

atau

gagasan,

sehingga

secara

bertahap

siswa

belajar

bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan


proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)

Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu


dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
selalu

ingin

memperoleh

pengetahuan.

Pengetahuan

dapat

merupakan

pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.


Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
5

demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).


Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok:
a)
b)
c)
d)
e)

Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap


pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.
Prosespembelajaran

pada

Kurikulum

2013

dilaksanakan

menggunakan

pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,


pengetahuan,

dan

keterampilan.

Dalam

proses

pembelajaran

berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi


ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah keterampilan

menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta

didik

tahu

apa.

Hasil

akhirnya

adalah

peningkatan

dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)


dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
6

layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

1)

Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran

ilmu-ilmu
7

sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,


contoh:

Proses terbentuknya negara


interaksi sosial
Situs sejarah

Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan


melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar,
grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi


Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan

diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik

primer maupun sekunder


Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk

mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar


Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

Alat

mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2)

Menanya
8

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan


dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik

tentang suatu tema atau topik pembelajaran.


Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta

mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.


Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan

ancangan untuk mencari solusinya.


Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta

didik

untuk

menunjukkan

sikap,

keterampilan,

dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.


Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan

pertanyaan,

dan

memberi

jawaban

secara

logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.


Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen,

mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.


Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan

toleransi sosial dalam hidup berkelompok.


Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap

dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.


Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih


rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan

Subtingkatan

Kognitif yang lebih Pengetahuan


rendah
(knowledge)

Kata-kata kunci pertanyaan


Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.

Pemahaman

(comprehension)

Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...

Penerapan

(application

Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih Analisis (analysis)


tinggi

Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan
10

Tingkatan

Subtingkatan
Sintesis (synthesis)

Kata-kata kunci pertanyaan


Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimanakita dapat
memecahkan
Apa yang terjadi
seaindainya
Bagaimana kita dapat
memperbaiki
Kembangkan

Evaluasi

(evaluation)

Berilah pendapat
Alternatif mana yang lebih
baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

3)

Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski

penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.


11

3.1 Cara menalar


Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa
untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau
dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,
Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.
12

3.2 Analogi dalam Pembelajaran


Selama

proses pembelajaran,

guru dan peserta

didik

sering

kali

menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.


Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu metode menalar yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu metode menalar untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena
adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
13

disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang


menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan


antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan

sebab-akibat

diambil

dengan

menghubungkan

satu

atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang
disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungansebabakibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati
makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).
Hubungan akibatsebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
14

Perang Diponegoro 1825 1830 melawan Belanda, sampai-sampai


Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu
barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu

menyebabkan

mereka

kehilangan

akses

untuk

melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga


yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
Hubungan sebabakibat 1 akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 akibat 2, suatu

penyebab dapat menimbulkan serangkaian

akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan


akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal

membangun

pengetahuan

melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan


adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah explorative learning.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
15

hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas

kegiatan

eksplorasi

dalam

proses

pembelajaran

yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,


interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan

pernyataan

bahwa

pembelajaran

eksploratif

lebih

menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.


Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
pikiran

yang

terdahulu

dengan

pengalaman

belajarnya.

Mereka

menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon


yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam

tugas

merekam,

mencari

informasi

melalui

internet

serta

memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik


menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran

informasi

dalam

bentuk

grafik,

tabel,

diagram

serta

mempresentasikan gagasan yang dimiliki.


Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.
16

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif


Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif

kewenangan guru lebih bersifat direktif

atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif

itu,

peserta

didik

berinteraksi

dengan

empati,

saling

menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.


Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar

pembelajaran

terus

menerus

membangkitkan

kreativitas

dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan


langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi,

membaca,

melihat,

mendengar,

atau

menyimak

fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,

prinsip, hukum,dan teori


3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,

mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena


17

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi

dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga


Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

STAD = Student Team Achievement Divisions.


Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan.

Fokusnya

adalah

keberhasilan

seorang

akan

berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula


keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik

CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini
berorientasi

pada

matematika,

dan

adalam pelaksanaan suatu proyek yang

penemuan,
ilmu

menumbuhkembangkan

khususnya

pengetahuan

ketertarikan

dalam

sosial.

semua

bidang

Fokusnya

peserta

sains,
adalah

didiksebagai

anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya


digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

TAI = Team Accelerated Instruction.


Metodeini

merupakan

kooperatif/kolaboratif

kombinasi

dengan

antara

pembelajaran

pembelajaran

individual.

Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
18

dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap


pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS = Cooperative Learning Stuctures.


Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.

LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima

dan mengerjakan

satu set

lembar

tugas. Penilaian

didasarkan pada hasil kerja kelompok.

TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

GI = Group Investigation.
Pada

metode

ini

semua

anggota

kelompok

dituntut

untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan


masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut

19

bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian


didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok

maupun

dengan

anggota

kelompok

lain.

Kegiatan

pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan


kualitas

pemecahan

masalah,

pemikiran

kritis,

pertimbangan,

hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian


didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.


Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran
ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa.
Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan
membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan
di dalam kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/


berbagi tentang

hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai

media.

B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:(1) American Library Association mendefinisikan

sebagai proses evaluasi

untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan

prioritas

dan

tantangan

yang

ditemukan

dalam

aktivitas-

aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,


20

memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama


melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1.

Pengamatan Sikap
21

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,


dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:

Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan


komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap


peserta didik

menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta


didik.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.


Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian

kompetensi

yang

dipelajarinya

dalam

mata

pelajaran

tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi


kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
22

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi

dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman

adalah sbb:

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta


didik
Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya

penafsiran makna ganda/berbeda


Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau

sebenarnya

Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu


kompetensi peserta didik

Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2.

Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari

pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-

akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat,

memahami,

mengorganisasikan,

menerapkan,

menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes


tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
23

terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.
3.

Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:

Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.

Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi


jawabannya sendiri.

4.

disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.


Penilaian Melalui Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:

Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian


dari pembelajaran mandiri.

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.

Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.

Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial


ekonomi).

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.


24

5.

Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:

Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,

Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:

6.

Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).

Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.


Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap


tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.

25

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan


data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang

diperoleh, dan menulis laporan.


Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.


Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.


Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi
atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7.

Penilaian Portofolio
Penilaian

portofolio

merupakan

penilaian

atas

kumpulan

artefak

yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
26

atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.


Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan

dibuat.
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah

bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.


Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang

sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.


Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama

dokumen portofolio yang dihasilkan.


Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

27

BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai
berikut.
Dimensi
Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya
dengan
wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri
28

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut.
Kompetensi
Sikap Spiritual
Sikap Sosial

Pengetahuan

Keterampilan

Deskripsi Kompetensi
1.

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
29

1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok


seperti tabel berikut ini.
Materi Pokok
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4)
(Dalam Silabus)
3,1
4.1
3.2
4.2
Dan seterusnya
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, , prosedur, dan
metakognitif
3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan
indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
6. Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
Materi
Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajara
n
Fakta,
Konsep, ,
Prosedur,
dan
metakogniti
f

Penillaian
(Silabus)
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran
:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi
, dan
Mengomunik
asikan

Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampila
n untuk
Penilaian

Lulusan
yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif,
dan
Bertanggun
g jawab

Pembelajara
n (Silabus)
1. Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus
dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).
Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi
dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran sejarah, dikelompokan dalam empat
kategori, yaitu:
30

(1) Fakta, yaitu pengetahuan tentang nama orang, nama benda, angka tahun,
istilah , nama kejadian atau peristiwa sejarahKonsep, merupakan
Pengetahuan
tentang cara berpikir, keterampilan sejarah, katagori,
klasifikasi, keterkaitan antara satu katagori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori. Prosedur, , merupakan pengetahuan tentang proses melakukan
penelitian sejarah, penulisan sejarah, memelihara peninggalan sejarah,
melakukan penilaian cerita sejarah..
(2) Metakognitif, merupakan pengetahuan tentang bagaimana mencari
pengetahuan, mengelola pengetahuan dan memanfaatkan pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural dalam sejarah.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau
menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau
fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya
b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip
dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
c) Mencoba
d) Mengasosiasi
e) Mengomunikasikan
3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
a) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
b) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk
c) Aspek sikap melalui pengamatan

31

B. Hasil Analisis Kompetensi


1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KI 3)
3.1 Menganalisis keterkaitan
konsep manusia hidup dalam
ruang dan waktu

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok

4.1 Menyajikan hasil kajian


tentang konsep manusia hidup
dalam ruang dan waktu, dalam
berbagai bentuk komunikasi.

3.2 Menganalisis konsep manusia


hidup dalam perubahan dan
keberlanjutan

4.2 Menyajikan hasil telaah


tentang konsep bahwa manusia
hidup dalam perubahan dan
keberlanjutan, dalam berbagai
bentuk komunikasi.

3.3 Menganalisis keterkaitan


peristiwa sejarah tentang
manusia di masa lalu untuk
kehidupan masa kini

4.3 Membuat tulisan tentang hasil


kajian mengenai keterkaitan
kehidupan masa lalu untuk
kehidupan masa kini

3.4 Menganalisis ilmu sejarah

4.4 Menyajikan hasil telaah


tentang peristiwa sebagai
karya sejarah, mitos, dan fiksi
dalam bentuk tulisan.

Manusia dan Sejarah


Manusia hidup dan
berkreativitas dalam ruang
dan waktu
Manusia hidup dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Kehidupan manusia masa
kini merupakan akibat dari
perubahan di masa lalu

Sejarah sebagai Ilmu

3.5 Menganalisis cara berpikir


sejarah dalam mempelajari
peristiwa-peristiwa sejarah.

4.5 Menerapkan cara berfikir


sejarah dalam mengkaji
peristiwa-peristiwa yang
dipelajarinya, dalam berbagai
bentuk presentasi.

Berpikir Sejarah
Diakronik
Sinkronik
Kausalita
Interpretasi
Periodesasi

3.6 Menganalisis berbagai


bentuk/jenis sumber Sejarah

4.6 Menyajikan hasil analisis jenis


sumber, peran sumber dan
keterkaitannya dengan
kejadian sejarah, dalam
berbagai bentuk presentasi.

Sumber Sejarah
Pengertian, sifat, jenis,
dan kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah

3.7 Menganalisis keterkaitan dan


menerapkan langkah-langkah
penelitian Sejarah terhadap
berbagai peristiwa Sejarah

4.7 Melakukan penelitian sejarah


secara sederhana dan
menyajikanya dalam bentuk
laporan penelitian.

Penelitian dan Penulisan


Sejarah
langkah penelitian
sejarah (bertanya,
menentukan dan mencari
sumber, kritik sumber,
validasi informasi,
interpretasi, rekonstruksi
dan penulisan)
32

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok

3.8 Menganalisis keterkaitan


perbedaan ciri-ciri dari
historiografi tradisional,
kolonial dan modern

4.8 Menyajikan hasil


mengklasifikasi ciri-ciri
historiografi tradisional,
kolonial dan modern dari
sumber yang ditentukan guru,
dalam berbagai bentuk
presentasi.

Historiografi
Historiografi tradisional
Historiografi kolonial
Historiografi modern

3.9 Menganalisis keterkaitan


antara manusia purba
Indonesia dan Dunia dengan
manusia modern dalam fisik
dan budaya

4.9 Menyajikan hasil analisis


mengenai keterkaitan antara
Manusia Purba Indonesia dan
Dunia dengan manusia modern
secara fisik dan budaya,
dalam berbagai bentuk
presentasi.

Manusia Purba Indonesia


dan Dunia
Manusia purba Indonesia
Manusia purba Asia
Manusia purba Afrika
Manusia purba Eropa

3.10 Menganalisis keterkaitan


kehidupan awal manusia
Indonesia di bidang
kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini

4.10 Menarik berbagai kesimpulan


dari hasil evaluasi terhadap
perkembangan teknologi
pada zaman kehidupan
praaksara terhadap
kehidupan masyarakat masa
kini, dalam bentuk tulisan

Kehidupan Manusia
Praaksara Indonesia
Kehidupan awal manusia
Indonesia di bidang
kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Hubungan kebudayaan Hoabin, Bacson, Dongson dan
Sahuynh pada masyarakat
awal di Indonesia.

3.11 Menganalisis keterkaitan


peradaban awal dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini dalam
cara berhubungan dengan
lingkungan, hukum,
kepercayaan, pemerintahan
dan sosial

4.11 Menyajikan hasil analisis


peradaban awal dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini dalam
cara berhubungan dengan
lingkungan, hukum,
kepercayaan, pemerintahan,
dan sosial, dalam berbagai
bentuk presentasi.

Peradaban Awal Indonesia


dan Dunia
Kehidupan Awal Indonesia
dalam pencapaian ilmu,
teknologi, kepercayaan,
pemerintahan primus inter
pares, pertanian dan
ukuran
Peradaban awal Asia (Cina,
Indus, Mesopotamia)
dalam pencapaian ilmu,
teknologi, kepercayaan,
pemerintahan, pertanian,
dan budaya
Peradaban awal Afrika
(Mesir) dalam pencapaian
ilmu, teknologi,
kepercayaan,
33

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok
pemerintahan, pertanian,
dan budaya
Peradaban awal Eropa
(Yunani, Romawi, Pulau
Kreta) dalam pencapaian
ilmu, teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan, dan budaya
Peradaban awal Amerika
(Inca, Maya, Aztec) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi, kepercayaan,
pemerintahan, pertanian,
dan budaya

34

Contoh Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas
:X
Program Peminatan : Ilmu Ilmu Sosial
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya
1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3. Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar

Materi Pokok

3.1 Menganalisis
keterkaitan
konsep
manusia hidup
dalam ruang
dan waktu

Manusia dan
Sejarah
Manusia
hidup dan
berkreativi
tas dalam
ruang dan
waktu
Manusia
hidup
dalam
perubahan
dan
keberlanjut
an
Kehidupan
manusia
masa kini
merupakan
akibat dari

3.2 Menganalisis
konsep
manusia hidup
dalam
perubahan
dan
keberlanjutan
3.3 Menganalisis
keterkaitan
peristiwa
sejarah
tentang
manusia di

Materi
Pembelajaran
Fakta
- kejadian
masa lalu
- alam
semesta
- manusia
- tempat
terjadinya
peristiwa
Konsep
-Teori
Chalenge and
response
-Teori
kausalitas
- Ruslan
Abdul Gani
tetang
pandangan tiga
dimensi

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku teks
tentang aktivitas
manusia yang
terbatas dalam
ruang dan waktu,
selalu dalam
perubahan, dan
pengaruhnya
terhadap
kehidupan manusia
di masa kini
2. Melihat video/film
Yang berhubungan
dengan fenomena
alam tentang sebab
dan akibat
terjadinya suatu
peristiwa

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2 sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
3. perilaku dan
sikap
menghargai,
dan peduli
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1
Diskusi aspek
yang dinilai:
sikap Ilmiah :
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
Presentasi hasil
diskusi
aspek yang dinilai
sikap individu :
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
unsur sejarah
ruang dan waktu

Penilaian

2.Menjelaskan
peran manusia
dalam sejarah

UTS PG

3.Menjelaskan
tentang teori
tantangan dan
jawaban dan
teorikausalitas
4. Menjelaskan
tentang konsep
perubahan dan
berkesinambung
an
5. Menjelaskan

Tes :
UH uraian.

Keterampilan
Indikator
1. Membuat
tulisan
tentang
peristiwa
sejarah yang
memiliki alur
sebab dan
akibat

2.Mempresentasi
kan hasil
tulisannya
tentang
peristiwa
sejarah yang
memiliki alur

Penilaian
Portofolio
Hasil tulisan:
- sistematika
penulisan
- pemahaman
- bahasa
(instrument :
rubrik/
Performance :
Presentasi hasil
tulisan :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi

35

masa lalu
untuk
kehidupan
masa kini

4.1 Menyajikan
hasil kajian
tentang
konsep
manusia
hidup dalam
ruang dan
waktu,
dalam
berbagai
bentuk
komunikasi.
4.2 Menyajikan
hasil telaah
tentang
konsep
bahwa
manusia
hidup dalam
perubahan
dan
keberlanjuta
n, dalam
berbagai
bentuk
komunikasi.
4.3 Membuat
tulisan
tentang hasil
kajian
mengenai
keterkaitan
kehidupan
masa lalu
untuk
kehidupan
masa kini.

perubahan
di masa
lalu

terhadap
peristiwa
sejarah
Prinsip:
change and
continuity
Prosedur
-

Menanya:
1. Melalui kegiatan
diskusi untuk
mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman tentang
unsur sejarah yaitu
manusia, ruang dan
waktu

tentang teori
causalitas dan
challenge and
repon

sebab dan
akibat

6. Menguraikan
pandangan tiga
dimensi sejarah
menurut Ruslan
Abdul Gani

2. Melalui kegiatan
dialog interaktif
membahas tentang
teori causalitas,
challenge and
respon, dan
padangan tiga
dimensi sejarah
menurut Ruslan
Abdul Gani
Mengeksplorasikan:
1. Melakukan kajian
pustaka tentang
teori teori
causalitas,
challenge and
respon, dan
padangan tiga
dimensi sejarah
menurut (Ruslan
abdul Gani )dari
sumber tertulis, dan
sumber-sumber
lainnya yang
mendukung.
2. Mengumpulkan data
atau contoh contoh
peristiwa sejarah
yang
berkesinambungan
pengaruhnya
terhadap kehidupan
manusia di masa
kini, dari sumber

36

tertulis, dan
sumber-sumber
lainnya yang
mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis
informasi yang
didapat dari
berbagai sumber
mengenai
keterkaitan antara
aktivitas manusia
yang terbatas dalam
ruang dan waktu
dalam
kesinambungan dan
perubahan, serta
pengaruhnya
terhadap kehidupan
manusia di masa kini
berdasar teori teori
yang telah dipelajari
Mengomunikasika
Membuat hasil kajian
dalam bentuk tulisan
mengenai keterkaitan
antara aktivitas
manusia yang
terbatas dalam ruang
dan waktu yang ber
kesinambungan dan
terus berubah, serta
pengaruhnya
terhadap kehidupan
manusia di masa kini
berdasar teori teori
yang telah diplajari

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Sikap
Aspek

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

37

3.4 Menganalisis
ilmu sejarah
4.4 Menyajikan
hasil telaah
tentang
peristiwa
sebagai
karya
sejarah,
mitos, dan
fiksi dalam
bentuk
tulisan.

Sejarah
sebagai Ilmu

Fakta
-Peristiwa
Sejarah
-pelaku sejaran
- bukti sejarah
Konsep
-Sejarah
sebagai
peritiwa
-Sejarah
sebagai
Ilmu
- Sejarah
sebagai seni
Prinsip
- Objektivitas
dalam
sejarah
- Occuracy
dalam
penulisan
sejarah
Prosedur
- Syarat sejarah
Sebagai ilmu
- Ciri sejarah
sebagai seni
- Ciri sejarah
Sebagai
peristiwa

Mengamati
Membaca
buku tentang
sejarah sebagai
ilmu.

1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok

Menanya:

Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
karakterstik
sejaran

Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
karakteristik ilmu

Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
perbedaan
sejarah sebagai
peristiwa, ilmu
dan seni

Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
perbedaan
sejarah dengan
mitos dan fiksi

2. sikap ilmiah
pada saat
diskusi dan
mengerjakan
tugas

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan
informasi dan
data terkait
dengan
pertanyaan
mengenai sejarah
sebagai ilmu, dari
sumber tertulis
dan atau
internet, serta
sumber lainnya.

3. perilaku dan
sikap
menghargai,
jujur,teliti,
disiplin dan
tanggung
jawab

Observasi
Keg.1 Diskusi
aspek yang
dinilai:
sikap Ilmiah :
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
Presentasi hasil
diskusi
aspek yang dinilai
sikap individu :
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai

1.Menjelaskan
tentang
karakteristik
sejarah
2. Membedakan
antara antara
sejarah dengan
mitos, legenda
3.Menjelaskan
tentang
karakteristik
ilmu
4. Menjelaskan
sejarah sebagai
peristiwa
5. Menjelaskan
sejarah sebagai
seni

Tes
UH uraian.
UTS : PG

1. Membuat
tulisan
tentang
perbedaan
antara antara
sejarah, mitos
dan fiksi
disertai
contoh
peritiwa/cerit
a sejarah
2.Mempresentasi
kan hasil
tulisan
tentang
sejarah,
mitos dan
fiksi disertai
contoh
peritiwa

Portofolio
Hasil tulisan:
- sistematika
penulisan
- pemahaman
- bahasa
(instrument :
rubrik/
Performance :
Presentasi hasil
tulisan :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi

6. Menjelaskan
sejarah sebagai
ilmu
7. Membedakan
antara sejarah
sebagai
peristiwa, ilmu
dan seni

Mengasosiasikan:

Menganalisis
informasi dan
data yang didapat

38

mengenai sejarah
sebagai ilmu.
Mengomunikasikan:

Membuat hasil
penelaahan
dalam bentuk
tulisan mengenai
sejarah sebagai
ilmu.

Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis
cara berpikir
sejarah
dalam
mempelajari
peristiwaperistiwa
sejarah.
4.5 Menerapkan
cara berfikir
sejarah
dalam
mengkaji
peristiwaperistiwa
yang
dipelajarinya
, dalam
berbagai
bentuk
presentasi.

Materi Pokok
Berpikir
Sejarah
Diakronik
Sinkronik
Kausalita
Interpretasi
Periodesasi

Materi
Pembelajaran
Fakta
-Peristiwa
Sejarah
-pelaku sejaran
- bukti sejarah
Konsep :
- Diakronik
- Sinkrobik
- Kausalita
- Interpratasi
- periodesasi
- kronologi
Prinsip :
- kaidah
interpratasi
secara benar
Prosedur :
- Menganalisis
Peristiwa
Sejarah
- Membuat
tayangan
presentasi
-s

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati:

Membaca buku
teks tentang
paham paham
sejarah

Membaca buku
tentang cara
menganalisa
peristiwa sejarah

Membaca tentang
teknik presentasi
dan komunikasi
Menanya:

Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
pengertian cara
berpikir diakronik
dan diakronik
sinkronik,

Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
pengertian
kausalita

Menanya tantang
pengertian
interpretasi dan
kaidah

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi dan
mengerjakan
tugas
3 perilaku dan
sikap
menghargai,
kejujuran,
teliti , disiplin
dan tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
Aspek yang
dinilai:
sikap Ilmiah :
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
Presentasi hasil
diskusi
Aspek yang dinilai
sikap individu :
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai
-teliti
Keg .3
Mengerjakan
tugas kelompok.
Aspek yang dinilai
:
- kerjasama
- peduli
- teliti

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
pengertian
sinkronik dan
diakronik
2.Membedakan
cara berpikir
sinkronik dan
diakronik
3. Menjelaskan
tentang
pengertian
kausalita dan
contoh
penerapannya
4. Menjelaskan
tentang
pengertian
interpretasi dan
syarat
melakukan
interpretasi
yang benar

Penilaian
Tes
UH uraian.

UTS PG

Keterampilan
Indikator
1. 1.Mengklasifikasi
tulisan sejarah
yang ditulis
oleh tokoh
tokot sejarah
dengan
berdasar cara
pikir sejarah
(masing masing
kelompok 10
peristiwa)
disertai alasan

Penilaian
Portofolio
Presetasi hasil
kajian
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi
- pemahaman
terhadap
materi yang
dipresentasikan

2.Membuat dan
mempresenta
sikan hasil
kajian
terhadap
peristiwa
sejarah
dengan cara
piker sejarah

5. Membedakan
kronologi dan
periodesasi dan
penerapannya
dalam penulisan

39

interpretsi
yangbenar
Menanya tentang
pengertian
periodesasi dan
kronologi
dalamsejarah
Menanya tentang
contoh-contoh
penerapan
konsep konsep
dalam tulisan
tulisan sejarah

sejarah
6. Memberi contoh
karya karya
sejarah yang
ditulis dengan
prinsip
sinkronik,
diakronik,
causalita,
interpratsi,
periodesasi dan
kronologi

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan
data mengenai
pengertian
berpikir sejarah
diakronik,
sinkronik,
kausalita,
interpretasi dan
periodesasi
sejarah serta
contoh-contoh
penerapannya
dalam tulisan,
buku teks atau
sumber lainnya
dari sumber
tertulis dan atau
internet, serta
sumber lainnya.
Mengasosiasikan:

Melatih cara
berpikir
diakronik,
sinkronik,
kausalita,
interpretasi dan
menetapkan
periodesasi
sejarah melalui
kajian terhadap

40

beberapa
peristiwa sejarah
dari sumber
seperti buku,
jurnal atau
sumber lainnya.
Mengomunikasikan:

Membuat hasil
kajian dalam
berbagai bentuk
presentasi,
mengenai
penerapan
kemampuan cara
berpikir
diakronik,
sinkronik,
kausalita,
interpretasi dan
membuat
periodsasi
sejarah,
menyajikanya
dalam berbagai
bentuk
presentasi.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.6 Menganalisis
berbagai
bentuk/jenis
sumber
Sejarah

Sumber
Sejarah
Pengertia
n, sifat,
jenis, dan
keduduka
n sumber
dalam
ilmu
sejarah

Fakta
-candi
-kitab kuno
-naskah kuno
- tokoh sejarah
- kaset
rekaman dll

Mengamati
Mengamati:
Membaca buku teks
dan sumber lain
mengenai
pengertian, sifat,
jenis, dan
kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah
Membaca buku
atau literatur
tentang penelitian
penelitian sejarah

4.6 Menyajikan
hasil analisis
jenis sumber,
peran
sumber dan

Konsep
1. sumber
sejarah
2. Fakta
Sejarah

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
2. sikap ilmiah
pada saat
diskusi dan
mengerjakan
tugas
3. perilaku dan
sikap disiplin,

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
Aspek yang dinilai
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
mengerjakan
tugas .
Aspek yang
dinilai 1
1.Kejujuran

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
pengertian
sumber sejarah
2.Membedakan
sumber primer,
sumber
sekunder dan
sumber tersier
3.Menjelaskan
validitas,
reliabilitasdan
kredibilitas

Penilaian

Test
UH uraian.
US PG

Keterampilan
Indikator
1. Mengklasifikasi
sumber
sejarah
berdasar jenis
dan sifatnmya
2.Mem
buat
dan
mempresenta
sikan hasil
kajian

Penilaian
Portofolio
Presetasi hasil
kajian
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi
- pemahaman
terhadap
materi yang

41

keterkaitann
ya dengan
kejadian
sejarah,
dalam
berbagai
bentuk
presentasi.

3. Artifak
4. Sosiofact
4. Mentifact
Prinsip
1. validitas
2. reliabilitas
3. Kredibilitas
Prosedur :
Menentukan
sumber sejarah
yang akan
dipakai

untuk
mendapatkan
pemahaman
tentang bukti
sejarah

Menanya:
Menanya melalui
kegiatan diskusi
pengertian, sifat,
jenis, sumber
sejarah
Menanya dalam
kegiatan diskusi
tentang kedudukan
sumber dalam ilmu
sejarah
Menanya dalam
diskusi apa kriteria
yang dipakai untuk
menentukan sebuah
benda dapat dipakai
sebagai sumber
sejarah

tanggung
jawab dan
teliti dalam
menjalankan
tugas

2.Tanggung
jawab
3. disiplin

sumber sejarah
4. menganalisis
kedudukan
sumber sejarah
5.Menganalisis
alasan
keterpakaian
sebuah suber
sejarah hasil
penelitian

terhadap
peristiwa
sejarah yang
dilengkapi
oleh sumber
sejarah

dipresentasikan

Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data
berdasarkan bacaan
atau referensi yang
tersedia terkait
tentang pengertian,
sifat, jenis, dan
kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah,
melalui bacaan dan
sumber lain yang
mendukung.
Mengumpulkan foto
foto tentang sumber
sejarah sebuah
peristiwa
Mencari sumber
sejarah untuk
peristiwa yang
sederhana yang

42

dikatahui peserta
didik
Mengasosiasikan:
Menganalisis untuk
menentukan
keterkaitan antara
pengertian, sifat,
jenis, dan
kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah
Menghubungkan
beberbagi alasan
mengapa sebuah
benda bisa menjadi
sumber sejarah
Mengomunikasikan:
Membuat sebuah
tulisan tentang
sebuah peristiwa
sejarah yang
diketahui dengan
sumber sejarahnya
dan alasan mengapa
benda tersebut
dapat dipakai
sebagai sumber
sejarah

Kompetensi
Dasar

Materi Pokok

3.7 Menganalisis
keterkaitan dan
menerapkan
langkah-langkah
penelitian
Sejarah
terhadap
berbagai

Penelitian
dan Penulisan
Sejarah
langkah
penelitian
sejarah
(bertanya,
menentukan

Materi
Pembelajaran
Fakta
1.Pelaku
2.Saksi
3.Arsip
4. Sumber
sejarah
Konsep
1. Heuristik

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku
tentang langkahlangkah/prosedur
penelitian.
2. Melihat video
bertema penelitian
3. Menyimak contoh

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
menentukan
tahapan,topik dan
sumber sejarah
penelitian, aspek:
Sikap Ilmiah
1.Objektif

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
Langkah-langkah
penelitian
sejarah
2.Membedakan
sumber primer,
sumber
sekunder dan

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator
1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang

Penilaian

1.penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- interpretasi

43

peristiwa
Sejarah
4.7Melakukan
penelitian
sejarah secara
sederhana dan
menyajikanya
dalam bentuk
laporan
penelitian

dan mencari
sumber, kritik
sumber,
validasi
informasi,
interpretasi,
rekonstruksi
dan
penulisan)

2. Verifikasi
3. Interpretasi
4. Historiografi
Prinsip
1. Objektifitas
penulisan
sejarah
2. Topik
Penelitian
3.Data dan fakta
sejarah
4. Validitas,
reliabilitas
dan
kredibilitas
Prosedur
1. Tahapantahapan
Penelitian
Sejarah
2. Pengolahan
data
3. Penyajian
Hasil
Penelitian

laporan singkat
hasil penelitian
sejarah
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk mendapatkan
pemahaman lebih
mendalam tentang
langkah-langkah
penelitian Sejarah
2. Diskusi kelas
menentukan topik
penelitian
3. Diskusi kelas cara
menentukan
sumber sejarah
yang benar
Mencoba/Mengeksplor
asi
1. Mengumpulkan data
terkait dengan
topik penelitian
sejarah melalui
bacaan dan
referensi lain yang
tersedia
2. Melakukan
wawancara
terhadap sumber
sejarah

penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil penelitian
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

sumber tersier
3.Menjelaskan
validitas,
realibilitas dan
kesahihan data
sejarah
4. Menafsirkan
data yang telah
teruji
kebenarannya
5.Membuat laporan
hasil penelitian
6.Mempresentasika
n hasil
penelitian

hasil
penelitian
3.Mempresentasi
kan hasil
peneli
tian

Data
(instrument
rubric)
2.laporan
hasil
penelitian :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi
hasil
penelitian :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

Mengasosiasi
1.Mengklasifikasikan
data yang diperoleh
sehubungan dengan
topik penelitian
2.Menguji data-data
melalui kritik intern
dan kritik ekstern
3. Manafsirkan hasil
penelitian
sementara
Mengomunikasikan

44

1.Membuat laporan
hasil penelitian
2. Menyajikan laporan
hasil penelitian
sejarah secara
sederhana dalam
bentuk tulisan
mengenai salah satu
peristiwa sejarah
baik nasional
maupun lokal

Kompetensi
Dasar
3.8.
Menganalisis
keterkaitan
perbedaan ciriciri dari
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
4.8 Menyajikan
hasil
mengklasifikasi
ciri-ciri
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern dari
sumber yang
ditentukan guru,
dalam berbagai
bentuk
presentasi.

Materi Pokok
Historiografi
Historiografi
tradisional
Historiografi
kolonial
Historiografi
modern

Materi
Pembelajaran
Fakta
1.Istana
2.Belanda
3.Arsip
4. Sumber
Sejarah
Konsep
1. Historiografi
2. Istana
sentries
3. epigrafi
4. numismatik
5. filologiPrinsip
1. Objektifitas
penulisan
sejarah
2. Tradisi lisan
3.Data dan fakta
sejarah
Prosedur
1. Historigrafi
Tradisional
2. Historiografi
Kolonial
3. Historiografi
Modern

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku teks
tentang pengertian
historiografi dan
persamaan serta
perbedaan antara
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
2.Melihat tayangan
dari power point
tentang materi
historiografi
3.Menyimak contoh
tulisan yang
merupakan bentuk
historiografi
tradisional
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman tentang
pengertian
historiografi dan ciri
pembeda antara

Sikap

Pengetahuan

Aspek

Penilaian

Indikator

1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Observasi
Keg.1 Diskusi
menentukan
perbedaan
antara
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
aspek:
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil penulisan
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

1.Menjelaskan
perkembangan
historiografi di
Indonesia
2.Membedakan
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
3.Menjelaskan ciriciri historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
4.Membuat laporan
hasil penulisan
tentang
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
5.Mempresentasikan
hasil penulisan
sejarah yang
termasuk
historiografi
tradisional,
kolonila atau
modern

Penilaian

Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator

Penilaian

1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
penelitian
3.Mempresentasi
kan hasil
penelitian

penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- Kesesuaian
data
2.laporan hasil
penelitian :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil
penelitian :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

45

historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
2. Diskusi kelas ciri
dan tujuan dari
berbagai
perkembangan
historiografi di
Indonesia
Mencoba/Mengeksplor
asi
1. Mengumpulkan data
terkait dengan
pertanyaan
mengenai
pengertian
historiografi, ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional,
kolonial, dan
modern, melalui
bacaan dan
sumber-sumber lain
yang mendukung.
2. Mengumpulkan
beberapa tulisan
sejarah dari
berbagai sumber
baik buku maupun
referensi lain yang
tersedia
3. Melakukan
penelitian sejarah
secara singkat
dengan merujuk
salah satu ciri dari
perkembangan
historiografi di
Indonesia
Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi yang
didapat melalui

46

bacaan dan sumbersumber lainnya


dengan melakukan
pengelompokan
jenis historiografi
berdasarkan ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
2. Mengklasifikasikan
tulisan sejarah yang
diperoleh berkaitan
dengan ciri
historiografi
3 .Menguji tulisantulisan sejarah
sesuai klasifikasi
ciri historiografi
Mengomunikasikan
1.Membuat laporan
hasil penelitian
perkembangan
historiografi di
Indonesia
2. Menyajikan hasil
penelitian dalam
bentuk tulisan
berupa klasifikasi
jenis historiografi
berdasarkan ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional,
kolonial, dan
modern

Kompetensi
Dasar
3.9.M enganalisis
keterkaitan
antara

Materi Pokok
Manusia Purba
Indonesia dan
Dunia

Materi
Pembelajaran
Fakta
1.Situs
2.Sangiran

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku
teks tentang

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
untuk

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan jenisjenis manusia
purba yang

Penilaian
Tes

Keterampilan
Indikator
1.Menyajikan
dan mengolah

Penilaian
penyajian
dan
pengolahan

47

manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia
modern dalam
fisik dan
budaya
4.9 Menyajikan
hasil analisis
mengenai
keterkaitan
antara
Manusia Purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia
modern secara
fisik dan
budaya, dalam
berbagai
bentuk
presentasi

Manusia
purba
Indonesia
Manusia
purba Asia
Manusia
purba Afrika
Manusia
purba Eropa

3.Pleistosen
4. Fosil
5. Trinil
Konsep
1. Megantropus
2. Pithecantropus
3. Homo
Prinsip
1. Ekskavasi
2. Evolusi
3.Data dan fakta
sejarah
4.
Prosedur
1. Ekskavasi
2. Indentifikasi
3. Rekontruksi
4. Ilustrasi

keterkaitan
antara manusia
purba Indonesia
dan Dunia dengan
manusia modern
secara fisik dan
budaya
2. Melihat video
bertema
kehidupan
manusia purba
3. Menyimak
penayangan power
point tentang
perkembangan
kehidupan
manusia purba di
Indonesia
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk
mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman
tentang
keterkaitan
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia modern
secara fisik dan
budaya

diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman
tentang
keterkaitan
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia
modern secara
fisik dan
budaya
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil analisi
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

ditemukan di
Indonesia
2.Menjelaskan jenisjenis manusia
purba yang
ditemukan di
Asia, Afrika dan
Eropa
3.Membandingkan
jenis manusia
purba yang di
temukan di
Indonesia dengan
Asia, Afrika dan
Eropa
4.Membuat laporan
hasil analisis
tentang manusia
purba di
Indonesia, Asia,
Afrika dan Eropa
6.Mempresentasikan
hasil analisis
tentang manusia
purba di
Indonesia, Asia,
Afrika dan Eropa

UH uraian.
UTS PG

data hasil
analiasis dari
jenis manusia
purba dari
Indonesia ,
asia, Afrika
dan Eropa
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
analisis dari
jenis manusia
purba dari
Indonesia ,
Asia, Afrika
dan Eropa
3.Mempresentasi
kan hasil
analisis dari
jenis manusia
purba dari
Indonesia ,
Asia, Afrika
dan Eropa

data :
- ketepatan
Data
- kesesuaian
data
2.laporan hasil
analisis :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil
analisis :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

2. Diskusi kelas
membandingkan
manusia purba
Indonesia dengan
manusia purba
dari Negara lain
Mencoba/Mengeksplo
rasi

48

1. Mengumpulkan
data terkait dengan
pertanyaan
mengenai
keterkaitan
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia modern
secara fisik dan
budaya, melalui
bacaan, gambargambar dan fosilfosil yang ada di
museum terdekat.
Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi-informasi
yang didapat untuk
melakukan
pengelompokan
jenis-jenis manusia
purba Indonesia
dan Dunia ke dalam
kelompok
antropologi fisik
dan kelompok
budaya dan dalam
garis waktu
Mengomunikasikan
1. Menyajikan hasil
analisis berbentuk
tulisan tentang
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dalam garis
waktu dan
hubungannya
dengan manusia
modern Asia,
Afrika, dan Eropa

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi

Alternatif

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

49

3.10. Menganalisis
keterkaitan
kehidupan
awal manusia
Indonesia di
bidang
kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya
dalam
kehidupan
masa kini
4.10. Menarik
berbagai
kesimpulan dari
hasil evaluasi
terhadap
perkembangan
teknologi pada
zaman
kehidupan
praaksara
terhadap
kehidupan
masyarakat
masa kini,
dalam bentuk
tulisan

Kehidupan
Manusia
Praaksara
Indonesia
Kehidupan
awal manusia
Indonesia di
bidang
kepercayaan,
sosial,
budaya,
ekonomi, dan
teknologi
serta
pengaruhnya
dalam
kehidupan
masa kini
Hubungan
kebudayaan
Hoa-bin,
Bacson,
Dongson dan
Sahuynh pada
masyarakat
awal di
Indonesia.

Pembelajaran
Fakta
1.Manusia purba
2.Artefak
3.Fosil
4.Bacson
5. Dongson
6 Hoabihn
7. Sahuynh
Konsep
1.Kepercayaan
2.Sosial
3.Ekonomi
4. Kebudayaan
5. Teknologi
Prinsip
1. Animisme dan
Dinamisme
2. Tradisi lisan
3.Pemerintahan
kepala suku
4. Barter
5. A cire verdue
dan Bivalve
Prosedur
1. Masa berburu
dan meramu
makanan
2. Masa berburu
dan meramu
makanan
tingkat
lanjut
3. Masa
bercocok
tanam
4. Masa
bercocok
tanam
tingkat
lanjut/ masa
perundagian

Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku teks
atau menyaksikan
video dan/atau
mengamati situssitus peninggalan
zaman praaksara
terdekat mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan di Asia
serta unsur-unsur
yang diwariskannya
dalam kehidupan
manusia masa kini
2.Melihat video
kehidupan masa
berburu dan meramu
makanan
3.Menyimak gambargambar hasil
peninggalan dari
masa berburu
samapai masa
bercocok tanam
tingkat lanjut
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi

Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
menentukan
tahapan
perkembangan
kebudayaan
masa pra aksara
di Indonesia.
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil penelitian
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

Indikator
1.Menjelaskan
tahapan
perkembangan
kebudayaan
masa pra aksara
di Indonesia
2. Membedakan
kehidupan awal
manusia
dibidang
kepercayaan,
sosial, budaya
dan teknologi
3. Menjelaskan
Animisme,
dinamisme dan
totemisme
4. Menjelaskan
Nomaden dan
sedenter
5.Menjelaskan food
gathering dan
food producing

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Indikator
1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian/an
alisis tentang
tahapan
perkembangan
kebudayaan
manusia pra
aksara di
Indonesia
dalam bidang
kepercayaan,
ekonomi,
sosial, dan
budaya
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
penelitian/
analisis
tentang
tahapan
perkembangan
kebudayaan
manusia pra
aksara di
Indonesia
dalam bidang
kepercayaan,
ekonomi,
sosial, dan
budaya

Penilaian
penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- kesesuaian
data
2.laporan hasil
analisis :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil
analisis :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

3.Mempresentasi
kan hasil
penelitian/an
alisis tentang
tahapan
perkembangan
kebudayaan

50

dan pengaruh dari


kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini
2. Diskusi kelas cara
menentukan
tahapan
perkembangan
kebudayaan pra
aksara di Indonesia

manusia pra
aksara di
Indonesia
dalam bidang
kepercayaan,
ekonomi,
sosial, dan
budaya

Mencoba/Mengeksplor
asi
1. Mengumpulkan data
terkait dengan
pertanyaan
mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini, melalui
bacaan dan sumbersumber terkait.
2. Mengumpulkan data
terkait
perkembangan
kebudayaan masa
pra aksara di
Indonesia
Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi dan datadata yang didapat

51

baik dari bacaan


maupun dari
sumber-sumber
terkait mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini.
2. Mengklasifikasikan
data yang diperoleh
dari perkembangan
kebudayaan masa
pra aksara di
Indonesia
Mengomunikasikan
1 Menyajikan hasil
analisis dalam
bentuk tulisan
berupa kesimpulan
mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang sosial,
ekonomi, ilmu,
teknologi dan
pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini

52

Kompetensi Dasar
4.11. Menganalisis
keterkaitan
peradaban awal
dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya
dengan manusia
masa kini dalam
cara berhubungan
dengan
lingkungan,
hukum,
kepercayaan,
pemerintahan dan
sosial
4.11. Menyajikan
hasil analisis
peradaban awal
dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya
dengan manusia
masa kini dalam
cara berhubungan
dengan
lingkungan,
hukum,
kepercayaan,
pemerintahan,
dan sosial, dalam
berbagai bentuk
presentasi.

Materi Pokok
Peradaban Awal
Indonesia dan
Dunia

Kehidupan
Awal Indonesia
dalam
pencapaian
ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan
primus inter
pares,
pertanian dan
ukuran
Peradaban
awal Asia
(Cina, Indus,
Mesopotamia)
dalam
pencapaian
ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
Peradaban
awal Afrika
(Mesir) dalam
pencapaian
ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
Peradaban
awal Eropa
(Yunani,
Romawi, Pulau
Kreta) dalam
pencapaian

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Fakta
1.Indonesia
2.Cina
3.Indus
4. Mesopotamia
5. Mesir
6. Yunani
7. Romawi
8. Pulau Kreta
9. Amerika
Konsep
1. Ilmu
2. Teknologi
3. Kepercayaan
4. Pemerintahan
5. Pertanian
Prinsip
1. Animisme ,
Dinamisme
dan
Polyteisme
2.
3.

Mengamati
1 Membaca buku teks
mengenai
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia, Afrika,
Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya

Prosedur
1. Masa
peradaban
awal di Asia
2. Masa
peradaban
awal di
Afrika
3. Masa
peradaban
awal di Eropa
4. Masa
peradaban
awal di
Amerika

2.Melihat video
bertema hasil
kebudayaan kuno
dari Asia, Afrika,
Eropa dan
Amerika
3.Menyimak gambargambar hasil
kebudayaan kuno
dari Asia, Afrika,
Eropa dan Amerika
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk klarifikasi
dan pengetahuan
yang lebih
mendalam serta
aspek lain yang
terdapat di buku
teks mengenai
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia, Afrika,
Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
mengklasifikasi
dari
perkembangan
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia,
Afrika, Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
, aspek:
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil penelitian
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
peradaban awal
masyarakat
Indonesia
dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
2. Menjelaskan
peradaban awal
di Asia (Cina,
Mesopotamia
dan Indus) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator
1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian/an
alisis
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
penelitian/an
alisis
3.Mempresentasi
kan hasil
penelitian/an
alisis

Penilaian
penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- kesesuaian
data
2.laporan hasil
analisis :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil
analisis :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

3.Menjelaskan
peradaban awal
masyarakat di
Afrika (Mesir)
dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
4. Menjelaskan
peradaban awal
masyarakat di
Eropa (Romawi,
Yunani dan Pulau
Kreta) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,

53

ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
dan budaya

Peradaban
awal Amerika
(Inca, Maya,
Aztec) dalam
pencapaian
ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya

kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
2. Diskusi kelas
menentukan topik
penelitian
Mencoba/Mengeksplo
rasi
1. Mengumpulkan
data terkait
dengan
pertanyaan
mengenai
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia,
Afrika, Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya, melalui
bacaan dan
sumber-sumber
lain yang terkait
2. Mengumpulkan
data terkait
dengan topik
penelitian sejarah
melalui bacaan
dan referensi lain
yang tersedia
3. Melakukan
wawancara
terhadap sumber
sejarah

pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
5.Menjelaskan
peradaban awal
masyarakat di
Amerika (Maya,
Astec dan Inka)
dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya

Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi dan datadata yang didapat

54

dari bacaan
maupun dari
sumber-sumber lain
yang terkait
mengenai
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia, Afrika,
Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
2. Mengklasifikasikan
data yang
diperoleh
sehubungan
dengan topik
penelitian
/analisis
Mengomunikasikan
1.Membuat laporan
hasil
penelitian/analisis
2. Menyajikan hasil
analisis dalam
berbagai bentuk
presentasi
mengenai
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia, Afrika,
Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya.

55

56

BAB IV
PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa


semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak
hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi
guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan
dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada
KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan

pembelajaran

didahului

dengan

penyiapan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.

57

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya

mengembangkan langkah

alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.


Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

DAFTAR PUSTAKA

58

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New
York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing science for all through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003
No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran

: Sejarah
59

Kelas/Semester
Peminatan
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:

X/1
Ilmu Sosial
Penelitian dan Penulisan Sejarah
6 x 45 menit ( 2x pertemuan)

Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan
dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaankenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
3.7
Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian
Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah
4.7
Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam
bentuk laporan penelitian
Indikator
1.Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok
2. Menunjukkan sikap kerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok
3. Menunjukkan sikap jujur dalam mengumpulkan dan menyajikan data
4. Menunjukkan sikap santun dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi dan
presentasi
5. Mendeskripsikan tentang data dan fakta dalam sejarah
6. Menjelaskan tentang realibilitas, validitas dan kesahihan
7. Menjelaskan konsep heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi dalam
penelitian sejarah
8. Membedakan prinsip objektifitas dan subjektifitas dalam penulisan sejarah
9. Menemukan topik penelitian dalam penelitian sejarah
10. Melakukan tahap penelitian dan penulisan sejarah secara sederhana
11. Mengolah data penelitian sesuai kaidah penelitian sejarah
60

12. Menulis hasil penelitian sejarah dalam bentuk laporan penelitian

Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:

Mendeskripsikan tentang data dan fakta dalam sejarah


Menjelaskan tentang realibilitas, validitas dan kesahihan

Menjelaskan konsep heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi dalam


penelitian sejarah
Menemukantopic penelitian sejarah
Menunjukkan sikap kerjasama dalam mengerjakan tugas
Menunjukkan sikap santun dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi dan
presentasi

Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan siswa dapat:

Melakukan penelitian sejarah secara sederhana


Mengolah data penelitian sesuai kaidah penelitian sejarah
Menulis hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian
Menunjukkan perilaku jujur dalam mengumpulkan dan menyajikan data
Menunjukan kerjasama dalam kerja kelompok
Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok

Materi Pembelajaran

Fakta
1.Pelaku sejarah
2.Saksi sejarah
3.Arsip arsip
4. Sumber sejarah

Konsep
1. Heuristik
2. Verifikasi
3. Interpretasi
4. Historiografi

Prinsip
1. Objektifitas penulisan sejarah
2. Topik Penelitian
3.Data dan fakta sejarah
4. Realibilitas, validitas dan sahih

61

Prosedural
1. Tahapan-tahapan Penelitian Sejarah
2. Pengolahan data

3. Penyajian Hasil Penelitian


Alokasi Waktu
6 x 45 menit)
Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Strategi
: Cooperative learning
Metode
: Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Rincian Kegiatan

Waktu

Pendahuluan

Merefleksi hasil kompetensi (KD) sebelumnya tentang sumber sejarah


Mengkaitkan peran sumber sumber sejarah dengan penelitian dan
penulisan sejarah (KD yang akan datang)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Bertanya dan menagih secara lisan tugas membaca tentang penelitian
sejarah yang sudah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya
Melaksanakan pretes sederhana dengan kuis tentang hal hal yang
berhubungan dengan penelitian sejarah

Kegiatan Inti
Mengamati

15 menit

105 menit

Siswa mengamati tayangan video tentang kegiatan sebuah penelitian


Siswa menyimak tentang hasil penelitian sejarah

Guru menilai keterampilan siswa mengamati


Menanya
Siswa berdialog secara interaktif dengan guru tentang topic penelitian, data
dan fakta penelitian
Siswa berdiskusi tentang peran sumber sejarah dan kelayakan sumber
sejarah (validitas, reliabilitas dan kredibilitas)
Siswa berdiskusi tentang langkah langkah penelitian sejarah

Mencoba/mengeksplorasi
Siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5 sd 6 orang
Siswa dalam kelompok diminta untuk mencari topic penelitian
dan sumber sumber sejarahnya dengan berdasar kelayakan sumber

Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok


Mengasosiasi
siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hubungan antara topic penelitian
dengan sumber sumber yang dibutuhkan berdasar kelayakan sumber
Guru membimbing/menilai kemampuan siswa mengolah data dan merumuskan
kesimpulan

62

Rincian Kegiatan

Waktu

Mengomunikasikan
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi melalui presentasi
Guru menilai kemampuan siswa berkomunikasi lisan dan tulisan

Penutup

Bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi


Memberi tugas membaca mencari data tentang sejarah berdirinya sekolah
mereka
Melaksanakan postes dalam bentuk kuis

15 menit

Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan

Waktu

Pendahuluan
Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
Menagih dan mengingatkan tugas membaca dan mencari data tentang
sekolah mereka
Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

Kegiatan Inti
Mengamati dan Menanya
Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil
tugas membaca dan mencari data tentang sejarah sekolah mereka

Mencoba
Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan 5 - 6 anggota
Setiap kelompok diberi topic yang sama yaitu penelitian tentang sekolah
mereka tetapi dengan kurun waktu yang berbeda (5 kurun waktu)
Tiap kelompok diberi tugas untuk melakukan penelitian di sekitar sekolah
dengan melalui langkah penelitian sejarah dan menuliskan hasil
penelitiannya dalam bentuk laporan
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan
konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba
dengan melakukan tahapan tahapan penelitian sejarah

100 menit

Mengasosiasi
Siswa mengkritisi hasil penelitiannya yaitu hasil kaji pustaka dan
wawancara berdasar kritik intern dan kritik eksteren
Dengan fasilitasi guru, siswa menginterpretasi data data yang diperoleh
Siswa menuliskan hasil penelitiannya yaitu tentang sejarah sekolah mereka
berdasar kurun waktu yang telah ditetapkan
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar

Mengomunikasikan
Perwakilan kelompok memaparkan hasil penelitiannya dan menyerahkan
hasilnya pada guru
Guru menilai keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan

Penutup

Bersama siswa menyimpulkan sejarah sekolah dari waktu ke waktu berdasar


hasil penelitian
Melaksanakan postes

15 menit

Penilaian
63

1. Mekanisme dan prosedur


Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi pada
saat kerja kelompok(sikap), presentasi hasil diskusi , dan laporan tertulis hasil penelitian
(produk)
Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis (pemahaman)
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen untuk menilai sikap (tanggung jawab, kerjasama, santun dan jujur) menggunakan
lembar pengamatan
Instrumen untuk menilai produk yaitu presentasi kelompok dan laporan penelitian
menggunakan rubrik
Instrumen untuk menilai pemahaman menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan
ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)

Sumber/Referensi

Buku Pegangan Kurikulum 2013


Buku sumber Sejarah SMA X
Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional
Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.
Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.
Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.

Mengetahui Kepala SMA ....

Jakarta, ..... Agustus 2013


Guru Mata Pelajaran Sejarah

..................................
NIP.

..................................
NIP.

Catatan Kepala Sekolah


............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
........................
............................................................................................................
............................................................................................................
......

64

Lampiran
a. Lembar Observasi sikap

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran

: Sejarah

Kelas/Program

: X/IPS

Kompetensi

: KD 3.7 dan 4.7

No

Nama Siswa

Sntun
(1)

Observasi sikap
tgjwb
Kerjsm
(2)
(3)

Jujur
(4)

Jml
Skor

NilaI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dst

65

Keterangan pengisian skor:


(4)Sangat tinggi
(3) Tinggi

(2) Cukup tinggi

(1) Kurang

b. Rubrik Penilaian Presentasi


Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Program

: X/IPS

Kompetensi

: KD 3.7 dan 4.7

Rubrik penilaian presentasi hasil diskusi kelompok


Aspek
Pengorganisasian

1
Peserta tidak bisa
memahami
presentasi karena
informasi tidak
disampaikan
secara runtut.

Pengetahuan

Siswa tidak
memahami
informasi dan
tidak dapat
menjawab
pertanyaan
tentang hal
dipresentasikan.
Siswa belum
menggunakan
prinsip DKV yang
mendukung
presentasinya

Tampilan

2
3
Peserta mengalami Informasi
kesulitan memahami disampaikan
presentasi karena dengan urutan
penyampaian ide
logis yang dapat
melompat-lompat. diikuti oleh
peserta.

Informasi
disampaikan dengan
urutan logis dan
menarik, sehingga
sangat mudah
dipahami oleh
peserta.
Siswa tidak
Siswa menjawab Siswa menunjukkan
menguasai informasi dengan mudah
pengetahuan
dan hanya mampu pertanyaan tetapi mendalam dan
menajwab
tidak mampu
mampu menjawab
pertanyaan
mengulas lebih
pertanyaan dengan
sederhana.
jauh.
ulasan dan
penjelasan lebih
lanjut.
Siswa menggunakan Siswa
Siswa menampilkan
prinsip DKV tidak
menggunakan
presentasi yang
pada setiap slide
prinsip DKV pada didukung prinsip DKV
presentasinya.
setiap slide
sehingga sangat
presentasi.
jelas

Mekanisasi

Siswa
Presentasi memuat Presentasi memuat Presentasi tidak
menampilkan lebih tiga kesalahan ejaan dua kesalahan
memuat kesalahan
dari tiga kesalahan dan kesalahan
ejaan dan
ejaan dan kesalahan
ejaan dan
tatabahasa.
kesalahan
tatabahasa.
kesalahan
tatabahasa.
tatabahasa.

Kontak Mata

Siswa hanya
membaca laporan
dan tidak ada
kontak mata
dengan peserta.

Siswa kadangkadang
menggunakan
kontak mata, tetapi
masih lebih banyak
membaca slide
presentasi

Siswa
Siswa
mempertahankan mempertahankan
kontak mata,
kontak mata dengan
namum masih
peserta dan
sebatas menghafal mengembangkan isi
isi slide presentasi slide presentasi
dengan bahasa yang
baik
66

C. Rubrik Penilaian Laporan Penelitian


Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Peminatan : X/Ilmu Sosial
Materi Pokok
: Penelitian sejarah dan penulisan sejarah
.
Contoh Rubrik Penilaian Tugas kelompok laporan penelitian
Aspek
Persiapan

Kriteria dan Skor


4
3
2
Jika memuat
Jika memuat
Jika memuat
tujuan, topik,
tujuan, topik,
tujuan, topik,
alasan, tempat alasan, tempat
alasan, tempat
penelitian,
penelitian, daftar penelitian, daftar
daftar
pertanyaan kurang pertanyaan tidak
pertanyaan
lengkap
lengkap.(kurang
dengan lengkap. (lebih 50% krang dr dari 50 %)
100%)

PengumpulanData
(Heuristik)

Jika daftar
sumber sejarah
yang dicari
semua diperoleh
dan daftar
pertanyaaan
semua terjawab

Pengujian data
(kritik)

Jika data yang


diperoleh semua
diuji secara
intern dan
ekstern
Jika penafsiran
dilakukan
terhadap semua
data baik yang
tersurat dan
tersirat

Penafsiran data
(interpratsi)

Penulisan laporan

Jika daftar sumber Jika daftar sumber


sejarah sebagian sejarah hanya
besar diperoleh
sebagian kecil yang
dan daftar
diperoleh dan
pertanyaaan
daftar pertanyaaan
sebagian besar
sebagian besar
terjawab
terjawab

1
Jika tidak
memuat tujuan,
topik, alasan,
tempat
penelitian, daftar
pertanyaan
sangat tidak
lengkap (kurang
dari 50 %)
Jika daftar
sumber sejarah
hanya sebagian
kecil yang
diperoleh dan
daftar
pertanyaaan
hanya sebagian
kecil yang
terjawab
Jika data yang
diperoleh
langsung dipakai
tanpa diuji

Jika data yang


Jika data yang
diperoleh sebagian diperoleh hanya
besar diuji secara sebagian kecil yang
intern dan ekstern diuji secara itern
dan ekstern
Jika penafsiran
Jika penafsiran
Jika penafsiran
dilakukan
dilakukan terhadap dilakukan
terhadap sebagian sebagian kecil data terhadap
besar data baik
yang tersurat dan sebagian kecil
yang tersurat dan tersirat
data yang
tersirat
tersurat dan tidak
dilakukan
terhadap data
yang tersirat
Jika sistematika Jika sistematika Jika penulisan
Jika penulisan
penulisan benar, penulisan benar, sistematis, tapi
kurang sistematis,
memuat
memuatsimpulan , bahasa kurang
bahasa kurang
simpulan , dan namum bahasa
komunikatif, dan komunikatif,tidak
bahasa
kurang
tidak memuat
memuat simpulan
komunikatif.
komunikatif.
simpulan
.

67

D. Pertanyaan tertulis untuk menilai pemahaman siswa (Pilihan Ganda dan


Uraian)
A. Contoh Pertanyaan Uraian
1. Jelaskan dua macam penelitian sejarah (definisi dan metode yang
digunakan)
a. penelitian lapangan
b. penelitian dokumenter
2. Jelaskan tentang pengertian validitas dan reliabilitas sumber sejatah
3. Sebut dan jelaskan secara urut langkah langkah penelitian sejarah
4. Jelaskan tentang pengertian kritik /verivikasi dalam penelitian sejarah :
a. kritik intern
b. ktitik ekstren
5. Dalam penulisan sejarah (historiografi) sering tidak dapat dihindari adanya
subjektifitas dari sang penulis. Sebut dan jelaskan tiga factor penyebab
munculnya subjektifitas dalam penulisan sejarah
B. Contoh Pertanyaan Pilihan Ganda
1. Perhatikan data berikut ini
1. verivikasi
2. heuristik
3. historiografi
4. interpretasi
Dari data di atas, urutan langkah / tahap penelitian yang benar adalah
a. 1-3-4-2
d. 3-1-4-2
b. 1-4-2-3
e. 4-2-3-1
c. 2-1-4-3
2. Perhatikan data berikut ini
Macam fakta
A. Mentifact
B. Sosiofact
C. Artefact
Dari data diatas, pasangan yang benar
a. A-1, B-2, C-3
b. A-2, B-1. C-3
c. A-2, B-3, C-2

Contoh
1. rumah adat
2. upacara adat
3. hukum adat
antara fakta dan contohnya adalah :
d. A-3. B-1, C-2
e. A-3, B-2, C-1

3. Dilihat dari macamnya, candi Borobudur termasuk dalam sumber sejarah


a. primer
d. asli
b. sekunder
e. sejaman
c. tersier
4. Perhatikan data berikut ini..............
1. Reliabilitas
2. Akuntabilitas
3. Kredibilitas
68

4. Validitas
5. Stabilitas
Dari data diatas hal yang harus diperhatikan oleh ahli sejarah dalam
meneliti
sumber sejarah adalah
a. 1, 3, 5
d. 2, 3, 5
b. 1, 3, 4
e. 3, 4, 5
c. 2, 3, 4
5. Bila peneliti sejarah melakukan penelitian dokumenter,maka metode yang
dilakukan adalah :...........
a. Metode wawancara
d. Metode alamiah
b. Metode komparasi
e. Metode konfigurasi
c. Metode chek &rechek

69

Anda mungkin juga menyukai